Jika usia anak 14 tahun maka DNM anak tersebut adalah

Halodoc, Jakarta – Denyut nadi menggambarkan frekuensi arteri (pembuluh darah bersih) yang mengembang dan berkontraksi dalam satu menit sebagai respons terhadap detak jantung. Melalui denyut nadi, kamu juga bisa mengetahui detak jantung, irama jantung, hingga kekuatan jantung. Sehingga, memeriksa denyut nadi bisa menjadi tanda apakah jantung bekerja dengan baik atau tidak.

Baca juga: Kapan Ibu Bisa Mendengar Detak Jantung Janin?

Jumlah Denyut Nadi Normal per Menit

Denyut nadi setiap orang akan bervariasi. Ini tergantung pada beberapa faktor yang bisa memengaruhi, seperti usia, aktivitas fisik, tingkat kebugaran, suhu udara, posisi tubuh, emosi, ukuran tubuh, dan konsumsi obat-obatan tertentu. Secara umum, berikut adalah jumlah denyut nadi normal per menit sesuai usia:

  • Bayi sampai usia 1 tahun: 100-160 kali per menit.
  • Anak usia 1-10 tahun: 70-120 kali per menit.
  • Anak usia 11-17 tahun: 60-100 kali per menit.
  • Orang dewasa: 60-100 kali per menit.

Dibanding orang dewasa, denyut nadi bayi dan anak-anak cenderung lebih tinggi. Alasannya karena kebutuhan suplai darah mereka lebih banyak, sehingga jantung harus bekerja lebih keras dan berdetak lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun, denyut jantung ini juga bisa berubah-ubah, bergantung pada aktivitas fisik dan kondisi kesehatannya. Misalnya, saat anak sangat aktif, kesakitan, demam, atau dehidrasi, denyut nadinya bisa meningkat tajam.

Baca juga: 3 Jenis Dehidrasi pada Anak Diare

Cara Mengukur Denyut Nadi

Denyut nadi bisa diukur pada beberapa titik dalam tubuh, seperti di pergelangan tangan, siku bagian dalam, dan sisi leher bagian bawah. Di antara semua titik pengukuran, kamu bisa lebih mudah menemukan denyut nadi di pergelangan tangan. Berikut adalah cara pengukuran denyut nadi di pergelangan tangan:

  • Putar pergelangan tangan, sehingga telapak tangan menghadap ke atas.
  • Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah di pergelangan tangan bagian dalam yang dilewati pembuluh darah arteri. Tekan bagian tersebut sampai merasakan denyut nadi. Jika pengukuran dilakukan di siku bagian dalam atau leher, tempatkan kedua jari dan tekan sampai menemukan denyut nadi.
  • Hitung denyut nadi selama 60 detik. Atau, kamu bisa menghitung denyut nadi selama 15 detik dan dikalikan 4 kali agar mendapatkan hasil denyut nadi per menit. Kamu bisa mengulang pengukuran denyut nadi jika belum yakin dengan hasilnya.

Denyut Nadi dan Risiko Aritmia

Denyut nadi juga bisa menjadi gambaran denyut jantung. Oleh sebab itu, denyut nadi yang terlalu lambat atau terlalu cepat perlu diwaspadai. Sebab, kondisi tersebut bisa menggambarkan adanya gangguan pada irama jantung, seperti aritmia.

Baca juga: 5 Jenis Penyakit yang Berhubungan dengan Jantung

Aritmia adalah masalah pada irama jantung ketika organ tersebut berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Berikut adalah beberapa jenis aritmia yang perlu diwaspadai:

  • Bradikardia, yaitu kondisi di mana jantung berdetak lebih lambat atau tidak teratur.
  • Blok jantung, yaitu kondisi jantung berdetak lebih lambat dan bisa menyebabkan seseorang pingsan.
  • Takikardia supraventrikular, yaitu kondisi jantung berdetak lebih cepat secara tidak normal.
  • Fibrilasi atrium, yaitu kondisi jantung berdetak sangat cepat meskipun kamu sedang beristirahat.
  • Fibrilasi ventrikel, yaitu kondisi jantung berdetak terlalu cepat dan tidak teratur. Pada kasus yang parah, kondisi ini bisa menyebabkan kehilangan kesadaran atau kematian mendadak.

Itulah jumlah denyut nadi per menit dan cara pengukurannya. Kalau kamu punya keluhan dengan denyut nadi, misalnya, terlalu cepat atau lambat tanpa alasan yang jelas, segeralah berbicara dengan dokter Halodoc. Sebab melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa menghubungi dokter kapan saja dan dimana saja melalui Chat, dan Voice/Video Call. Jadi, yuk download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!

Jika usia anak 14 tahun maka DNM anak tersebut adalah

Jika usia anak 14 tahun maka DNM anak tersebut adalah
Lihat Foto

DaniloAndjus

Ilustrasi pria mengecek denyut nadi

KOMPAS.com - Jumlah denyut nadi antara satu orang dengan orang lainnya bisa berbeda-beda.

Hal itu sangat bergantung pada aktivitas fisik yang sedang dikerjakan maupun kondisi kesehatan masing-masing dari mereka.

Namun bisa dipahami, jumlah denyut nadi normal pada orang dewasa, yakni rata-rata mencapai 60-90 kali per menit.

Baca juga: 4 Jenis Olahraga untuk Atasi Perut Buncit, Menurut Saran Dokter

Saat olahraga, detak jantung tersebut biasanya akan menjadi lebih cepat.

Dalam kondisi itu, siapa saja dianjurkan untuk rajin menghitung denyut nadi.

Hal tersebut berguna untuk mengetahui efektifitas olahraga bagi kesehatan jantung, termasuk juga batas aman agar seseorang terhindar dari kondisi berbahaya seperti serangan jantung.

Rumus menghitung denyut nadi maksimal

Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, dr. Michael Triangto, Sp.KO, membagikan cara menghitung jumlah denyut nadi maksimal bagi seseorang yang bukan profesional saat melakukan aktivitas fisik.

Rumusnya, yakni 220 dikurangi usia dalam tahun, kemudian hasilnya dikalikan 80 persen. 

Sebagai contoh, seseorang yang masih berusia 20 tahun dianjurkan untuk tidak melakukan olahraga berat yang bisa memicu denyut nadi melebihi angka 160 kali per menit.

160 kali per menit merupakan hasil penghitungan dari 220 dikurangi 20 tahun dan hasilnya dikalikan 80 persen.

Jika usia anak 14 tahun maka DNM anak tersebut adalah

Jika usia anak 14 tahun maka DNM anak tersebut adalah
Lihat Foto

FREEPIK/TIRACHARDZ

Berolahraga dapat menjaga kesehatan pembuluh darah. Namun, sebuah penelitian ternyata mendapati hasil yang sama dari mandi air panas.

KOMPAS.com - Intensitas latihan selalu terlihat dalam cara kita melakukan aktivitas fisik sehari-hari seperti jalan kaki, lari, hingga bersepeda.

Seseorang yang kerap melakukan intensitas latihan akan berbeda dibanding dengan yang tidak.

Hal tersebut nampak dari aktivitas napas, detak jantung, dan munculnya keringat serta lelah pada otot.

Pengertian menurut Weight Watchers (WW), intensitas latihan adalah jumlah kekuatan fisik, yang dinyatakan sebagai persentase maksimum yang digunakan tubuh dalam melakukan suatu aktivitas.

Baca juga: Tujuan dan Manfaat Olahraga Bulu Tangkis

Cara Menghitung Intensitas Latihan

Untuk menentukan kadar intensitas latihan, khususnya untuk perkembangan daya tahan kardiovaskuler, dapat diterapkan teori katch dan meardle.

Mengutip jurnal Sosialisasi Menjaga Kebugaran Jasmani saat Pandemi Covid-19 pada Sekolah
Keterbakatan Olahraga Tingkat SMA di Kabupaten Kulonprogo karya Asna Syafitri Sari, Antonius Tri Wibowo, dan Erni Cahya Gupita, berikut adalah langkah menghitung intensitas latihan:

Teori Katch dan Meardle

Penerapan teori katch dan meardle untuk menghitung kadar intensitas latihan sangatlah mudah.

Baca juga: Keajaiban Papua di Tengah Olahraga Indonesia yang Tak Merata

Yakni hitung frekuensi denyut nadi maksimal (DNM) dengan rumus DNM=220-umur.

Sebagai contoh, seseorang yang berumur 20 tahun seharusnya memiliki DNM 200 denyut/menit.

Setelah itu, angka yang didapat dimasukkan ke dalam takaran intensitas latihan:

  • Untuk olahraga prestasi: antara 80-90 persen dari DNM.

Artinya, bagi atlet berumur 20 tahun, takaran yang harus dicapai dalam latihan adalah 80-90 persen dari 200, yakni 160-180 denyut nadi/menit.

  • Untuk olahraga kesehatan: antara 70-85 persen

Artinya, untuk orang yang berusia 40 tahun dan berolahraga sekadar menjaga kesehatan maupun kondisi fisik, takaran intensitas latihannya sebaiknya adalah 70-85 dari DNM (180) yakni 126-153 denyut per menit.

Baca juga: 6 Manfaat Melakukan Kebugaran Jasmani

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita berikutnya