Jelaskan maksud nilai estetis secara objektif dan subjektif

Apa yang dimaksud dengan nilai estetis objektif?

Jawab:

Nilai estetis objektif adalah memandang keindahan karya seni rupa berada pada wujud karya seni itu sendiri, artinya keindahan tampak kasatmata.

----------------#----------------

Jangan lupa komentar & sarannya

Email:

Kunjungi terus: masdayat.net OK! :)

Newer Posts Older Posts

Seorang peneliti harus memiliki sikap objektif. Mengapa demikian? Karena peneliti harus menghasilkan kesimpulan yang lebih baik dengan dukungan data atau fakta tanpa mencampurnya dengan pendapat atau perasaan pribadi. Sikap objektif harus dijunjung tinggi untuk memandang suatu masalah.

Hal ini dikarenakan sikap objektif lebih pasti berkat dukungan data atau fakta, dan dapat diyakini keabsahannya.

Sedangkan sikap subjektif cenderung pada seseorang yang mana berpikiran relatif, hasil dugaan berdasarkan perasaan maupun selera orang. Untuk lebih lengkapnya, berikut kami jelaskan perbedaan objektif dan subjektif.

Pengertian Objektif dan Subjektif

Jelaskan maksud nilai estetis secara objektif dan subjektif

Jika dipandang dari pengertian sejarah objektif dan subjektif, objektif merupakan sejarah yang terjadi  diluar dugaan atau pemikiran manusia.

Contoh sejarah objektif adalah tsunami, gempa bumi, maupun bencana yang ditimbulkan oleh alam.

Sedangkan subjektif merupakan sejarah yang terjadi dengan sepengetahuan manusia atau bahkan karena ulah dari manusia itu sendiri.

Contoh sejarah subjektif adalah perang, tentang penemuan, dan lain sebagainya.

Perbedaan Objektif dan Subjektif

Jelaskan maksud nilai estetis secara objektif dan subjektif

Berikut perbedaan antara objektif dan subjektif yang kami sajikan dalam bentuk tabel.

PerbedaanObjektifSubjektif
Berdasarkan padaPenelitian terhadap fakta terukurKepercayaan pribadi, pendapat, asumsi, dan interpretasi
Umumnya ditemukan padaEnsiklopedi, laporan berita, buku teksBlog, review, komentar di Internet,
editorial surat kabar, biografi
Cocok untuk penentuan keputusan?Cenderung iyaCenderung tidak
Cocok untuk laporan berita?IyaTidak

Contoh Nilai Estetis Bersifat Objektif dan Subjektif

Sifat objektif dalama nilai estetis berkaitan dengan suatu keindahan yang dihasilkan dari suatu karya seni dari mata wujud fisik suatu benda.

Sedangkan subjektif yaitu sifat yang tergantung individu memandang nilai estetika suatu karya seni tersebut, dan setiap individu memiliki penilaian berbeda.

  • Objektif: Seseorang menilai karya seni karena memang bagus dan bernilai jual tinggi. Hal tersebut berdasarkan pendapat yang tidak didapat hanya oleh satu orang.
  • Dengan dukungan fakta yang menyatakan bahwa barang tersebut memang bagus.
  • Subjektif: Seseorang menilai suatu karya seni yang bagus dari segi warna yang gelap, sedangkan pendapat orang lain menyatakan bahwa suatu karya seni tersebut tidak bagus karena tidak menyukai warna yang gelap tersebut.

Contoh Sikap Berpikir Objektif dan Subjekif

Berpikir objektif adalah dengan mengambil tindakan atau menyimpulkan dengan melihat apa yang dilakukan oleh pelaku.

Sedangkan subjektif mengambil tindakan atau menyimpulkan dengan melihat siapa yang melakukan.

Contoh kasus yang kami paparkan adalah seorang polisi yang mengendarai sepeda motor dan menerobos lampu merah.

  • Objektif: Jika berpikir secara objektif, maka polisi tersebut jelas bersalah karena telah melanggar aturan lalu lintas.
  • Subjektif: Jika dipikir secara subjektif, maka akan mengatakan “Tidak mengapa, dia polisi. Mungkin dia sedang mengejar pelaku kriminal sehingga nekat menerobos lampu merah tersebut”.

Demikianlah penjelasan mengenai perbedaan objektif dan subjektif. Dilain hal, perbedaan.info juga mengulas Perbedaan Efektif dan Efisien.

Karya seni rupa tiga dimensi memiliki nilai-nilai estetis. Sumber: Pexels.com

Seni rupa merupakan sebuah cabang seni yang dalam proses pembentukan karyanya menggunakan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan.

Berdasarkan dimensi atau ukuran, karya seni rupa dibagi menjadi dua yaitu karya seni rupa dwimatra (dua dimensi) dan trimatra (tiga dimensi).

Karya seni rupa dua dimensi adalah bentuk karya seni rupa yang memiliki ukuran panjang dan lebar serta dilihat dari arah depan saja seperti lukisan dan gambar.

Karya seni rupa tiga dimensi adalah bentuk karya seni rupa yang memiliki ukuran panjang, lebar dan ketebalan atau ketinggian serta dapat dilihat dari berbagai arah, contoh seni patung, seni pahat dan sebagainya.

Seperti halnya karya seni lainnya, karya seni rupa tiga dimensi tentunya memiliki nilai estetis. Simak penjelasan mengenai nilai estetis yang dimiliki oleh karya seni rupa 3 dimensi.

Seni rupa tiga dimensi adalah sebuah kesenian yang menghasilkan karya yang tidak dibatasi tidak hanya dengan sisi panjang dan lebar, tetapi juga dibatasi oleh kedalaman dan tinggi.

Secara sederhana, seni rupa tiga dimensi adalah jenis kesenian yang menghasilkan karya seni yang memiliki ruang. Unsur ruang inilah yang menjadi pembeda antara karya seni tiga dimensi dengan karya seni rupa 2 dimensi.

Contoh-contoh karya seni rupa tiga dimensi ialah patung, keramik, bangunan, karya kriya, dan sebagainya.

Patung merupakan salah satu karya seni rupa tiga dimensi. Sumber: Pixabay.com

Mengutip dari buku Analisa Karya Seni Rupa Tiga Dimensi karya Winna Mardani, M.Pd dan Ary Trisna Oktavierasasi M.Sn, seni rupa tiga dimensi memiliki fungsi sebagai berikut:

  • Karya seni murni, yaitu sebuah karya seni yang dibuat mengutamakan hanya pada unsur keindahan, seperti monumen, patung, dan lainnya

  • Karya seni terapan adalah karya seni yang dibuat mengutamakan nilai pakai atau fungsi kegunaannya, seperti tikar, anyaman, lampu hias, kotak tisu, kursi rotan, dan sebagainya.

Nilai Estetis Karya Seni Rupa 3 Dimensi

Nilai estetis subjektif didasari selera penikmat seni. Sumber: Pexels.com

Karya yang dihasilkan oleh seni rupa 3 dimensi tentunya memiliki beberapa nilai keindahan atau estetis di dalamnya. Nilai estetis pada sebuah karya seni rupa dapat bersifat objektif dan subjektif.

Keindahan suatu karya seni jika dilihat menggunakan pendekatan objektif akan berfokus pada wujud karya seni itu sendiri atau dalam artian suatu keindahan karya seni yang tampak kasat mata.

Nilai estetis objektif akan melihat keindahan suatu karya seni rupa tersusun dari komposisi baik, perpaduan warna yang pas, penempatan objek yang membentuk kesatuan dan keseimbangan, dan lain-lain.

Nilai subjektif adalah nilai keindahan yang dimiliki suatu karya seni, yang tidak hanya fokus pada unsur-unsur fisik yang diserap oleh mata secara visual, tetapi juga ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya.

Oleh karena itu, nilai estetis ini disebut sebagai nilai subjektif karena akan menghasilkan penilaian mengenai keindahan suatu karya seni yang berbeda-beda karena perbedaan preferensi dan selera yang dimiliki oleh para penikmat seni.