1.Apa yang kalian ketahui tentang kekebalan spesifik dan kekebalan non spesifik? 2.Apa yang dimaksud dengan antigen dan antibodi? · Merupakan glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-B yang telah teraktivasi menjadisel plasma, · sebagai respon dariantigentertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut. · Dapat ditemukan padadarahataukelenjartubuhvertebratalainnya · Dapat digunakan olehsistem kekebalan tubuhuntuk mengidentifikasikan dan menetralisasikanbenda asing sepertibakteridanvirus.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan imuno defesiensi! 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan autoimunitas! 6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hipersensitivitas! 7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan memori imunologis! 8.Jelaskan mekanisme pembentukan sistem kekebalan dalam imunisasi! 9.Jelaskan tentang kekebalan yang diperantai sel dan kekebalan humoral! 10. Dalam sistem kekebalan humoral terdapat lima kelas immunoglobulin. Jelaskan! 11. Jelaskan apa yang dimaksud dengan memori imunologis! Cara kerja sel Tdengan sel B sebagai berikut. Imunitas dapat dibedakan menjadi imunitas alami dan imunitas buatan. 16. Sebutkan Jenis jenis vaksin berdasarkan jenis antigen yang terkandung di dalamnya 17. Apa itu immunisasi Aktif dan Pasif Imunitas aktif
NOTE
Vaksin diklasifikasikan menjadi dua klas, yaitu vaksin hidup dan vaksin mati. Vaksin hidup berisi mikroorganisme yang telah dilemahkan virulensi (keganasannya). Pengurangan virulensi dikenal dengan istilah atenuasi (perlemahan). Cara atenuasi yang sederhana terhadap bakteri untuk keperluan vaksinasi adalah dengan pemanasan bakteri sampai tepat di bawah titik kematian atau memaparkan bakteri pada bahan kimia penginaktif sampai batas konsentrasi subletal. Menumbuhkan bakteri pada medium yang tidak cocok untuk pertumbuhannya, contohnya : Vaksin kolera unggas (Pasteurella multocida) oleh Pasteur ditumbuhkan di bawah keadaan yang kekurangan zat makanan. Cara etenuasi terhadap virus adalah dengan membiakkan pada spesies yang tidak sesuai untuk tumbuhnya, contoh : virus rinderpest yang patogen terhadap sapi, dilemahkan dengan menumbuhkannya pada kambing. Baik vaksin hidup maupun vaksin mati memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan vaksin hidup antara lain adalah kekebalan yang dihasilkan sama dengan kekebalan yang diperoleh karena infeksi alami. Merangsang pembentukan antibodi yang lebih tahan lama dan juga memberi perlindungan pada pintu-pintu masuk antigen dan tidak perlu adjuvan. Kekurangan vaksin hidup, antara lain adalah adanya bahaya pembalikan menjadi lebih virulen selama multiplikasi antigen dalam tubuh ternak yang divaksin. Penyimpanan dan masa berlaku vaksin yang terbatas, dperlukan stabilisator dalam penyimpanan. Tingginya resiko tercemar dengan organisme yang tidak diinginkan. Kelebihan vaksin mati dibandingkan vaksin hidup antara lain adalah tidak menyebabkan penyakit akibat pembalikan virulensi dan mudah dalam penyimpanan. Kekurangan vaksin mati, antara lain adalah perlu perhatian yang luar biasa pada saat pembuatan guna memastikan bahwa tidak tersisa virus virulen aktif di dalam vaksin. Kekebalan berlangsung singkat, sehingga harus ditingkatkan kembali dengan pengulangan vaksinasi yang mungkin menimbulkan reaksi-reaklsi hipersensitifitas. Pemberian secara parenteral memberikan perlindungan yang terbatas. Resistensi local pada pintu-pintu masuk alamiah/multiplikasi utama infeksi virus tidak terjadi. Memerlukan adjuvan untuk meningkatkan antigenisitas yang efektif. Adanya kegagalan vaksinasi menyebabkan angka morbiditas ternak yang tinggi, penurunan produksi dan tingginya biaya yang harus dikeluarkan. Beberapa factor yang menyebabkan kegagalan vaksinasi adalah menyangkut life span vaksin, cara vaksinasi, antibodi maternal, kemampuan membentuk antibodi pada ternak, mikotoksin dan kontaminan lain, seperti limbah industri, pupuk kimia, rodentisida, asap mobil, cat dan herbisida.
Beberapa tindakan untuk mengatasi kegagalan program vaksinasi
yang perlu diketahui adalah
Komponen individu yang terdapat dalam vaksin dan
vaksinasi
Autoimunitas sel perantara
Macam - macam penyakit autoimun. Penyakit autoimun menurut antigen antibody Penyakit autoimun menurut reaksi selular PILIHAN GANDA 1. Batuk, bersin, mukosa dan keringat adalah respon kekebalan nonspesifik sebagai pertahanan tubuh tingkat …. a. Pertama b. Kedua c. Ketiga d. Keempat e. Kelima
a. Monosit b. Eosinofil c. Neutrofil d. Limfosit e. Basofil
a. Antibodi – imunoglobin b. Limfosit – virus c. Antibodi – antigen d. Leukosit – bakteri e. Antigen – imunogen
a. Tulang selangka b. Kelenjar tiroid dan paratiroid c. Kelenjar pankreas d. Kelenjar timus dan sumsum tulang e. Hipotalamus dan sumsum tulang
a. UgM b. UgD c. IgA d. IgE e. IgD
a. Memfagosit mikroba patogen b. Mematangkan limfosit B c. Melawan bakteri dan racunnya d. Menghasilkan antibodi e. Membantu limfosit B menghasilkan antibodi
a. Limfosit b. Monosit c. Eosinofil d. Basofil e. Neutrofil
a. Menghasilkan antibodi b. Menghasilkan antigen c. Mencegah replikasi virus d. Mencegah infejsi bakteri e. Menghasilkan imunoglobulin
a. Air ludah mengandung ptialin b. Patogen dalam makanan akan diserang oleh limfosit c. Adanya tonsil dipangkal mulut d. Patogen hancur melalui pencernaann mekanis e. Lambung menghasilkan HCl dan enzim pencerna protein
a. BCG b. TT c. DPT d. Polio e. Campak
a. Adanya sel darah putih yang mampu bersifat fagosit b. Adanya HCl dalam lambung c. Adanya hemoglobin dalam eritrosit d. Daya tahann kulit terhadap invasi organisme e. Adanya senyawa tertentu dalam darah yang mampu menyerang organisme asing
a. Pasif alami b. Pasif buatan c. Autoimun d. Aktif alami e. Aktif buatan
a. Cacar b. Campak c. Poliomielitis d. Demam kuning e. Difteri
a. Sel limfosit tidak dapat menghasilkan antibodi b. Sel limfosit menyerang sel-sel tubuh c. Sel fagosit menyerang sel-sel tubuh d. Sel limfosit rusak oleh vitus atau bakteri
1) Alergi 2) Lupus 3) AIDS 4) Kanker 5) Tuberkulosis 6) Anemia pernisiosa Berikut ini yang bukan merupakan penyakit pada sistem imunitas adalah …. a. 1) dan 3) b. 2) dan 4) c. 5) dan 6) d. 1) dan 4) e. 4) dan 5)
Sisa-sisa pembongkaran protein pada urin yang normal berupa : a. air, urea, amonia b. zat warna empedu c. garam-garam mineral d. vitamin B, C, dan hormon 2. Penderita Diabetes Insipidus menghasilkan urin 30 kali lebih banyak dari orang normal. Hal ini disebabkan karena : a. kekurangan insulin b. kekurangan antidiuretik c. bakteri Streptococcus d. batu ginjal 3. Kulit selain berfungsi sebagai alat pengeluaran, juga berfungsi sebagai : a. pelindung tubuh, indera peraba, pro vitamin C b. indera peraba, penyimpan lemak, pengatur suhu tubuh c. pengatur suhu tubuh, pro vitamin D, indera perasa d. pelindung tubuh, pengatur suhu tubuh, pro vitamin A 4. Bagian dalam ginjal yang berperan dalam proses reabsorbsi adalah : a. lengkung Henle, tubulus distal, tubulus pengumpul b. tubulus proksimal, tubulus distal, lengkung Henle c. medulla, korteks, tubulus proksimal d. vena, pelvis renalis, medulla 5. Sperma dihasilkan oleh organ : a. skrotum b. testis c. epididimis d. vas deferens 6. Penyakit yang dapat ditularkan oleh tingkah laku suka berganti-ganti pasangan antara pria dan wanita, kecuali : a. gonorea, sifilis, AIDS, klamidia, trikomoniasis b. sifilis, AIDS, klamidia, trikomoniasis, kutil kelamin c. AIDS, klamidia, trikomoniasis, kutil kelamin, TBC d. klamidia, trikomoniasis, kutil kelamin, herpes genitalis 7. Fungsi dendrit adalah untuk : a. menerima rangsang b. mengatur saraf otak c. menghantarkan rangsang d. menerima/menghantarkan rangsang 8. Kelainan pada sistem saraf yang mengakibatkan penderita merasa bingung, depresi, halusinasi, serta menurunnya kemampuan berpikir yang bersifat genetis adalah : a. alzheimer b. amnesia c. epilepsi d. meningitis 9. Bila ada cahaya terang maka kita akan menyipitkan mata untuk mengurangi intensitas cahaya yang jatuh ke mata. Bagian pada mata yang berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata adalah : a. kornea b. lensa c. pupil d. retina 10. Indera pembau terletak di : a. dinding dalam rongga hidung b. bagian depan rongga hidung c. langit-langit rongga hidung d. dalam rongga hidung 11. Perhatikan data berikut : 1) daun telinga 2) tulang martil 3) tulang landasan 4) tiga saluran setengah lingkaran 5) tingkap oval 6) rumah siput 7) gendang teling 8) liang telinga Yang termasuk telinga bagian luar adalah : a. 1, 2, 3 b. 1, 7, 8 c. 2, 3, 8 d. 4, 5, 6 12. Reseptor pada lidah yang benar, kecuali : a. rasa manis di bagian depan lidah b. rasa pahit di bagian pangkal lidah c. rasa gurih di bagian bawah lidah d. rasa asam di bagian samping kiri dan kanan lidah 13. Pasangan organisme dan cara berkembang biak yang benar adalah : a. ketela pohon dengan biji b. jagung dengan setek c. kelapa dengan tunas d. jahe dengan akar tinggal 14. Salah satu jenis reproduksi yang bertujuan untuk menghasilkan keturunan yang memiliki sifat lebih baik dari induknya adalah : a. setek b. mencangkok c. menyambung d. kultur jaringan 15. Bagian dari komponen sel yang berperan dalam pewarisan sifat adalah : a. mitokondira b. vakuola c. kromosom d. retikulum endoplasma 16. Jika suatu individu bergenotip BbCc disilangkan dengan sesamanya, maka keturunan yang begenotip BBCC berjumlah : a. 16 b. 8 c. 3 d. 1 17. Untuk mengubah sifat makhluk hidup, maka yang perlu diubah adalah : a. habitatnya b. jenis makanannya c. materi genetiknya d. media kulturnya 18. Perbedaan mendasar antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern terletak pada : a. hasilnya b. manfaatnya c. bahan bakunya d. cara mengerjakannya 19. Padi Atomita I dan Kedelai Muria merupakan contoh organisme yang dihasilkan dengan cara : a. radiasi b. kultur jaringan c. kloning d. rekombinasi gen 20. Bakteri Streptococcus termophillus dan Lactobacillus bulgaricus digunakan untuk pembuatan : a. alkohol b. yogurt c. oncom d. vaksin ESSAY 1. Apa yang dimaksud dengan sistem pertahanan tubuh atau sistem imun? 2. Jelaskan pengertian dari: a. Sistem kekebalan spesifik b. Sistem kekebalan non spesifik c. Inflamasi 3. Jelaskan proses peradangan bila tubuh terdeteksi bakteri! 4. Apakan perbedaan antara kekebalan pasif alami dan kekebalan pasif buatan? Berilah contohnya! 5. Jelaskan contoh penyakit akibat kegagalan sistem kekebalan tubuh! DETAIL SISTEM PERTAHANAN TUBUH PADA MANUSIA Mekanisme Sistem Pertahanan Tubuh Sistem pertahanan tubuh merupakan suatu sistem dalam tubuh yang bekerja mempertahankan tubuh kita dari serangan suatu bibit penyakit atau patogen yang masuk ke dalam tubuh. Berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit, sistem pertahanan tubuh digolongkan menjadi dua yaitu pertahanan tubuh spesifik dan nonspesefik. Beberapa lapisan pertahanan tubuh dijelaskan dalam tabel berikut. Tabel lapisan pertahanan tubuh mulai dari permukaan kulit
1. Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik Sistem pertahanan tubuh nonspesifik adalah sistem pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikroorganisme patogen yang satu dengan yang lainnya, sistem ini merupakan sistem pertahanan pertama terhadap infeksi akibat masuknya mikroorganisme patogen atau benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh. a. Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik Eksternal(Permukaan Tubuh)
Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik Internal 1) Inflamasi Inflamasi adalah respon tubuh terhadap kerusakan jaringan yang disebabkan antara lain tergores atau benturan keras. Adanya kerusakan jaringan menyebabkan patogen dan mikroorganisme lainnya dapat masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi sel-sel tubuh. Sel-sel tubuh yang rusak akan melepaskan signal kimiawi yaitu histamin dan prostaglandin. Sel yang berfungsi melepaskan histamin adalah mastosit yang berkembang dari salah satu jenis sel darah putih yaitu basofil. Adanya signal kimiawi berupa histamin menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh darah dan peningkatan kecepatan aliran darah dan menyebabkan permeabilitas pembuluh darah meningkat. Meningkatnya permeabilitas pembuluh darah menyebabkan neutrofil, monosit, dan eosinofil berpindah dari pembuluh darah ke jaringan yang mengalami infeksi, selanjutnya neutrofil dan eosinofil mulai memakan patogen, dan monosit akan mulai bergerak menghancurkan patogen. Neutrofil dalam darah putih merupakan yang terbanyak(sekitar 60-70%), neutrofil meninggalkan pembuluh darah dan menuju jaringan yang terinfeksi dan membunuh mikroba. Sel monosit (sekitar 5% dari keseluruhan sel darah putih) bergerak menuju jaringan yang terinfeksi dan berubah menjadi makrofag (Big eaters) dan memakan patogen dengan cara fagositosis. Makrofag berbentuk mirip amoeba yang memiliki pseudopodia untuk menarik mikroba dan menghancurkan enzim pencernaannya. Walaupun begitu beberapa mikroba telah berevolusi dengan cara mikrofag seperti beberapa bakteri yang memiliki kapsul yang membuat pseudopodia makrofag tidak bisa menempel. Selain neutrofil dan monosit terdapat juga eosinofil (sekitar 1,5% dari keseluruhan sel darah putih). Eosinofil memiliki aktivitas fagosit yang terbatas namun memiliki enzim penghancur dalam sitoplasmanya yang dapat menembus pertahanan cacing parasit. Mekanisme pertahanan tubuh secara inflamasi dapat dilihat pada gambar berikut.
Proses pertahanan tubuh melalui inflamasi Berdasarkan gambar diatas mekanisme pertahanan tubuh secara inflamasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Protein Antimikrobia Terdapat protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh yaitu protein komplemen yang terdiri dari sekitar 20 jenis protein. Protein komplemen bersirkulasi dalam darah dalam bentuk tidak aktif. Jika beberapa molekul dari satu jenis protein komplemen aktif, dapat memicu gelombang reaksi yang mengaktifkan gelombang komplemen yang lain. Protein komplemen dapat membunuh bakteri penginfeksi dengan cara melubangi dinding dan membran plasma bakteri tersebut, hal ini menyebabkan ion Ca2+ keluar dari bakteri sedangkan cairan dan garam-garam diluar bakteri masuk ke dalam bakteri dan membunuh bakteri tersebut.
Cara kerja protein komplemen dalam menghancurkan bakteri Jenis protein lain yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh yaitu interferon yang dihasilkan dari sel-sel yang terinfeksi oleh virus. Interferon dihasilkan ketika virus memasuki tubuh melalui kulit dan selaput lendir. Interferon akan berikatan dengan sel-sel yang tidak terinfeksi dan sel-sel yang berikatan dengan interferon akan membentuk zat yang mampu mencegah replikasi. 2) Respon tubuh terhadap Pertahanan Tubuh Nonspesifik Akibat infeksi patogen tubuh merespon dengan terjadinya peradangan (inflamasi) dan demam. Inflamasi merupakan reaksi tubuh terhadap kerusakan sel-sel tubuh yang disebabkan oleh infeksi, zat-zat kimia, atau gangguan fisik seperti benturan atau panas, inflamasi menimbulkan rasa sakit, panas, bengkak, serta kulit yang memerah. Respon tubuh yang lain adalah demam dimana ditandai dengan suhu tubuh yang naik. Mikroorganisme patogen, substansi asing, serta sel-sel tubuh yang mati menghasilkan zat yang disebut pyrogenexogen yang merangsang monosit dan makrofag mengeluarkan zat pyrogen-endogen yang merangsang bagian otak hipotalamus menaikan suhu tubuh sehingga timbul perasaan suhu tubuh yang meningkat. Suhu tubuh yang tinggi mengguntungkan karena patogen akan lemah dan mati pada suhu tinggi, selain itu metabolisme, reaksi kimia, serta sel-sel darah putih akan lebih aktif dan cepat sehingga mempercepat penyembuhan walaupun menimbulkan efek seperti pusing, lesu, kejang, dan kerusakan otak permanen yang membahayakan tubuh. 2. Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik Sistem pertahanan tubuh spesifik juga dikenal dengan sistem imun atau sistem kekebalan tubuh, jika patogen berhasil melewati sistem pertahanan tubuh nonspesifik maka selanjutnya harus berhadapan dengan pertahanan tubuh spesifik. Sistem pertahanan tubuh spesifik adalah pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu yang masuk ke dalam tubuh. a. Struktur Sistem Kekebalan Tubuh. Sistem pertahanan tubuh melibatkan peran limfosit dan antibodi. 1) Limfosit Limfosit terdiri dari dua jenis yaitu limfosit B(sel B) dan limfosit T(sel T). Dua jenis limfosit ini memiliki fungsi yang berbeda-beda, walaupun jika diamati dengan mikroskop menunjukan struktur yang sama. a) Sel B Limfosit B terbentuk dan dimatangkan di dalam sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran darah menuju jaringan limfatik. Sel B bertanggung jawab terhadap produksi antibodi sebagai kekebalan humoral. Sel B dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
b) Sel T Limfosit T dibentuk di dalam sumsum tulang dan menuju ke kelenjar timus untuk mengalami diferensiasi lebih lanjut, sel T berperan dalam kekebalan selular yaitu dengan menyerang sel penghasil antigen secara langsung, sel T juga turut membantu produksi antibodi oleh sel B plasma, sel T dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
Antibodi a) Pengertian dan Fungsi Antibodi Pada setiap mikroorganisme serta substansi asing yang masuk ke tubuh pada permukaannya terdapat senyawa protein yang berperan sebagai antigen, antigen meliputi molekul yang dimiliki oleh mikroorganisme serta substansi asing tersebut. Antigen yang masuk ke tubuh akan menyerang tubuh untuk membentuk antibodi, antibodi adalah senyawa protein yang berfungsi melawan antigen dengan cara mengikatnya, setelah diikat antigen akan ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag. Antibodi bekerja secara spesifik untuk suatu antigen tertentu seperti antibodi cacar hanya cocok untuk antibodi cacar. b) Struktur Antibodi Pada antibodi setiap molekul tersusun atas dua macam rantai polipeptida yang identik dimana terdapat dua rantai ringan dan dua rantai berat. Keempat rantai pada molekul antibodi dihubungkan oleh ikatan disulfida dan bentuk molekulnya menyerupai huruf Y. Pada setiap lengan dari molekul tersebut memiliki tempat pengikatan antigen. Umumnya antibodi terdiri atas sekelompok protein yang berada pada fraksi-fraksi globulin serum, fraksi-fraksi globulin serum ini dinamakan immunoglobulin atau disingkat Ig. c) Pengelompokan Antibodi Terdapat lima jenis antibodi yang dimiliki manusia yaitu IgG, IgM, IgA, IgD, dan IgE. Berikut penjelasannya.
Respon Kekebalan Tubuh terhadap Antigen Respon kekebalan tubuh terhadap antigen dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kekebalan tubuh humoral dan kekebalan tubuh seluler. 1) Kekebalan Humoral Imunitas humoral melibatkan aktivitas sel B dengan antibodi yang berada dalam plasma darah dan cairan limfa dalam bentuk protein. Pembentukan antibodi dipicu oleh kehadiran antigen dimana prosesnya dimulai dari sel B pembelah yang akan membentuk sel B plasma dan sel B pengingat, sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang berfungsi mengikat antigen dimana antibodi bekerja secara spesifik terhadap antigen tertentu. Antigen yang terikat akan mempermudah makrofag untuk lebih mudah menangkap dan menghancurkan patogen tersebut. Terdapat beberapa cara antibodi dalam menghadapi antigen yaitu :
Setelah infeksi berakhir sel B plasma akan mati, sedangkan sel B pengingat akan tetap hidup dalam waktu yang lama. Masuknya antigen atau patogen pertama kali dan serangkaian respon imun awal ini disebut respon kekebalan primer. Seringkali antigen yang sama masuk kedua kalinya dalam tubuh, hal ini direspon sel B pengingat yang selanjutnya akan menstimulasi pembentukan sel B plasma yang akan memproduksi antibodi, respon untuk kedua kalinya ini disebut respon kekebalan sekunder dimana dalam prosesnya antibodi dalam menghadapi antigen berlangsung lebih cepat dan lebih besar dari respon kekebalan primer, hal ini dikarenakan adanya memori imunologi dalam hal ini adalah sel B pengingat, memori imunologi adalah kemampuan sistem imun untuk mengenali antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh.
Grafik respon kekebalan primer dan sekunder 2) Kekebalan Selular Kekebalan selular diprakarsai sel T yang menyerang sel-sel asing atau jaringan tubuh yang telah terinfeksi secara langsung. Ketika sel T membunuh kontak dengan antigen pada permukaan sel asing, sel T pembunuh akan menyerang dan menghancurkannya dengan cara merusak membran sel asing. Apabila infeksi telah berhasil ditangani, sel T supresor akan menghentikan respon kekebalan dengan cara menghambat kegiatan sel T pembunuh dan membatasi produksi antibodi. Jenis-Jenis Kekebalan Tubuh 1) Kekebalan Aktif Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri dimana jika seseorang mengalami sakit karena infeksi patogen dan tubuh merespon dengan membuat antibodi, setelah sembuh antibodi tersebut dapat bertahan lama sehingga orang tersebut menjadi kebal terhadap penyakit tersebut, seperti contoh orang yang pernah sakit cacar air tidak akan terkena penyakit tersebut untuk kedua kali. Kekebalan jenis ini dinamakan kekebalan aktif alami. Selain itu terdapat juga kekebalan aktif buatan seperti dengan menyuntikan antigen bakteri, patogen, atau mikroba yang sudah tidak aktif cara ini dikenal dengan vaksinasi. Vaksinasi menyebabkan orang yang disuntik tersebut mendapatkan kekebalan karena tubuhnya akan membentuk antibodi. 2) Kekebalan Pasif Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh setelah mendapat antibodi dari luar. Sebagai contoh kekebalan yang diperoleh bayi dari ibunya melalui air susu pertama (kolostrum) atau diperoleh bayi pada saat masih berada dalam kandungan. Kekebalan jenis ini dinamakan kekebalan pasif alami. Sedangkan kekebalan pasif buatan diperoleh dengan menyuntikan antibodi yang diekstrak dari satu individu ke tubuh orang lain melalui serum, walaupun kekebalan pasif ini berlangsung singkat tapi berguna untuk penyembuhan secara cepat. Gangguan pada Sistem Kekebalan Tubuh Gangguan pada sistem kekebalan tubuh seperti sistem kekebalan tubuh dapat tidak berfungsi jika sistem ini bereaksi dengan molekul asing yang berlebihan. Beberapa contoh gangguan pada sistem kekebalan tubuh antara lain Alergi, autoimunitas dan AIDS. 1. Alergi Alergi adalah respon imun yang berlebihan terhadap suatu senyawa yang masuk ke dalam tubuh. Reaksi alergi disebut juga dengan anaphylaxis. Senyawa yang dapat menimbulkan alergi adalah Alergen yang dapat berupa serbuk, debu, bulu hewan, gigitan serangga, serta jenis makanan tertentu. Alergi diawali dengan proses masuknya alergen ke dalam tubuh yang merangsang sel-sel B plasma untuk mensekresikan antibodi yang biasanya dari kelas IgE. Pada awalnya alergen yang masuk ke tubuh tidak akan menimbulkan alergi tapi pada awal alergen yang masuk akan berikatan dengan mastosit. Hal ini menyebabkan ketika alergen untuk kedua kalinya masuk ke dalam tubuh akan terikat pada antibodi IgE yang telah berikatan dengan mastosit, keadaan inilah yang menyebabkan mastosit melepaskan histamin yang memperbesar dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah (inflamasi). Inflamasi menyebabkan timbulnya berbagai gejala alergi seperti bersin, gatal-gatal, pusing, dan kesulitan bernapas. 2. Autoimunitas Autoimunitas adalah keadaan dimana sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi untuk menyerang sel-sel tubuh sendiri seolah-olah bukan merupakan bagian dari tubuh. Autoimunitas seringkali disebabkan gagalnya proses pematangan sel T di kelenjar timus atau karena infeksi virus yang terjadi sebelum lahir yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Akibat autoimunitas banyak dijumpai kelainan-kelainan atau keabnormalan yang dapat dijumpai antara lain :
Penderita Mysthenia gravis yang menyebabkan posisi mata tidak simetris d. Lupus erythematosus, yaitu keadaan dimana antibodi menyerang sel-sel tubuh yang lain sebagai sel asing dimana ketika kondisi tubuh melemah maka seranggan antibodi akan meningkat.
Ruam pada penderita Lupus erythematosus e. Multiple sclerosis,yaitu keadaan dimana antibodi menyerang jaringan saraf dan di tulang belakang dimana bagian saraf yang diserang adalah seludang mielin sebagai bagian yang melapisi sel saraf dan berperan dalam penghantaran informasi,hal ini menimbulkan berbagai gejala seperti gangguan penglihatan, pusing, depresi dan lain-lain. 3. AIDS AIDS (acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). AIDS sendiri merupakan kumpulan dari berbagai penyakit. AIDS disebabkan virus HIV yang menyerang sel T pembantu yang berfungsi menstimulasi sel T lainnya serta sel B plasma. Ketika virus berhasil menginfeksi sel T virus menggunakan perangkat selnya untuk menggandakan diri setelah itu menembus membran sel kemudian menginfeksi sel T yang lain. Hal ini menyebabkan kemampuan tubuh melawan kuman penyakit menjadi berkurang.
Gambar dan Struktur Virus HIV Sel T pembantu menjadi target utama virus HIV karena pada permukaan selnya terdapat molekul CD4 sebagai reseptor, dimana infeksi dimulai ketika molekul glikoprotein (gp120) yang terdapat pada permukaan HIV menempel ke reseptor CD4. Pada orang normal jumlah sel T dalam tubuh sekitar 1000 sel/mm3 , hal ini berbeda dengan orang yang menderita AIDS dimana jumlah sel T nya hanya sekitar 200 sel/mm3. Virus HIV yang menyebabkan AIDS dapat menular dari satu orang ke orang lain dengan banyak cara antara lain penggunaan jarum suntik secara bersamaan, transfusi darah dari penderita, serta hubungan seksual. Pada dasarnya penderita AIDS meninggal bukan karena virus HIV yang menyerangnya tapi karena melemahnya kekebalan tubuh maka beberapa penyakit bisa berakibat fatal bagi penderita AIDS, penyakit-penyakit itu seperti TBC, kanker darah, kanker, meningitis, harpes dan berbagai penyakit lainnya. Page 2 |