Kelebihan hormon adh menyebabkan diabetes

Kelebihan hormon adh menyebabkan diabetes

Kelebihan hormon adh menyebabkan diabetes
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/MAGIC MINE

Ilustrasi ginjal.

KOMPAS.com – Hormon antidiuretik (ADH) memengaruhi jumlah air dalam tubuh. Hormon ini bekerja untuk mengontrol jumlah air yang diserap kembali oleh ginjal saat menyaring limbah dari darah.

Hormon ADH dihasilkan oleh hipotalamus, yakni sebuah area di dasar otak. Sensor di tubuh mendeteksi ketika volume darah berubah dan membutukan lebih banyak ADH.

Sensor ini “berbicara” dengan otak dan kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon ADH ke dalam darah.

Mengenal hormon ADH

Dilansir dari WebMD, hormon ADH yang disebut juga vasopresin adalah hormon yang bertugas mengontrol penyerapan kembali air oleh ginjal saat menyaring limbah dari darah.

Ketika hormon ADH berada di ginjal, hormon tersebut memberikan sinyal untuk menghemat air dan menghasilkan urin yang lebih pekat.

Baca juga: Mengapa Tidur Malam Sangat Penting untuk Keseimbangan Hormon?

Jika keseimbangan air dalam tubuh tidak dikembalikan, otak pun akan memberi sinyal rasa haus sehingga cenderung lebih banyak minum air.

Banyak kondisi kesehatan yang memengaruhi jumlah hormon ADH yang dilepaskan tubuh atau cara ginjal meresponsnya.

Seseorang mungkin memproduksi hormon ADH dalam jumlah cukup atau terlalu sedikit yang disebabkan oleh banyak faktor.

Kadar hormon ADH

Jika tubuh tidak menghasilkan hormon ADH dalam jumlah cukup, tubuh akan kehilangan terlalu banyak air melalui urin.

Adapun tanda-tanda hormon ADH yang rendah adalah rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil, dehidrasi, dan kadar natrium yang tinggi.

Baca juga: 7 Cara Meningkatkan Hormon Dopamin agar Tetap Bahagia

Kondisi tubuh yang tidak menghasilkan cukup hormon ADH disebut diabetes insipidus nefrogenik atau diabetes insipidus sentral.

Diabetes insipidus nefrogenik ditandai dengan ketidakmampuan ginjal untuk merespons ADH. Kondisi ini mungkin diwariskan, tetapi juga bisa merupakan gejala dari kondisi kesehatan yang lebih besar.

Sementara itu, diabetes insipidus sentral adalah kondisi ketika kelenjar pituitari tidak menghasilkan cukup hormon ADH.

Diabetes insipidus sentral mungkin disebabkan oleh cacat genetik yang diturunkan, trauma di kepala, tumor otak, dan infeksi.

Baca juga: Apa Itu Hormon, Penjelasan Dan Fungsinya

Sebaliknya, jika tubuh memproduksi terlalu banyak hormon ADH dan air tertahan, volume darah akan meningkat dan menyebabkan mual, sakit kepala, disorientasi, lelah, lesu, dan kadar natrium yang rendah.

Terlalu banyak hormn ADH adalah kondisi yang disebut sindrom hormon antidiuretik yang tidak tepat (SIDH).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Kamis, 07 Juli 2022 10:25 WIB

Kelebihan hormon adh menyebabkan diabetes

28

Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Diabetes insipidus adalah kondisi di mana seseorang terus merasa haus dan menyebabkan produksi urine yang berlebih dari tubuh. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan cairan dalam tubuh. Diabetes insipidus adalah kondisi yang termasuk langka dan dapat terjadi pada siapa saja. Penyakit diabetes insipidus dapat menjadi penyakit bawaan maupun didapat. Penyebab diabetes insipidus adalah akibat gangguan pada Anti-Diuretic Hormone (ADH) atau yang memiliki nama lain vasopressin (AVP). Hormon ini diproduksi di hipotalamus yang ada di otak. Setelah itu vasopressin akan disimpan di kelenjar pituitari hingga dibutuhkan. Kelenjar ini terdapat di belakang pangkal hidung, di bawah otak Anda. Vasopressin atau AVP bertugas untuk mengatur kadar cairan dalam tubuh dengan cara mengontrol kadar urine yang dihasilkan oleh ginjal. Kelenjar pituitari akan melepaskan AVP ketika tingkat air dalam tubuh menurun, sehingga tubuh menghemat air dan menghentikan produksi urin. Meski nama dan gejala utamanya mirip dengan diabetes mellitus, kedua kondisi ini sebenarnya sangat berbeda. Diabetes insipidus dan diabetes mellitus sama-sama menyebabkan gejala sering minum dan sering buang air kecil. Namun, tidak seperti diabetes mellitus, diabetes insipidus tidak terkait dengan kadar gula dalam darah. Proses munculnya kondisi ini juga tidak berkaitan dengan pola makan atau gaya hidup seperti diabetes mellitus pada umumnya.

Penyebab Diabetes Insipidus

Hormon antidiuretik (ADH) adalah hormon yang berfungsi membatasi pembuangan cairan tubuh dalam bentuk urine berdasarkan tingkat kebutuhan cairan tubuh saat itu. Jika tubuh sedang membutuhkan lebih banyak cairan, ADH akan bekerja dan tubuh akan memproduksi lebih sedikit urine. Diabetes insipidus bisa terjadi bila tubuh kekurangan ADH atau bila kerja ADH terganggu. Dengan kata lain, semua kondisi yang menyebabkan kekurangan atau gangguan pada hormon tersebut dapat memicu diabetes insipidus. Berikut ini adalah penyebab diabetes insipidus berdasarkan jenisnya :

1.      Diabetes Insipidus Kranial

Diabetes insipidus kranial atau diabetes insipidus sentral terjadi akibat kerusakan pada hipotalamus atau kelenjar pituitari. Hipotalamus adalah bagian otak yang memproduksi ADH, sedangkan kelenjar pituitari merupakan organ tempat penyimpanan ADH.

Kerusakan pada hipotalamus atau kelenjar pituitari menyebabkan produksi ADH terganggu. Beberapa penyebabnya adalah :

·            Tumor otak

·            Cedera kepala berat.

·            Operasi otak atau kelenjar pituitari.

·            Kelainan genetik, seperti sindrom Wolfram.

·            Infeksi otak, seperti ensefalitis atau meningitis.

·            Kerusakan otak akibat kekurangan aliran darah atau oksigen, misalnya karena stroke dan tenggelam.

Dari seluruh kasus diabetes insipidus kranial, ada sepertiga yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik).

2.      Diabetes Insipidus Nefrogenik

Diabetes insipidus nefrogenik terjadi akibat kelainan pada struktur ginjal sehingga ginjal tidak dapat merespons ADH dengan baik. Kelainan ini dapat disebabkan oleh kelainan genetik yang dialami sejak lahir (congenital nephrogenic diabetes insipidus).

Selain itu, diabetes insipidus nefrogenik juga bisa disebabkan oleh penyakit lain yang berkembang setelah dewasa (acquired nephrogenic diabetes insipidus). Contohnya adalah :

·            Efek samping penggunaan lithium jangka panjang.

·            Penyumbatan saluran kemih.

·            Hiperkalsemia (kadar kalsium berlebih).

·            Hipokalemia (kadar kalium berlebih).

·            Penyakit ginjal kronis.

3.      Diabetes Insipidus Dipsogenik

Diabetes insipidus dipsogenik disebabkan oleh gangguan pada pengiriman sinyal rasa haus dari otak. Gangguan ini yang menyebabkan penderita selalu merasa sangat haus, sehingga ia akan minum dalam jumlah yang melebihi kebutuhannya.

Sama seperti pada diabetes insipidus kranial, gangguan pada pengiriman sinyal rasa haus di otak dapat terjadi akibat kondisi berikut :

·            Cedera kepala

·            Infeksi atau peradangan

·            Tumor otak

·            Operasi otak

4.      Diabetes Insipidus Gestasional

Diabetes insipidus gestasional adalah jenis diabetes insipidus yang hanya dialami oleh ibu hamil. Kondisi ini bisa terjadi ketika plasenta menghasilkan enzim yang merusak ADH. Selain itu, produksi prostaglandin yang meningkat juga bisa menyebabkan ginjal menjadi kurang sensitif terhadap ADH.

Diabetes insipidus gestasional jarang terjadi dan biasanya sembuh setelah melahirkan. Namun, kondisi ini bisa berulang pada kehamilan berikutnya.

Gejala Diabetes Insipidus

Keluhan yang umumnya dialami oleh penderita diabetes insipidus antara lain :

·           Selalu merasa sangat haus meski sudah minum banyak air.

·           Sering buang air kecil dalam jumlah banyak, baik di siang maupun malam hari.

·           Urine berwarna pucat atau tidak berwarna.

·           Sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil atau malah mengompol saat sedang tidur.

·           Lelah, mudah marah, dan sulit berkonsentrasi dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Sementara itu, diabetes insipidus pada bayi dan anak-anak dapat sulit dikenali, apalagi jika mereka belum bisa berkomunikasi dengan baik. Namun, anak-anak dengan kondisi ini umumnya menunjukkan keluhan berikut :

·           Suhu tubuh tinggi atau hipertermia.

·           Sembelit

·           Sulit tidur

·           Mengompol saat sedang tidur.

·           Rewel atau mudah marah.

·           Kehilangan selera makan.

·           Muntah

·           Berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.

·           Selalu merasa lelah dan letih.

·           Pertumbuhan lebih lambat dari anak seusianya.

Referensi        :

1.      Rudi Yuliwidodo, dkk. 2016. Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Insipidus. Jurnal Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang.

2.      National Health Service. 2019. Health A to Z. Diabetes Insipidus.

3.      Mayo Clinic. 2021. Diseases & Conditions. Diabetes Insipidus.

4.      Wosnitzer, M. Verywell Health. 2020. An Overview of Diabetes Insipidus.

5.      Christ-Crain, M., & Refardt, B. 2021. Diagnosis and Management of Diabetes Insipidus for the Internist : an Update. Journal of Internal Medicine, 290(1), pp.

6.      Christ-Crain, M. 2020. Diabetes Insipidus : New Concepts for Diagnosis. Neuroendocrinology, 110(9-10), pp. 859-67.

7.      American Academy of Family Physicians. 2019. Diseases and Conditions. Diabetes Insipidus.