Kebudayaan perunggu yang berkembang di Indonesia dan di kawasan Asia Tenggara


Inilah Prediksi Soal-soal yang kemungkinan besar keluar di Pelajaran Sejarah Kelas 10 Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sekaligus bisa dijadikan referensi dalam menghadapi ujian atau ulangan yang sebenarnya

Besar kemungkinan anda untuk mendapatkan nilai yang bagus jauh lebih tinggi dan lebih besar dari teman kalian yang tidak belajar latihan soal-soal ini.

Ini merupakan lanjutan dari

Berikut dibawah ini adalah Contoh Soal Sejarah Kelas 10 PG Beserta Jawabannya (Bagian 7), dimulai dari soal nomor 61 sampai dengan soal nomor 70.


61. Bangunan-bangunan megalitik tidak hanya ditemukan di Nusantara, tetapi juga di berbagai tempat di dunia. Bangunan megalitik terkenal yang ada di Sallisbury Plain, Wiltshire, Inggris dinamakan dengan....

A. Stonehenge

B. Moai

C. Lintels

D. Maccu Picchu

E. Makalamau

Jawabannya: A. Stonehenge

62. Kebudayaan perunggu yang berkembang di Indonesia dan di kawasan Asia Tenggara pada umumnya memperoleh pengaruh yang kuat dari kebudayaan....

A. Hoa Binh

B. Kalanay

C. Austronesia

D. Dong Son

E. Sa Huynh

Jawabannya: D. Dong Son

63. Hasil budaya perunggu yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia diperkirakan masuk melalui hubungan perdagangan dengan negara-negara di kawasan....

A. Asia Tenggara

B. Eropa

C. India

D. Timur Tengah

E. Tiongkok

Jawabannya: A. Asia Tenggara

64. Perhatikan data di bawah ini.

1) Tradisi bercocok tanam diganti dengan tradisi logam

2) Pelayaran dan perdagangan berkembang

3) Dipelopori oleh bangsa Proto-Melayu

4) Bangunan-bangunan megalitik semakin berkembang

5) Alat-alat logam digunakan sebagai pengganti mata uang dalam perdagangan

Keterangan yang tepat terkait dengan corak kehidupan masyarakat pada masa perundagian ditunjukkan pada nomor....

A. 1), 2), dan 3)

B. 1), 2), dan 4)

C. 2), 3), dan 4)

D. 2), 3), dan 5)

E. 3), 4), dan 5)

Jawabannya: C. 2), 3), dan 4)

65. Selain spesialisasi atau pembagian kerja, sebutan “golongan undagi” pada masa perundagian di Nusantara secara sosial menginsyaratkan hal penting lain, yaitu adanya...

A. Golongan terampil

B. Barang-barang dari logam

C. Stratifikasi sosial sederhana

D. Perdagangan dalam bentuk barter

E. Kehidupan masyarakat yang dinamis

Jawabannya: A. Golongan terampil

66. Perhatikan data berikut.

1) Genderang perang

2) Alat memanggil hujan

3) Benda tukar

4) Bekal kubur

5) Alat upacara keagamaan

6) Mas Kawin

Dari hasil ekskavasi di berbagai tempat di Asia Tenggara, nekara memiliki beragam fungsi. Beda daerah, beda fungsinya. Dari data di atas, fungsi nekara di Flores, Alor, dan Rote ditunjukkan oleh nomor....

A. 1), 2), dan 3)

B. 1), 2), dan 4)

C. 2), 3), dan 4)

D. 2), 3), dan 5)

E. 3), 4), dan 5)

Jawabannya: E. 3), 4), dan 5)

67. Pernyataan berikut yang tidak tepat terkait dengan hasil budaya berupa gerabah pada masa perundagian adalah....

A. Merupakan mata pencarian utama masyarakat

B. Digunakan sebagai tempayan dan bekal kubur

C. Teknik pembuataannya lebih maju dari masa sebelumnya

D. Mendapat pengaruh kuat dari kebudayaan Sa Huynh-Kalanay

E. Penggunaannya sehari-hari digeser oleh benda-benda dari logam

Jawabannya: A. Merupakan mata pencarian utama masyarakat

68. Meski sama-sama Homo sapiens, terdapat perbedaan ciri fisik yang jelas antara ras Mongoloid, Kaukasoid, Negroid, dan Austromelanesoid. Perbedaan tersebut akibat dari proses....

A. Perbedaan genetik

B. Jenis makanan yang dimakan

C. Adaptasi terhadap lingkungan

D. Akulturasi dengan kebudayaan lokal

E. Perkawinan campur dengan penduduk asli

Jawabannya: C. Adaptasi terhadap lingkungan

69. Hasil budaya megalitik dapat dijumpai dibanyak tempat, baik di Indonesia maupun di dunia, menunjukkan adanya perkembangan sistem kepercayaan manusia purba yang pada umumnya diwujudkan dengan cara....

A. Menguburkan orang yang telah meninggal

B. Mempersembahkan kurban pada saat-saat tertentu

C. Membentuk komunitas khusus sebagai pelaksana upacara

D. Melakukan upacara pemujaan terhadap roh nenek moyang

E. Membangun tempat pemujaan di tempat-tempat yang sulit dijangkau

Jawabannya: D. Melakukan upacara pemujaan terhadap roh nenek moyang

70. Hiasan pada sejumlah nekara yang banyak didominasi dengan gambar-gambar berbentuk matahari, flora, dan fauna menunjukkan bahwa hasil kebudayaan itu didukung oleh masyarakat yang mempunyai pola kehidupan....

A. Argaris

B. Maritim

C. Nomaden

D. Berdagang

E. Berlayar

Jawabannya: E. Berlayar


Lanjut ke 


Dalam sejarah kebudayaan dan tradisi di Indonesia, ternyata tidak bisa terlepas dari pengaruh kebudayaan yang berkembang di kawasan Asia Tenggara, salah satunya Kebudayaan Dongson. Pasalnya, masyarakat Dongson membuat perangkat yang pada masanya spektakuler, misalnya gendang, kapak, atau perhiasan dari perunggu. Teknologi dan desain peninggalan kebudayaan ini sendiri meninggalkan jejak pada peradaban di Indonesia.

Kebudayaan Dongson merupakan kebudayaan perunggu yang berkembang di lembah Song Hong, Vietnam. Dimana, pemukiman itu termashur sebagai pusat kebudayaan perunggu di Asia Tenggara dan menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia. Kebudayaan ini menyebar di wilayah Asia Tenggara pada 1000 Sebelum Masehi (SM) hingga 1 Sebelum Masehi (SM).

Manusia yang tergabung pada kebudayaan ini sudah mampu mengolah perunggu menjadi alat-alat sehari-hari. Hal ini terbukti dengan adanya beragam temuan berupa perunggu seperti kapak corong, mata tombak atau anak panah, nekara, bejana, dan perhiasan.

Dalam pembuatan  alat-alat perunggu, kebudayaan Dongson menerapkan dua macam teknik, yaitu teknik bivalve dan teknik a cire perdue. Teknik bivalve diterapkan untuk membuat peralatan padat seperti kapak, perhiasan, dan senjata. Sedangkan teknik a cire perdue diterapkan untuk membuat benda berongga seperti nekara dan arca.

(Baca juga: Bagaimana Pengaruh Kebudayaan Bacson-Hoabinh?)

Selain sudah bisa mengolah perunggu, masyarakat Dongson termasuk rumpun Austronesia juga sudah mampu membangun pemukiman yang teratur. Hunian mereka merupakan rumah-rumah panggung beratapkan jerami. Pemukiman di delta sungai yang subur mengindikasikan kehidupan masyarakat kebudayaan Dongson bercorak agraris, kondisi ini diperkuat dengan temuan alat-alat pertanian yang terbuat dari perunggi.

Namun, letak pemukiman yang dekat dengan pesisir menunjukan adanya orientasi maritim pada masyarakat kebudayaan Dongson. Artinya, mereka telah terbiasa berlayar ke tempat jauh untuk berdagang ataupun bermigrasi. Hal tersebut menjelaskan sebaran luas kebudayaan ini yang melintasi laut sampai ke Kepulauan Filipina, Oseania, dan Indonesia.

Kebudayaan Dongson di Indonesia

Di Indonesia sendiri, pengaruh kebudayaan ini dapat dilacak dari persebaran peralatan perunggu khas Dongson seperti kapak corong, nekara, arca, senjata, dan perhiasan. Dimana peralatan perunggu tersebut tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, Sumbawa, Rote, Kei, serta Selayar.

Pelaku penyebaran kebudayaan Dongson di Indonesia adalah bangsa Deutro Melayu, sebagai sesama rumpun Austronesia. Deutro Melayu menyebar ke wilayah Indonesia dalam kurun waktu 500 SM hingga 300 SM. Jalur yang ditempuh mulai dari teluk Tonkin menyusuri daratan Semenanjung Malaysia, lalu menyebrang Selat Malaka ke Sumatera dan ada yang meneruskan ke Jawa maupun ke berbagai daerah di Indonesia.