Jelaskan Manfaat Informasi tentang harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu

b. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi. Terdiri dari biaya overhead pabrik tetap, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik semi variabel. c. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen. Terdiri dari biaya tenaga kerja, depresiasi, reparasi, dan pemeliharaan aktiva tetap serta asuransi yang terjadi dalam departemen pembantu. Dari beberapa pengertian tentang biaya overhead pabrik, maka dapat disimpulkan bahwa biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.

2.1.4 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi 2007:39 manfaat informasi harga pokok produksi adalah sebagai berikut: a. Menentukan harga jual produk. Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan, disamping data biaya lain serta data non biaya. b. Memantau realisasi biaya produksi. Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk dilakukan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang dipertimbangkan sebelumnya. c. Menghitung laba atau rugi periode tertentu. Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu. Informasi laba atau rugi bruto periodik, diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi. d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. Didalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi, dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap periode.

2.1.5 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi

Blocher, et.al 2001:551 mengemukakan bahwa pada dasarnya ada dua macam sistem penentuan biaya produk yang digunakan dalam jenis industri yang berbeda yaitu sistem biaya penentuan biaya berdasarkan pesanan job costing dan sistem penentuan biaya berdasarkan proses process costing. 2.1.5.1 Penentuan biaya berdasarkan pesanan job costing Merupakan sistem penentuan biaya produk yang mengakumulasikan dan membebankan biaya ke pesanan tertentu. Pengolahan produk akan di mulai setelah datangnya pesanan dari langgananpembeli melalui dokumen pesanan penjualan sales order, yang memuat jenis dan jumlah produk yang dipesan, spesifikasi pesanan, tanggal pesanan, tanggal pesanan diterima, dan harus diserahkan. Atas dasar pesanan penjualan akan dibuat perintah produksi untuk melaksanakan kegiatan produksi sesuai dengan yang dipesan oleh pembeli. Harga pokok pesanan dikumpulkan untuk setiap pesanan sesuai dengan biaya yang dikonsumsi oleh setiap pesanan, jumlah biaya produksi setiap pesanan akan dihitung pada saat pesanan selesai. Untuk menghitung biaya satuan, jumlah biaya produksi pesanan tertentu dibagi jumlah produksi pesanan yang bersangkutan. Karakteristik usaha perusahaan yang menggunakan sistem penentuan biaya berdasarkan pesanan menurut Mulyadi 1999:42 yaitu: 1 proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. 2 produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan, 3 produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan. Manfaat harga pokok produksi berdasarkan pesanan adalah : 1 menentukan harga jual yang akan dibebankan pada pemesan, 2 mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan, 3 memantau realisasi biaya produksi, 4 menghitung laba atau rugi tiap pesanan, 5 menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses. 2.1.5.2 Penentuan biaya berdasarkan proses process costing Mengakumulasikan biaya produk atau jasa berdasarkan proses atau departemen dan kemudian membebankan biaya tersebut ke sejumlah besar produk yang hampir identik. Karakteristik usaha perusahaan yang menggunakan sistem penentuan biaya berdasarkan proses yaitu : 1 produk yang dihasilkan merupakan produk standar, 2 produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama, 3 kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu. Manfaat harga pokok produksi berdasarkan proses adalah : 1 menentukan harga jual produk, 2 memantau realisasi biaya produksi, 3 menghitung laba atau rugi periodik, 4 menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

2.2 Sistem Biaya Konvensional

14

2.6. Tujuan dan Manfaat Penentuan Harga Pokok Produksi

Tujuan utama dari penentuan harga pokok berdasarkan Adikoesoemah 1982:30 yaitu : sebagai dasar untuk menetapkan harga di pasar penjualan, untuk menetapkan pendapatan yang diperoleh pada penukaran, serta sebagai alat untuk menilai efisiensi dari proses produksi. Sedangkan Menurut Horngren 1992:90 tujuan penetapan harga pokok produksi yaitu selain untuk memenuhi keperluan pelaporan ekstern dalam hal penilaian persediaan dan penentuan laba, manajer membutuhkan data harga pokok produksi untuk pedoman pengambilan keputusan mengenai harga dan strategi produk. Mulyadi 2000:7 menyebutkan informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk : a. Menentukan harga jual produk; b. Memantau realisasi biaya produksi; c. Menghitung laba atau rugi periodik; d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat dalam penentuan harga pokok produksi yaitu : a. Sebagai dasar dalam penetapan harga jual. b. Sebagai alat untuk menilai efisiensi proses produksi. c. Sebagai alat untuk memantau realisasi biaya produksi. d. Untuk menentukan laba atau rugi periodik. e. Menilai dan menentukan harga pokok persediaan. 15 f. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan bisnis.

2.7. Pengertian Biaya dan Penggolongannya

Horngren 1992:21 mendefinisikan biaya sebagai sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan tertentu. Senada dengan Horngren, Daljono 2004:13 juga mendefinisikan biaya sebagai suatu pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan keuntungan atau manfaat pada saat ini atau masa yang akan datang. Biaya sebagai suatu nilai tukar, pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat Carter, 2009:30. Sedangkan menurut Krismiadji 2002: 18, biaya atau cost adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat sekarang atau untuk periode mendatang. Sedangkan Mulyadi 2000:8, mendefinisikan biaya sebagai suatu pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satu satuan uang yang terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dari pendapat- pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan suatu pengorbanan sumber daya ekonomi untuk mencapai tujuan tertentu yang bermanfaat pada saat ini atau masa yang akan datang. Biaya-biaya dari suatu pengorbanan dibentuk oleh nilai dari banyaknya kapasitas produksi yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang. Untuk itu dalam menentukan biaya terdapat faktor-faktor yang menentukan biaya itu sendiri yaitu : banyaknya 16 kapasitas produksi dari bermacam-macam alat produksi yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang, nilai dari kapasitas ini, besarnya dan lamanya pemakaian kekayaan yang diperlukan untuk memproduksi barangbarang, serta harga dari kekayaan Adikoesoemah, 1982:33. Muhadi dan Siswanto 2001:3 menjelaskan biaya expense dalam arti sempit didefinisikan sebagai bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha untuk memperoleh penghasilan. Sedangkan dalam arti luas biaya didefinisikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan mata uang yang telah terjadi dan mungkin akan terjadi untuk mencapai tujuan tetentu. Menurut Bustami dan Nurlela 2009:5, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Prawironegoro dan Durwanti 2009: 19 biaya adalah kas dan setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi atau memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan dimasa mendatang. Penggolongan adalah proses pengelompokkan secara sistematis atas keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih penting Supriyono, 1999:35. Informasi biaya yang lengkap diperlukan oleh manajemen untuk tujuan- tujuan tertentu antara lain: perencanaan, pengukuran, pengawasan, dan penilaian terhadap operasi perusahaan. Oleh karena itu, biaya yang banyak ragamnya perlu 17 diadakan penggolongan sesuai dengan kebutuhan manajemen. Ada beberapa cara penggolongan biaya dimana masing-masing cara penggolongannya biaya dimaksudkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang berbeda Muhadi dan Siswanto, 2001:3. Beberapa penggolongan biaya menurut Muhadi dan Siswanto 2001:4 antara lain: 1. Atas dasar objek pengeluaran, 2. Atas dasar fungsi di dalam perusahaan, 3. Atas dasar hubungan biaya-biaya dengan produk yang dibiayai, 4. Atas dasar tingkah laku biaya dalam hubungannya dengan volume kegiatan, 5. Atas dasar hubungan biaya dengan pusat biaya, 6. Atas dasar hubungan biaya dengan periode pembukuan. Mulyadi 2000:14, menggolongkan biaya menurut: obyek pengeluaran, fungsi pokok perusahaan, hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, serta atas dasar jangka waktu manfaatnya. Biaya yang digolongkan menurut obyek pengeluaran, nama obyek pengeluaran merupakan dasar dalam penggolongan biaya ini. Biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu : 1 Biaya produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik; 2 Biaya pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk 18 melaksanakan kegiatan pemasaran produk; 3 Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu : 1 Biaya langsung direct cost, adalah biaya yang terjadi yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung; 2 Biaya tidak langsung indirect cost, adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya pabrik tidak langsung atau biaya overhead pabrik factory overhead costs. Daljono 2004:15, mengklasifikasikan biaya berdasarkan hubungannya dengan produk, waktu pengakuan, volume produksi dan sebagainya. Klasifikasi biaya menurut hubungannya dengan produk, dapat dibedakan menjadi dua yaitu biaya pabrikasi product cost dan biaya komersial. Biaya pabrikasi product cost sering disebut sebagai biaya produksi atau biaya pabrik, terdiri dari : 1. Biaya bahan Biaya bahan adalah nilai atau besarnya upah yang terkandung dalam bahan yang digunakan untuk proses produksi. Biaya bahan dibedakan menjadi : a. Biaya bahan baku direct material Bahan baku adalah bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi barang jadi, yang secara fisik dapat diidentifikasi pada barang jadi. 19 b. Biaya bahan penolong indirect material Yang termasuk dalam bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya relatif kecil atau pemakaiannya sangat rumit untuk dikenali di produk jadi. 2. Biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja merupakan gaji atau upah karyawan bagian produksi. Biaya ini dibedakan menjadi : a. Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah gaji atau upah tenaga kerja yang dipekerjakan untuk memproses bahan menjadi barang jadi. b. Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan gaji atau upah tenaga kerja bagian produksi yang tidak terlibat secara langsung dalam proses pengerjaan bahan menjadi produk jadi. 3. Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik factory overhead cost adalah biaya yang timbul dalam proses produksi selain yang termasuk dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Yang termasuk dalam biaya overhead pabrik adalah : biaya pemakaian supplies pabrik, biaya pemakaian minyak pelumas, biaya penyusutan bagian produksi, biaya pemeliharaan atau perawatan bagian produksi, biaya listrik bagian produksi, biaya asuransi bagian produksi, biaya pengawasan, dan sebagainya. 20 Gabungan antara biaya bahan dengan biaya tenaga kerja, disebut biaya utama prime cost, sedangkan gabungan antara biaya tenaga kerja dengan biaya overhead pabrik disebut biaya konversi conversion cost. Sedangkan yang termasuk dalam biaya komersial yaitu biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum. Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi dengan tujuan untuk memasarkan produk. Biaya pemasaran terjadi sejak produk selesai diproses hingga produk tersebut terjual. Biaya administrasi dan umum merupakan beban yang dikeluarkan dalam rangka mengatur dan mengendalikan organisasi. Daljono 2004:16 juga mengklasifikasikan biaya menurut waktu pengakuan timing of recogition dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1 Product cost biaya produk, adalah biaya yang terjadi dalam rangka membuat produk. Biaya ini sifatnya melekat pada produk, karena melekat pada produk maka product cost disebut juga inventorial cost; 2 Period cost biaya periode, adalah biaya yang terjadi dalam satu periode yang tidak ada kaitannya dengan pembuatan produk. Biaya periode sifatnya tidak melekat pada produk dan akan dipertemukan dengan pendapatan untuk menghitung laba rugi pada periode yang bersangkutan. Klasifikasi biaya dikaitkan dengan volume produksi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : a. Biaya variabel variabel cost, adalah biaya yang bila dikaitkan dengan volume pemacu timbulnya biaya secara per unit akan selalu tetap tidak berubah jumlahnya, meskipun volume produksi berubah-ubah, akan tetapi secara total biaya tersebut jumlahnya akan berubah sesuai dengan proporsi 21 perubahan aktivitas. Total biaya variabel akan bertambah apabila volume produksi bertambah; b. Biaya tetap fixed cost, adalah biaya yang secara total, biaya tersebut tidak berubah jumlahnya meskipun aktivitas atau jumlah produksi berubah. Jumlah biaya tiap unit akan menurun jika aktivitasnya meningkat; c. Biaya semi variabel, merupakan campuran antara biaya variabel dengan biaya tetap. Biaya semi variabel memiliki sifat meskipun tidak ada aktivitas, biaya ini tetap ada dan totalnya akan berubah jika aktivitas juga berubah. Untuk membantu perencanaan dan pengambilan keputusan manajemen, Blocher dkk 2000:92 mengelompokkan biaya menjadi : 1. Biaya relevan Konsep biaya relevan muncul dalam situasi dimana pengambilan keputusan harus memilih diantara dua atau lebih pilihan. 2. Biaya diferensial Biaya diferensial merupakan biaya yang berbeda untuk setiap pilihan keputusan dan oleh karena itu merupakan biaya yang relevan untuk pengambilan kepuitusan, jika biaya tersebut merupakan biaya yang belum terjadi. 3. Opportunity cost Opportunity cost merupakan manfaat yang hilang karena suatu alternatif atau pilihan yang dipilih mendapat manfaat dari pilihan atau alternatif lainnya. 22 4. Sunk cost Sunk cost merupakan biaya yang telah terjadi atau telah ditetapkan pada waktu yang lalu, dan oleh karena itu merupakan biaya yang tidak relevan.

2.8. Elemen Biaya Produksi dalam Penentuan Harga Pokok Produksi