Jepang mengganti nama-nama kota yang menggunakan bahasa belanda seperti buitenzorg menjadi

Jepang mengganti nama-nama kota yang menggunakan bahasa belanda seperti buitenzorg menjadi

Kota Jakarta (Photo by ekoherwantoro on Unsplash)

Bobo.id – Ibu kota negara Indonesia saat ini adalah Kota Jakarta. Mungkin ada di antara teman-teman yang pernah berkunjung di Jakarta atau tinggal di Jakarta?

Jakarta adalah satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat dengan provinsi.

Sudah tahu belum? Kota Jakarta ternyata punya banyak nama, lo.

Sebelum disebut dengan nama ‘Jakarta’, ibu kota negara kita ini punya belasan nama lainnya.

Dulu, Jakarta adalah sebuah kota pelabuhan di daerah muara Sungai Ciliwung. Sejak menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Pajajaran pada abad ke-14 hingga sekarang, Jakarta sudah 13 kali berganti nama, teman-teman.

Ayo, kita lihat nama-nama kota Jakarta sebelumnya!

Baca Juga: Ini 5 Makanan Khas Betawi yang Sudah Jarang Ditemui, Pernah Coba?

Sunda Kelapa

Pada abad ke-14, Jakarta menjadi daerah kekuasaan Pakuan Pajajaran yang berpusat di Bogor.

Kota pelabuhan ini dikenal dengan sebutan Sunda Kelapa oleh bangsa Eropa.

Pada 21 Agustus 1522, bangsa Portugis menjalin perjanjian dengan Kerajaan Pakuan Pajajaran untuk membangun perkantoran dan perumahan yang dilengkapi benteng di Sunda Kelapa.

Jayakarta

Perjanjian persahabatan antara Kerajaan Pakuan Pajajaran dan Portugis membuat Kesultanan Demak serta Kesultanan Cirebon tersinggung.

Maka pada 22 Juni 1527, pasukan gabungan Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah menyerbu Portugis untuk menguasai Sunda Kelapa.

Persitiwa  22 Juni inilah yang kini dirayakan sebagai hari jadi kota Jakarta. Oleh Fatahillah, nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta yang berarti kota kejayaan.

Baca Juga: Liburan di Jakarta? Ini 4 Destinasi Wisata Murah yang Bisa Dikunjungi!


Page 2

Avisena Ashari Minggu, 2 Februari 2020 | 17:00 WIB

Jepang mengganti nama-nama kota yang menggunakan bahasa belanda seperti buitenzorg menjadi

Kota Jakarta (Photo by ekoherwantoro on Unsplash)

Stad Batavia

Ketika hampir mendekati seratus tahun di bawah kekuasan Kesultanan Banten, pada 30 Mei 1619  Jayakarta ditaklukkan oleh Belanda di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen.

Kota Jayakarta dibumihanguskan dan di atas puing-puing kota Jayakarta didirikan sebuah kota baru bernama Batavia.

Lalu pada 4 Maret 1621 oleh Belanda dibentuk pemerintah kota bernama Stad Batavia yang berarti Kota Batavia.

Gemeente Batavia

Pada 1 April 1905 pemerintah kolonial Belanda mengubah nama Stad Batavia menjadi Gemeente Batavia atau Kotamadya Batavia.

Stad Gemeente Batavia

Pada 8 Januari 1935 pemerintah kolonial Belanda mengubahnya lagi menjadi Stad Gemeente Batavia.

Jakarta Toko Betsu Shi

Ketika Jepang menguasai Indonesia, pada  8 Agustus 1942  pemerintah Jepang mengubah nama Batavia menjadi Jakarta Toko Betsu Shi.

Pemerintah Nasional Kota Jakarta

Setelah Indonesia merdeka, pada September 1945 pemerintah menggantu nama Jakarta Toko Betsu Shi Pemerintah Nasional Kota Jakarta.

Baca Juga: Keren! Ada Negeri di Atas Awan yang Tak Jauh dari Jakarta, Tertarik ke Sini?


Page 3


Page 4

Jepang mengganti nama-nama kota yang menggunakan bahasa belanda seperti buitenzorg menjadi

Photo by ekoherwantoro on Unsplash

Kota Jakarta

Bobo.id – Ibu kota negara Indonesia saat ini adalah Kota Jakarta. Mungkin ada di antara teman-teman yang pernah berkunjung di Jakarta atau tinggal di Jakarta?

Jakarta adalah satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat dengan provinsi.

Sudah tahu belum? Kota Jakarta ternyata punya banyak nama, lo.

Sebelum disebut dengan nama ‘Jakarta’, ibu kota negara kita ini punya belasan nama lainnya.

Dulu, Jakarta adalah sebuah kota pelabuhan di daerah muara Sungai Ciliwung. Sejak menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Pajajaran pada abad ke-14 hingga sekarang, Jakarta sudah 13 kali berganti nama, teman-teman.

Ayo, kita lihat nama-nama kota Jakarta sebelumnya!

Baca Juga: Ini 5 Makanan Khas Betawi yang Sudah Jarang Ditemui, Pernah Coba?

Sunda Kelapa

Pada abad ke-14, Jakarta menjadi daerah kekuasaan Pakuan Pajajaran yang berpusat di Bogor.

Kota pelabuhan ini dikenal dengan sebutan Sunda Kelapa oleh bangsa Eropa.

Pada 21 Agustus 1522, bangsa Portugis menjalin perjanjian dengan Kerajaan Pakuan Pajajaran untuk membangun perkantoran dan perumahan yang dilengkapi benteng di Sunda Kelapa.

Jayakarta

Perjanjian persahabatan antara Kerajaan Pakuan Pajajaran dan Portugis membuat Kesultanan Demak serta Kesultanan Cirebon tersinggung.

Maka pada 22 Juni 1527, pasukan gabungan Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah menyerbu Portugis untuk menguasai Sunda Kelapa.

Persitiwa  22 Juni inilah yang kini dirayakan sebagai hari jadi kota Jakarta. Oleh Fatahillah, nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta yang berarti kota kejayaan.

Baca Juga: Liburan di Jakarta? Ini 4 Destinasi Wisata Murah yang Bisa Dikunjungi!

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama kota utama biasanya terkait sejarah terbentuknya kota tersebut, bisa juga karena penguasaan kota secara politik dikuasai kelompok pemberi nama.

Sunda Kelapa direbut Fatahillah dari Portugis, namanya diganti jadi Jayakarta, kota yang jaya. Lalu ketika Belanda berkuasa diberi nama Batavia sampai 1942 dan ketika Jepang mengalahkan Belanda diganti lagi menjadi Jakarta sampai saat ini.

Hollandia ibukota Papua diganti menjadi Sukarnapura pada saat Irian Barat kembali ke pangkuan RI tahun 1963. Lalu ketika Sukarno jatuh, pak Harto mengganti nama kota itu menjadi Jayapura, alasannya nama kota terlalu berbau kultus individu. Semoga tetap Jayapura, kota yang jaya, tidak balik lagi jadi Hollandia.

Makassar pernah ganti nama jadi Ujung Pandang pada 1971, lalu kembali lagi menjadi Makassar. Alasan diganti Ujung Pandang konon karena kota tersebut warganya multi suku bangsa, bukan hanya suku Makassar. Setelah reformasi, tahun 1999 nama Makassar kembali diberlakukan. Mungkin sudah kadung dikenal dunia dan yang penting bukan diberikan oleh Belanda. Lha tim sepakbolanya pernah disebut PSM Ujung Pandang, nama PSM pun sudah terlanjur melegenda di dunia sepakbola Indonesia, masa diganti jadi PSUP hehehe.

Bertahun-tahun kota Bogor disebut Buitenzorg oleh Belanda. Zaman Indonesia merdeka ya disebut Bogor saja. Walaupun kadang-kadang terpikir bagus juga ya nama Buitenzorg.

Sebuah pulau Melayu di ujung Semenanjung Malaka disebut pulau Tumasik, lalu oleh penguasa Inggris disebut Singapura atau Singapore menurut ucapan londo Inggris. Ketika Jepang berkuasa nama kota tersebut diganti jadi Shonanto. Akhirnya balik lagi jadi Singapura atau Singapore setelah Jepang kalah perang tahun 1945. Terlihat sekali penguasa politik berwenang memberikan nama pulau kota tersebut sesuai kehendaknya.

Di ujung barat Indonesia, ibukota provinsi Aceh bernama Kutaraja, pada peta terbitan zaman Republik Indonesia sebelum 1963. Ternyata Kutaraja itu nama yang diberikan Belanda setelah mereka merebut Banda Aceh Darussalam ibukota Kesultanan Aceh pada tahun 1874.

Nama kota Banda Aceh dihidupkan kembali berdasarkan Keputusan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah bertanggal 9 Mei 1963 No. Des 52/1/43-43. Sejak saat itu nama Kutaraja yang ditetapkan oleh Belanda sejak 1874 resmi dikubur, kembali nama Banda Aceh diberlakukan kembali hingga saat ini.

Ada banyak "kota baru" yang dibangun developer di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Secara fisik memang cukup layak disebut kota, namun belum tentu disetujui jadi nama kota secara administratif.

Tahun 1950an dibangun Kebayoran Baru, sebuah kota satelit di selatan Jakarta. Setelah lebih dari setengah abad wilayah tersebut jadi inti Kota Administrasi Jakarta Selatan, bukan Kota Kebayoran Baru. Sebuah contoh lagi Bumi Serpong Damai (BSD) dibangun tahun 1980an, sekarang menjadi inti Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang modern, secara administratif yang ada kota Tangsel, bukan kota BSD.

Kota Baru Parahyangan, Kelapa Gading Permai, Bumi Serpong Damai dan Sentul City ditambah Meikarta adalah sejumlah "kota baru" dan calon "kota baru" yang sudah memasyarakat. Apakah pemberian nama itu harus sepersetujuan Pemerintah Daerah setempat, Pemerintah Kota/Kabupaten dan Provinsi?.

Jepang mengganti nama-nama kota yang menggunakan bahasa belanda seperti buitenzorg menjadi

Jepang mengganti nama-nama kota yang menggunakan bahasa belanda seperti buitenzorg menjadi
Lihat Foto

Wikimedia Commons

Gambar Batavia, ibu kota Hindia Belanda pada 1780.

KOMPAS.com - Sebelum menyandang nama Jakarta, ibu kota Indonesia pernah mengalami beberapa kali pergantian nama.

Mulai dari Sunda Kelapa, Jayakarta, hingga Batavia pada masa penjajahan Belanda.

Nama Batavia diresmikan sejak 1619, setelah Belanda menjadikan wilayah ini sebagai pusat kekuasaan di Indonesia.

Selama 300 tahun lebih, wilayah Jakarta saat ini memakai nama Batavia.

Lantas, darimana asal nama Batavia dan siapa yang mengusulkannya?

Asal nama Batavia

Batavia adalah nama yang diambil dari Suku Batavier, nenek moyang bangsa Belanda.

Suku Batavier adalah sebuah Suku Jermanik yang pada masa Kekaisaran Romawi pernah mendiami tepi Sungai Rhein.

Bangsa Belanda dan sebagian bangsa Jerman adalah keturunan dari suku ini.

Selain digunakan untuk menamai wilayah Jakarta saat ini, nama Batavia juga diberikan pada kapal milik VOC yang dibuat pada 1628.

Baca juga: Sejarah Nama Jakarta

Perubahan nama Jayakarta menjadi Batavia

Jauh sebelum Belanda datang, wilayah Jakarta saat ini oleh Pangeran Fatahillah diberi nama Jayakarta.