Bonus demografi adalah sebuah fenomena saat penduduk usia produktif jumlahnya sangat banyak. Indonesia diketahui menjadi negara yang kini memiliki bonus demografi atau ledakan penduduk. Pasalnya jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi dibandingkan usia non produktif. Show Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada tahun 2019 lalu, penduduk usia produktif masih mendominasi. Persentase laki-laki dan perempuan di usia produktif (15-64 tahun) sekitar 67,6 %. Sedangkan penduduk usia belum produktif hanya sekitar 26-27 %. Pada kesempatan kita akan mengulas tentang bonus demografi mulai dari definisi hingga hambatannya. Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap, berikut penjelasannya. Definisi Bonus DemografiDemografi berasal dari Bahasa Yunani dari kata “demos” yang artinya rakyat atau penduduk dan “grafein” berarti menulis. Jadi secara istilah demografi adalah tulisan atay karangan tentang rakyat. Sementara itu dalam buku “Principles of Demography” mengartikan demografi sebagai ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi, dan distribusi penduduk serta perubahan sepanjang masa. Perubahan tersebut disebabkan oleh kelahiran, kematian, perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial. Berdasarkan penjelasan dalam jurnal Visioner 12(2), ledakan penduduk dicirikan dengan jumlah penduduk usia produktif yang lebih banyak dibandingkan penduduk usia non produktif. Parameter yang digunakan untuk menilai bonus demografi yaitu dependency ratio atau rasio ketergantungan. Dependency ratio adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara jumlah penduduk usia non produktif (kurang dari 15 tahun dan di atas 64 tahun) dengan penduduk usia produktif (15 – 64 tahun). Angka rasio tersebut menunjukkan beban tanggungan penduduk usia produktif terhadap penduduk usia non produktif. Apabila angka rasio tersebut rendah, berarti penduduk usia produktif hanya menanggung sedikit penduduk usia non produktif. Baca JugaSebuah negara bisa memanfaat bonus demografi apabila memenuhi syarat berikut ini:
Apabila ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi, maka akan terjadi beban demografi yang bisa meningkatkan jumlah pengangguran. Dampak Bonus DemografiBonus demografi memberikan dampak positif untuk setiap negara yang memilikinya. Dalam jurnal Visioner 12(2), disebutkan beberapa dampak bonus demografi seperti berikut:
Baca JugaSementara itu, dalam buku Pasti Bisa Geografi" juga menjelaskan tentang beberapa dampak bonus demografi Indonesia, antara lain:
Dalam buku Manajemen Kebijakan Publik Sektor Pariwisata, disebutkan beberapa dampak dari bonus demografi seperti berikut:
Baca JugaWalaupun memiliki jumlah penduduk usia produktif yang tinggi, namun untuk memanfaatkan kondisi tersebut masih sering terhambat oleh beberapa faktor. Adapun hambatan bonus demografi sebagai berikut: 1. Banyak penduduk usia produktif yang menjadi pengangguranPengangguran ternyata menjadi penghambat bonus demografi. Di masa pandemi seperti saat ini, tingkat pengangguran semakin tinggi. Banyak anak muda produktif yang terpaksa menganggur karena lowongan pekerjaan menurun di saat pandemi. BPS mencatat adanya penurunan iklan lowongan pekerjaan yang turun 66 %, dari 34.056 pada kuartal I-2020 menjadi 11.427 pada kuartal III-2020. Di samping itu, bonus demografi bisa menambah angkatan kerja di Indonesia. Bulan Agustus 2022, jumlah angkatan kerja naik 1,74 % secara tahunan (year on year/yoy). Kondisi ekonomi yang sulit membuat angkatan kerja tersebut sulit terserap dan membuat pengangguran meningkat. Baca JugaDigitalisasi yang dilakukan di berbagai sektor memang bisa meningkatkan kemajuan di sektor tersebut. Namun untuk beberapa hal, transformasi digital dan revolusi industri ternyata bisa menghambat bonus demografi. Sebab transformasi digital dan revolusi industri dapat membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Untuk mencegah terjadinya pengangguran akibat digitalisasi, maka kita perlu meningkatkan ekosistem digital termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sebuah riset yang dilakukan Lazada dan YCP Solidiance menilai Indonesia perlu lebih agresif untuk menciptakan talenta digital lewat kolaborasi, penciptaan ekosistem, dan pelatihan. Persiapan tersebut penting untuk menyambut bonus demografi pada tahun 2030 nanti.
Halo, Sobat Zenius! Sebelum membahas tentang bonus demografi, gue punya satu pertanyaan nih. Pernah nggak elo membayangkan kalau di suatu negara yang didominasi oleh kelompok umur tertentu dalam jumlah yang sangat banyak? Kira-kira apa ya, yang akan terjadi? Yap, pastinya keadaan seperti itu akan berdampak pada kondisi ekonomi negara nih, guys. Nah, biar elo nggak makin bingung, yuk kita cari tahu lebih banyak mengenai bonus demografi. Mulai dari pengertian, dampak, hingga manfaat dari bonus demografi! Bonus demografi termasuk dalam materi Isu dalam Dinamika Kependudukan kelas 11. Untuk baca artikel selengkapnya, klik link berikut: Dinamika Kependudukan Indonesia. Apa yang dimaksud bonus demografi? Bonus demografi adalah kondisi di mana proporsi penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia non produktif (utamanya usia muda). Usia produktif yang dimaksud adalah rentang usia 15-64 tahun, sedangkan usia non-produktif terbagi menjadi dua yaitu usia muda (<15 tahun) dan usia tua (>64 tahun). Nah, menurut elo apa sih yang menjadi penyebab bonus demografi? Kalau elo menjawab angka kelahiran rendah, yap itu betul banget. Rendahnya angka kelahiran di suatu wilayah menyebabkan populasi usia muda (<15 tahun) menjadi sedikit. Sehingga, usia produktif (15-64 tahun) menjadi lebih dominan. So, apakah Indonesia telah mencapai kondisi bonus demografi? Nah, coba deh elo perhatikan gambar di bawah ini! Piramida penduduk Indonesia. (Dok. Populationpyramid.net) Seperti yang elo lihat di gambar kiri, penduduk Indonesia di tahun 2020-sekarang masih didominasi oleh usia non-produktif sehingga belum bisa dikatakan sebagai bonus demografi. Sementara itu, dari gambar kanan, penduduk Indonesia tahun 2045 didominasi oleh usia produktif. Dari sana, dapat disimpulkan kalau Indonesia akan mencapai bonus demografi di tahun 2045. Udah pernah tau belum, apa itu piramida penduduk dan jenis-jenisnya? Pembahasan selengkapnya ada di artikel berikut: Komposisi Penduduk dan Piramidanya. Apa dampak positif dan negatif bonus demografi? (Dok. Pexels) Lantas, apa sajakah dampak positif dan negatif bonus demografi? Jadi, seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bonus demografi merupakan kondisi di mana usia produktif lebih dominan. Sehingga, dampak positif bonus demografi adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Nah, menurut elo kenapa sih bonus demografi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi? Dengan adanya bonus demografi dapat meningkatkan standar hidup penduduk yang salah satu faktor penentunya yakni produktivitas. Produktivitas merupakan kemampuan untuk memperbaiki mutu kehidupan, efisiensi, efektivitas, dan penciptaan nilai tambah. Sehingga, dengan adanya peningkatan produktivitas maka dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tapi, pertumbuhan ekonomi bisa tercapai ketika ketersediaan lapangan pekerjaan dan kualitas SDM yang baik sudah tercapai. Bagaimana kalau tidak? Apabila belum tercapai, yang akan terjadi adalah penurunan ekonomi akibat angka pengangguran yang tinggi. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan memiliki strategi dalam menghadapi bonus demografi. Beberapa strategi yang bisa dilakukan yakni reformasi birokrasi, pengembangan talenta muda, reformasi pengawasan, dan lainnya. Ilustrasi bonus demografi (Dok. Pexels)
A. Jumlah penduduk usia muda tinggi.B. Jumlah penduduk usia muda rendah.C. Peluang atau kesempatan kerja rendah.D. Peluang atau kesempatan kerja tinggi. E. Tidak ada jawaban yang benar. |