Kekurangan dari perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan terdapat pada pernyataan

BAGI sebagian masyarakat awam, istilah kultur jaringan pasti masih asing. Kultur jaringan adalah jenis perkembangbiakan vegetatif buatan, yaitu perkembangbiakan yang digunakan untuk melakukan perbanyakan tanaman tanpa harus melalui penyerbukan.

Dilansir dari Science Direct, kultur jaringan dilakukan dengan pemotongan jaringan tanaman dan menumbuhkannya pada media nutrisi buatan. Potongan jaringan ini dapat tetap hidup dan berkembang menjadi tanaman dewasa karena sifat totipotensi.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Otot Polos? Ini Jawaban Lengkapnya

Teknik kultur jaringan berkembang dari adanya teori totipotensi sel oleh Schwann dan Schleiden pada 1838 yang menyatakan di dalam masing-masing sel tumbuhan mengandung informasi genetik dan sarana fisiologis tertentu yang mampu membentuk tanaman lengkap bila ditempatkan dalam lingkungan yang sesuai.

Fungsi Kultur Jaringan

Selain untuk perbanyakan bibit unggul, kegunaan kultur jaringan di bidang lainnya, yaitu:

  1. Di bidang pemuliaan tanaman untuk meningkatkan keragaman genetik, seperti induksi variasi somaklonal, induksi mutasi.
  2. Di bidang bioteknologi tanaman, teknik kultur jaringan sangat diperlukan untuk meregenerasikan sel tanaman yang telah direkayasa genetiknya menjadi tanaman transgenik.  
  3. Di bidang pengendalian penyakit tanaman, kultur jaringan dapat menghasilkan tanaman yang bebas patogen yaitu melalui kultur meristem.
  4. Di bidang konservasi, dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman yang hampir punah, atau untuk penyimpanan plasma nutfah.

Kultur jaringan ini memiliki keuntungan dan kerugian sebagai berikut:

Keuntungan:

Menghasilkan tanaman anakan yang serupa persis dengan tanaman induk

Tanaman anakan yang dihasilkan dari proses kultur jaringan ini adalah clone atau memiliki genetis yang sama persis dengan tanaman induknya. Akibatnya tanaman anakan akan memiliki sifat yang sama persis dengan tanaman induk, seperti ukuran dan warna buah yang sama.

Keseragaman sifat ini sangat menguntungkan untuk perkebunan besar karena dapat memproduksi buah atau bunga dari tanaman dengan kualitas yang sama dalam jumlah yang banyak.

Menghasilkan tanaman anakan dengan lebih cepat

Kultur jaringan dapat dilakukan tanpa menunggu pertumbuhan bunga, penyerbukan bunga, tumbuhnya biji dan pembenihan. Petani hanya perlu memotong atau menyayat tanaman untuk mendapatkan sel untuk kultur jaringan. Sehingga metode ini jauh lebih cepat dan hemat waktu dibanding perkembangbiakan alami secara kawin (generatif).

Menghasilkan tanaman langka yang susah tumbuh dari benih

Beberapa tanaman seperti bunga anggrek susah tumbuh dari benih. Karena itu perkembangbiakan generatif pada tanaman jenis ini sangat jarang dan perlu usaha besar. Karena tidak memerlukan pembenihan, kultur jaringan adalah alternatif yang lebih mudah untuk pengembangbiakan tanaman dengan sifat ini.

Dapat mengendalikan kualitas yang dihasilkan

Dengan metode kultur jaringan kita bisa mengendalikan kualitas tanaman hasil, karena kita bisa menghindari pembuahan dari varietas yang tidak diinginkan dan hanya membuat varietas tertentu saja yang berkembang, misalnya mangga yang buahnya besar atau bunga yang harum.

Kerugian:

Tidak ada keragaman genetik pada tanaman anakan  

Tanaman anakan yang dihasilkan akan sama persis karena merupakan klone dari induk. Meski ini bermanfaat menghasilkan tanaman yang seragam ini juga beresiko jika ada wabah penyakit. Karena materi genetik tanaman anakan sama persis, bila ada satu tanaman terkena penyakit maka tanaman lain juga beresiko terkena penyakit yang sama.

Tidak dapat menghasilkan varietas baru

Karena tidak adanya penyerbukan, maka tidak bisa dilakukan persilangan untuk membentuk variasi tanaman baru. Sehingga tanaman hibrida jenis baru tidak bisa dihasilkan dengan metode vegetatif buatan.

Akar tanaman dari metode seperti pencangkokan lebih lemah

Akar yang dihasilkan dari pembenihan tanaman akan memiliki akar yang lebih kuat dan tumbuhan umumnya lebih sehat dan berumur panjang dibandingkan tanaman hasil perkembangbiakan vegetatif buatan. (OL-1)

Kekurangan dari perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan terdapat pada pernyataan

Lancang Kuning - Banyak orang yang menginginkan memiliki kebun yang dapat menghasilkan banyak buah, sayuran atau jenis tumbuhan lainnya, entah hasil itu nanti akan di konsumsi untuk pribadi atau bahkan menjadikannya sebagai ladang penghasilan yang menjadi wujud dari kreativitas atau kemampuan wirausaha yang ada pada diri orang tersebut.

Sebenarnya banyak tanaman yang berbuah melalui cara buatan, hal ini bisa terjadi karena tanaman tersebut tak berbuah meski sudah sering di pupuk. Entah pupuknya yang tidak berkhasiat atau memang ada hal yang tak biasa dari tumbuhan tersebut. Namun jika tanaman tersebut masih tetap tak berbuah meski telah di pupuk maka kita dapat mencobanya dengan cara buatan yang juga telah banyak dilakukan di Indonesia.

Selain menguntungkan karena kita dapat menghasilkan panen, hal ini juga dapat menambah ilmu pengetahuan kita tentang beberapa cara menghasilkan buah secara buatan, yaitu seperti mencangkok atau kultur jaringan ini. Tapi sebelum lanjut, saya akan memberitahu bahwa menurut pemikiran saya, kegiatan cangkok dan kultur jaringan itu berbeda. Mungkin perbedaannya terletak pada alat – alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut.

Baca Juga : Tempat Wisata di Pekanbaru

Dalam melakukan kultur jaringan ini, kita membutuhkan beberapa alat, dan tahapan yang cukup banyak. Untuk lebih mudah dipahami, saya akan menjelaskan sedikit tentang arti dari kultur jaringan ini. Kultur jaringan ialah kegiatan menumbuhkan sel baru pada tumbuhan, kegiatan kultur jaringan ini dapat dilakukan dengan tujuan menambah jumlah buah yang akan dipanen, melakukan perbaikan pada tumbuhan tersebut hingga pelestarian plasma.

Karena tahapan yang cukup banyak, hal ini menyebabkan hasil dari kegiatan kultur jaringan cenderung lebih lama dan dalam pelaksanaannya kita harus benar – benar mengetahui tata caranya bagaimana, dan kapan waktu terbaik saat akan memanen dan lain sebagainya. Dan terdapat beberapa metode pula dalam melakukan kultur jaringan, yaitu secara padat dan secara cair.

Dan kali ini kita akan membahas mengenai kelebihan serta kekurangan kultur jaringan, yaitu :

Baca Juga : Indikator Pendukung Dalam Meningkatkan Akreditasi Kampus

Kelebihan Kultur Jaringan

Kelebihan dari kultur jaringan Ialah sebagai berikut :

  1. Tanaman yang dihasilkan persis seperti induk
    Karena tanaman yang merupakan hasil kegiatan kultur jaringan ini akan memiliki sifat, size (ukuran), bahkan warna nya pun sama dengan tanaman inti atau tanaman induknya.
  2. Tanaman akan dihasilkan lebih cepat
    Tanaman hasil dari kultur jaringan ternilai lebih cepat dibanding harus menunggu proses pertumbuhan secara murni (vegetatif).
  3. Tanaman yang dihasilkan cenderung langka
    Hal ini dapat diakibatkan karena ada beberapa benih yang tak dapat tumbuh secara vegetatif atau murni, melainkan harus melalui kultur jaringan, dan inilah yang menyebabkan tanaman hasil kultur jaringan menjadi langka dikarenakan tidak semua orang bisa memilikinya.
  4. Kualitas hasil tanaman dapat kita tentukan
  5. Hal ini menjadi keuntungan yang paling menguntungkan menurut saya, karena proses kultur jaringan membuat kita dapat menentukan hasil seperti apa yang kita inginkan, misalnya saya beri contoh kita menginginkan buah apel yang berwarna hijau, yang berukuran sedang dengan rasa yang manis, atau kita menginginkan mangga berwarna hijau  yang berukuran besar tapi memiliki rasa yang manis dan lain sebagainya.

Baca Juga : Tempat Wisata di Riau

Kekurangan Kultur Jaringan

Sedangkan kekuranagn dari Kultu Jaringan ialah sebagai berikut :

  1. Tidak terjadi keberagaman
    Hal ini sepertinya sangat disayangkan, memiliki segudang keunggulan bukan berarti bebas dari kelemahan. Meski tanaman hasil kultur jaringan dapat kita kendalikan, tapi ternyata hal ini menyebabkan tak terjadi keberagaman, karena tanaman tersebut akan persis dengan induknya.
  2. Tak bisa menghasilkan varietas baru
    Hal ini terjadi karena tidak terjadi proses persilangan pada kultur jaringan, sehingga kita tak bisa menghasilkan variasi baru untuk tanaman tersebut.
  3. Akar tumbuhan cenderung lemah
    Hal ini mungkin terjadi karena akar perkembangbiakan secara buatan ini tak sekuat akar pada tumbuhan yang berkembangbiak secara murni atau vegetatif.

Itulah artikel mengenai kelebihan dan kekurangan kultur jaringan, semoga bermanfaat.(Rita)

Admin distan | 02 April 2015 | 112352 kali

Kekurangan dari perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan terdapat pada pernyataan

Oleh : Ir. IGA. Maya Kurnia, M.Si/PP. Madya pada Distanak Kab.Buleleng

Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture, weefcel cultuus atau gewebe kultur. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Maka, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya (Suryowinoto, 1991 dalam Hendaryono dan Wijayani, 1994).

Manfaat perbanyakan tanaman secara kultur jaringan adalah untuk perbanyakan vegetatif tanaman yang permintaannya tinggi tetapi pasokannya rendah, karena laju perbanyakan secara konvensional dianggap lambat. Di samping itu, perbanyakan tanaman secara kultur jaringan sangat bermanfaat untuk memperbanyak tanaman introduksi, tanaman klon unggul baru, dan tanaman bebas patogen yang perlu diperbanyak dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat (Yusnita, 2003, hlm. 9).

Metode kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali. Secara singkat kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.  Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.

Perbanyakan bibit secara cepat adalah salah satu dari penerapan teknik kultur jaringan yang telah dilakukan terutama untuk beberapa jenis tanaman yang diperbanyak secara klonal. Tujuan utamanya adalah memproduksi bibit secara massal dalam waktu singkat. Hal ini terutama  dilakukan pada tanaman-tanaman yang persentase perkecambahan bijinya rendah. Tanaman hibrida yang berasal dari tetua yang menunjukkan sifat male sterility, hibrida-hibrida yang unik, perbanyakan pohon elite dan/atau pohon untuk batang bawah dan tanaman yang selalu diperbanyak secara vegetatif seperti kentang, pisang dan strawberry  juga diperbanyak secara kultur jaringan (Gunawan, 1987 dalam Mattjik, 2005).

Tujuan lain dari kultur jaringan adalah untuk membiakkan bagian tanaman dalam ukuran yang sekecil-kecilnya sehingga menjadi beratus-ratus ribu tanaman kecil (klon), dan untuk menghasilkan kalus sebanyak-banyaknya agar Dapat menghasilkan metabolit sekunder, misalnya untuk keperluan obat-obatan.  Perbanyakan secara kultur jaringan dilakukan dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti organ, jaringan, kumpulan sel, sel tunggal, protoplasma, dan kemudian menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan aseptik yang kaya nutrisi dan mengandung zat pengatur tumbuh. Proses ini berlangsung di dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian-bagain tersebut memperbanyak diri dan beregenerasi kembali menjadi tanaman lengkap (Saptarini, dkk, 2001).

Tahapan Kultur Jaringan diantaranya :  a. Pembuatan Media, dimana media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Menyiapkan media tumbuh yang terdiri atas campuran garam mineral berisi unsur makro dan mikro asam amino, vitamin, gula serta hormon tumbuhan dengan perban dingan tertentu. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan  autoklaf;  b. Inisiasi, merupakan kegiatanpengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas;  c. Sterilisasi, adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan.  Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril; d.      Multiplikasi, merupakan kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow  untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan.  Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar;  e. Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap.

Kini telah dikembangkan kultur jaringan untuk perbanyakan secara cepat,  melalui ujung pucuk yang bebas-penyakit. Cara ini telah dilaksanakan dalam skala komersial, tetapi adanya mutasi yang tidak dikehendaki menimbulkan kekhawatiran.

Bibit hasil kultur jaringan memiliki keunggulan antara lain : 1. Penyediaan bibit dapat diprogram sesuai dengan jadwal kebutuhan dan jumlah yang diperlukan pekebun; 2. Sifat unggul tanaman induk tetap dimiliki oleh tanaman hasil perbanyakan dengan kultur jaringan: 3. Bibit dalam keadaan bebas hama dan penyakit karena diperbanyak dalam keadaan aseptik dari tanaman yang sehat; 4. Tingkat keseragaman bahan tanaman yang tinggi, sehingga mampu meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan kebun. #semarangpress