Jelaskanlah nilai estetis dalam seni rupa 2 dimensi

Pada dasarnya nilai estetis antara seni rupa dua dimensi dan seni rupa tiga dimensi itu sama. Oleh karena itu kita perlu melihat nilai estetis atau nilai estetika itu secara umum. Nilai estetis dapat terbentuk karena pengalaman seseorang mencerap nilai estetika pada suatu karya seni rupa.

Nilai estetika pendekatan: 1) Unsur seni: seniman, karya seni, masyarakat (pengamat atau penikmat), 2) Mimetik: sejauh mana karya berhubungan dengan kenyataan, 3) Ekspresif: sejauh mana karya mengungkapkan isi hati penciptanya, 4) Struktural: sejauh mana karya merupakan suatu kesatuan dengan strukturnya sendiri.

Nah, sekarang apa yang kamu ketahui tentang nilai estetis seni rupa dua dimensi. Jadi nilai estetis adalah nilai suatu keindahan yang terdapat pada karya seni rupa dua dimensi. Keindahan sendiri tidak hanya dilihat dari bentuk dan hasil karya seni rupanya tetapi juga kita dapat melihat keistimewaan karya tersebut dari ungkapan pencipta karyanya.

Terima kasih, selamat mencari jawaban lain jika kurang puas dengan penurutan kami.

 

Jelaskanlah nilai estetis dalam seni rupa 2 dimensi
gambar disalin dari Nirvana Adi Karya

Ilustrasi nilai estetis karya seni rupa dua dimensi. Sumber: Unsplash

Seni rupa merupakan salah satu cabang seni yang sifat karyanya dapat dipandang keindahannya dengan mata dan dapat dirasakan dengan indra peraba. Berdasarkan pengertian tersebut, maka seni rupa tentu selalu mengandung nilai keindahan disetiap karyanya. Hal tersebut juga berlaku bagi nilai estetis karya seni rupa dimensi seperti halnya lukisan.

Seni lukis merupakan contoh karya seni dua dimensi. Mengapa disebut demikian? Pasalnya mengutip dari Pembelajaran Seni Rupa di SD, Yunisrul (2020: 135), lukisan adalah karya seni rupa yang hanya terdiri dari dua dimensi, yakni panjang dan lebar saja sehingga nilai keindahannya hanya dapat dinikmati atau dilihat dari satu arah pandang saja.

2 Jenis Nilai Estetis Karya Seni Rupa Dua DImensi

Meski sifatnya hanya dapat dipandang dari satu arah saja, namun nilai estetis karya seni rupa dua dimensi tentunya tetap bisa ditangkap oleh indra penglihatan kita, dan bisa pula dirasakan bentuknya dari satu arah. Sama seperti karya seni lainnya, nilai estetis karya seni rupa dua dimensi memiliki dua jenis kategori, yakni nilai estetis yang sifatnya objektif, dan yang bersifat subjektif.

Dalam ilmu seni, sebuah karya seni dianggap memiliki nilai estetis objektif apabila keindahan dari karya tersebut terpancarkan secara langsung dan dapat ditangkap oleh mata secara harfiah. Artinya pandangan keindahan tersebut mutlak dimiliki oleh karya seni rupa itu sendiri, misalnya saja estetis berdasarkan pemilihan dan perpaduan warnanya, bentuk garis dan polanya, dan lain sebagainya.

Ilustrasi nilai estetis karya seni rupa dua dimensi. Sumber: Unsplash

Sedangkan karya seni dianggap pula memiliki nilai estetis subjektif artinya nilai keindahan sebuah karya memiliki deskripsi yang berbeda-beda bergantung pada siapa yang melihat karya tersebut. Artinya, estetis subjektif adalah keindahan menurut sudut pandang pribadi atau selera masing-masing orang. Misalnya saja terdapat satu karya dimana si A menyebut bahwa karya tersebut sangat indah, namun si B bisa saja menganggap bahwa hal tersebut biasa saja.

Berdasarkan sifat atau jenis-jenis nilai estetis karya seni rupa dua dimensi tadi, maka kita dapat memahami bahwa setiap karya seni rupa pastilah memiliki nilai keindahan dari dua aspek tadi, yakni indah menurut objek dan subjeknya. Semoga ulasan singkat tadi dapat bermanfaat! (HAI)

Home » Kelas XII » Simbol dan Nilai Estetis Karya Seni Rupa Dua Dimensi

Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Seni rupa dibedakan menjadi seni rupa dua dimensi dan seni rupa tiga dimensi. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai simbol dan nilai estetis seni rupa dua dimensi saja. Contoh seni rupa dua dimensi adalah seni lukis, seni batik, sketsa, dan seni ilustrasi. Jenis simbol dalam konsep seni rupa 2 dimensi dapat diketahui melalui objek dan unsur-unsur rupanya, serta pada visualisasi bentuk objek dan tema seni rupa. Sedangkan nilai estetis dalam konsep seni rupa 2 dimensi merupakan nilai keindahan dan keunikan pada sebuah karya seni rupa 2 dimensi itu sendiri.

A. Simbol Seni Rupa Dua Dimensi

Dalam seni rupa, simbol dapat dijumpai pada karya dua dimensi atau tiga dimensi. Dalam pembelajaran seni rupa, kata Simbol dijelaskan sebagai makna yang dikandung dalam karya seni rupa baik wujud objeknya atau unsur-unsur rupanya. Simbol merupakan lambang yang mengandung makna atau arti. Kata simbol dalam bahasa Inggris: symbol; Latin symbolium, berasal dari bahasa Yunani symbolon (symballo) yang berarti menarik kesimpulan, bermakna atau memberi kesan. Secara konseptual, kata simbol ini memiliki beberapa pengertian sebagai berikut.

  1. Sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang kelihatan yang menggantikan gagasan atau objek tertentu.
  2. Kata; tanda, isyarat, yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain: arti, kualitas, abstraksi, gagasan, objek.
  3. Apa saja yang diberikan arti dengan persetujuan umum dan/ atau dengan kesepakatan atau kebiasaan. Misalnya, lampu lalu lintas.
  4. Tanda konvensional, yakni sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau individu-individu dengan arti tertentu yang kurang lebih standar yang disepakati atau dipakai anggota masyarakat itu. Arti simbol dalam konteks ini sering dilawankan dengan tanda alamiah.

Simbol dalam sebuah karya seni rupa dua dimensi dijumpai pada objek dan unsur-unsur rupanya. Penataan unsur-unsur rupa seperti warna (color), garis (line), bidang (shape), bentuk (form), gelap terang (value), tekstur (texture) dan ruang (space) dapat menyimbolkan sesuatu. Selain pada unsur-unsur rupanya, simbol dalam karya seni rupa dua dimensi dapat kamu jumpai pada visualisasi bentuk objek dan tema yang terdapat pada karya seni rupa tersebut.

Seorang perupa (seniman) mengolah unsur-unsur seni rupa fisik dan non-fisik sesuai dengan keterampilan dan kepekaan yang dimiliki dalam mewujudkan sebuah karya seni rupa. Berikut ini unsur-unsur seni rupa dua dimensi.

  1. Garis adalah unsur fisik yang mendasar dan penting dalam mewujudkan sebuah karya seni rupa. Garis memiliki dimensi memanjang dan mempunyai arah serta sifat-sifat khusus seperti: pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus, melengkung, berombak dan seterusnya. Garis dapat juga digunakan untuk mengomunikasikan gagasan dan mengekspresikan diri. Garis tebal tegak lurus misalnya, dapat memberi kesan kuat dan tegas, sedangkan garis tipis melengkung, memberi kesan lemah dan ringkih. Karakter garis yang dihasilkan oleh alat yang berbeda akan menghasilkan karakter yang berbeda pula.
  2. Raut (Bidang dan Bentuk) yang merupakan tampak, potongan atau wujud dari suatu objek. Istilah ”bidang” umumnya digunakan untuk menunjuk wujud benda yang cenderung pipih atau datar sedangkan ”bangun” atau ”bentuk” lebih menunjukkan kepada wujud benda yang memiliki volume (mass).
  3. Ruang uang dalam sebuah karya seni rupa 2 dimensi menunjukan kesan dimensi dari obyek yang terdapat pada karya seni rupa tersebut. Pada karya dua dimensi kesan ruang dapat dihadirkan dalam karya dengan pengolahan unsur-unsur kerupaan lainnya seperti perbedaan intensitas warna, terang-gelap, atau menggunakan teknik menggambar perspektif untuk menciptakan ruang semu (khayal). Dalam seni rupa dua dimensi, ruang besifat semu.
  4. Tekstur adalah unsur rupa yang menunjukan kualitas taktis dari suatu permukaan atau penggambaran struktur permukaan suatu objek pada karya seni rupa. Berdasarkan wujudnya, tekstur dapat dibedakan atas tekstur asli dan tekstur buatan. Tekstur asli adalah perbedaan ketinggian permukaan objek yang nyata dan dapat diraba, sedangkan tekstur buatan adalah kesan permukaan objek yang timbul pada suatu bidang karena pengolahan unsur garis, warna, ruang, dan terang-gelap.
  5. Warna adalah unsur rupa yang paling menarik perhatian. Menurut teori warna Brewster, semua warna yang ada berasal dari tiga warna pokok (primer) yaitu merah, kuning dan biru. Dalam berkarya seni rupa terdapat beberapa teknik Contoh penggambaran tekstur penggunaan warna, yaitu secara harmonis, heraldis, murni, monokromatik dan polikromatik. Warna dapat memberikan kesan tertentu. Ada warna muda dan warna tua, warna terang dan warna gelap, serta warna redup dan warna cerah. Warna gelap cenderung memberi kesan berat, sebaliknya warna terang dapat memberi kesan ringan.
  6. Gelap terang pada karya seni rupa timbul karena adanya perbedaan intensitas cahaya yang jatuh pada permukaan benda. Perbedaan ini menyebabkan munculnya tingkat nada warna (value) yang berbeda. Bagian yang terkena cahaya akan lebih terang dan bagian yang kurang terkena cahaya akan tampak lebih gelap.


Penataan unsur-unsur visual pada sebuah karya seni rupa menggunakan prinsip-prinsip dasar berupa kaidah atau aturan baku yang diyakini oleh seniman dan perupa pada umumnya dapat membentuk sebuah karya seni yang baik dan indah. Kaidah atau aturan baku ini disebut komposisi. Komposisi dapat mencakup beberapa prinsip penataan seperti: kesatuan (unity); keseimbangan (balance) dan irama (rhythm), penekanan, proporsi dan keselarasan. Prinsip-prinsip dasar ini merupakan unsur non fisik dari karya seni rupa.

  1. Komposisi adalah tata susunan yang menyangkut keseimbangan, kesatuan, irama, dan keselarasan dalam suatu karya seni rupa. Keseimbangan (balance) adalah kesan yang dapat memberikan rasa mapan (tidak berat di salah satu sisi) sehingga tidak ada ketimpangan dalam penempatan unsur-unsur rupa (garis, bentuk, warna, dan lain-lain). Kesatuan (unity) adalah hubungan keterkaitan antara unsur-unsur rupa yang mengarah pada pusat perhatian. Unsur-unsur gambar yang baik akan menyatu-padu, tidak terkesan terpencar atau berantakan. Irama (rhythm ) adalah uraian kesan gerak yang ditimbulkan oleh unsur-unsur yang dipadukan secara berdampingan dan keseluruhan. Irama dalam seni rupa ibarat alunan lagu atau musik yang diatur sedemikian rupa sehingga tercipta suatu keindahan. Irama dalam lukisan juga bisa diwujudkan dengan pengaturan warna dan bidang. Keselarasan (harmony) adalah kesan kesesuaian antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam satu kesatuan susunan. Misalnya, gambar buah apel yang ukurannya lebih besar daripada buah pepaya.
  2. Proporsi adalah kesan kesebandingan yang ideal (pantas, sesuai, dan benar) antara unsur yang satu dengan unsur lainnya dalam satu kesatuan unsur rupa. Penggambaran bentuk objek yang tidak proporsi akan terlihat janggal. Misalnya, gambar tangan manusia yang ukurannya lebih panjang dari ukuran kakinya.

B. Nilai Estetis Seni Rupa Dua Dimensi

Estetik berasal dari kata Estetika yang berarti salah satu cabang dari filsafat.dan Estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang keindahan dari suatu objek yang indah.jadi Nilai Estetik sendiri mempunyai arti nilai dari suatu keindahan yang kita rasakan setelah kita rasakan maka kita pun akan menilai seberapa indah objek tersebut. Nilai Estetik sangat dibutuhkan agar para seniman dapat menyajikan keindahan ketika mereka menampilkan dan menyajikan kepada para penikmat.dan juga bisa digunakan untuk layak atau tidaknya suatu seni untuk di pertontonkan ke masyarakat. Nilai estetis identik dengan keindahan dan keunikan sebuah karya seni rupa. Nilai estetis sebuah karya seni rupa terutama dipengaruhi oleh keharmonisan dan keselarasan penataan unsur-unsur rupanya. Nilai estetis dapat juga bersifat subjektif sesuai selera orang yang melihatnya. Pengalaman pribadi, lingkungan dan budaya dimana seseorang tinggal dapat menyebabkan nilai estetis sebauh karya seni rupa berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya. Nilai estetis obyektif memandang keindahan karya seni rupa berada pada wujud karya seni itu sendiri artinya keindahan tampak kasat mata. Sesungguhnya keindahan sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi baik, perpaduan warna yang cocok, penempatan obyek yang membentuk kesatuan dan sebagainya. Keselarasan dalam menata unsur-unsur visual inilah yang mewujudkan sebuah karya seni rupa. Nilai estetis yang bersifat subyektif beranggapan keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang diserap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya. Sebagai contoh saat melihat sebuah karya seni lukis, seseorang dapat menemukan nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya itu. Sehingga orang tersebut merasa tertarik pada apa yang ditampilkan dalam karya itu dan merasa senang untuk terus melihatnya bahkan ingin memilikinya. walaupun orang lain mungkin tidak tertarik pada karya tersebut. Perbedaan inilah yang menunjukkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni rupa dapat bersifat subyektif. Sebuah karya seni rupa menjadi indah dan unik karena kemampuan perupanya memilih dan memvisualisaikan objek pada bidang garapannya melalui pengolahan unsur-unsur rupa. Berikut ini contoh pengamatan terhadap sebuah karya seni rupa.

KaryaAspek yang DiamatiUraian Hasil Pengamatan

Jelaskanlah nilai estetis dalam seni rupa 2 dimensi

Unsur-unsur rupa yang menonjolUnsur bidang
Objek yang tampakKeragaman bentuk
Bagian objek yang paling menarikProporsi gambar
Makna simbolik pada unsur, objek atau tema.Menunjukan perpaduan berbagai bentuk

Jelaskanlah nilai estetis dalam seni rupa 2 dimensi

Unsur-unsur rupa yang menonjolUnsur ruang
Objek yang tampakWarna yang digunakan serasi
Bagian objek yang paling menarikPerpaduan warna
Makna simbolik pada unsur, objek atau tema.Menunjukan kasih sayang dengan seama

Jelaskanlah nilai estetis dalam seni rupa 2 dimensi

Unsur-unsur rupa yang menonjolUnsur tekstur
Objek yang tampakMenggambarkan keindahan
Bagian objek yang paling menarikKeselarasan gambar
Makna simbolik pada unsur, objek atau tema.Menunjukan keindahan ciptaan Tuhan

Jelaskanlah nilai estetis dalam seni rupa 2 dimensi

Unsur-unsur rupa yang menonjolUnsur gelap terang
Objek yang tampakPemilihan warna yang tepat
Bagian objek yang paling menarikIrama
Makna simbolik pada unsur, objek atau tema.Menunjukan semangat yang tinggi

Posted by Nanang_Ajim

Mikirbae.com Updated at: 5:16 PM