Jelaskan hubungan Astangga Yoga dengan Budi Pekerti Luhur

Uji Kompetensi: 1. Setelah membaca teks tentang cara mempraktikkan ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra dalam ajaran Hindu, apakah yang anda ketahui tentang agama Hindu? Jelaskan dan tuliskanlah! 2. Buatlah ringkasan yang berhubungan dengan cara mempraktikkan ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra dalam ajaran Hindu, dari berbagai sumber media pendidikan dan sosial yang anda ketahui! Tuliskan dan laksanakanlah sesuai dengan petunjuk dari bapak/ ibu guru yang mengajar di kelas! 3. Apakah yang anda ketahui terkait dengan cara-cara mempraktikkan ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra dalam ajaran Hindu? Jelaskanlah! 4. Bagaimana caramu untuk mengetahui teknis mempraktikkan ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra dalam ajaran Hindu? Jelaskan dan tuliskanlah pengalamannya! 5. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya untuk mengetahui cara mempraktikkan ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra Hindu dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu? Tuliskanlah pengalaman anda! 6. Amatilah lingkungan sekitar anda terkait dengan adanya cara- cara untuk mempraktikkan ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra ajaran Hindu dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan agama Hindu, buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tuanya! Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1–3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman –12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4! # Selamat Belajar #Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 191192 Kelas XII SMA/SMKBab IVASHTANGGA YOGA DANMOKSHA ”te dhyāna-yogānugatā apaṡyan dewātma ṡaktim swa guṇair nigudham yaá kāranāni nikhilāni tāni kalatma yuktāny adhitis-thaty ekaá,” Terjemahannya“Orang–orang suci yang tekun melaksanakan yoga dapat membangunkemampuan spiritualnya dan mampu menyadari bahwa dirinya adalah bagiandari Tuhan Yang Maha Esa; kemampuan tersebut tersimpan di dalam sifat-sifat (guna-nya) sendiri, setelah dapat manunggal dengan Tuhan Yang MahaEsa, dia mampu menguasai semua unsur, yaitu unsur; persembahan, waktu,kedirian, dan unsur-unsur lainnya lagi” (S.Up. I.3). Mengapa orang melaksanakan Yoga? kapan dan dimana sebaiknya dilakukan? Diskusikanlah! Sumber: http://google.co.idsearchq (26/01/2013). 193 Gambar 4.1 YogaPendidikan Agama Hindu dan Budi PekertiA. Ajaran Ashtangga YogaPerenungan:“Sa ṡakra ṡiksa puruhūta no dhiyā”Terjemahannya:“Ya, Tuhan Yang Maha Esa, tanamkanlah pengetahuan kepada kami danberkahilah kami dengan intelek yang mulia” (ÅV. VIII. 4.15).Yoga berasal dari bahasa sangsekerta, Yuj yang artinya menghubungkan, artilebih luas sebagai pemersatu spirit individu (jiwatman) dengan spirit Universal(Paramãtman). Penyatuan yang di Maksud adalah penyatuan Sang Diri, yaituRoh/Atman yang ada pada diri seseorang dengan Sang Pencipta yaitu TuhanYang Maha Esa. Sehingga mampu tercipta kedamaian di Jagat Raya ini. Yogaadalah praktik kehidupan, yang merupakan penerapan dari ajaran-ajaran Weda,dalam kehidupan setiap mahluk hidup dilandasi oleh kesadaran keTuhanandalam hidupnya yang mengandung ajaran penuntun kehidupan sampai evolusisang Roh. Yoga merupakan suatu kontak pembebasan diri agar selalu dalamkeadaan bebas dari penderitaan sebagai penyebab dari suatu kesedihan.Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan, Yoga adalah sistem filsafatHindu yang bertujuan mengheningkan pikiran, bertafakur, dan menguasaidiri. Senam gerak badan dengan latihan pernapasan, pikiran dan sebagainyauntuk kesehatan rohani dan jasmani (Tim Balai Pustaka, 2001:1278).Secara etimologi, kata yoga berasal dari akar kata Yuj (Bahasa sanskerta), yoke(Inggris), yang berarti ‘penyatuan’ (union). Yoga berarti penyatuan kesadaranmanusia dengan sesuatu yang lebih luhur, trasenden, lebih kekal dan illahi.Menurut Panini, yoga diturunkan dari akar kata Bahasa sanskerta yuj yangmemiliki tiga arti yang berbeda, yakni: penyerapan, samadhi (yujyate)menghubungkan (yunakti), dan pengendalian (yojyanti). Namun makna kunciyang biasa dipakai adalah ‘meditasi’ (dhyana) dan penyatuan (yukti) (MatiusAli, 2010).Yoga adalah Suatu seni untuk meningkatkan kesadaran diri, baik pikiran,ucapan dan perbuatan. Dengan berlatih yoga secara rutin dan benar makakesadaran, kebijaksanaan, ketenangan, ketentraman dan kedamaian setiappraktisinya dapat bangkit, tumbuh dan berkembang secara harmonis. Untukmelaksanakan yoga yang baik dijelaskan ada beberapa tahapan yang wajibdiketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh seseorang, yang disebut denganAstangga Yoga. Astangga Yoga adalah delapan tahapan gerak dan langkahyang patut diikuti dan dilalui oleh seseorang dalam melaksanakan yoga. Ajaran194 Kelas XII SMA/SMKYoga sangat populer dikalangan Umat Hindu. Adapun pembangun ajaranYoga adalah Maharsi Patanjali. Ajaran Yoga adalah merupakan anugerahyang luar biasa dari Maharsi Patanjali kepada siapa saja yang ingin merasakankehidupan rohani. Bila kitab Weda merupakan pengetahuan suci yang sifatnyateoritis, maka Yoga merupakan ilmu yang sifatnya praktis dari ajaran Weda.Ajaran Yoga merupakan bantuan bagi mereka yang ingin meningkatkan diridalam bidang rohani (Kementrian Agama Republik Indonesia, 2010:86).Ashtangga yoga atau Delapan tangga yoga, yang di rumuskan oleh seorangyogi terkenal bernama Patanjali di dalam kitab yoga sutra, merupakan warisanberharga bagi para praktisi yoga masa kini. Pada awal masa pembentukanya,yoga masih merupakan suatu pengetahuan yang lebih sistematis. Dalamkitab yang di tulis dengan bahasa sanskerta pada kira-kira abad ke-2 SM ini,terdapat panduan mengenai tahap-tahap pemurnian tubuh dan pikiran agardapat masuk lebih jauh ke dalam kesadaran yang lebih tinggi menuju realisasidiri atau Samadhi. Setiap tahapan merupakan bagian mandiri yang dapatdilakukan secara terpisah, atau dapat pula dilakukan simultan dan bertahap.Tahap-tahap awal bernama yama dan niyama. Yama merupakan kode etikmoral dan Niyama merupakan panduan disiplin diri bagi setiap siswa yoga.Diibaratkan sebuah gedung yang membutuhkan fondasi yang kukuh, begitupula di butuhkan moral dan disiplin yang kuat untuk mempelajari yoga.Seorang siswa hendaknya tiada henti-hentinya mempertajam intelek, memilikiingatan yang kuat (melalui latihan), mengikuti ajaran suci Weda, memilikiketekunan dan keingin-tahuan, melatih konsentrasi (penuh perhatian),menyenangkan hati guru (dengan mematuhi perintahnya), mengulang-ulangi pelajaran, jangan mengantuk (karena sebelumnya kurang tidur), malasdan banyak bicara kosong. Sikap yang paling sederhana dalam kehidupanberagama adalah cinta kasih dan pengabdian (bakti yoga). Para pengikut yogamewujudkan Tuhan sebagai penguasa dengan rasa yang tersayang, sebagaibapak, ibu, kakak, kawan, tamu dan sebagainya. Tuhan adalah penyelamat,Maha Pengampun, dan Maha Pelindung.Era globalisasi sekarang ini menuntut kita untuk dapat beraktifitas sekuat fisikdan pikiran, yang terkadang melebihi kemampuannya. Hal ini terjadi tidaksaja di kalangan masyarakat perkotaan, tetapi juga sampai ke pelosok desa.Beban fisik dan rohani yang berlebihan menyebabkan kita sakit. Sedapatmungkin hindarkanlah diri dari beban yang berlebihan. Adakah Yoga dapatmengatasi semuanya itu?Dalam patanjali Yogasutra, yang di kutip oleh Tim Fia (2006:6), menguraikanbahwa; “yogas citta vrtti nirodhah”, Artinya, mengendalikan gerak-gerikpikiran, atau cara untuk mengendalikan tingkah polah pikiran yang cenderungPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 195liar, bias, dan lekat terpesona oleh aneka ragam obyek (yang dihayalkan)memberi nikmat. Obyek keinginan yang dipikirkan memberi rasa nikmat itulebih sering kita pandang ada diluar diri. Maka kita selalu mencari. Bagi sangyogi inilah pangkal kemalangan manusia. Selanjutnya Peter Rendel (1979:14), menguraikan bahwa: “kata yoga dalam kenyataan berarti kesatuan yangkemudian didalam, bahasa inggris disebut “Yoke”. Kata “Yogum” dalambahasa latinya berasal dari kata yoga yang disebut dengan”Chongual”.Chongual berarti mengendalikan pangkal penyebab kemalangan manusia yangdapat mempengaruhi” pikiran dan badan, atau rohani dan jasmani”. Untukpelaksanaan yoga, agama banyak memberikan pilihan dan petunjuk-petunjukmelaksanakan yoga yang baik dan benar. Melalui yoga agama menuntunumatnya agar selalu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Disampingberbagai petunjuk agama sebagai pedoman pelaksanaan yoga, sesuatu yangbaik berkembang di masyarakat hendaknya juga dapat dipedomani. Dengandemikian maka pelaksanaan yoga menjadi selalu eksis disepanjang zaman.Renungkanlah sloka suci berikut ini!“ṡruti-vipratipannā te yadā sthāsyati niṡcalā,samādhāv acalā buddhis tadā yogam avāpsyasi.Terjemahannya:Bila pikiranmu yang dibingungkan oleh apa yang didengar tak tergoyahkanlagi dan tetap dalam Samadhi, kemudian engkau akan mencapai yoga (realisasidiri) (BG.II.53).Yoga merupakan jalan utama dari berbagai jalan untuk kesehatan badan danpikiran agar selalu dalam keadaan seimbang. Kesehimbangan kondisi rohanidan jasmani mengantarkan kita tidak mudah untuk diserang oleh penyakit.Yoga adalah suatu sistem yang sistematis mengolah rohani dan fisik gunamencapai ketenangan batin dan kesehatan fisik dengan melakukan latihan-latihan secara berkesinambungan. Fisik atau jasmani dan mental atau rohaniyang kita miliki sangat penting dipelihara dan dibina. Yoga dapat diikuti olehsiapa saja untuk mewujudkan kesegaran rohani dan kebugaran jasmani. Untukmenyatukan badan dengan alam, dan menyatukan ‘pikiran’ yang disebut juga‘jiwa’ dengan ‘Roh’ atau jiwan mukti disebut Tuhan Yang Maha Esa, dapatdiwujudkan dengan yoga. Bersatunya Roh dengan sumbernya (Tuhan) disebutdengan “Moksha”.Dalam Pelaksanaan Yoga yang perlu diperhatikan adalah gerak pikiran.Pikiran memiliki sifat gerak yang liar dan paling sulit untuk dikendalikan.Agar terfokus dalam melaksanakan yoga ada baiknya dipastikan bahwa pikiran196 Kelas XII SMA/SMKdalam keadaan baik dan tenang. Secara umum yoga dikatakan sebagai disiplinilmu yang digunakan oleh manusia untuk membantu dirinya mendekatkan dirikepada Sang Hyang Widhi Wasa. Kata Yoga berasal dari bahasa sanskertayaitu “yuj” yang memiliki arti menghubungkan atau menyatukan, yang dalamkamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai meditasi atau mengheningkancipta/pikiran, sehingga dapat dimaknai bahwa yoga itu adalah menghubungkanatau penyatuan spirit individu (jivātman) dengan spirit universal (paramātman)melalui keheningan pikiran.Ada beberapa pengertian tentang yoga yang dimuat dalam buku Yogasutra,antara lain: Yoga adalah ilmu yang mengajarkan tentang pengendalian pikirandan badan untuk mencapai tujuan terakhir yang disebut dengan samadhi. Yogaadalah pengendalian gelombang-gelombang pikiran dalam alam pikiran untukdapat berhubungan dengan Sang Hyang Widhi Wasa. Yoga dapat diartikansebagai proses penyatuan diri dengan Sang Hyang Widhi Wasa secara terus-menerus (Yogascitta vrtti nirodhah). Yoga adalah salah satu latihan yangbermanfaat dan menyehatkan. Selain bagus buat tubuh, yoga juga bagusuntuk pikiran dan jiwa. Jika Anda ingin melangsingkan tubuh dengan carayang mudah, gerakan-gerakan yoga bisa Anda lakukan. Yoga merupakanbentuk latihan dari India kuno untuk menghalau penyakit, menjaga tubuhtetap fit dan meningkatkan kekebalan tubuh. Yoga baik dilakukan denganmengikuti disiplin fisik, mental dan spiritual. Yoga adalah sebuah teknik yangmemungkinkan seseorang untuk menyadari penyatuan antara roh manusiaindividu (atman/jiwātman) dengan Paramātman melalui keheningan sebuahpikiran. Renungkanlah sloka suci berikut ini;Šikṣa na indra rāya ā puruvidaṁ ṛcisama, avā naá pārye ghaneTerjemahannya:‘Berilah kami petunjuk, ya Tuhan, untuk mendapatkan kekayaan, EngkauYang Maha Tahu, dipuja dengan lagu-lagu, tolonglah kami dalam perjuanganini’ (Rg veda VIII. 92. 9).Memahami Teks:Bangsa yang besar adalah bangsa (masyarakatnya) yang menghormatisejarahnya. Kehadiran ajaran yoga di kalangan umat Hindu sudah sangatpopuler, bahkan juga merambah masyarakat pada umumnya. Adapun orangsuci yang membangun dan mengembangkan ajaran ini (yoga) adalah MaharsiPatañjali. Ajaran yoga dapat dikatakan sebagai anugerah yang luar biasadari Maharsi Patañjali kepada siapa saja yang ingin melaksanakan hidupPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 197kerohanian. Bila kitab Weda merupakan pengetahuan suci yang bersifatteoritis, maka Yoga adalah merupakan ilmu yang bersifat praktis darinya.Ajaran yoga merupakan bantuan kepada siapa saja yang ingin meningkatkandiri dibidang kerohanian.Kitab yang menuliskan tentang ajaran yoga untuk pertama kalinya adalahkitab yogasūtra karya Maharsi Patañjali. Namun demikian dinyatakan bahwaunsur-unsur ajarannya sudah ada jauh sebelum itu. Ajaran yoga sesungguhnyasudah terdapat di dalam kitab ṡruti, smrti, itihāsa, maupun purāna. Setelahbuku yogasūtra berikutnya muncullah kitab-kitab Bhāsya yang merupakanbuku komentar terhadap karya Maharsi Patañjali, diantaranya adalah BhāsyaNiti oleh Bhojaraja dan yang lainnya. Komentar-komentar itu menguraikantentang ajaran Yoga karya Maharsi Patañjali yang berbentuk sūtra atau kalimatpendek dan padat.Sejak lebih dari 5.000 tahun yang lalu, yoga telah diketahui sebagai salahsatu alternatif pengobatan melalui pernafasan. Awal mula munculnya yogadiprakarsai oleh Maharsi Patañjali, dan menjadi ajaran yang diikuti banyakkalangan umat Hindu. Maharsi Patañjali mengartikan kata yoga setara denganCitta vrtti nirodha yang bermakna penghentian gerak pikiran. Seluruh kitabYogasutra karya Maharsi Patañjali dikelompokan atas 4 pada (bagian) yangterdiri dari 194 sūtra. Bagian-bagiannya antara lain:1. Samadhipāda; Kitab Samadhipāda menjelaskan tentang; sifat, tujuan dan bentuk ajaran yoga. Didalamnya memuat tentang perubahan-perubahan pikiran dan tata cara melaksanakan yoga.2. Shādhanapāda; Kitab Shādhanapāda menjelaskan tentang pelaksanaan yoga seperti tata cara mencapai Samadhi, tentang kedukaan, karmaphala dan yang lainnya.3. Vibhūtipāda; Kitab Vibhūtipāda menjelaskan tentang aspek sukma atau batiniah serta kekuatan gaib yang diperoleh dengan jalan yoga.4. Kaivalyapāda; Kitab Kaivalyapāda menjelaskan tentang alam kelepasan dan kenyataan roh dalam mengatasi alam duniawi.198 Kelas XII SMA/SMKAjaran Yoga termasuk dalam sastra Hindu. Berbagai sastra Hindu yangmemuat ajaran yoga diantaranya adalah kitab Upanisad, kitab BhagavadGita, kitab Yogasutra, dan Hatta Yoga. Kitab weda adalah merupakan sumberilmu yoga, yang atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang MahaEsa yang menyediakan berbagai metode untuk mencapai penerangan rohani.Metode-metode yang diajarkan itu disesuaikan dengan tingkat perkembanganrohani seseorang dan metode yang dimaksud dikenal dengan sebutan yoga.Yoga-sthaá kuru karmāṇi saògaṁ tyakvādhanañjaya siddhy-asiddhyoh samo bhūtvāsamatvam yoga ucyate,Terjemahannya:Pusatkanlah pikiranmu pada kerja tanpamenghiraukan hasilnya, wahai Danañjaya(Arjuna), tetaplah teguh baik dalamkeberhasilan maupun kegagalan, sebab Sumber: Dokumen Pribadi (26/01/2015).keseimbangan jiwa itulah yang di sebut yoga Gambar 4.2 Yoga dalam aktivitas.(BG.II.48).Setiap orang memiliki watak (karakter), tingkat rohani dan bakat yang berbeda.Dengan demikian untuk meningkatkan perkembangan rohaninya masing-masing orang dapat memilih jalan rohani yang berbeda-beda. Tuhan YangMaha Esa sebagai penyelamat dan Maha Kuasa selalu menuntun umatnyauntuk berusaha mewujudkan keinginannya yang terbaik. Atas kuasa TuhanYang Maha Esa manusia dapat menolong dirinya untuk melepaskan semuarintangan yang sedang dan yang mungkin dihadapinya. Dengan demikianmaka terwujudlah tujuan utamanya yakni sejahtera dan bahagia.“Trātāram indram avitāram handraṁhavehave suhavaṁ ṡuram indram,hvayāmi ṡakram puruhūtam indraṁ svasti no maghavā dhātvindrah.Terjemahannya:Tuhan sebagai penolong, Tuhan sebagai penyelamat, Tuhan Yang MahaKuasa, yang dipuja dengan gembira dalam setiap pemujaan, Tuhan, MahaKuasa, selalu dipuja, kami memohon, semoga Tuhan, Yang Maha Pemurah,melimpahkan rahmat kepada kami (RV.VI.47.11).Bersumberkan kitab-kitab tersebut di atas jenis yoga yang baik untuk diikutiadalah:Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 1991. Hatha Yoga Gerakan Yoga yang dilakukan dengan posisi fisik (Asana), teknik pernafasan (Pranayana) disertai dengan meditasi. Posisi tubuh tersebut dapat mengantarkan pikiran menjadi tenang, sehat dan penuh vitalitas. Ajaran Hatha Yoga berpengaruh atas badan atau jasmani seseorang. Ajaran Hatha Yoga menggunakan disiplin jasmani sebagai alat untuk membangunkan kemampuan rohani seseorang. Sirkulasi pernafasan dikendalikan dengan sikap-sikap badan yang sukar-sukar. Sikap-sikap badan yang sukar-sukar dilatih supaya bagaikan seekor kuda yang diajari dapat menurut perintah penunggangnya yang dalam hal ini penunggangnya adalah atman (roh).2. Mantra Yoga Gerakan Yoga yang dilaksanakan dengan mengucapkan kalimat-kalimat suci melalui rasa kebaktian dan perhatian yang terkonsentrasi. Perhatian dikonsentrasikan agar tercapai kesucian hati untuk ‘mendengar’ suara kesunyian, sabda, ucapan Tuhan mengenai identitasnya. Pengucapan berbagai mantra dengan tepat membutuhkan suatu kajian ilmu pengetahuan yang mendalam. Namun biasanya banyak kebaktian hanya memakai satu jenis mantra saja.3. Laya Yoga atau Kundalini Yoga Gerakan Yoga yang dilakukan dengan tujuan menundukkan pembangkitan daya kekuatan kreatif kundalini yang mengandung kerahasian dan latihan- latihan mental dan jasmani. Ajaran Laya yoga menekankan pada kebangkitan masing-masing cakra yang dilalui oleh kundalini yang bergerak dari cakra dasar ke cakra mahkota serta bagaimana memanfaatkan karakteristik itu untuk tujuan-tujuan kemuliaan manusia.4. Bakti Yoga Gerakan Yoga yang memfokuskan diri untuk menuju hati. Diyakini bahwa jika seorang yogi berhasil menerapkan ajaran ini maka dia dapat melihat kelebihan orang-lain dan tata-cara untuk menghadapi sesuatu. Praktik ajaran bakti yoga ini juga membuat seorang yogi menjadi lebih welas asih dan menerima segala yang ada di sekitarnya. Karena dalam yoga ini diajarkan untuk mencintai alam dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.5. Raja Yoga Gerakan Yoga yang menitikberatkan pada teknik meditasi dan kontemplasi. Ajaran yoga ini nantinya mengarah pada tata cara penguasaan diri sekaligus menghargai diri sendiri dan sekitarnya. Ajaran raja yoga merupakan dasar dari yoga sutra.200 Kelas XII SMA/SMK6. Jnana Yoga; Gerakan Yoga yang menerapkan metode Sumber: Dok. https://www. untuk meraih kebijaksanaan dan pengetahuan. facebook.com. Gerakan ajaran jnana yoga ini cenderung untuk menggabungkan antara kepandaian dan Gambar 4.3 Jnana Yoga. kebijaksanaan, sehingga nantinya mendapatkan hidup yang dapat menerima semua filosofi danagama.7. Karma Yoga;Gerakan Yoga yang mempercayai adanya reinkarnasi. Melalui karma yogaumat dibuat untuk menjadi tidak egois, karena yakin bahwa perilaku umatsaat ini memungkinkan berpengaruh pada kehidupan yang mendatang.Ajaran karma yoga meliputi yoga perbuatan atau berkarya, kewajibandemi tugas itu sendiri tanpa menginginkan buah hasilnya, seperti misalnyapenghargaan karena mendapat sukses atau terkabulkannya suatu tujuandan tanpa merasa menyesal kiranya bila tidak berhasil atau mengalamikegagalan.Dalam ajaran agama Hindu selain diperkenalkan berbagai jenis gerakanyoga tersebut di atas, ada yang disebutkan jenis Tantra Yoga. Ajaran Tantrayoga ini sedikit berbeda dengan yoga pada umumnya, bahkan ada yangmenganggapnya mirip dengan ilmu sihir. Ajaran tantra yoga ini terdiri ataskebenaran (kebenaran) dan hal-hal yang mistik (mantra). Ajaran tantra yogabertujuan untuk dapat menghargai pelajaran dan pengalaman hidup umatnya.Uji Kompetensi: 1. Setelah membaca teks tersebut di atas, apakah yang anda ketahui tentang yoga? Jelaskanlah! 2. Dengan memahami tentang yoga, apakah sebaiknya yang mesti dilakukan? 3. Mengapa orang melakukan yoga?, bagaimana kalau orang yang bersangkutan tidak melakukannya? Jelaskanlah! 4. Sejarah membuktikan bahwa ajaran yoga telah berlangsung ribuan tahun lamanya dalam kehidupan masyarakat Hindu. Buatlah peta konsep tentang keberadaan ajaran yoga dalam sastra Hindu! Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 2015. Amatilah praktik ajaran yoga yang ada di sekitar lingkungan anda, buatlah laporan berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan! Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua anda di rumah. 6. Sejak kapan praktik ajaran yoga berkembang di sekitar wilayah anda, bagaimana respon masyarakat sekitarnya?B. Bagian-Bagian Ashtangga YogaPerenungan;Pratena dikṡām āpnoti dikṣāya āpnoti dakṣiṇām,dakṣinā ṡraddhām āpnoti ṡraddhāya satyam āpyate.Terjemahannya:’Melalui pengabdian kita memperoleh kesucian, dengan kesucian kitamendapat kemuliaan. Dengan kemuliaan kita mendapat kehormatan dandengan kehormatan kita memperoleh kebenaran’ (Yajurveda XIX.30).Memahami Teks:Ashtangga yoga atau delapan tangga yoga yang di rumuskan oleh seorangyogi mumpuni bernama Patanjali di dalam kitabnya yoga sutra, merupakanwarisan yang sangat berharga bagi para praktisi yoga masa kini. Dijelaskanbahwa dalam menjalankan yoga ada tahapan-tahapan yang harus ditempuhyang disebut dengan Ashtangga Yoga. Yang dimaksud dengan AshtanggaYoga adalah delapan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam melaksanakanyoga. Adapun bagian-bagian dari Ashtangga Yoga yaitu Yama (pengendaliandiri unsur jasmani), Nyama (pengendalian diri unsur-unsur rohani), Asana(sikap tubuh), Pranayama (latihan pernafasan), Pratyahara (menarik semuaindrinya kedalam), Dharana (telah memutuskan untuk memusatkan diridengan Tuhan), Dhyana (mulai meditasi dan merenungkan Sang Hyang WidhiWasa), dan Samadhi (telah mendekatkan diri, menyatu atau kesendirian yangsempurna atau merealisasikan diri). Berikut dapat dijelaskan bagian-bagiandari Ashtangga Yoga yang dimaksud antara lain:1. Yama bratha Yama bratha adalah pengendalian diri yang terdiri dari 5 (Lima) aspek, disebut dengan istilah Panca Yama Bratha. Panca Yama Bratha adalah lima pengendalian diri tingkat jasmani yang harus dilakukan tanpa kecuali.202 Kelas XII SMA/SMKGagal melakukan pantangan dasar ini maka seseorang tidak akan pernah bisa mencapai tingkatan berikutnya. Penjabaran kelima Yama Bratha ini diuraikan dengan jelas dalam Patanjali Yoga Sūtra II.35 – 39. a. Ahimsa atau tanpa kekerasan. Ahimsa mengajarkan anti kekerasan, seseorang hendaknya menghindari setiap bentuk tindak kekerasan, baik terhadap sesama manusia, binatang maupun lingkungan sekitar. Jangan melukai mahluk lain manapun dalam pikiran, perbuatan atau perkataan. (Patanjali Yoga Sūtra II.35) b. Satya adalah kebenaran yang sejati, mengikuti nurani dan menguatkan mental untuk selalu berkata, berpikir, dan berlaku secara benar. Satya adalah kejujuran/kebenaran dalam pikiran, perkataan dan perbuatan, atau pantangan akan kecurangan, penipuan dan kepalsuan. (Patanjali Yoga Sūtra II.36) c. Astya adalah tidak mencuri, tidak menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain. Astya adalah pantang menginginkan segala sesuatu yang bukan miliknya sendiri. Astya adalah pantang melakukan pencurian baik hanya dalam pikiran, perkataan apalagi dalam perbuatan. (Patanjali Yoga Sūtra II.37) d. Brahmacarya adalah menjaga kesucian, hidup secara seimbang dalam segala hal dan menjaga kemurnian tubuh, pikiran dan emosi. Brahmacarya adalah berpantang dengan kenikmatan seksual. (Patanjali Yoga Sūtra II.38) e. Aparigraha adalah nonposesif, menjauhkan diri dari membangga- banggakan diri dan harta, tetap hidup dengan sederhana dan tidak berlebihan. Aparigraha adalah pantang akan kemewahan; seorang praktisi Yoga (Yogi) harus hidup sederhana. (Patanjali Yoga Sūtra II.38).2. Nyama bratha Nyama bratha adalah disiplin diri, terdiri dari 5 aspek yang dinamakan Panca Nyama Bratha. Panca Niyama Bratha adalah lima pengendalian diri tingkat rohani dan sebagai penyokong dari pantangan dasar sebelumnya, sebagaimana diuraikan dalam Patanjali Yoga Sūtra II.40-45. a. Saucha adalah kemurnian. Saucha berarti meningkatkan kesucian tubuh dan pikiran atau kebersihan lahir batin. Lambat laun seseorang yang menekuni prinsip ini akan mulai mengesampingkan kontak fisik dengan badan orang lain dan membunuh nafsu yang mengakibatkan kekotoranPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 203dari kontak fisik tersebut (Patanjali Yoga Sūtra II.40). Saucha juga menganjurkan kebajikan Sattvasuddi atau pembersihan kecerdasan untuk dapat membedakan: 1). Saumanasya atau keriangan hati, 2). Ekagrata atau pemusatan pikiran, 3). Indriajaya atau pengawasan nafsu-nafsu, 4). Atmadarsana atau realisasi diri (Patanjali Yoga Sūtra II.41). b. Santosha atau kepuasan. Santosha adalah penuh kedamaian. Menjaga rasa damai dan rasa puas dalam diri. Hal ini dapat membawa praktisi Yoga kedalam kesenangan yang tidak terkatakan. Dikatakan dalam kepuasan terdapat tingkat kesenangan transendental (Patanjali Yoga Sūtra II.42). c. Tapa atau mengekang. Tapa adalah ketekunan dan usaha keras. Melalui pantangan tubuh dan pikiran akan menjadi kuat dan terbebas dari noda dalam aspek spiritual (Patanjali Yoga Sūtra II.43). d. Svadhyaya adalah menuntut ilmu. Selalu haus akan ilmu dan memilki hasrat untuk terus memperdalam ilmu. Svadhyaya adalah tekun mempelajari kitab-kitab suci, melakukan japa (pengulangan pengucapan nama-nama suci Tuhan) dan penilaian diri sehingga memudahkan tercapainya “istadevata-samprayogah, persatuan dengan apa yang dicita-citakannya (Patanjali Yoga Sūtra II.44). e. Isvarapranidhana adalah menghormati Tuhan dan ajaran agama yang ada. Isvarapranidhana berarti penyerahan dan pengabdian kepada Sang Hyang Widhi yang akan mengantarkan seseorang kepada tingkatan samadhi (Patanjali Yoga Sūtra II.45). Dengan menempuh jalan kebaikan bukan berarti seseorang dengan sendirinya dilindungi terhadap kesalahan yang bertentangan. Jangan menyakiti orang lain belum tentu berarti perlakukan orang lain dengan baik. Kita harus melakukan keduanya, tidak menyakiti orang lain dan sekaligus melakukan keramah-tamahan.3. Asana Asana adalah sikap duduk pada waktu melaksanakan yoga. Buku Yogasutra tidak mengharuskan sikap duduk tertentu, tetapi menyerahkan sepenuhnya kepada siswa sikap duduk yang paling disenangi dan relax, asalkan dapat menguatkan konsentrasi dan pikiran dan tidak terganggu karena badan merasakan sakit akibat sikap duduk yang dipaksakan. Selain204 Kelas XII SMA/SMKitu sikap duduk yang dipilih agar dapat berlangsung lama, serta mampumengendalikan sistem saraf sehingga terhindar dari goncangan-goncanganpikiran. Sikap duduk yang relaks antara lain : silasana (bersila) bagi laki-laki dan bajrasana (bersimpuh, menduduki tumit) bagi wanita, denganpunggung yang lurus dan tangan berada diatas kedua paha, telapak tanganmenghadap keatas.Asana adalah sikap atau postur yoga, merupakan gerakan yang lembutdan sistematis. Asana bermanfaat untuk meningkatkan kelenturan sertakekuatan otot dan sendi tubuh, memijat susunan saraf pusat di punggung,melancarkan aliran darah, menyeimbangkan produksi hormon, sertamembuang racun dari dalam tubuh.4. PranayamaPranayama adalah pengaturan nafas keluar masukparu-paru melalui lubang hidung dengan tujuanmenyebarkan prana (energi) ke seluruh tubuh.Pada saat manusia menarik nafas mengeluarkansuara So, dan saat mengeluarkan nafas berbunyiHam. Dalam bahasa Sanskerta So berarti energikosmik, dan Ham berarti diri sendiri (saya). Iniberarti setiap detik manusia mengingat diri danenergi kosmik.Pranayama terdiri dari : Puraka yaitu memasukkan Sumber: Dok. https://nafas, Kumbhaka yaitu menahan nafas, dan Recaka en.Wikipedia.org.yaitu mengeluarkan nafas. Puraka, kumbhaka danrecaka dilaksanakan pelan-pelan bertahap masing- Gambar 4.4 Yoga - Pranayama.masing dalam tujuh detik. Hitungan tujuh detik ini dimaksudkan untukmenguatkan kedudukan ketujuh cakra yang ada dalam tubuh manusiayaitu: muladhara yang terletak di pangkal tulang punggung diantara duburdan kemaluan, svadishthana yang terletak diatas kemaluan, manipura yangterletak di pusar, anahata yang terletak di jantung, vishuddha yang terletakdi leher, ajna yang terletak ditengah-tengah kedua mata, dan sahasrarayang terletak diubun-ubun.Pranayama adalah teknik pernapasan, meningkatkan asupan oksigenserta prana ke dalam tubuh, menggiatkan fungsi kerja sel tubuh, sertameningkatkan konsentrasi dan ketenangan pikiran. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 2055. Pratyahara Pratyahara adalah penguasaan panca indra oleh pikiran sehingga apapun yang diterima panca indra melalui syaraf ke otak tidak mempengaruhi pikiran. Panca indra adalah : pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah dan rasa kulit. Pada umumnya indra menimbulkan nafsu kenikmatan setelah mempengaruhi pikiran. Yoga bertujuan memutuskan mata rantai olah pikiran dari rangsangan syaraf ke keinginan (nafsu), sehingga citta menjadi murni dan bebas dari goncangan-goncangan. Jadi yoga tidak bertujuan mematikan kemampuan indra. Untuk jelasnya mari kita kutip pernyataan dari Maharsi Patanjali sebagai berikut. “Swa Viyasa Asamprayoga, Cittayasa Svarupa Anukara, Iva Indrayanam Pratyaharah, tatah Parana Vasyata Indriyanam”. Terjemahannya: Pratyahara terdiri dari pelepasan alat-alat indra dan nafsunya masing- masing, serta menyesuaikan alat-alat indra dengan bentuk citta (budi) yang murni. Makna yang lebih luas sebagai berikut: Pratyahara hendaknya dimohonkan kepada Sang Hyang Widhi dengan konsentrasi yang penuh agar mata rantai olah pikiran ke nafsu terputus. Pratyhara adalah menguasai rasa, yaitu menarik perhatian dari semua rangsangan yang terdapat di luar dan dapat mengganggu konsentrasi, dan mengarahkannya ke dalam diri. Pratyahara bertujuan mendiamkan pikiran dan merupakan pelatihan yang sangat baik untuk meningkatkan kesadaran (mindfullness)6. Dharana Dharana adalah konsentrasi, yakni tahap awal menuju Dhayana atau meditasi. Dharana merupakan kelanjutan Pratyahara karena pikiran menjadi lebih tajam. Dharana artinya mengendalikan pikiran agar terpusat pada suatu  objek konsentrasi. Objek itu dapat berada dalam tubuh kita sendiri, misalnya “selaning lelata” (sela-sela alis) yang dalam keyakinan Sivaism disebut sebagai “Trinetra” atau mata ketiga Siwa. Dapat pula pada “tungtunging panon” atau ujung (puncak) hidung sebagai objek pandang terdekat dari mata. Para Sulinggih (Pendeta) di Bali banyak yang menggunakan ubun-ubun (sahasrara) sebagai objek karena disaat “ngili206 Kelas XII SMA/SMKatma” di ubun-ubun dibayangkan adanya padma berdaun seribu dengan mahkotanya berupa atman yang bersinar “spatika” yaitu berkilau bagaikan mutiara. Objek lain diluar tubuh manusia misalnya bintang, bulan, matahari, dan gunung. Penggunaan bintang sebagai objek akan membantu para yogi menguatkan pendirian dan keyakinan pada ajaran Dharma, jika bulan yang digunakan membawa kearah kedamaian batin, matahari untuk kekuatan phisik, dan gunung untuk kesejahteraan. Objek diluar badan yang lain misalnya patung dan gambar dari Dewa-Dewi, Guru Spiritual. yang bermanfaat bagi terserapnya vibrasi kesucian dari objek yang ditokohkan itu. Kemampuan pengikut yoga melaksanakan Dharana dengan baik akan dapat memudahkan yang bersangkutan mencapai Dhyana dan Samadhi.7. Dhyana Dhyana berarti meditasi, adalah perjalanan untuk lebih jauh masuk dalam pikiran dan diri (the self) dan mulai meniadakan eksistensi tubuh. Dhyana adalah suatu keadaan dimana arus pikiran tertuju tanpa putus-putus pada objek yang disebutkan dalam Dharana itu, tanpa tergoyahkan oleh objek atau gangguan atau godaan lain baik yang nyata maupun yang tidak nyata. Gangguan atau godaan yang nyata dirasakan oleh Panca Indra baik melalui pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah maupun rasa kulit. Ganguan atau godaan yang tidak nyata adalah dari pikiran sendiri yang menyimpang dari sasaran objek Dharana. Tujuan Dhyana adalah aliran pikiran yang terus menerus kepada Sang Hyang Widhi melalui objek Dharana, lebih jelasnya Yogasutra Maharsi Patanjali menyatakan: “Tantra Pradyaya Ekatana Dhyanam” Terjemahannya; Arus buddhi (pikiran) yang tiada putus-putusnya menuju tujuan (Sang Hyang Widhi). Kaitan antara Pranayama, Pratyahara dan Dhyana sangat kuat, dinyatakan oleh Maharsi Yajnawalkya sebagai berikut: ”Pranayamair Dahed Dosan, Dharanbhisca Kilbisan, Pratyaharasca Sansargan, Dhyanena Asnan Gunan”:Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 207Terjemahannya: Dengan pranayama terbuanglah kotoran badan dan kotoran buddhi, dengan pratyahara terbuanglah kotoran ikatan (pada objek keduniawian), dan dengan dhyana dihilangkanlah segala apa (hambatan) yang berada diantara manusia dan Sang Hyang Widhi. Meditasi adalah usaha pengalihan pikiran kepada kesadaran yang lebih tinggi dengan tujuan untuk memperluhur jiwa. Tentang meditasi, kitab svetasvantara Upanisad, menyatakan: Dhyana-nirmathanabhyasat Devedam pasyen nigudhavasat Terjemahannya: Dengan bermeditasi yang teguh seseorang bisa melihat Tuhan Yang Maha Esa, walaupun Ia tersembunyi, (Svetasvantara Upanisad. I.14). Saat melakukan meditasi dengan mata tertutup, kita mampu menyerap lebih dan lebih banyak intisari dari Tuhan yang kita cita-citakan dan menaikkan diri kita perlahan-lahan sampai saatnya tiba, dengan keagunganNya dan berkatNya kita hampir serupa dengan Dia (Tuhan). Cahaya di dalam hati adalah konsep yang paling abstrak yang dapat kamu terima. Tidak mempunyai bentuk, tidak mempunyai bahan-bahan, tidak mempunyai berat. Jadi itulah sebagai titik permulaan, setelah meditasi kita berlangsung khusyuk dan lebih khusyuk, akan mengungkapkan kepada kita dari dalam diri kita sendiri, dengan keagungan Tuhan dan dengan usaha kita, bahwa ini adalah kesatuan dari 2 hal, siapa itu Tuhan atau apa kekayaan Tuhan yang sebenarnya. Dan pasti ada saatnya, ketika suatu hari kita dapat berkata : “Saya mempunyai suatu persangkaan tentang apakah semua itu, bukan karena saya pernah melihatnya atau merabanya tetapi karena saya sudah merasakannya. Jadi Tuhan tidak dapat menjadi obyek dari pengetahuan, tidak dapat menjadi obyek dari penglihatan, tidak dapat diungkapkan dengan penglihatan. Tetapi ketika kita meditasi dan meditasi tersebut benar dan sukses seperti yang seharusnya, kita lambat laun mengambil apapun yang dapat kita ambil dari sumber ketuhanan, dengan lambat laun menyucikan diri kita sendiri, malahan belum sampai taraf apa-apa orang itu dapat berkata, “Saya adalah Tuhan”. Kamu mungkin seperti Tuhan dalam setiap hal, dalam setiap kualitas, dalam setiap apapun yang dapat kamu khayalkan. Namun Tuhan adalah Tuhan dan kamu tetap menjadi pengikut yang sederhana. Tetapi tidak ragu-ragu akan disucikan ke tingkat tertinggi yang memungkinkan.208 Kelas XII SMA/SMK8. Samadhi Samadhi berarti tercapainya kesadaran tertinggi atau pencerahan. Dalam tahap dhyana (meditasi) terkadang masih terasa dualisme antara kesadaran tubuh. Samadhi merupakan titik kulminasi union atau peleburan antara atma (diri) dan Sang Brahman (Sang Pencipta). Samadhi adalah tingkatan tertinggi dari Ashtangga Yoga, yang dibagi dalam dua keadaan yaitu: a. Samprajnatta Samadhi atau Sabija Samadhi, adalah keadaan dimana yogi masih mempunyai kesadaran. b. Asamprajnata-samadhi atau Nirbija-samadhi, adalah keadaan dimana yogi sudah tidak sadar akan diri dan lingkungannya, karena bathinnya penuh diresapi oleh kebahagiaan tiada tara, diresapi oleh cinta kasih Sang Hyang Widhi. Baik dalam keadaan Sabija-samadhi maupun Nirbija-samadhi, seorang yogi merasa sangat berbahagia, sangat puas, tidak cemas, tidak merasa memiliki apapun, tidak mempunyai keinginan, pikiran yang tidak tercela, bebas dari “Catur Kalpana” (yaitu : tahu, diketahui, mengetahui, Pengetahuan), tidak lalai, tidak ada ke-”aku”-an, tenang, tentram dan damai. Samadhi adalah pintu gerbang menuju Moksa, karena unsur-unsur Moksa sudah dirasakan oleh seorang yogi. Samadhi yang dapat dipertahankan terus-menerus keberadaannya, akan sangat memudahkan pencapaian Moksa.  ”Yada Pancavatisthante, Jnanani Manasa Saha, Buddhis Ca Na Vicestati, tam Ahuh Paramam Gatim” Terjemahannya; Bilamana Panca Indra dan pikiran berhenti dari kegiatannya dan buddhi sendiri kokoh dalam kesucian, inilah keadaan manusia yang tertinggi (Katha Upanisad II.3.1). Renungkanlah bait sloka di atas!Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 209Berikut ini adalah Sistematika Ashtangga Yoga dalam bentuk diagram:No Ashtangga Yoga Jenis Tahapannya Etika Yoga Ahimsa Satya1. Yama bratha Asteya Brahmacharya Aparigraha Sauca Sentosa2. Niyama bratha Tapa Hantha Svadhayaya Yoga Isvara- pranidhana Kriya Yoga3. Asana Prana Apana4. Pranayama Samana Udana Vyana5. Pratyahara6. Dharana7. Dhyana Samyana8. SamadhiDemikian ashtangga yoga sudah dan semestinya dilaksanakan oleh umatsedharma dengan demikian Moksa dan jagadhita yang dicita-citakan dapatterwujud sebagaimana mestinya.Uji Kompetensi: 1. Dalam ajaran Ashtangga Yoga tahapan-tahapan apa sajakah yang harus dilaksanakan oleh pesertanya? 2. Coba praktekkan sikap tubuh (Dhyana) dalam Yoga! Apa yang anda ketahui dari aktivitas tersebut? Tuliskan atau paparkanlah! 3. Bagaimana cara untuk mengendalikan diri baik itu dari unsur jasmani maupun rohani?210 Kelas XII SMA/SMK4. Bila seseorang melaksanakan yoga tanpa mengikuti tahapan- tahapannya, apakah yang akan terjadi? Buatlah narasinya 1–3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman –12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4! Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua anda di rumah.C. Hambatan dan Tantangan dalam Penerapan Ashtangga YogaMenurut Asmarani, Devi. (2011) Yoga yang dipraktikkan sekarang sebenarnyasangat berbeda dengan yoga yang diparaktikkan beberapa ribu tahun yanglalu, meskipun tradisi meditasi yang diwariskan tetap bertahan. Kata “yoga”pertama kali beredar di kitab Weda sekitar tahun 1.500 SM di dalam Rg Veda,sebuah koleksi himne atau mantra yang merupakan teks suci tertua dari Weda.Yoga berasal dari kata “yuj” atau dalam bahasa Inggris to yoke (menyatukan).Yoga sebagai disiplin mental mulai lebih terlihat dalam buku Upanishadyang berisi risalah agama purbakala Hindu yang ditulis sejak tahun 800 SM.Dijelaskan yoga sebagai jalan untuk mencapai pencerahan, untuk terbebas daripenderitaan, terutama lewat disiplin karma yoga (yoga yang dilakukan lewattindakan atau ritual ) dan jnana yoga (yoga yang dilakukan lewat menggaliilmu pengetahuan atau mempelajari kitab-kitab suci).Ketika seorang filsafat dan penulis enigmatis yang dikenal sebagai Pantanjali,menulis Yoga Sutra. Baru saat itulah yoga dijelaskan dan dipaparkan sebagaisebuah disiplin yang sistematis. Patanjali yang sekarang dikenal sebagaibapak disiplin yoga modern menuliskan 195 sutra (aphorisme atau petuah)pada sekitar abad ke – 2 SM. Kumpulan yang diberi nama Yoga Sutra iniadalah bahan tekstual pertama yang mengulas tentang seni kehidupan, darimulai bagaimana bersikap dan menjaga kesucian diri, bagaimana perilakudalam kehidupan sosial, sampai bagaimana mencapai pencerahan.Patanjali percaya bahwa penderitaan akibat dari keterikatan manusia terhadappengalaman eksternal, ketika kita terlalu terfokus pada apa yang kita inginkanatau apa yang akan kita hasilkan, bukan apa yang sedang kita lakukan.Keterikatan akan pengalaman eksternal ini menjauhkan hubungan kita darikesadaran penuh akan diri sendiri, kesadaran akan kehadiran semesta yanglebih tinggi dan mulia.Hambatan dan tantangan yang perlu diantisipasi dalam penerapan AshtanggaYoga, antara lain:Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 2111. Vitarka yang berhubungan dengan Yama bratha Yama bratha adalah pengendalian diri tingkat jasmani, yang dipandang sebagai tahap awal bagi seseorang yang ingin meningkatkan kualitas spiritualnya. Ada lima jenis pengendalian diri tahap awal yang wajib diikuti oleh seseorang untuk melaksanakan yoga yang disebut Panca Yama bratha. Untuk dapat melaksanakan yoga dengan baik yang bersangkutan wajib mengindari perilaku yang bertentangan dengan Panca Yama bratha. Perilaku seseorang yang berlawanan dengan yama disebut vitarka. Vitarka tahap awal terdiri dari lima jenis tindakan keliru, kesalahan- kesalahan yang harus dengan teliti dijauhkan dan dihilangkan oleh seseorang dalam melaksanakan yoga. Penghambat dan tantangan bagi seseorang yang berhubungan dengan ajaran yama bratha, antara lain: a. Himsa atau kekerasan dan tidak sabar sebagai lawan ahimsa b. Asatya atau kepalsuan sebagai lawan dari satya c. Steya atau keserakahan sebagai lawan dari asteya d. Vyabhicara atau kenikmatan seksual sebagai lawan dari brahmacarya e. Parigraha adalah membangga-banggakan diri dan harta, hidup mewah dan berlebihan sebagai lawan dari Aparigraha.2. Vitarka yang berhubungan dengan Nyama bratha Nyama bratha adalah pengendalian diri tingkat rohaniah, yang dipandang sebagai tahap selanjutnya (tahap ke dua setelah yama) bagi seseorang yang ingin meningkatkan kualitas spiritualnya. Ada lima jenis pengendalian diri tahap lanjutan yang wajib diikuti oleh seseorang untuk melaksanakan yoga disebut Panca Nyama bratha. Untuk dapat melaksanakan yoga dengan baik yang bersangkutan wajib menghindari perilaku yang bertentangan dengan Panca Nyama bratha. Vitarka tahap ke dua (tingkat rohaniah) terdiri dari lima jenis tindakan keliru, kesalahan-kesalahan yang harus dengan teliti dijauhkan dan dihilangkan oleh seseorang dalam melaksanakan yoga. Penghambat dan tantangan bagi seseorang yang berhubungan dengan ajaran nyama bratha, antara lain: a. Asauca atau kekotoran sebagai lawan dari sauca b. Asantosa atau ketidakpuasan sebagai lawan dari santosa c. Vilasa atau kemewahan sebagai lawan tapa d. Pramada atau kealpaan sebagai lawan svadhyaya212 Kelas XII SMA/SMKe. Prakrti-pranidhana atau keterikatan pada prakrti sebagai lawan dari isvarapranidhana Dengan menempuh jalan kebaikan bukan berarti seseorang dengan sendirinya dapat terlindungi dari kesalahan yang bertentangan. Jangan menyakiti orang lain belum tentu berarti memperlakukan orang lain dengan baik. Kita harus melakukan keduanya, tidak menyakiti orang lain dan sekaligus bersifat serta bersikap ramah tamah dengan sesama dan lingkungan sekitarnya.3. Sikap duduk (Asana) Asana adalah sikap duduk pada waktu melaksanakan yoga. Kitab Yogasutra tidak mengharuskan seseorang dalam berlatih yoga dengan sikap duduk tertentu, namun menyerahkan sepenuhnya kepada yang bersangkutan berlatih dengan sikap duduk yang paling disenangi dan rileks. Duduk yang baik adalah duduk yang dapat menguatkan konsentrasi dan pikiran dan tidak terganggu karena badan merasakan sakit akibat sikap duduk yang dipaksakan. Duduk yang baik adalah sikap duduk yang dipilih agar dapat berlangsung lama, serta mampu mengendalikan sistiem saraf sehingga terhindar dari goncangan-goncangan pikiran. Duduk yang baik adalah sikap duduk yang rileks, antara lain: silasana (bersila) bagi laki-laki dan bajrasana (bersimpuh) bagi wanita, dengan punggung yang lurus dan tangan berada diatas kedua paha, telapak tangan menghadap keatas. Duduk yang baik adalah sikap duduk yang sopan dan santun, serta tidak mengganggu konsentrasi peserta yoga yang sedang berlatih. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa sikap duduk yang tidak sopan dan santun menjadi penghambat dan tantangan bagi seseorang yang sedang berlatih yoga, karena akan dapat mengganggu konsentrasi yang bersangkutan. Berikut ini dapat disajikan macam-macam gerakan asana (sikap duduk yang baik) dan manfaatnya menurut Gheranda Samhita.No Nama sikap duduk Sikap duduk Manfaat1 Siddhasana Dengan ke dua kaki Untuk mendapatkan lurus ke depan keberhasilan Menghilangkan2 Padmasana Seperti bunga Teratai segala macam penyakit3 Bhajrasana Dengan diatas Tumit Menghilangkan yang terbalik segala macam penyakitPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 213Dengan kaki4 Muktasana yang kiri dibawah Untuk keberhasilan kemudian kaki kanan5 Vajrasana taruh diatas6 Svastikasana Diatas kedua telapak Untuk pencernaan7 Singhasana kaki8 Gomukhasana Dengan kaki dilipat Untuk keberhasilan9 Virasana dibawah dan yang10 Dhanurasana lainnya di atas11 Mritasana12 Guptasana Seperti sikap Singa Untuk menghilangkan13 Matsyasana penyakit14 Pascimottanasana Seperti wajah Sapi Mengatasi penyakit15 Matsyendrasana Jantung16 Goraksasana17 Utkatasana Seperti seorang Menumbuhkan sikap18 Sankatasana19 Mayurasana pemberani pemberani20 Kukutasana Tubuh seperti Busur Melenturkan tulang belakang Badan seperti Mayat Untuk tensi darah rendah Kedua kaki sembunyi Untuk melenturkan dibawah paha kedua kaki Untuk Seperti Ikan menghilangkan penyakit Dengan kedua kaki Untuk penyakit lurus pencernaan Sikap Ikan terbalik Untuk penyakit pencernaan Diatas kedua kaki Untuk keberhasilan Diatas tumit kaki Untuk kesehatan seluruh tubuh Dengan melipat Melenturkan kedua kedua kaki kaki Seperti sikap Merak Menguatkan pencernaan Seperti sikap Ayam Untuk kedua tangan dan penyakit Wasir214 Kelas XII SMA/SMK21 Kurmasana Seperti sikap Kura- Untuk22 Uttan Kurmasana kura memanjangkan Nafas23 Uttan Mandukasana Seperti sikap Kura- Untuk nafas,24 Vriksasana kura II kesehatan dan25 Mandukasana penyakit Perut26 Garudasana Seperti sikap Kodok Untuk kekuatan27 Vrisasana badan28 Salabhasana Seperti sikap Pohon Untuk kesetabilan Seperti sikap Kodok dua29 Makarasana II Seperti sikap Garuda Untuk Pernafasan30 Ustrasana Seperti sikap Sapi31 Bhujangasana Jantan Untuk Prostat Seperti sikap32 Yogasana Kalajengking Untuk Hernia Seperti sikap Buaya Segala Jenis Penyakit Perut Seperti sikap Unta Untuk menghilangkan stress Seperti sikap Ular dan sangat bagus untuk leher Seperti sikap duduk Untuk leher yang nyaman dan stabil kaku Mengeluarkan racun dari badan Untuk memberikan rasa nyaman dan stabil pada saat meditasi4. Pengaturan napas (Pranayama) Pranayama adalah pengaturan nafas keluar masuk paru-paru melalui lubang hidung dengan tujuan menyebarkan prana (energi) keseluruh tubuh. Pada saat manusia menarik nafas mengeluarkan suara So, dan saat mengeluarkan nafas berbunyi Ham. Dalam bahasa Sanskerta So berarti energi kosmik, dan Ham berarti diri sendiri (saya). Ini berarti setiap detik manusia mengingat diri dan energi kosmik. Pranayama terdiri dari: Puraka; memasukkan nafas, Kumbhaka; menahan nafas, dan Recaka; mengeluarkan nafas. Puraka, Kumbhaka dan Recaka dilaksanakan secaraPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 215pelan-pelan dan bertahap masing-masing dalam tujuh detik. Hitungan tujuh detik ini dimaksudkan untuk menguatkan kedudukan ketujuh cakra yang ada dalam tubuh manusia yaitu: Muladhara yang terletak di pangkal tulang punggung diantara dubur dan kemaluan, Svadishthana yang terletak diatas kemaluan, Manipura yang terletak di pusar, Anahata yang terletak di jantung, Vishuddha yang terletak di leher, Ajna yang terletak ditengah- tengah kedua mata, dan Sahasrara yang terletak diubun-ubun. Fungsi pernapasan sangat pital dalam berlatih yoga, tanpa pranayama yang baik tidak ada sesuatu yang dapat dilakukan oleh seseorang. Oleh karenanya setiap orang wajib hukumnya untuk menjaga pernafasan selalu dalam keadaan sehat. Nafas adalah hidup semua mahkluk. Pernafasan yang tidak sehimbang dapat menghambat, megganggu dan sekaligus adalah tantangan bagi seseorag yang berlatih yoga.5. Prathyahara, Dharana, Dhyana dan Semadhi Prathyahara adalah penguasaan panca indra oleh pikiran sehingga apapun yang diterima panca indra melalui syaraf ke otak tidak mempengaruhi pikiran. Panca indra terdiri dari: pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah dan rasa kulit. Pada umumnya indra menimbulkan nafsu kenikmatan setelah mempengaruhi pikiran. Yoga bertujuan memutuskan mata rantai olah pikiran dari rangsangan syaraf ke keinginan (nafsu), sehingga citta menjadi murni dan bebas dari goncangan-goncangan. Jadi yoga tidak bertujuan mematikan kemampuan indra. Untuk jelasnya ada baiknya mengutip pernyatan dari Maharsi Patanjali sebagai berikut: Sva viyasa asamprayoga, cittayasa svarupa anukara, iva indriyanam pratyaharah, tatah parana vasyata indriyanam. Terjemahannya: Pratyahara terdiri dari pelepasan alat-alat indra dan nafsunya masing- masing, serta menyesuaikan alat-alat indra dengan bentuk citta (budi) yang murni. Pratyahara hendaknya dimohonkan kepada Hyang Widhi dengan konsentrasi yang penuh agar mata rantai olah pikiran ke nafsu terputus. Tidak terpusatnya konsentrasi pikiran adalah sebagai penghambat dan sekaligus tantangan bagi setiap orang yang berlatih yoga. Dengan demikian setiap orang hendaknya melatih pikiran agar menjadi sehimbang.216 Kelas XII SMA/SMKDharana artinya mengendalikan pikiran agar terpusat pada suatu objekkonsentrasi. Objek itu dapat berada dalam tubuh kita sendiri, misalnya“selaning lelata” (sela-sela alis) yang dalam keyakinan Sivaisme disebutsebagai “Trinetra” atau mata ketiga Siwa. Dapat pula pada “tungtungingpanon” atau ujung (puncak) hidung sebagai objek pandang terdekat darimata.Para Sulinggih (Pendeta) di Bali banyak yang menggunakan ubun-ubun (sahasrara) sebagai objek karena disaat “ngili atma” di ubun-ubundibayangkan adanya padma berdaun seribu dengan mahkotanya berupaatman yang bersinar “spatika” yaitu berkilau bagaikan mutiara. Objeklain diluar tubuh manusia misalnya bintang, bulan, matahari, dan gunung.Penggunaan bintang sebagai objek akan membantu para yogi menguatkanpendirian dan keyakinan pada ajaran Dharma, jika bulan yang digunakanmembawa kearah kedamaian batin, matahari untuk kekuatan fisik, dangunung untuk kesejahteraan. Objek diluar badan yang lain misalnyapatung dan gambar dari Dewa-Dewi, Guru Spiritual yang bermanfaat bagiterserapnya vibrasi kesucian dari objek yang ditokohkan itu. Kemampuanmelaksanakan Dharana dengan baik akan memudahkan mencapai Dhyanadan Samadhi. Sebaliknya keterikatan pikiran akan obyek yang dipergunakanuntuk mencapai dharana merupakan hambatan bagi pengikut yoga untukmencapai dhyana dan samadi.Dhyana adalah suatu keadaan dimana arus pikiran tertuju tanpa putus-putuspada objek yang disebutkan dalam Dharana itu, tanpa tergoyahkan olehobjek atau gangguan atau godaan lain baik yang nyata maupun yang tidaknyata. Gangguan atau godaan yang nyata dirasakan oleh Panca Indra baikmelalui pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah maupun rasa kulit.Gangguan atau godaan yang tidak nyata adalah dari pikiran sendiriyang menyimpang dari sasaran objek Dharana. Tujuan Dhyana adalahmengalirkan pikiran yang terus menerus kepada Hyang Widhi melaluiobjek Dharana. Yogasutra Maharsi Patanjali menyatakan: “Tatra pradyayaekatana dhyanam” Artinya: Arus buddhi (pikiran) yang tiada putus-putusnya menuju tujuan (Hyang Widhi). Hubungan antara Pranayama,Pratyahara dan Dhyana sangat kuat, dinyatakan oleh Maharsi Yajanawalkyasebagai berikut :“Pranayamair dahed dosan,dharanbhisca kilbisan,pratyaharasca sansargan,dhyanena asvan gunan.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 217Terjemahannya: Dengan pranayama terbuanglah kotoran badan dan kotoran buddhi, dengan pratyahara terbuanglah kotoran ikatan (pada objek keduniawian), dan dengan dhyana dihilangkanlah segala apa (hambatan) yang berada diantara manusia dengan Hyang Widhi. Samadhi adalah tingkatan tertinggi dari Astangga-yoga. Samadhi merupakan pintu gerbang menuju Moksha, karena unsur-unsur Moksa sudah dirasakan oleh seorang yogi. Samadhi yang dapat dipertahankan terus-menerus keberadaannya, akan sangat memudahkan pencapaian Moksa. Dalam kondisi semedi Panca Indra dan pikiran seseorang berhenti dari kegiatan dan buddhinya sendiri kokoh dalam kesucian, inilah keadaan manusia yang tertinggi. Untuk dapat melaksanakan semedi secara terus menerus, seseorang harus dapat mewujudkan kesucian pikiran dan buddhinya. Uji Kompetensi: 1. Setelah membaca teks di atas, bagaimana tanggapan anda dengan adanya berbagai macam tantangan dan hambatan yang ada dalam mendalami dan mempraktikkan ajaran Yoga? Narasikanlah! 2. Apakah yang terbaik dapat dilakukan oleh seseorang agar terlepas dari hambatan dan tantangan untuk melaksanakan yoga? Jelaskanlah! 3. Bagaimana cara seseorang mengendalikan diri sehingga terbebas hambatan yang berhubungan dengan unsur jasmani maupun rohani? Jelaskanlah! 4. Bila seseorang menemukan hambatan dalam melaksanakan yoga, apakah yang akan terjadi? Buatlah narasinya 1–3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman –12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4! Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua anda di rumah.218 Kelas XII SMA/SMKD. Manfaat Ajaran Ashtangga Yoga untuk Kesehatan Jasmani dan RohaniPerenungan:Tvām agne angiraso guhāhitam,anvavindan sisriyānam vane vaneTerjemahannya:’Ya Tuhan Yang Maha Esa, Engkau meliputi setiap hutan dan pohon. Parabijaksana menyadari Dikau di dalam hati’ (Rg veda V.11. 6).Memahami Teks:Latihan dan gerakan yoga menjadikan danmengantarkan jasmani dan rohani umat sedharmasejahtera dan bahagia. Sepatutnya kita bersyukurkehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/TuhanYang Maha Esa karena atas anugerahnya kita dapatmengenal dan belajar yoga. Belajar tentang yogasangat bermanfaat untuk perkembangan jasmani danrohani umat Hindu. Mempraktkikan gerakan-gerakanyoga kebugaran jasmani dan kesegaran rohani umatdapat terwujud sebagaimana mestinya. Sumber: Dok. Arta Jaya.Pengajaran pengetahuan yoga dinyatakan telah Gambar 4.5 Yoga -berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu dalam tradisi Siddhasana.Hindu. Pengetahuan kuno yoga telah menguraikan kebenaran bahwa dalamkeharmonisan tubuh dan pikiran terletak rahasia kesehatan. Pengetahuanini selalu menarik dan digemari oleh setiap generasi hingga dikembangkandalam berbagai bentuk. Yoga disamping sebagai pengetahuan rohani jugadapat memberikan latihan-latihan badan. Yoga memungkinkan memperbaikikesehatan banyak orang dan mencapai suatu kehidupan yang bersemangat.Melalui pembelajaran yoga para siswa secara bertahap dapat belajar menjagapikiran dan tubuh dalam keseimbangan yang tenang dalam semua keadaan,mempertahankan ketenangan dalam situasi apapun.Latihan-latihan yoga dapat membangun menolong kepercayaan diri, mengatasistres, mengembangkan konsentrasi, dan menambah kekuatan pikiran.Kekuatan pikiran adalah kunci untuk mengerti spiritual yang mendalam. Bilakita merasa sakit karena terjadi ketidakseimbangan di dalam tubuh, pikiran,atau hasil hormo yang tidak seimbang, latihan Yoga dapat banyak membantu Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 219menetralisirnya. Gerakan-gerakan ajaran yoga pada tingkat yang paling dasarkebanyakan meniru gerakan binatang ketika berusaha dapat sembuh dari sakityang dideritanya. Dapat dikatakan hampir seluruh Yoga diberikan identitassesuai nama-nama binatang.Untuk dapat menetralisir ketegangan pikiran sebagai akibat dari bisingnyaurusan keseharian yang semakin ruwet gerakan-gerakan Yoga perludikombinasikan dengan latihan-latihan pernafasan, konsentrasi, dan relaksasi.Dengan demikian pikiran yang ruwet dapat dikembalikan ke dalam suasanayang normal.Setelah melalui latihan Yoga secara teratur kita mampu menjadi tuan bagitubuh kita sendiri, bebas dari gangguan sakit, awet muda, hidup relaks,penuh energy, bebas dari pengaruh emosional, menjadikan hidup ini selalusiap bekerja untuk kesejahteraan umat manusia. Manfaat latihan pernapasan(yoga) menjadikan pernapasan lebih dalam dan pelan, paru-paru berkembangsampai pada kapasitas penuh. Akibatnya tubuh menerima oksigen dalamjumlah maksimal. Apabila gerakan-gerakan ajaran Yoga dapat dilakukandengan benar dan tepat maka kelelahan menjadi hilang, dan orang merasapenuh tenaga-dalam yang menyegarkan.Manfaat yoga adalah untuk kesehatan fisik dalam hal ini badan atau posturtubuh, saluran pernafasan, percernaan, tungkai, pendengaran dan lain-lain.Bila melaksanakan secara teratur maka badan akan sehat, penyakit sukarhinggap di tubuh kita dan vitalitas kita meningkat, tentunya termasuk aktivitasseksual kita juga membaik dan meningkat. Namun jangan lupa jika Yogasecara teratur, maka perlu diimbangi dengan makan dan minum yang sehat.Berikut adalah manfaat dari berlatih Yoga1. Fleksibilitas Ketika beberapa orang berpikir tentang yoga, mereka membayangkan seperti fitnes dan mereka merasa terlalu tua dan tidak sehat untuk melakukan yoga. Untuk pembentukan otot yang sehat, terhindar dari proses yang dapat menyebabkan kekakuan, ketegangan, sakit dan kelelahan, mempraktikkan yoga dapat memberikan solusi secara aman. Selain itu, mempraktikkan ajaran yoga juga dapat meningkatkan berbagai gerakan di sendi. Yoga tidak hanya untuk otot tapi untuk seluruh sel-sel tubuh2. Kekuatan Beberapa gaya dari yoga memberikan efek yang  paling kuat dibandingkan dengan olah raga lainnya. Mempraktikkan salah satu dari gerakan yoga ini akan membantu meningkatkan otot, bisa meningkatkan kekuatan dan daya tahan tubuh. Hal ini menjadi penting pada usia tertentu. Gaya berdiri,220 Kelas XII SMA/SMKkhususnya jika berpaku pada berapa lama pernafasan, dapat membangun kekuatan pada otot. Jika dilakukan dengan benar, hampir semua gaya tersebut membangun kekuatan inti dalam otot.3. Postur Dengan peningkatan kekuatan akan menghasilkan postur tubuh yang lebih baik. Banyaknya gaya berdiri dan duduk akan mengembangkan kekuatan inti. Manfaat lain dari yoga adalah meningkatkan kesadaran diri kita. Kesadaran tinggi memberikan peringatan jika bungkuk sehingga bisa langsung menyesuaikan sikap.4. Pernafasan Pernafasan juga termasuk dalam yoga yang akan meningkatkan kapasitas paru-paru. Hal ini bisa meningkatkan penampilan dan kinerja. Tetapi, tipikal dari yoga tidak difokuskan pada aerobik fitnes seperti berjalan atau bersepeda. Sebagian besar gaya yoga menekankan pada dalam dan panjangnya nafas. Ini juga yang merangsang respons relaksasi yang akan berlawanan dengan peningkatan respons dari stres.5. Mengurangi stres dan lebih tenang Beberapa gaya yoga menggunakan teknik meditasi khusus untuk membuat pikiran yang sering stres menjadi lebih tenang. Gaya yoga lainnya juga tergantung pada teknik bernafas yang mendalam untuk memfokuskan pikiran, yang membuat pikiran menjadi lebih tenang. Beberapa manfaat yoga anti-stres, misalnya terjadi penurunan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenalin dalam respon terhadap stres. Beberapa penelitian memfokuskan pada peningkatan hormon oksitoksin yaitu hormon yang terkait dengan rasa santai dan terhubung ke orang lain.6. Konsentrasi dan mood yang lebih baik Hampir setiap orang yang mengikuti yoga merasa lebih bahagia dan puas, manfaat yang didapat adalah adanya peningkatan aliran oksigen ke otak. Yoga juga disarankan sebagai terapi.7. Jantung lebih sehat Mungkin salah satu manfaat dari yoga yang paling dipelajari adalah efeknya pada penyakit jantung. Yoga telah lama dikenal untuk menurunkan tekanan darah dan memperlambat denyut jantung. Manfaat dari memperlambat denyut jantung sangat berarti pada orang yang hipertensi, penyakit jantung dan strok. Yoga adalah komponen kunci untuk program penyakit jantung. Program penyakit jantung ini adalah program pertama untuk penangananPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 221penyakit jantung dengan gaya hidup melalui diet dibandingkan dengan operasi. Yoga juga telah dikaitkan dengan penurunan tingkat kolesterol dan trigliserida serta dalam peningkatan fungsi sistem kekebalan.8. Memberikan efek pada kondisi medis Yoga telah menjadi populer di dunia barat, peneliti medis juga mulai belajar manfaat yoga, yang disebut dengan integratif yoga terapi. Ada yang digunakan sebagai perawatan tambahan medis untuk kondisi tertentu seperti penyakit jantung. Manfaat yoga yang lain adalah untuk kondisi medis kronis, seperti menghilangkan gejala asma. Sedangkan meditasi lebih cenderung ke pembinaan secara emosional dan kejiwaan. Namun yang dilatih adalah pemusatan dan pengendalian pikiran kita yang ada keterkaitan dengan yoga. Sebab meditasi memiliki keterkaitan dengan yoga terutama saat menarik dan buang nafas agar teratur dan halus, sehingga pikiran juga terkonsentrasi. Disamping itu meditasi juga dengan sikap tegak yang dapat dibentuk melalui yoga. Jika dapat melakukan meditasi dengan benar dan teratur, maka pikiran  akan semakin jernih dan tingkat emosional kita semakin stabil. Kesimpulannya antara yoga dan meditasi dua latihan yang dilakukan secara bersama dan saling mendukung untuk pembinaan dan pemeliharaan fisik dan kejiwaan kita. Kedua latihan ini cocok untuk kaum wanita dan laki-laki yang super sibuk. Yoga dalam keadaan terpaksa dapat dilakukan di tempat duduk di kantor sambil bekerja cukup meluangkan waktu sekitar lima menit, terlebih jika terasa kecapean bekerja, dalam hal ini yoga dan meditasi ringan. Jangan lupa jika mau belajar harus melalui tuntutan guru. Setelah menguasai dapat dilakukan sendiri dan kapan serta dimana saja. Uji Kompetensi: 1. Buatlah peta konsep tentang manfaat yoga yang anda ketahui! 2. Latihlah diri anda untuk beryoga setiap saat, selanjutnya buatlah laporan tentang perkembangan beryoga yang anda laksanakan baik secara fisik maupun rohani! Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua anda di rumah. 3. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari beryoga? Tuliskanlah pengalaman anda!222 Kelas XII SMA/SMKE. Penerapan Ashtangga Yoga dalam Mencapai MokshaPerenungan;Yo báūtaṁ ca bhavyaṁ ca sarvaṁ yaṡ cādhitiṣþhati,svar yasya ca kevalaṁ tasmai jyeṣþhāya brahmaṇe namaá.Terjemahannya;’Tuhan Yang Maha Esa ada di mana-mana, baik dimasa lampau, di masa kinimaupun di masa datang. Dia berbahagia sepenuhya. Kami menghaturkanpersembahan (kurban) ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Agung(Mahkluk Agung itu) (Atharvaveda X.7.35).Memahami Teks:Masa muda adalah saat yang paling tepat untuk berlatih yoga. Ini adalah sifatdan sikap yang pertama dan utama untuk seseorang belajar Yoga. Belajaryoga harus kuat dan memiliki vitalitas yang besar. Mereka yang mempunyaipikiran tenang yang percaya pada kata-kata gurunya, ia yang bersahaja, jujur,menginginkan kebebasan dari samsara, adalah orang-orang yang cocok untukbelajar yoga. Bagi mereka yang sudah menghapus keakuan, kesombongan,ketamakan dan yang memiliki tempramen tenang adalah orang yang sesuaimenjadi sang abadi. Dalam kehidupan sehari-hari menerapkan Ashtangga Yogadi zaman Kali Yuga, tentu banyak mengalami penyimpangan-penyimpangan.Banyak orang yang tahu tentang ajaran Ashtangga Yoga, akan tetapi hanyasedikit orang yang mau mengamalkan ajarannya dengan sungguh-sungguh.Berikut ini adalah uraian secara ringkas tentang penerapan ajaran AshtanggaYoga untuk mewujudkan kebahagiaan hidup sehari-hari.1. Penerapan Panca Yama Bratha Adalah pengendalian diri tingkat jasmani yang menjadi tahap awal bagi seseorang yang ingin meningkatkan kualitas spiritualnya. a. Ahimsa atau tanpa kekerasan. Jangan melukai mahluk lain manapun dalam pikiran, perbuatan atau perkataan. Orang yang ingin menempuh jalan spiritual yang lebih tinggi semestinya sudah memulai untuk tidak menyakiti baik dari segi fisik, perkataan maupun pikiran terhadap semua makhluk ciptaan Tuhan. Namun demikian sampai saat ini kita masih dapat melihat tindakPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 223kekerasan semakin tinggi terjadi di masyarakat. Hal ini mengindikasikan penerapan ajaran Ahimsa masih hanya sebatas teori saja. Bagaimana kita dapat mempraktikkan kehidupan ini, cobalah! b. Satya atau jujur. Jujur atau kejujuran adalah kebenaran dalam pikiran, perkataan dan perbuatan, atau pantangan dengan kecurangan, penipuan dan kepalsuan dalam praktik hidup keseharian. Ajaran satya di zaman ini nampaknya mengalami sebuah degradasi yang sangat tajam dan memilukan. Kenyataannya tidak sedikit orang-orang dengan mudahnya untuk berpikir, berkata dan berbuat yang tidak jujur. Mereka cenderung tidak satya karena suatu tujuan yang sifatnya keduniawiaan seperti kekuasaan, pendidikan, harta dan popularitas. Akankah hal semacam ini dibiarkan begitu saja, bila memang kita menginginkan hidup sejahtera dan bahagia? Renungkanlah! c. Astya atau pantang menginginkan segala sesuatu yang bukan miliknya sendiri. Astya adalah tidak tertarik dengan milik orang lain atau dengan kata lain pantang melakukan pencurian baik hanya dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Orang kebanyakan selalu merasa tidak puas dengan sesuatu yang menjadi miliknya, sehingga seringkali menginginkan benda-benda yang bukan menjadi miliknya. Dalam praktik kehidupan sehari-hari sering kita melihat di masyarakat seperti kasus pencurian, korupsi dan sejenisnya yang merupakan perbuatan merugikan orang lain. Akankah kita biarkan sikap ini bila diantara kita berharap dapat hidup sejahtera dan bahagia? Untuk berbuat mulia ada baiknya kita memulai dari diri sendiri! Lakukanlah! d. Brahmacarya atau berpantang dengan kenikmatan seksual. Untuk seorang Brahmacarya kewajiban utamanya atau pekerjaannya adalah belajar, menuntut ilmu dan tidak melakukan hubungan layaknya suami istri. Namun demikian di zaman sekarang ini banyak orang yang melakukan hubungan seksual, sedangkan mereka masih dalam tahap Brahmacari. Hubungan seksual layaknya suami-istri yang tidak didahului dengan upacara pernikahan bertentangan dengan ajaran agama. Ini membuktikan bahwa aplikasi dari ajaran Brahmacarya ini masih sangat rendah dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Siapakah semestinya yang paling bertanggung-jawab bila banyak bayi yang tidak berdosa terlantarkan hidupnya, seperti munculnya sosok bayi orok dan yang lainnya di lingkungan sekitar kita?224 Kelas XII SMA/SMKe. Aparigraha atau pantang dengan kemewahan. Pantang dengan kemewahan artinya seorang praktisi Yoga (Yogi) harus hidup sederhana. Hidup sederhana bukanlah hidup yang serba dibatasi, tetapi hidup yang tidak terlalu mengikatkan diri terhadap hal yang sifatnya duniawi. Dalam hal ini kita diajarkan untuk lebih proporsional sesuai dengan kemampuan. Dengan demikian setiap orang sebagai pengikut yoga setahap demi setahap dapat melepaskan diri dari ikatan keduniawiaan. Di zaman sekarang ini kecendrungan seseorang untuk hidup sederhana masih sangat minim, karena hidup yang serba glamor membuat mereka merasa senang. Keengganan untuk melakukan pola hidup sederhana, menimbulkan keterikatan terhadap materialisme dan akhirnya yang bersangkutan kesulitan untuk meningkatkan kualitas spiritual. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita nikmati patut disyukuri, namun demikian jangan pernah lupa untuk berpola hidup sederhana guna meningkatkan kualitas spiritual dalam keseharian. Cobalah!2. Penerapan Panca Nyama Bratha Panca Nyama Brata adalah lima unsur pengendalian diri tingkat rohani dan sebagai peningkatan dari pantangan dasar sebelumnya. Lima unsur pengendalian yang dimaksud adalah: a. Sauca, kebersihan lahir batin. Membersihkan diri (lahir-batin) adalah menjadi kewajiban setiap orang Hindu dari manapun golongannya. Seseorang yang menekuni prinsip ini akan mulai mengesampingkan kontak fisik dengan orang lain, seperti mengendalikan hawa-nafsu yang diakibatkan kekotoran dari kontak fisik tersebut. Untuk menjadi seorang rohaniawan (Sulinggih) yang bersangkutan wajib disucikan dengan berbagai macam upacara. Oleh umat kebanyakan upacara (banten) dipandang dapat membersihkan dan menyucikan pribadinya. Dewasa ini banyak orang yang ingin menjadi seorang rohaniawan, ini menunjukkan bahwa ajaran sauca menjadi hal yang begitu diharapkan oleh banyak orang dan tidak terlepas dari keinginan untuk menjadi pelayan Tuhan. Menjadi pelayan Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi beserta prabhawa-Nya adalah perbuatan mulia. Lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan kita bersama guna mewujudkan hidup sejahtera dan bahagia.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 225b. Santosa atau kepuasan. Tercapainya kepuasan dalam hidup ini adalah hak asasi pribadi seseorang. Hal ini dapat membawa praktisi yoga kedalam kesenangan yang tidak terkatakan. Dalam kepuasan hidup terdapat tingkat kesenangan transendental. Kepuasan atau Atmanastuti merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan spiritual. Kepuasan lahir dan batin yang dicapai dalam melayani Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi adalah sangat utama, sehingga tidak menimbulkan rasa beban dan kecewa dalam melaksanakan pelayanan. Usahakanlah dalam hidup ini terbebas dari perasaan kecewa dan terbebani, karena semuanya itu dapat mengantarkan seseorang gagal mewujudkan hidup sejahtera dan bahagia. Yakinlah dengan berlatih yoga semuanya itu dapat terbebaskan. Lakukanklah! c. Tapa atau mengekang melalui pantangan tubuh dan pikiran. Melalui pantangan tubuh dan pikiran seseorang yang berlatih yoga menjadi kuat dan terbebas dari noda dalam aspek spiritual. Ajaran ini lebih menekankan aspek pengendalian diri dalam segala bidang. Di zaman sekarang banyak orang berusaha mencari tempat-tempat yang menyediakan ketenangan, keheningan untuk mendapatkan ketenangan akibat kepenatan hidup yang cukup berat. d. Svadhyaya atau mempelajari kitab-kitab suci. Mempelajari kitab-kitab suci dan melakukan japa (pengulangan pengucapan nama-nama suci Tuhan) menjadi kewajiban setiap umat Hindu. Pengikut yoga yang dengan tekun belajar Weda dan mengintropeksi diri dimudahkan untuk mencapai persatuan dengan yang dicita-citakannya. Ada pesan di era sekarang ini orang-orang sepertinya mulai enggan untuk mempelajari kitab-kitab sucinya karena dihadang oleh berbagai macam kesibukan yang dihadapinya. Para pengikut yoga hendaknya tidak larut dalam kondisi seperti itu, karena dapat mengantarkan yang bersangkutan semakin terpuruk untuk mewujudkan hidup sejahtera dan bahagia. Belajar mandiri dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi adalah usaha mulia untuk setiap orang yang ingin mewujudkan hidup sejahtera dan bahagia. Belajarlah sepanjang hayat baik secara formal maupun informal. Belajar secara formal dapat dilalui mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai di perguruan tinggi. Sedangkan pendidikan informal dapat dilakukan mulai dari lingkungan rumah tangga sampai dengan di lingkungan masyarakat sekitarnya. Yakinlah bahwa semuanya itu dapat membukakan jalan226 Kelas XII SMA/SMKbagi setiap orang mewujudkan hidupnya yang sejahtera dan bahagia.Pengikut yoga khususnya dan masyarakat pada umumnya hendaknyatidak menjadikan pasang surutnya proses pembelajaran (swadhyaya)di zaman globalisasi ini sebagai sandungan untuk mewujudkan hidupsejahtera dan bahagia. Cobalah!e. Isvarapranidhana atau penyerahan dan pengabdian kepada Tuhan.Penyerahan dan pengabdian diri secara Sumber: Pleisbilongtumi.wordpress.total, pokus, jujur, tulus-ikhlas kepada comTuhan/Ida Sang Hyang Widhi dapatmengantarkan seseorang pengikut yoga Gambar 4.6 Puja - Penyerahankhususnya dan masyarakat umumnya diri.kepada tingkatan samadhi. Dalam hal inikita dituntut untuk menjadi pelayan Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi beserta prabhawa-Nya dengan selalu mepersembahkanhasilnya kepada Beliau. Ida Sang HyangWidhi adalah segalanya, oleh karenanyasangat baik bila keyakinan dan sikap muliakita dalam hidup keseharian sepenuhnyadipersembahkan kepada-Nya.3. Penerapan AsanaAsana merupakan sikap duduk yang nyaman, rileks dan tenang. Dalamkehidupan sehari-hari seseorang barangkali sering mengabaikannya karenatidak tahu bahwa posisi duduk yang salah dapat mengakibatkan penyakittulang seperti skoliosis, lordosis dan kifosis serta gangguan peredarandarah. Sikap duduk yang dilakukan oleh seseorang kelihatan sepele namundemikian jika posisi asana yang diterapkan dalam kehidupan sehari-haribaik sedang melakukan yoga ataupun tidak maka dapat meminimalisasipenyakit yang ditimbulkan akibat kesalahan duduk.Selama ini kita mengambil sikap asana hanya pada saat bersembahyangataupun yoga, padahal praktiknya kita lebih banyak menghabiskan waktudi luar kegiatan tersebut. Menerapkan sikap asana yang baik dalamkehidupan sehari-hari sangat penting dan bermanfaat, oleh karenanya kitadapat menikmati hidup yang sehat, sejahtera, dan bahagia.4. Penerapan PranayamaPranayama berarti mengatur pernafasan. Tuha/Ida Sang Hyang Widhiadalah nafas dunia beserta isinya. Manusia disebut-sebut sebagai mahklukciptaan-Nya yang tersempurna. Selama ini yang menjadi salah satuPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 227kelalaian dari manusia adalah kurang menyadari manfaat nafas dalam hidup ini. Nafas dalam kehidupan ini pada hakekatnya adalah Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi. Diantara kita sering mengabaikan bahwa bernafas yang baik merupakan upaya untuk menjaga kesehatan. Akan tetapi manusia di zaman sekarang cenderung mengabaikannya. Terkadang diantara kita sering kurang menyadari bahwa berpikir positif itu sehat. Berpikir positif artinya berpikir optimis kalau besok diantara kita pasti masih hidup, dengan menyadari bahwa nafas kita ini adalah kuasa dari Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi. Pranayama tidak semata-mata hanya mengacu kepada nafas masuk dan keluar yang berhubungan dengan fenomena fisika-kimia, tetapi jauh lebih halus dari itu. Proses menarik, menahan dan mengeluarkan nafas hanyalah gambaran kasar dari prana. Sebagaimana sesungguhnya ruji sepeda motor yang dikencangkan pada pusat sebuah rodanya, demikianlah segala sesuatunya terikat pada prana. Prana berjalan bersama pada prana. Prana memberikan prana. Memberikan kehidupan pada mahluk yang hidup. Bapak seseorang adalah prana. Ibu seseorang adalah prana. Saudara wanita seseorang adalah prana, guru seseorang adalah prana, seorang Brahmana adalah prana. Sehingga dikatakan bahwa dengan penguasaan pernafasan yang merupakan gambaran kasar dari Prana itu sendiri seseorang dapat mengendalikan pikiran yang bergejolak, hawa nafsu serta kelemahan badan. Bahkan dengan menguasai prana secara baik, seorang praktisi yoga dapat mengalami fenomena metafisis yang tidak dapat dijelaskan oleh fenomena fisika biasa. Sebaiknya Pranayama tidak hanya kita aplikasikan pada saat ingin bersembahyang dan beryoga saja melainkan dalam praktek kehidupan sehari-hari, karena porsi waktu kita jauh lebih besar untuk menjalani kehidupan yang lainnya. Untuk dapat hidup sehat dalam kehidupan ini lakukanlah pernafasan tersebut sebaik mungkin melalui latihan yoga, karena nafas yang panjang dapat mengantarkan hidup kita ini menjadi sejahtera dan bahagia. Untuk yang merasa tidak mampu, cobalah!5. Penerapan Prathyahara, Dharana, Dhyana dan Semadhi Empat dasar yoga yang pertama adalah Yama, Nyama, Asana dan Pranayama. Sedangkan empat sendi berikutnya yaitu Prathyahara, Dharana, Dhyana dan Semadhi merupakan tahapan yang inti menuju Yoga. Pratyahara adalah sendi yoga yang berhubungan dengan alat-alat indra yang secara ilmiah hanya ditujukan untuk menikmati hal-hal material. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus bisa mengendalikan semua indra-indra ini karena panca indra ini apabila tidak dikendalikan dengan baik maka dapat228 Kelas XII SMA/SMKmengantarkan seseorang ke jurang neraka serta tidak dapat manunggaldengan Ida Sang Hyang Widhi. Mata sebagai indra penglihatan digunakanuntuk menikmati hal-hal yang spiritual, telinga untuk mendengar diarahkanuntuk mendengar nama-nama suci dan segala hal yang berkaitan denganspiritual, demikian juga dengan indra-indra yang lainnya, semuanya ditarikdari kenikmatan duniawi di arahkan kepada kenikmatan rohani. Dengandemikian seseorang dapat memperoleh penguasaan penuh atas alat-alatindra sehingga dapat manunggal dengan Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi.Dharana atau pemusatan pikiran adalah tingkatan yoga yang keenam.Dalam Patanjali Yoga Sutra III.1 disebutkan “deåa-bandhaå cittasyadhâraña, menetapkan citta atau pikiran pada suatu tempat disebutdharana”. Dharana dapat diibaratkan sebagai proses “mengetuk pintu”menuju samadhi sehingga praktisi yoga yang telah menguasai dharanasecara sempurna dengan sendirinya terarahkan menuju pada samadhi.Patanjali mengajarkan agar pemusatan pikiran harus hanya ditujukan padasatu objek kontemplasi, tat-pratiæedhârtham eka-tattvâbhyâsai (PatanjaliYoga Sutra I.32). Sehingga dalam proses dharana seorang praktisi yogadapat bermeditasi dengan memusatkan diri pada ujung hidung, pada berkascahaya, aksara suci OM atau simbol lain yang dibenarkan.Dalam kehidupan sehari setiap orang hendaknya selalu mengingatIda Sang Hyang Widhi dan memusatkan pikiran kepada-Nya. Sesuatuyang dipikirkan, dikatakan, dan dilaksanakan (dialami dan dikerjakan)hendaknya dipersembahkan kehadapn-Nya. Kepada Tuhan/Ida SangHyang Widhi kita patut mempersembahkan, karena itu merupakan jalanuntuk penyatuan kepada Brahman.Dhyana disebut perbuatan renungan, pikiran seseorang merenungkanadalah dhyata, dan tujuan renungan adalah dhiyaya. Oleh praktisi yogaketiganya (dhyana, dhyata, dan dhiyaya) masih dibedakan namundalam keadaan samadhi ketiganya lebur menjadi satu. Bila hal ini bolehdiasumsikan seperti pelukis dengan lukisannya, kondisi dhyana adalahkondisi dimana sang pelukis masih berbeda dari gagasan untuk melukisdan keduanya berbeda pula dengan lukisannya. Tetapi dalam keadaansamadhi, pelukis tersebut menyatu dengan karyanya sehingga Ia (pelukis),gagasan dan karyanya luluh menjadi satu.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 229Dalam keadaan samadhi, sang jiwa berada begitu dekat dengan Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi dan merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Seseorang yang telah terbangun dari Samadhi-nya pada dasarnya Ia tidaklah sama dengan sebelumnya. Karena begitu lama seseorang berhubungan secara pribadi dengan Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi maka Ia mendapatkan waranugeraha Sumber: Dok. Pribadi seperti ananda dan vijnana. Pada tahap ini Gambar 4.7 Mendekat dengan seseorang dapat dikatakan sebagai seorang Tuhan. Siddha dan memperoleh kekuatan yang bersifat mistik. Para rohaniawan, sulinggih, orang pintar pada umumnya yang terbiasa melaksanakan swadharmanya diyakini mampu mendapatkan Sunya. Demikian juga bagi orang biasa pada umumnya bisa mendapatkan sunya sepanjang yang bersangkutan dengan tekun berlatih tentang postur- postur yoga. Patanjali menerima eksistensi Sang Hyang Widhi (Isvara) dimana Sang Hyang Widhi menurutnya adalah ”The Perfect Supreme Being”, bersifat abadi, meliputi segalanya, Maha Kuasa, Maha Tahu, dan Maha ada. Sang Hyang Widhi adalah purusa yang khusus yang tidak dipengaruhi oleh kebodohan, egoisme, nafsu, kebencian dan takut akan kematian. Ia bebas dari Karma, Karmaphala dan impresi-impresi yang bersifat laten. Patanjali beranggapan bahwa individu-individu memiliki esensi yang sama dengan Sang Hyang Widhi, akan tetapi oleh karena ia dibatasi oleh sesuatu yang dihasilkan oleh keterikatan dan karma, maka ia berpisah dengan kesadarannya tentang Sang Hyang Widhi dan menjadi korban dari dunia material ini. Tujuan dan aspirasi manusia bukanlah bersatu dengan Sang Hyang Widhi, tetapi pemisahan yang tegas antara Purusa dan Prakrti (Sarasamuccaya, hal 371). Hanya satu Tuhan (Sang Hyang Widhi). Menurut Vijnanabhisu: “dari semua jenis kesadaran meditasi, bermeditasi kepada kepribadian Sang Hyang Widhi adalah meditasi yang tertinggi. (Sarasamuccaya, 372) Ada bebagai obyek yang dijadikan sebagai pemusatan meditasi yaitu bermeditasi pada sesuatu yang ada di luar diri kita, bermeditasi kepada suatu tempat yang ada pada tubuh kita sendiri dan yang tertinggi adalah bermeditasi yang dipusatkan kepada Sang Hyang Widhi. Kebodohan menyatakan bahwa ada dualisme dari satu realitas yang disebut Sang Hyang Widhi (Tuhan). Ketika kebodohan dihilangkan oleh pengetahuan maka dualisme hilang dan kesatuan penuh akan dicapai.230 Kelas XII SMA/SMKKetika seseorang mengatasi kebodohan maka dualisme hilang maka ia menyatu dengan ”The Perfect Single Being” tetapi kesempurnaan ”The Single Being” itu selalu ada dan tetap tersisa sebagai sesuatu yang sempurna dan satu. Tak ada perubahan dalam lautan, seberapa banyakpun sungai- sungai yang mengalirkan airnya dan bermuara padanya. Ketidakberubahan adalah keadaan dasar dari kesempurnaan. Kakawin Arjuna Wiwaha 11.1 menjelaskan tentang penerapan Yoga sebagai berikut. “Sasi wimba heneng ghata mesi banu Ndanasing, suci nirmala mesi wulan Iwa mangkana rakwa kiteng kadadin Ring angambeki Yoga kiteng sakala, Terjemahannya: Bagaikan bulan di dalam tempayan berisi air. Di dalam air yang suci jernih tampaklah bulan. Sebagai itulah Dikau (Tuhan) dalam tiap mahluk. Kepada orang yang melakukan Yoga Engkau menampakkan diri”. Jadi pada dasarnya semua aliran kepercayaan yang menjadikan Yoga atau Meditasi sebagai pegangan utamanya pada dasarnya adalah pengikut ajaran Weda.Uji Kompetensi: 1. Bagaimana pandangan ajaran Yoga terhadap Tuhan? 2. Dalam ajaran Yoga, apakah yang dimaksudkan Tuhan itu? 3. Bagaimana keberadaan Tuhan itu sendiri dalam ajaran Yoga? Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua anda di rumah. 4. Carilah informasi yang berhubungan dengan penerapan ajaran yoga guna mewujudkan hidup sejahtera dan bahagia pada media sosial dan pendidikan, selanjutnya diskusikanlah dengan kelompok- mu. Buatlah narasinya 1–5 halaman diketik dengan huruf Times New Roman –12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4! Paparkanlah di depan kelas bersama kelompokmu sesuai dengan petunjuk bapak/ibu guru!Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 231F. Ashtangga Yoga sebagai Dasar Pembentukan Budi Pekerti Luhur dalam Zaman GlobalisasiPerenungan:Na karmaṇām anārambhān naiṣkarmyaṁ puruṣo ’ṡnute,na ca saṁnyasanād eva siddhiṁ samadhigacchati.Terjemahannya;Tanpa kerja orang tak akan mencapai kebebasan, demikian juga ia tak akanmencapai kesempurnaan karena menghindari kegiatan kerja (BG. III.4).Memahami Teks:Secara umum, konsep etika dalam Yoga termasuk dalam latihan yama dannyama, yaitu disiplin moral dan disiplin diri. Aturan-aturan yang ada dalamPanca yama dan Panca nyama, juga berfungsi sebagai kontrol sosial dalammengatur moral manusia. Dalam buku Tattwa Darsana, menjelaskan bahwaetika dalam yoga adalah sebagai berikut; dalam samadhi, seorang Yogimemasuki ketenangan tertinggi yang tidak tersentuh oleh suara-suara yangtak henti-hentinya, yang berasal dari luar dan pikiran kehilangan fungsinya,di mana indra-indra terserap ke dalam pikiran. Apabila semua perubahanpikiran terkendalikan, si pengamat atau Purusa, terhenti dalam dirinya sendiri.Keadaan semacam ini di dalam Yoga-Sutra Patanjali disebut sebagai SvarupaAvasthanam (kedudukan dalam diri seseorang yang sesungguhnya).Dalam filsafat Yoga, dijelaskan bahwa yoga berarti penghentian kegoncangan-kegoncangan pikiran. Ada lima keadaan pikiran itu. Keadaaan pikiran ituditentukan oleh intensitas sattwam, rajas dan tamas. Kelima keadaan pikiranitu adalah:1. Ksipta artinya tidak diam-diam. Dalam keadaan pikiran itu diombang- ambingkan oleh rajas dan tamas, dan ditarik-tarik oleh objek indra dan sarana-sarana untuk mencapainya, pikiran melompat-lompat dari satu objek ke objek yang lain tanpa terhenti pada satu objek.2. Mudha artinya lamban dan malas. Gerak lamban dan malas ini disebabkan oleh pengaruh tamas yang menguasai alam pikiran. Akibatnya orang yang alam pikirannya demikian cenderung bodoh, senang tidur dan sebagainya.3. Wiksipta artinya bingung, kacau. Hal ini disebabkan oleh pengaruh rajas. Karena pengaruh ini, pikiran mampu mewujudkan semua objek dan mengarahkannya pada kebajikan, pengetahuan, dan sebagainya. Ini merupakan tahap pemusatan pikiran pada suatu objek, namun sifatnya sementara, sebab akan disusul lagi oleh kekuatan pikiran.232 Kelas XII SMA/SMK4. Ekagra artinya terpusat. Dalam keadaan seperti ini citta terhapus dari cemarnya rajas sehingga pikiran dikuasai oleh sattva. Ini merupakan awal pemusatan pikiran pada suatu objek yang memungkinkan ia mengetahui alamnya yang sejati sebagai persiapan untuk menghentikan perubahan- perubahan pikiran.5. Niruddha artinya terkendali. Dalam tahap ini, berhentilah semua kegiatan pikiran, hanya ketenanganlah yang ada. Ekagra dan Niruddha merupakan persiapan dan bantuan untuk mencapai tujuan akhir, yaitu kelepasan. Ekagra bila dapat berlangsung terus menerus, maka disebut samprajna-yoga atau meditasi yang dalam, yang padanya ada perenungan kesadaran akan suatu objek yang terang. Tingkatan Niruddha juga disebut asaniprajnata- yoga, karena semua perubahan dan kegoncangan pikiran terhenti, tiada satu pun diketahui oleh pikiran lagi. Dalam keadaan demikian, tidak ada riak-riak gelombang kecil sekali pun dalam permukaan alam pikiran atau citta itu. Inilah yang dinamakan orang samadhi yoga. Ada empat macam samparjnana-yoga menurut jenis objek renungannya. Keempat jenis itu adalah: a. Sawitarka ialah apabila pikiran dipusatkan pada suatu objek benda kasar seperti arca dewa atau dewi. b. Sawicara ialah bila pikiran dipusatkan pada objek yang halus yang tidak nyata seperti tanmantra. c. Sananda, ialah bila pikiran dipusatkan pada suatu objek yang halus seperti rasa indriya. d. Sasmita, ialah bila pikiran dipusatkan pada asmita, yaitu anasir rasa aku yang biasanya roh menyamakan dirinya dengan ini.Dengan tahapan-tahapan pemusatan pikiran seperti yang disebut di atasmaka ia akan mengalami bermacam-macam fenomena alam, objek denganatau tanpa jasmani yang meninggalkannya satu persatu hingga akhirnya cittameninggalkannya sama sekali dan seseorang mencapai tingkat asamprajnatadalam yoganya. Untuk mencapai tingkat ini orang harus melaksanakan praktikYoga dengan cermat dan dalam waktu yang lama melalui tahap-tahap yangdisebut astangga yoga.Yoga sesungguhnya adalah suatu jalan kehidupan yang mengajarkan kitamenjadi orang yang baik, harmonis, dan damai. Kitab Bhagawadgitamengklasifikasikan pelaksanaan yoga menjadi empat tahapan, diantaranyaadalah:Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 2331. Jnana Yoga: Yoga yang berpangkal pada Logika/pengetahuan Adakah di dunia ini suatu aktivitas yang tidak membutuhkan pengetahuan? Pengetahuan membuat orang yang kegelapan menjadi terang. Setiap pekerjaan sebenarnya memiliki pengetahuan tersendiri yang mesti dipahami dengan baik. Menjadi profesional di salah satu bidang pekerjaan menuntut kita untuk memahami pengetahuan di bidang tersebut. Oleh karenanya pengetahuan Sumber: Dok. Pribadi itu sangat penting dalam kehidupan ini. Gambar 4.8 Jnana Yoga. Terutama bila kita ingin meningkatkan diri, mengembangkan anugerah Tuhan yang dimiliki oleh manusia berupa pikiran dan kecerdasan. Jnana Yoga menekankan pada pengetahuan yang suci dan yang bermanfaat bagi kehidupan ini.2. Bakti Yoga: Yang berpangkal pada Rasa, Cinta, Kasih. Kehadiran rasa dalam kehidupan ini adalah sangat penting, karena manusia hidup diantara manusia dan makhluk-makhluk lainnya. Untuk menjaga keharmonisan hubungan hidup diantara kita maka rasa, cinta, dan kasih menjadi tali pengikat, bagaikan benang yang merajut untuk membentuk suatu rajutan kehidupan yang indah dan harmonis. Rasa membuat kehidupan ini berdenyut, karena rasa membuat manusia mampu menikmati kehidupan. Jalan Bakti yoga menekankan pada bakti yang tulus, ikhlas berhubungan kehadapan Ida Sanya Hyang Widhi beserta ciptaan-Nya.3. Karma Yoga: Berpangkal pada Karma/Kerja. Ciri dari kehidupan ini adalah adanya aktivitas atau kerja. Bila kita ingin hidup, setiap orang mesti bekerja untuk mendapatkan makanan, minuman, tempat tinggal, pakaian, uang dan kebutuhan hidup yang lainnya. Bekerja bisa menjadi jalan untuk mencapai pencerahan apabila kita mampu mewujudkannya dengan ihklas dan tanpa pamrih. Jalan kerja tanpa pamrih inilah hakekat dari Karma Yoga.4. Raja Yoga: adalah pengendalian diri dan konsentrasi. Untuk mendapatkan hasil yang optimal pada kerja, logika, dan rasa maka sangat diperlukan adanya pengendalian diri dan konsentrasi yang tinggi. Patut disadari bahwa kelahiran sebagai manusia dilengkapi dengan sifat- sifat; marah, keinginan, iri hati, mabuk, bingung dan loba. Sifat-sifat bawaan sejak lahir ini bila tidak dikendalikan dengan konsentrasi yang baik dapat mengacaukan jalan hidup utama dari setiap manusia. Catur234 Kelas XII SMA/SMKyoga sesungguhnya adalah jalan yang utama untuk mengantarkan umatmanusia mencapai sukses dalam hidupnya. Ajaran Astangga Yoga adalahmerupakan salah satu bagian dari ajaran Raja Yoga dalam Catur Yoga.Ajaran Astangga Yoga disusun oleh Rsi Patanjali dengan pendekatan yangsistematis, untuk membimbing umat manusia menjadi manusia yang baikdan mulia guna mewujudkan insan yang berbudi pekerti luhur. AjaranAstangga Yoga yang menjadi dasar pembentukan budi Pekerti luhur bagiumat manusia antara laina. Yama brata adalah ajaran yang menuntun umat manusia untuk selalu berperilaku dan bermoral yang baik. Manusia sebagai insan yang sopan, santun dan bermoral, selama pengabdian hidupnya hendaknya tidak menyiksa, menyakiti dengan perkataan, perbuatan, pikiran, perasaan, dan membunuh (Ahimsa) makhluk sesama-Nya. Sebagai manusia yang baik hendaknya selalu jujur dan dapat dipercaya, setia pada kata hati, janji, kawan, kata-kata, perbuatan dan bertanggung-jawab pada sesuatu yang diperbuat (Satya) kepada sesama. Dalam pergaulan hidup ini sebagai manusia hendaknya tidak menginginkan milik orang lain, tidak melakukan korupsi, kolusi, nepotisme, tidak mencuri atau merampok sesuatu yang menjadi milik orang lain (Asteya). Untuk menumbuh- kembangkan kecerdasan, manusia sebagai mahkluk yang berbudi pekerti luhur hendaknya selalu belajar dan mampu mengendalikan nafsu seksualnya. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum resmi menjadi pasangan suami-istri yang sah dengan disaksikan oleh tiga saksi: butha saksi (paca maha butha), manusia saksi (pemerintah, keluarga dan masyarakat, pandita, pinandita), Dewa saksi (Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi) melalui upacara pernikahan. Dan setelah menikahpun hendaknya tidak sembarangan melakukan hubungan seksual (Brahmacarya). Manusia yang berbudi pekerti luhur wajib hukumnya hidup sederhana, tidak memamerkan kemewahan walaupun telah mampu memiliki pendapatan yang tinggi. Pendapatan yang tinggi sedapat mungkin dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan seperti, para fakir miskin, sebab dana punia adalah merupakan bentuk yajńa yang paling tinggi nilainya (Aparigraha). Demikianlah hendaknya yang selalu diusahakan oleh setiap orang yang merindukan hidup dengan berbudi pekerti luhur, mampu membimbing pribadinya untuk berperilaku dengan moral yang baik sehingga menjadi manusia yang sejahtera dan berbahagia selama hidup dan kehidupannya (moksha).Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 235b. Nyama: adalah ajaran yang menuntun umat manusia untuk selalu bermoral dan berperilaku yang baik. Seseorang yang perilakunya dijiwai oleh moral yang mulia adalah ciri insan yang berbudi pekerti luhur. Nyama bratha adalah ajaran ashtangga yoga yang patut dijadikan landasan oleh seseorang untuk mewujudkan pribadinya berbudi pekerti luhur. Menjaga kesucian lahir dan batin masing-masing adalah menjadi kewajiban pribadi setiap insan yang dilahirkan sebagai manusia. Manusia dilahirkan memiliki tubuh/badan, pikiran, kecerdasan, hati, dan jiwa. Badan atau tubuh manusia yang kotor dibersihkan dan disucikan dengan air, pikiran yang kotor dapat dibersihkan dan disucikan dengan kejujuran, kecerdasan manusia yang kotor dapat dibersihkan dan disucikan dengan pengetahuan suci, hati dan perasaan seseorang yang kotor dapat dibersihkan dan disucikan dengan keihklasan, dan jiwa/roh/spirit/atma manusia yang kotor dapat dibersihkan dan disucikan dengan melaksanakan tapa, brata, dan yoga (Sauca). Adakalanya dalam kehidupan manusia tidak pernah merasa puas walaupun dimata sesamanya yang bersangkutan sudah dipandang berkecukupan. Merasa puas dengan apa yang dimiliki, berbahagia dengan karunia Ida Sang Hyang Widhi, selalu bersyukur atas segala anugerah-Nya, adalah cermin pribadi seseorang yang berbudi pekerti luhur dalam hidupnya. Sepatutnya kita menyadari bahwa setiap orang memiliki rejekinya masing-masing sebagai hasil dari karma baiknya pada kehidupan sebelumnya maupun hasil dari karma pada kehidupan ini. Demikian pula kita tentu mendapatkan buah karma masing-masing. Oleh karenanya berbahagialah, puaslah dengan yang diraih sekarang, tidak iri bila melihat keberhasilan orang lain, melihat rejeki orang lain ataupun melihat keberuntungan orang lain. Karena semuanya itu sesungguhnya adalah hasil dari karmanya. Bila kita ingin mendapat keberhasilan sesuai harapan maka harus berusaha dengan sekuat tenaga dan kemampuan yang dimiliki dengan jalan yang benar (Santosa). Belakangan ini ada pesan bahwa manusia ingin hidup serba instan, digampangkan, glamor, dan bersifat/sikap apatis. Bila ingin hidup berbudi pekerti yang luhur, ada baiknya kebiasaan ini diubah secepatnya. Mengadapi era global yang penuh dengan tantangan, hidup manusia harus kuat dan tahan uji. Hidup manusia harus tahan terhadap berbagai godaan yang datang baik dari dalam diri maupun dari luar diri-sendiri. Kekuatan dan ketahanan hidup bisa dimiliki bila kita telah mampu mengendalikan diri (yoga) dengan baik. Kemampuan mengendalikan diri bisa dipupuk dengan melakukan latihan secara kontinyu. Latihan yang bermanfaat adalah dengan melakukan puasa, brata. Berlatih dengan tekun selain dapat menguatkan diri juga bermanfaat untuk membersihkan diri dari pengaruh236 Kelas XII SMA/SMKkotoran yang ada dalam tubuh (Tapa). Belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendalami berbagai macam ilmu pengetahuan sesuai dengan petunjuk yang ada sehingga berhasil dan berguna untuk kesejahteraan dan kebahagiaan hidup umat manusia adalah cermin dari insan yang bermoral, cerdas, dan berbudi pekerti luhur. Usaha umat manusia yang selalu memanfaatkan waktunya untuk belajar merupakan perilaku yang mulia. Apapun materi pembelajaran yang dipelajari oleh seseorang adalah dapat bermanfaat dalam hidupnya sepanjang dilandasi dengan pikiran yang positif. Dengan tekun belajar yang bersangkutan dapat terbebas dari berbagai masalah yang dihadapinya. Membiasakan diri belajar mendalami kitab-kitab suci sesuai dengan agama yang diyakininya berarti yang bersangkutan telah melandasi hidupnya dengan sikap hidup berbudi pekerti luhur (Swadhyaya). Manusia berkeyakinan bahwa hidup dan kehidupan ini adalah kehendak Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi. Kelahiran, kehidupan, dan kematian sebagai manusia juga adalah atas kehendak-Nya. Dengan melakoni hidup dan kehidupan sebagai manusia dan menerima hasilnya dalam kondisi baik atau buruk adalah anugerah-Nya mencerminkan insan yang berbudi pekerti luhur. Sebagai manusia berkewajiban untuk selalu menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi secara bulat dan tulus (Iswarapranidhana).c. Asana: menjaga keharmonisa dalam tubuh, menjaga kesehatan tubuh. Asana adalah merupakan sikap badan yang mantap dan nyaman. Jenis-jenis sikap badan/asana dalam yoga sangat beragam, mulai dari asana posisi berdiri, duduk, telungkup, rebah, terbalik dan lain sebaginya. Berbagai macam gerakan asana tersebut ditemukan oleh para yogi yang mengabdikan hidupnya mencari pencerahan jiwa di hutan yang sejuk ribuan tahun lalu dan menyesuaikan Sumber: Dok. Pribadi gerakannya dengan gerakan mahluk hidup Gambar 4.9 Yoga – Silasana. yang ada di hutan. Manfaat dari melakukan asana tersebut adalah badan menjadi sehat dan nyaman. Selain itu dengan melakukan asana tubuh menjadi terbantu secara fisik untuk melakukan konsentrasi yang sangat dibutuhkan dalam yoga. Manusia memiliki kewajiban untuk selalu dapat duduk dengan sehat, tenang dan nyaman dalam keadaan apapun adalah ciri manusia yang berbudi pekerti yang luhur. Lakukanlah!Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 237d. Pranayama: mengelola energi hidup. Pranayama merupakan tata-cara pengaturan nafas dalam hidup dan kehidupan. Pranayama memiliki peranan penting dalam keberhasilan seseorang untuk melakukan yoga. Apabila seseorang tidak memahami tata-cara bernafas dalam pranayama maka yoga yang dilaksanakan menjadi sia-sia. Dalam pranayama dikenal istilah-istilah pengaturan nafas seperti puraka (menarik nafas), kumbaka (menahan nafas) dan recaka (menghembuskan nafas). Ada beragam jenis dan teknik pranayama dalam yoga. Beragam jenis dan teknik pranayama tersebut memiliki manfaat masing-masing dalam hidup dan kehidupan manusia. Dengan membiasakan diri selalu berlatih yoga secara baik dan benar dapat memperpanjang pernafasan atau memperpanjang umur manusia. Bila kita berkeinginan memiliki nafas/ umur yang panjang, lakukanlah. e. Pratyahara: Pemutusan pengaruh indra pada pikiran/logikanya. Manusia memiliki panca indra yang sangat bermanfaat dalam mewujudkan hidup sejahtera dan bahagia. Pemanfaatanya hendaknya terpelihara dengan baik agar tidak mengganggu ketenangan dan kenyamanan hidup manusia. Indra yang tidak terkendali/liar dapat menganggu dan mengancurkan kelansungan hidupnya. Pratyahara mengandung arti menarik pancaindra dari objek-objek penglihatan, pendengaran, perasaan dan perabaan yang berlebihan. Dalam keadaan pratyahara pembentukan objek perenungan mulai dilakukan. Objek perenungan digunakan sebagai alat untuk berkonsentrasi. Dalam pelaksanaan yoga ada berbagai jenis objek perenungan dapat digunakan oleh manusia mengendalikan pengaruh negatif indranya. Praktisi yoga dapat memanfaatkan arca dewa-dewi, simbol aksara suci, cahaya yang terang, ataupun bayangan muka diri sendiri dan yang lainnya sebagai obyek perenungan. Objek perenungan tersebut dipertahankan hingga dapat diyakini sesuatu yang direnungkan seolah-olah nyata. Manusia yang berbudi pekerti luhur selalu berusaha untuk mengendalikan pengaruh negative indranya dengan hamonis sehingga terbangun kehidupan damai, sejahtera, dan bahagia. f. Dharana: Konsentrasi Pikiran. Berkonsentrasi atau pikiran terkonsentrasi mudah diucapkan, orang kebanyakan menyatakan tidak mudah melaksanakan. Untuk dapat berkonsentrasi dengan baik sangat dibutuhkan disiplin mental yang sungguh-sungguh. Pada tahap dharana penentuan letak pemusatan pikiran pada objek tertentu dilaksanakan. Misalnya titik pertemuan antara kedua alis-mata, batang hidung, ujung hidung, ubun-ubun dan lain sebagainya.238 Kelas XII SMA/SMKDharana melatih pikiran untuk selalu terkonsentrasi. Dengan pikiran terkonsentrasi semua permasalahan hidup manusia dapat teratasi secara baik. Manusia berbudi pekerti luhur hendaknya selalu berusaha melatih konsentrasi pikiran dengan melaksanakan yoga, sehingga terbangun kehidupan damai, sejahtera, dan bahagia. Setiap orang dapat melatih konsentrasi pikiran dengan baik melalui yoga.g. Dhyana: Keadaan meditasi, dimana terpusatnya pikiran pada objek konsentrasi secara kontinyu. Meditasi yang lebih dalam dan tinggi dilakukan tanpa henti dan tanpa gangguan. Pada tahap dhyana aliran pikiran sudah mengalami ketenangan menuju renungan pada pusat pemikiran sebagi titik akhir. Pikiran dan objek renungan seseorang berlatih yoga pada tahap dhyana masih nyata dan terpisah dari kesadaran manusia. Setiap orang dapat berlatih meditasi dengan baik melalui yoga. Manusia berbudi pekerti luhur hendaknya selalu berusaha berlatih meditasi dengan melaksanakan yoga, sehingga terbangun kehidupan damai, sejahtera, dan bahagia.h. Samadhi: Tercapainya Keharmonisan dan Kedamaian. Hidup menjadi manusia di era global penuh dengan tantangan, bila kita kurang siap melakoninya tidak tertutup kemungkinan menjadi korban globalisasi. Patut disyukhuri karena era global mengingatkan kita untuk tetap berusaha mampu mewujudkan keharmonisan dan kedamaian hidup sehari-hari melalui yoga. Samadhi adalah tahapan puncak dari yoga. Samadhi dimana pikiran tenggelam pada objek yang direnungkan. Tidak ada kesadaran akan dirinya sendiri, hanya ketenangan yang ada dalam samadhi. Pikiran dan objek renungan menjadi satu dan pikiran lenyap. Dapat membedakan antara kebahagiaan dengan kesenangan di alam. Keadaan tersebut dinamakan citta-vritti nirodha dimana pikiran dapat dikendalikan secara total dan jiwa terbebas menuju alam kelepasan sebagai tujuan dari yoga itu sendiri. Samadhi dapat melatih seseorang untuk menjadi insan yang berbudi pekerti luhur. Manusia berbudi pekerti luhur hendaknya selalu berusaha berlatih samadhi dengan melaksanakan yoga, sehingga terbangun kehidupan damai, sejahtera, dan bahagia. Setiap orang dapat berlatih samadhi dengan baik melalui yoga. Renungkanlah bait sloka berikut ini: Yo marayati pranayati, yasmat prananti bhuvanani visva.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 239Terjemahannya; ’Sang Hyang Widhi Wasa menghidupkan dan menghancurkan. Dia adalah sumber penghidupan seluruh alam semesta’ (Atharvaveda XIII. 3.3) Memahami Teks: Untuk menjalani hidup kita perlu tubuh. Dengan adanya tubuh kita menjadi ada dan tanpa tubuh manusia bukanlah siapa-siapa. Tubuh merupakan “sadhana” tempat bersemayamya jiwa oleh karena itu harus di jaga dan dipelihara sebaik mungkin. Walaupun demikian tubuh fisik memiliki keterbatasan waktu untuk eksistensinya. Karena pada saat nanti tubuh yang di besarkan oleh makanan pada akhirnya kembali ke siklus makanan. Berdasarkan sistem yoga manusia dipandang memiliki tiga jenis tubuh, antara lain; tubuh fisik, tubuh astral, dan tubuh kausal. Tubuh astral dan tubuh kausal bersifat kekal dan berada dalam dimensi yang berbeda dengan tubuh fisik. Tubuh astral, dan tubuh kausal dapat meninggalkan tubuh fisik pada saat kematian. Praktik Hatha yoga mengajarkan penyatuan diantara tubuh tersebut melalui teknik-teknik penguasaan tubuh, sebagai langkah awal untuk memasuki kesadaran mental dan spiritual. Dengan melakukan praktik Hatha yoga kita dapat meningkatkan kesadaran tentang tubuh yang dapat mengantarkan menuju kesadaran pikiran, kesadaraan atman/jiwa dan kembali ke sumber-Nya. Berikut ini adalah jenis tubuh manusia menurut system yoga, antara lain: 1). Tubuh fisik (Stula sarira) adalah badan kasar manusia yang di bentuk oleh 5 unsur alam seperti; tanah (prithivi), air (apah), api (agni), udara (vayu), dan ether (akasha). Eksistensi siklus tubuh fisik adalah mengalamai kelahiran, pertumbuhan, perubahan, pengeroposan, dan kematian. 2). Tubuh astral (Suksma sarira) adalah badan halus manusia yang dapat merasakan rasa senang dan rasa sakit melalui; mulut, tangan, kaki, genital, dan anus disebut (Kara indriya), dan mata (penglihatan), telinga (pendengaran), hidung (penciuman), lidah (rasa) dan kulit (sentuhan), disebut (Jnana indriya), serta Prana yakni energi kehidupan yang melingkupi semua materi di alam semesta termasuk udara (napas) yang kita hirup sahat bernapas, seperti; Kekuatan dasar yang menggerakan segala sesuatu dan mengaktifkan fungsi-fungsi terpenting seperti bernapas, makan minum, dan menerima input sensorial (indriawi) (Prana vayu). Kekuatan yang mengatur proses pengeluaran; urin, tinja, ejakulasi, menstruasi, dan proses melahirkan {kekuatan yang

240 Kelas XII SMA/SMK



Page 2

D. Hubungan Hukum Hindu dengan Budaya, Adat- Istiadat, dan Kearifan Daerah Setempat.Perenungan.”Ye tu dharmasùyantebhuddhimohànwita janàh,apathà gacchatàm tesàm-anuyàtàpi pidyate”.Mwang ikang wwang nindà ring dharmaprawrtti, dening punggungya, jenek taya ring adharmaprawrtti, ikang manùtnùt iriya tuwi, niyata pamangguhanyalara.Terjemahan:Lagi pula orang yang merendahkan perbuatan dharma, karena angkuhnya,serta tetap melakukan perbuatan yang bertentangan dengan dharma dan jugayang mengikutinya, niscaya akan mendapatkan penderitaan, (Sarasamuçcaya,47). Agama Hindu disebut-sebut sebagai agama yang tertua di dunia, bagaimana hubungan hukum Hindu dengan budaya, adat-istiadat, dan kearifan daerah setempat di Indonesia? Diskusikanlah!Hukum Hindu adalah hukum agama dalam arti yang sebenar-benarnya.Sebagai hukum agama, hukum Hindu dapat disejajarkan atau disamakandengan hukum yang lainnya yang berlaku di wilayah tertentu dimana umatsedharma berada, dalam arti yang sebenar-benarnya. Sebagai hukum agama,hukum Hindu disamakan pengertiannya dengan dharma yang bersumber padaRta. Agama merupakan norma atau kaidah-kaidah moral yang bersumberlangsung dari wahyu Tuhan Yang Maha Esa. Dari sini tampak ada usaha untukmengkaitkan nilai-nilai agama dengan praktek kehidupan, misalnya nilaiagama itu telah ditranformasikan kedalan norma-norma sosial yang mengaturkehidupan manusia di dalam masyarakat.Hubungan yang demikian tidak terlalu sulit mencari, karena agama Hindumemperlihatkan gejala yang multi-komplek sebagai pandangan hidup yangmenyeluruh dan terpadu. John L. Esposito ketika memberi kata pendahuluanPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 41pada buku” Agama dan Perubahan Sosiopolitik”, hanya melihat hubungaanagama pada dua dimensi, yakni dikatakan : agama mempunyai suatu hubunganyang integral dan organik dengan politik dan masyarakat.Mengacu pada tujuan hidup manusia menurut pandangan agama Hindu,yaitu Moksartham Jagadhita ya ca iti dharma, maka sebenarnya tradisi Hindumenawarkan suatu sistem normatif dimana agama adalah integral dengansemua aspek kehidupan umat manusia, baik politik, sosial, ekonomi, hukum,pendidikan, keluarga dan lain sebagainya. Keseluruhan aspek kehidupantersebut tercangkup dalam pengertian ”kekinian” dan ”keakanan” yangbersifat kesurgaan. (Soedjatmoko, 1979:25).Pada gejala umum yang terjadi di Bali yakni keterkaitan agama dengan adat,adalah bukti adanya pertautan agama dengan salah satu aspek kehidupanmanusia. Tjokorde Raka Dherana mengatakan, agama dan adat terjalinerat satu dengan yang lainnya, saling pengaruh-mempengaruhi. Karenanyapelaksanaan agama disesuaikan dengan keadaan tempat yang telah dansedang berlaku. Penyesuaian yang dimaksud dimana bersifat membenarkandan memperkuat adat setempat sehingga menjadikan kemudian suatu ”adatAgama” yaitu suatu penyelenggaraan agama yang disesuaikan dengan adatsetempat (Dherana, 1984:18).Pembuktian adanya pengaruh hukum Hindu menjiwai hukum adat telahterbukti sejak berdirinya kerajaan Hindu di Indonesia. Penguatan ini diberikanoleh Gde Pudja ketika membahas dimulainya pertumbuhan hukum Hindu.Pudja mengatakan, bagian-bagian dari ajaran-ajaran Hindu dan pasal-pasaldalam Dharmasastra telah disesuaikan dan dipergunakan sebagai hukum padamasa kerajaan Hindu di Indonesia. Bahkan bukan pada masa kerajaan Hindusaja, karena secara tidak disadari bahwa hukum itu masih tetap berlaku danberpengaruh pula dalam hukum positif di Indonesia melalui bentuk-bentukhukum adat. Bentuk acara Hukum dan kehidupan hukum Hindu yang palingnyata terasa sangat berpengaruh adalah bentuk hukum adat di Bali dan lombok,sebagai hukum yang berlaku hanya bagi golongan Hindu semata-mata (Pudja,1977:34).Dalam berbagai penelitian dan penulisan Hukum Adat, baik dalam bidanghukum pidana, dalam bidang hukum perdata terutama hukum waris, hukumkekeluargaan dan perkawinan yang dikatakan hukum adat, semuanya ternyatahukum Hindu. Baik pengertian, istilah-istilah yang dipakai maupun dasarfilosofinya delapan belas titel hukum atau astadasa wyawahara, pembagian 12jenis anak, berbagai jenis pidana adat seperti brahmantia, wakparusia, sahasa42 Kelas XII SMA/SMKdan sebagainya. Semuanya merupakan hukum agama, ini berarti hukum Adatsebagian besar adalah hukum agama, yakni hukum adat itu sebagian besaradalah hukum agama Hindu (Pudja, 1997:34-35).Dalam prakteknya di tengah masyarakat memang tampak gejala yang bertautanantara hukum Hindu dengan Hukum Adat. Kitab-kitab Hukum Hindu dalambentuk kompilasi seperti; Adigama, Agama, Kutaragama, Purwadigama danKutara Manawa, memang amat sering dijadikan sumber penyusunan HukumAdat. Hanya transfer ke dalam Hukum Adat tidak dilakukan sepenuhnya,karena tidak semua materi dalam hukum Hindu tersebut sesuai dengan situasi,kondisi dan kebutuhan masyarakat. Di sini para tetua adat sangat berperansebagai tokoh yang bertugas khusus menyaring nilai-nilai hukum Hindu untukdiselaraskan kebutuhannya sesuai dengan sistem sosial yang berkembang dilingkungan sekitarnya.Hukum adat menduduki orbit yang sentral dan telah berperan dominan dalamsuatu lingkungan budaya tertentu, yakni lingkungan masyarakat adat yangmendukungnya. Konsekuensi dari peran yang dominan itu menjadikan hukumAdat semakin mengakar dan melembaga dalam interaksi sosial masyarakatnya,dalam arti bahwa kepatuhan masyarakat terhadap Hukum Adat tersebut tidakdapat dibantahkan.Konsekuensi lainnya adalah membawa akibat yang sangat fatal, dimana mulaimuncul tokoh-tokoh hukum adat yang tidak lagi menerima anggapan bahwahukum adat bersumber kepada hukum Hindu, berkesempatan mengemukakanhasil penelitiannya. Gde Pudja lebih jauh mengemukakan, ”Hukum Hindu-lah yang merupakan sumber dasar dari Adat di Indonesia terutama di daerah-daerah dimana pengaruh Hindu itu sangat besar. Untuk daerah Bali danLombok, pembuktian itu tidaklah begitu sulit, karena seluruh pola pemikirandan tata kehidupan masyarakat yang beragama Hindu, tetap mendasarkanpada ajaran-ajaran agama Hindu yang mereka yakini (Pudja, 19977:192).Menurut Soerjono Soerkarto, mengemukakan bahwa hukum Adat bersumberdari perkembangan perilaku yang berproses melalui cara, kebiasaan, tatakelakuan, dan adat istiadat, baru kemudian menjadi hukum adat, akansemakin mempertegas mengenai pembuktian adanya hukum Hindu menjiwaihukum adat. Namun kerangka teori ini akan melahirkan adat murni, karena iabersumberkan kepada perilaku menjadi manusia, baik personal maupun umum.Dalam proses menjadikan kebiasaan, tata dan adat-istiadat, kitab Dharmasastraatau hukum Hindu sedikit banyak memberi pengaruh, berhubung kebiasaan,tata kelakuan dan adat istiadat itu dibatasi oleh suatu norma-norma sosial dannorma-norma agama yang besumber langsung dari Wahyu Tuhan. HukumHindu dalam pembahasan dimuka dinyatakan berdasarkan pada Åta.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 43Meskipun dibentangkan secara tersirat dari beberapa uraian di depan,terkecuali menegakkan keberadaan hukum Hindu yang menjiwai hukumadat, sebenarnya dengan sendirinya juga mencangkup pengertian hukumHindu menjiwai kebiasaan. Kebiasaan ini dibatasi dalam konteks-nya yangberakibat pada hukum adat. I Ketut Artadi menggambarkan kebiasaan itudemikian: ”Dalam aspek lain hubungan antara warga ini menonjol juga dalamhal pentaatan terhadap kebiasaan pergaulan hidup yang dihormati yang dapatberupa tata susila, sopan santun, hidup dalam pergaulan di suatu desa, yangsedemikian dianggap patut seperti cara bertegur sapa, tolong-menolong orangyang kena musibah, saling tolong dalam menanam padi, saling membantudalam soal membuat rumah dan lain-lain. ”(Artadi, 1987:2). Komponen initerdiri dari pernyataan tersebut berturut-turut adanya pentaatan dari warga,kebiasaan pergaulan hidup yang dihormati, dan output berupa kebiasaantolong-menolong.Ide-ide untuk mematuhi norma sosial dan norma agama, sehingga melahirkanperilaku sosial yang tolong menolong, seperti terdapat dalam komponentersebut di atas merupakan ide-ide yang melahirkan hukum adat. Dengandemikian terdapat hubungan berantai dan estafet: dari hukum Hindu menjiwaihukum adat, dan penjiwaan itu mengalir juga menjiwai kebiasaan. Pembuktianadanya pengaruh hukum Hindu terhadap adat telah terbukti sejak berdirinyakerajaan Hindu di indonesia. Penguatan ini diberikan oleh Gde Pudja ketikamembahas dimulainya pertumbuhan hukum Hindu. Gde Pudja mengatakan,bagian-bagian dari sejarah dan pasal-pasal dalam Dharmasastra dialihkan dandigunakan sebagai hukum pada masa kerjaan Hindu di Indonesia. Bukan padamasa Hindu saja, karena secara tidak disadari bahwa hukum Hindu itu masihtetap berlaku dan berpengaruh pula dalam hukum positif di Indonesia melaluibentuk-bentuk hukum adat. Bentuk secara kasat mata dengan kehidupanhukum Hindu yang paling nyata masih terasa sangat berpengaruh adalahbentuk hukum adat di Bali dan Lombok, sebagai hukum yang berlaku hanyabagi golongan Hindu semata-mata (Pudja, 1977:34). Team research Universitas Udayana Denpasar dalam penelitiannya tentangpengaruh agama Hindu terhadap hukum pidana adat di Bali, menunjukkanadanya pengaruh hukum Hindu dalam jenis pelanggaran susila ini: Lokika,Sanggraha, Amandel Sanggama, Gamia Gamana, salah krama, drati-krama,dan wakparusya. (Team research Universitas Udayana Denpasar, 1975 : 47).44 Kelas XII SMA/SMKSemua jenis hukum adat tersebut pernah diterapkan dalam peradilan Kerta diBali semasa zaman penjajahan Hindu Belanda di Indonesia. Dari keputusan-keputusan raad van kerta kita mendapatkan kesimpulan bahwa bentuk hukumperdata, terutama hukum waris dan perkawinan menempati skala pelanggaranterbesar dibandingkan bentuk hukum lainnya.Apabila skala pengaruh hukum Hindu terhadap hukum adat ditinjau secaramakro, maka kita harus bertolak pada tiga hal pokok yang dipakai tumpuanmemahami eksistensi hukum adat Bali secara lebih mendasar. Ketiga halpokok itu adalah Tri Hita Karana, yakni adanya upaya umum masyarakatitu sendiri. Upaya menegakkan keseimbangan hubungan masyarakat secarakeseluruhan dengan alam Ketuhanan.Berbagai pengaruh hukum Hindu terhadap hukum adat sebagaimana contohyang dikedepankan di atas, menunjukkan skala pengaruh hukum Hinduterhadap hukum adat pada dimensi ”Pawongan” dan ”palemahan”. Adanyapengaruh hukum Hindu terhadap hukum adat, tidak dimaksudkan untukmengatakan bahwa hukum adat itu tidak ada. Gde Pudja mengatakan, hukumadat haruslah tetap ada, sebagai kaidah yang asli pada masyarakat primer.Namun sejauh ini pembuktian untuk membedakan hukum adat dengan hukumHindu, belum banyak dilakukan. Kalau ada, penulisan ini belum sampaimelihat kemungkinan bahwa hukum itu bersumber pada Hukum Hindu.(Pudja, 1977:34).Demikianlah hubungan hukum Hindu dengan budaya, adat-istiadat, dankearifan daerah setempat telah menyatu saling memelihara diantaranya.Keberadaan adat-istiadat di Indonesia patut dipelihara guna mewujudkancita-cita bangsa ini yakni menjadi bangsa yang sejahtera dan makmur sertabahagia. Uji Kompetensi: 1. Buatlah ringkasan materi tentang hubungan hukum Hindu dengan budaya, adat-istiadat, dan kearifan daerah setempat yang ada di lingkungan sekitar-mu! presentasikan di depan kelas, kumpulkan hasilnya dan atau laksanakan sesuai petunjuk atau ketentuan yang diberikan oleh bapak/ibu guru yang mengajar di kelas-mu!Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 452. Setelah membaca dan memahami teks hubungan hukum Hindu dengan budaya, adat-istiadat, dan kearipan daerah setempat yang ada dan tersedia seperti terurai tersebut di atas, bagaimana pandangan-mu tentang sumber hukum Hindu? tuliskan, paparkan dan jelaskanlah!3. Bagaimana hubungan hukum Hindu dengan budaya, adat-istiadat, dan kearifan daerah setempat yang ada di sekitar lingkungan masyarakat-mu? Amati dan buatlah catatan seperlunya yang berhubungan dengan hal itu! Hasil pengamatan dan pecatatan yang anda lakukan, diskusikanlah dengan orang tua-mu, selanjutnya buatlah laporannya sesuai dengan petunjuk membuat laporan, batas waktu pengumpulan laporan dan manfaat pembuatan laporan sebagaimana ditentukan oleh bapak/ibu guru yang mengajar di kelas-mu!4. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya memahami dan mempedomani hukum Hindu dan budaya, adat-istiadat, serta kearifan daerah setempat guna mewujudkan ketertiban hidup bermasyarakat? Tuliskanlah pengetahuan anda!5. Amatilah lingkungan sekitar-mu, bagaimana praktik hubungan hukum Hindu dengan budaya, adat-istiadat, serta kearifan daerah setempat dalam mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup bermasyarakat? Buatlah narasinya 1 – 3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman – 12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4! Selanjutnya ikuti petunjuk sebagaimana ditentukan oleh bapak/ibu guru yang mengajar di kelas-mu!6. Amatilah gambar berikut ini dengan baik dan benar! Akibat hukum yang bagaimanakah akan diterima oleh pelakunya? Diskusikanlah dengan kelompokmu, buatlah catatan seperlunya dalam bentuk narasi terkait dengan hasil diskusi yang dilakukan! Sumber: http:// www.hindupedia.com/11-07- 2013. Gambar 1.4 Perilaku Anarkis46 Kelas XII SMA/SMKBab IISEJARAH PERKEMBANGANKEBUDAYAAN HINDU DIDUNIA Yathemàm vàcaý kalyànim àvadàni janebhyaá, brahma-ràjanyàbhyàý úùdràya càryàya ca, svàya càraóàya ca. Terjemahan: ”Hendaknya engkau menyebarkan ajaran Weda yang suci inikepada para brahmana, ksatriya, para vaisya, para sudra, orang-orang kami dan orang-orang asing dengan cara yang sama (Yajurveda, XXVI.2). Peradaban Hindu dinyatakan berkembang dari daerah asalnya ‘Lembah Sindhu – India’ ke seluruh Dunia, mengapa praktik ajarannya di daerah kita berbeda dengan daerah asalnya? Renungkanlah!Sumber: http://unikahidha.ub.ac.id 15-07-2013.Gambar 2.1 Peta penyebaran peradaban HinduPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 47Apakah kebudayaan itu?, Bagaimana prasejarah, dan sejarah kebudayaanagama Hindu itu terjadi? Carilah artikel yang berhubungan dengansejarah kebudayaan agama Hindu, selanjutnya diskusikanlah!A. Kebudayaan Prasejarah dan Sejarah Agama Hindu di DuniaZaman pra-sejarah adalah zaman dimana belum dikenalnya tulisan. Zamanprasejarah berlangsung sejak adanya manusia, sekitar ± (dua) juta tahunyang lalu, hingga manusia mengenal tulisan. Untuk mengetahui kehidupanprasejarah, para ahli mempelajari fosil, tentang bagian tubuh binatang,tumbuhan, dan atau manusia yang membatu. Kondisi lingkungan alam padazaman pra-sejarah sangatlah berbeda dengan lingkungan yang ada sekarang.Hal ini disebabkan karena ketika itu banyak terjadi peristiwa alam, sepertipengangkatan daratan, naik-turunya air laut, dan kegiatan gunung berapi.Binatang dan tumbuh-tumbuhan yang berukuran besar sangat banyakragamnya. Binatang dan tumbuhan itu kini sudah banyak yang punah.Manusia purba yang hidup pada zaman pra-sejarah dapat di kelompokkanmenjadi sebagai berikut ;1. Meganthropus palaeojavanicus: manusia yang paling purba;2. Homo erectus atau Pithecanthropus: manusia yang sudah berjalan tegak;3. Homo sapiens: manusia purba yang sudah mirip manusia sekarang.Sumber: Sejarah Kebudayaan Ketiga kelompok manusia purba ini memiliki masaIndonesia, R. Soekmono. perkembangan dan migrasi untuk mempertahankanGambar 2.2Pithecanthropus erectus kelangsungan hidupnya. Berdasarkan temuan- temuan fosil manusia purba di berbagai penjuru dunia, kini para ahli paleoantropologi dapat menyusun sejarah makhluk manusia. Sejarah yang disusun itu menyangkut proses perkembangan jasmani manusia maupun proses migrasi manusia untuk menghuni seluruh permukaan bumi yang ada ini. Proses penyusunan dan perkembangan tentang jasmani manusia yang dilakukan oleh para ahli paleoantropologi mengikuti teori evolusi, yang sudah dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Menurut temuan fosil pra manusia yang48 Kelas XII SMA/SMKtelah di temukan saat ini, mahkluk yang dapat dikatakan sebagai cikal bakalmanusia adalah mahluk Australopithecus. Jika diamati dari bentuk fosil yangada, tampak ada 4 (empat) perubahan jasmani dalam makhluk pra-manusiayang sangat menentukan proses evolusi menuju manusia sejati. Melalui prosesevolusi inilah manusia kemudian mampu mengembangkan kehidupannyadengan lebih baik dari sebelumnya.Menurut temuan fosil pra-manusia yang telah ditemukan hingga saat ini,makhluk yang dapat dikatakan sebagai cikal bakal manusia adalah mahklukAustralopithecus (kera dari selatan). Makhluk ini berkembang dengan polamigrasi. Dinyatakan ada 4 (empat) jenis mahkluk Australopithecus yangditemukan di Afrika, seperti; Australopithecus afarensis, Australopithecusafricanus, Australopithecus robustus, dan Australopithecus boisei (Soekmono,1958: 10).Menurut pandangan Hindu, manu adalah manusia yang pertama diciptakanoleh Brahman /Ida Sang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa pada masa srstiatau penciptaan. Ciptaan Brahman setelah alam semesta adalah tumbuh-tumbuhan, kemudian binatang, dan baru kemudian manusia. Manu yangdisebut manusia adalah makhluk yang tersempurna dengan bayu, sabda,dan idep yang dimilikinya. Bayu adalah tenaga yang mengantarkan manusiamemiliki kekuatan atau tenaga. Sabda adalah unsur suara yang menyebabkanmanusia dapat berbicara atau bertutur kata yang baik dan sopan. Sedangkanidep adalah pikiran, hati, dan rasa yang menyebabkan manusia dapat berlogika.Ketiga unsur utama inilah yang menyebabkan manusia dapat membedakanantara yang baik dengan yang buruk, benar dan salah, boleh dan tidak boleh.Kitab Bhagawadgita menyebutkan sebagai berikut;”Prakrtim purusa chai ‘wa widdhy anadi ubhav api, vikarams cha gunamschai ‘wa, viddhi prakrti sambhavan ” (Bhagawan Gita, XIII.19).Terjemahannya:Ketahuilah bahwa Prakrti dan Purusa kedua-duanya adalah tanpa permulaan,dan ketahuilah juga bahwa segala bentuk dan ketiga guna lahir dari Prakrti.”Tapo wācam ratim caiwa kāmam ca wiwerkatham dharman wyawecayat,srstim sasarja caiwemām srastumicchannimah prajāh (Menawa DharmasastraI.25)Terjemahannya:Ketawaqalan, ucapan, kesenangan, nafsu dan kemarahan serta segala isi alam,Tuhan ciptakan karena Ia ingin menciptakan segala mahkluk ini.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 49”Mangkana pwa Bhatara Siwa, irikang tattwa kabeh, ri wekasan lina ring siramwah, nihan drstopamanya kadyangganing wereh makweh mijilnya tunggalya sakeng way” (Bhuwana Kosa. lp. 22b).Terjemahannya:Demikian halnya Bhatara Siwa (Tuhan), keberadaan-Nya pada segala makhluk,pada akhirnya akan kembali pula kepada-Nya, demikian umpamanya, bagaikanbuih banyak timbulnya, tunggallah itu asalnya dari air.Berdasarkan uraian dan penjelasan pustaka suci tersebut di atas, sangat jelasmenyatakan bahwa menurut pandangan Hindu, manusia diciptakan olehBrahman/Sang Hyang Widhi wasa/Tuhan Yang Maha Esa pada masa srsti.Selanjutnya hidup dan berkembang sesuai dengan budaya dan lingkunganalam sekitarnya.Pada zaman migrasi disebutkan ada dua tingkatan masa, yaitu masa berburudan mengumpulkan makanan tingkat sederhana dan tingkat lanjut. Masaberburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana sering disebut zamanPaleolitik. Masa ini berlangsung sejak (2 juta tahun yang lalu hingga 10.000tahun sebelum Masehi), yaitu ketika manusia masih hidup berpindah-pindah(nomaden). Pada zaman ini alat yang digunakan adalah kapak batu dan alatserpih.Oleh manusia purba, masa migrasi dilanjutkan dengan masa berburu danmengumpulkan makanan tingkat lanjut. Zaman ini juga disebut sebagai zamanmaesolitik yang berlangsung sejak (10.000–4000 tahun sebelum masehi). Dizaman maesolitik manusia sudah hidup di gua-gua atau di tepi pantai agakmenetap. Pada zaman ini manusia purba sudah menggunakan peralatan kapakpendek, kapak Sumatralit, mata panah, dan alat-alat tulang.Setelah masa maesolitik kehidupan manusia purba menuju ke masa bercocoktanam. Zaman ini disebut juga zaman Neolitik dan berlangsung sejak (4000-2000 tahun sebelum masehi). Di zaman Neolitik, manusia sudah dapatmenanam berbagai jenis tumbuhan dan menernakkan hewan. Mereka sudahhidup menetap dan menggunakan alat-alat batu yang sudah diasah halus,seperti kapak persegi dan kapak lonjong. Pada masa inilah manusia tidaklagi menjadi pengumpul makanan (food-gatherer), tetapi juga penghasilmakanan (food-producer). Perubahan ini disebut Revolusi neolitik. Merekapercaya pada roh nenek moyang dan mulai mendirikan bangunan megalitik.Di Indonesia, cara bercocok tanam di bawa oleh orang-orang Nusantara yangberbahasa Austronesia dari Taiwan dan Filipina Utara.50 Kelas XII SMA/SMKZaman Perundagian disebut juga zaman Logam  Awal  atau kehidupanmasa perundagian yang berlangsung sejak (2000 tahun sebelum masehisampai dengan abad IV masehi). Sejak zaman Logam Awal  manusia mulaimengenal pembuatan alat-alat dari logam seperti nekara, kapak perunggu,bejana gepeng, dan perhiasan. Budaya ini disebut budaya Dongson. Merekahidup di perkampungan tetap. Ada kelompok pengrajin benda tertentu danperdagangan mulai maju. Di masa ini mulai terbentuk golongan masyarakatsebagai pemimpin, pendeta, orang awam, dan budak. Hasil kebudayaan yangditemukan pada masa ini adalah;1. Kapak Genggam: berfungsi untuk menggali umbi, memotong dan menguliti binatang.2. Kapak Perimbas: berfungsi untuk merimbas kayu, memecahkan tulang, dan sebagai senjata yang banyak ditemukan di Pacitan. Maka Ralph Von Koeningswald menyebutkan kebudayaan Pacitan, dan pendukung kebudayaan Pacitan adalah jenis Phitecantropus.3. Alat-alat dari tulang dan tanduk binatang: berfungsi sebagai alat penusuk, pengorek dan tombak. Benda-benda ini banyak ditemukan di ngandong, dan sebagai pendukung kebudayaan ini adalah Homo Wajakensis, dan Homo Soloensis. Alat-alat yang dimanfaatkan untuk hidup adalah; a. Serpih (flakes) – terbuat dari batu bentuknya kecil, ada juga yang terbuat dari batu induk (kalsedon): berfungsi untuk mengiris daging atau memotong umbi-umbian dan buah-buahan. Pendukung kebudayaan ini adalah Homo soloensis dan Homo wajakensis. b. Kapak Sumatra (Pebble): Sejenis kapak genggam yang sudah digosok, tetapi belum sampai halus. Terbuat dari batu kali yang dipecah atau dibelah. c. Kjokenmoddinger: Dari bahasa denmark yang artinya sampah dapur. d. Abris Sous Roche: Adalah tempat tinggal yang berwujud goa-goa dan ceruk-ceruk di dalam batu karang untuk berlindung. e. Batu Pipisan: Terdiri dari batu penggiling dan landasannya. Berfungsi untuk menggiling makanan, menghaluskan bahan makanan. f. Kapak Persegi: Adalah kapak yang penampang lintangnya berbentuk persegi panjang atau trapesium. Ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Sebutan kapak persegi diberikan oleh Von Heine Geldern.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 51g. Kapak Lonjong: Adalah kapak yang penampangnya berbentuk lonjong memanjang. Ditemukan di Irian, seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa, dan Serawak.h. Kapak Bahu: Adalah kapak persegi namun pada tangkai diberi leher sehingga menyerupai botol persegi. Kapak bahu hanya ditemukan di Minahasa, Sulawesi Utara.i. Menhir: tugu batu yang didirikan sebagai pemujaan roh nenek moyang memperingati arwah nenek moyang dan lain-lain.Pembagian zaman pada masa pra-sejarah diberi sebutan menurut benda-bendaatau peralatan yang menjadi ciri utama dari masing-masing periode waktu itu.Adapun pembagian kebudayaan zaman pra-sejarah tersebut adalah:1. Zaman Batu Tua (Palaelitikum);Sumber: http://4.bp.blogspot.com 15-07-2013. Berdasarkan tempat penemuannya, maka kebudayaan tertua ini lebihGambar 2.3 Kehidupan manusia pra-sejarah dikenal dengan sebutan kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong. Pada tahun 1935 di daerah Pacitan ditemukan sejumlah alat-alat dari batu, yang kemudian dinamakan kapak genggam, karena bentuknya seperti kapak yang tidak bertangkai. Dalam ilmu pra-sejarah alat-alat atau kapak Pacitan ini disebut chopper (alat penetak).Soekmono; mengemukakan bahwa asal kebudayaan Pacitan adalah darilapisan Trinil, yaitu berasal dari lapisan pleistosen tengah, yang merupakanlapisan ditemukannya fosil Pithecantropus Erectus. Sehingga kebudayaanPalaelitikum itu pendukungnya adalah Pithecanthropus Erectus, yaitumanusia pertama dan manusia tertua yang menjadi penghuni Indonesia(Kebudayaan Pacitan).Di sekitar daerah Ngandong dan Sidorejo dekat Ngawi, Madiun, ditemukanalat-alat dari tulang bersama kapak genggam. Alat-alat yang ditemukandekat Sangiran juga termasuk jenis kebudayaan Ngandong. Alat-alattersebut berupa alat-alat kecil yang disebut flakes. Selain di Sangiranflakes juga ditemukan di Sulawesi Selatan. Berdasarkan penelitian, alat-alat tersebut berasal dari lapisan pleistosen atas, yang menunjukkan bahwaalat-alat tersebut merupakan hasil kebudayaan Homo Soloensis dan HomoWajakensis (Soekmono, 1958: 30).52 Kelas XII SMA/SMKDengan demikian kehidupan manusia Palaelitikum masih dalam tingkatan food gathering, yang diperkirakan telah mengenal sistem penguburan untuk anggota kelompoknya yang meninggal.2. Zaman Batu Madya (Mesolitikum); Peninggalan atau bekas kebudayaan Indonesi zaman Mesolitikum, banyak ditemukan di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Flores. Kehidupannya masih dari berburu dan menangkap ikan. Tetapi sebagian besar mereka sudah menetap, sehingga diperkirakan sudah mengenal bercocok tanam, walaupun masih sangat sederhana. Bekas-bekas tempat tinggal manusia zaman Mesolitikum ditemukan di goa-goa dan di pinggir pantai yang biasa disebut Kyokkenmoddinger (di tepi pantai) dan Abris Sous Roche (di goa-goa). Secara garis besar kebudayaan zaman Mesolitikum terdiri dari: alat-alat pebble yang ditemukan di Kyokkenmoddinger, alat- alat tulang, dan alat-alat flakes, yang ditemukan di Abris Sous Roche. Kebudayaan zaman Mesolitikum di Indonesia diperkirakan berasal dari daerah Tonkin di Hindia Belakang, yaitu di pegunungan Bacson dan Hoabinh yang merupakan pusat kebudayaan prasejarah Asia Tenggara. Adapun pendukung dari kebudayaan Mesolitikum adalah Papua Melanesia.3. Zaman Batu baru (Neolitikum); Zaman Neolitikum merupakan zaman yang menunjukkan bahwa manusia pada umumnya sudah mulai maju dan telah mengalami revolusi kebudayaan. Dengan kehidupan yang telah menetap, memungkinkan masyarakatnya mengembangkan aspek-aspek kehidupan lainnya. Sehingga dalam zaman Neolitikum ini terdapat dasar-dasar kehidupan. Berdasarkan alat-alat yang ditemukan dari peninggalan zaman Neolitikum yang bercorak khusus, dapat dibagi kedalam dua golongan, yaitu; Kapak persegi, didasarkan kepada penampang dari alat-alat yang ditemukannya berbentuk persegi panjang atau trapesium (von Heine Geldern). Semua bentuk alatnya sama, yaitu agak melengkung dan diberi tangkai pada tempat yang melengkung tersebut. Jenis alat yang termasuk kapak persegi adalah kapak bahu yang pada bagian tangkainya diberi leher, sehingga menyerupai bentuk botol yang persegi. Kapak lonjong, karena bentuk penampangnya berbentuk lonjong, dan bentuk kapaknya sendiri bulat telur. Ujungnya yang agak lancip digunakan untuk tangkai dan ujung lainnya yang bulat diasah, sehingga tajam. Kebudayaan kapak lonjong disebut Neolitikum Papua, karena banyak ditemukan di Irian.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 53Kapak pacul, beliung, tembikar atau periuk belanga, alat pemukul kulit kayu, dan berbagai benda perhiasan dan yang lainnya adalah termasuk benda-benda pada zaman Neolitikum. Adapun yang menjadi pendukungnya adalah bangsa Austronesia untuk kapak persegi, bangsa Austro-Asia untuk kapak bahu, dan bangsa Papua Melanesia untuk kapak lonjong.4. Zaman Logam; Zaman logam dalam prasejarah terdiri dari zaman tembaga, perunggu, dan besi. Di Asia Tenggara termasuk Indonesia tidak dikenal adanya zaman tembaga, sehingga setelah zaman Neolitikum, langsung ke zaman perunggu. Adapun kebudayaan Indonesia pada zaman Logam terdiri dari; kapak Corong yang disebut juga kapak sepatu, karena bagian atasnya berbentuk corong dengan sembirnya belah, dan kedalam corong itulah dimasukkan tangkai kayunya. Nekara, yaitu barang semacam berumbung yang bagian tengah badannya berpinggang dan di bagian sisi atasnya tertutup, yang terbuat dari perunggu. Selain itu, benda lainnya adalah benda perhiasan seperti kalung, anting, gelang, cincin, dan binggel, juga manik-manik yang terbuat dari kaca serta seni menuang patung. Dongson adalah sebuah tempat di daerah Tonkin Tiongkok yang dianggap sebagai pusat kebudayaan perunggu Asia Tenggara, oleh sebab itu disebut juga kebudayaan Dongson. Sebagaimana zaman tembaga, di Indonesia juga tidak terdapat zaman besi, sehingga zaman logam di Indonesia adalah zaman perunggu.5. Zaman Batu Besar (Megalitikum); Zaman Megalitikum berkembang pada zaman logam, namun akarnya terdapat pada zaman Neolitikum. Disebut zaman Megalitikum karena kebudayaannya menghasilkan bangunan-bangunan batu atau barang- barang batu yang besar. Bentuk peninggalannya adalah: a. Menhir, yaitu tiang atau tugu yang didirikan sebagai tanda peringatan terhadap arwah nenek moyang. b. Dolmen, berbentuk meja batu yang dipergunakan sebagai tempat meletakkan sesajen yang dipersembahkan untuk nenek moyang. c. Sarcopagus, berupa kubur batu yang bentuknya seperti keranda atau lesung dan mempunyai tutup. d. Kubur batu, merupakan peti mayat yang terbuat dari batu.54 Kelas XII SMA/SMKe. Punden berundak-undak, berupa bangunan pemujaan dari batu yang tersusun bertingkat-tingkat, sehingga menyerupai tangga. f. Arca-arca, yaitu patung-patung dari batu yang merupakan arca nenek moyang.Demikian era pra-sejarah di Indonesia dengan kebudayaan Megalitikumnya,mempunyai latar belakang kepercayaan dan alam pikiran yang berlandaskanpemujaan terhadap arwah nenek moyang. Bagaimana dengan sejarah agamaHindu?Sejarah Agama Hindu di Dunia;Untuk pertama kalinya agama Hindu Sumber: http://4.bp.blogspot.com 15-07-2013.mulai berkembang di lembah SungaiShindu di India. Di lembah sungai ini para Gambar 2.4 Wilayah KedudukanRsi menerima wahyu dari ”Sang Hyang HinduWidhi” (Tuhan) dan diabadikan ke dalambentuk Kitab Suci Weda. Agama Hindusering disebut dengan sebutan SanātanaDharma (Bahasa Sanskerta) berarti”Kebenaran Abadi”, dan Vaidika-Dharma”Pengetahuan Kebenaran”. Agama Hindumerupakan sebuah agama yang berasal darianak benua India. Agama ini merupakanlanjutan dari agama Weda (Brahmanisme)yang merupakan kepercayaan bangsaIndo-Iran (Arya).Agama Hindu diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SMdan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini. Agamaini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan Islamdengan jumlah umat sebanyak hampir 1 miliar jiwa. Dalam bahasa Persia,kata Hindu berakar dari kata Sindhu (Bahasa Sanskerta). Dalam kitab RgWeda, bangsa Arya menyebut wilayah mereka sebagai Sapta Sindhu (wilayahdengan tujuh sungai di barat daya anak benua India, yang salah satu sungaitersebut bernama sungai Indus). Kata sapta sindhu berdekatan dengan kataHapta-Hendu yang termuat dalam Zend Avesta (Vendidad: Fargard 1.18)-sastra suci dari kaum Zoroaster di Iran. Pada awalnya kata Hindu merujuk padamasyarakat yang hidup di wilayah sungai Sindhu. Hindu sendiri sebenarnyaPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 55baru terbentuk setelah masehi ketika beberapa kitab dari Weda dilengkapioleh para brahmana. Zaman munculnya agama Buddha, nama agama Hindulebih dikenal dengan sebutan sebagai ajaran Weda.Agama Hindu sebagaimana istilah yang dikenal sekarang ini, pada awalnyatidak disebut demikian, bahkan dahulu ia tidak memerlukan nama, karenapada waktu itu ia merupakan agama satu-satunya yang ada di muka bumi.Sanatana Dharma adalah nama sebelum nama Hindu diberikan. Kata ”Sanatanadharma” bermakna ”kebenaran yang kekal abadi” dan jauh belakangan setelahada agama-agama lainnya barulah ia diberi nama untuk membedakan antarasatu dengan yang lainnya. Sanatana dharma pada zaman dahulu dianut olehmasyarakat di sekitar lembah sungai Shindu, penganut Weda ini disebut olehorang-orang Persia sebagai orang indu (tanpa kedengaran bunyi s), selanjutnyalama-kelamaan istilah indu ini menjadi Hindu. Sehingga sampai sekarangpenganut sanatana dharma disebut Hindu.Agama Hindu adalah suatu kepercayaan yang didasarkan pada kitab suciyang disebut Weda. Weda diyakini sebagai pengetahuan yang tanpa awaltanpa akhir dan juga dipercayai keluar dari nafas Tuhan bersamaan denganterciptanya dunia ini. Karena sifat ajarannya yang kekal abadi tanpa awaltanpa akhir maka disebut sanatana dharma. Apabila membahas tentang AgamaHindu, kita harus mengetahui sejarah tempat munculnya agama tersebut.India adalah sebuah Negara yang penuh dengan rahasia dan cerita dongeng,masyarakatnya berbangsa-bangsa dan berkasta-kasta, malah ada masyarakatdalam masyarakat, serta sungguh banyak ditemui agama-agama. Bahasa danwarna kulit pun bermacam-macam.Pembicaraan mengenai India berarti adalah pembicaraan yang bercabang-cabang. Dipandang dari sudut etnologi, India adalah tanah yang beranekapenduduknya, dan akibatnya orang dapat melihat kebudayaan yang beranekapula. Semuanya ini tercermin dalam agamanya. Oleh karena itu barang siapamulai mempelajari agama Hindu yang bersangkutan segera merasa terlibatdalam sejumlah ajaran-ajaran, sehingga hampir tidak dapat menemukan jalanuntuk mengadakan penyelidikan. Sepanjang orang dapat menyelidikinya,maka sejarah kebudayaan India mulai pada zaman perkembangan kebudayaan-kebudayaan yang besar di Mesopotamia dan Mesir. Antara 3000 dan 2000tahun sebelum Masehi, di lembah sungai Sindhu (Indus) tinggallah bangsa-bangsa yang peradabannya menyerupai kebudayaan bangsa Sumeria di daerahsungai Efrat dan Tigris. Berbagai cap daripada gading dan tembikar yang adatanda-tanda tulisan dan lukisan-lukisan binatang, menceritakan kepada kitabahwa pada zaman itu di sepanjang pantai dari Laut Tengah sampai ke TelukBenggala terdapat jenis peradaban yang sejenis dan sudah meningkat pada56 Kelas XII SMA/SMKperkembangan yang tinggi. Sisa-sisa kebudayaan tersebut terutama terdapatdi dekat Kota Harappa di Punjab dan di sebelah utara Karachi. Bahkan disitudiketemukan sisa-sisa sebuah Kota, Mohenjodaro namanya, dimana ternyataorang telah mempunyai rumah-rumah yang berdinding tebal dan bertangga.Penduduk India pada zaman itu terkenal dengan sebutan bangsa Dravida.Mula-mula mereka tinggal tersebar di seluruh negeri, tetapi lama-kelamaanhanya tinggal di sebelah selatan dan memerintah negerinya sendiri, karenamereka di sebelah utara hidup sebagai orang taklukkan dan bekerja padabangsa-bangsa yang merebut negeri itu. Mereka adalah bangsa yang berkulithitam dan berhidung pipih, berperawakan kecil dan berambut keriting. NamaIndia diambil dari sungai Indus. Perkataan Indus dan Hindu keduanya berartibumi yang terletak di belakang Sungai Indus, dan penduduknya dinamakanorang-orang India atau orang-orang Hindu. Mengenai penamaan Negara India,Gustav Le Bon menyatakan: ”Orang-orang Barat berpendapat bahwa sebutanSungai Indus telah dipinjamkan kepada negara yang mengandung berbagairahasia yang terletak di sebelah belakangnya. Alasan ini tidak diterimanyabulat-bulat sebab sebutan India itu harus diambil dari sebutan Tuhan Indra.”Peradaban India telah berlangsung lama. Negara India telah menghasilkanbeberapa Filosof agung sebelum Socrates dilahirkan. Di Negara India inisudah tersebar tanda-tanda ilmu pengetahuan dan bangunan-bangunan yangmegah pada masa dahulu ketika Kepulauan Inggris masih dalam keadaanterbelakang. India adalah negara yang penuh dengan keajaiban. India adalahsalah satu pusat peradaban kuno di dunia. Dalam hal ini, India menandingiMesir, Cina, Assyria, dan Babilonia. Peradaban India sebelum zaman Aryadapat diketahui dan ditemukan dengan pengungkapan-pengungkapan padatingkat kemajuan yang pernah dicapai oleh India dalam bidang arsitektur,pertanian, dan kemasyarakatan sejak masa 300 tahun SM, yaitu 1500 tahunsebelum kedatangan bangsa Arya.Antara 2000 dan 1000 tahun SM masuklah kaum Arya ke India dari sebelahutara. Bangsa Arya memisahkan diri dari bangsanya di Iran dan yangmemasuki India melalui jurang-jurang di pegunungan Hindu-Kush. BangsaArya itu serumpun dengan bangsa Jerman, Yunani dan Romawi dan bangsa-bangsa lainnya di Eropa dan Asia. Mereka tergolong dalam apa yang kita sebutrumpun-bangsa Indo-German. Hinduisme dapat disamakan dengan rimba-raya yang penuh dengan pohon-pohonan, tanam-tanaman, tumbuh-tumbuhandan kembang-kembangan. Hinduisme memperlihatkan berbagai bentuk danbermacam-macam gejala agama. Gambaran yang diberikan Hinduisme dalamkeseluruhannya memang beraneka warna. Pesan pertama yang kita dapat ialahbahwa dalam Hinduisme boleh dikatakan terhimpun seluruh sejarah agamaPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 57dengan segala ragam dan bentuknya. Hinduisme ialah agama dari jutaanpenduduk India. Renungkanlah: ”Yo bhùtaý ca bhavyaý ca sarvaý yaúcàdhiûþhati, svaryasya ca kevalam tasmai jyeûthàya brahmane namaá. Terjemahanya: ‘Kami memuja Tuhan Yang Maha Ada, yang menjadikan segalanya yang ada dimasa lalu, kini dan yang akan datang, yang merupakan satu-satunya intisari kebahagiaan’, (Atharvaveda, X.8.1). Diskusikanlah sloka suci ini dengan kelompokmu, deskripsikanlah di depan kelas dengan tuntunan Bapak/Ibu Guru yang mengajar!Tidaklah mudah untuk menentukan dengan kata-kata yang singkat, apakahsebenarnya Hinduisme itu. Lebih tepat rasanya jika Hinduisme kita namakansebagai suatu sistem sosial yang diperkuat oleh cita-cita keagamaan dan dengandemikian lalu mempunyai tendensi keagamaan. Tak ada seorang pun yangdapat menjadi seorang Hindu dengan jalan menganut suatu agama tertentu.Menjadi seorang Hindu adalah berkat kelahirannya. Keadaan ini meletakkankewajiban untuk megikuti peraturan-peraturan upacara-upacara tertentu, padaumumnya peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pembagian Varnadan khsusunya pemberian korban dan upacara-upacara keagamaan yangtimbul dari pada pembagian Varna tadi. Ikatan-ikatan batin pada upacara yangturun temurun ini sangat kuat. Hal ini nyata sekali pada diri Gandi yang jelasbersimpati terhadap agama lain, tetapi tetap tinggal di Hindu karena pertanian,bangsa dan hubungan batinnya dengan kebudayaan agama sukunya. BangsaArya turun ke lembah Indus kira-kira 1500 tahun SM dan memberi corak padakebudayaan India. Bangsa Arya satu suku dengan bangsa Iran.Menurut pendapat para peneliti bahwa bangsa Arya berasal dari Asia,dahulunya mereka hidup di Asia Tengah dari negeri Turkistan yang berdekatandengan Sungai Jihun, kemudian berpindah dalam kelompok-kelompokyang besar menuju ke India melalui Parsi, dan mereka juga menuju Eropa.Nyatalah bahwa kedatangan bangsa Arya ke India terjadi pada abad ke-1558 Kelas XII SMA/SMKSM. Bangsa Arya ini telah memerangi kerajaan-kerajaan yang didirikanoleh bangsa berkulit kuning di India dan berhasil mengalahkan sebagaianbesar dari mereka serta menjadikan kawasan-kawasan yang dikalahkannyaitu sebagai wilayah yang tunduk di bawah pengaruh mereka. Bangsa Aryatidak bercampur dengan penduduk India dengan jalan perkawinan. Merekamenjaga dengan sungguh-sungguh keturunan mereka yang berkulit putih itu.Bangsa Arya menggiring penduduk asli Negara India ke hutan-hutan atau kegunung-gunung dan menjadikan mereka sebagai orang-orang tawanan yangdalam sastra lama Bangsa Arya dinamakan sebagai Bangsa Hamba Sahaya.Bangsa Arya ini telah meminta pertolongan dari Tuhan mereka ”Indra” untukmengalahkan penduduk India. Di antara bacaan do’a mereka adalah ”wahaiIndra Tuhan kami! Suku-suku kaum Dasa (budak) telah mengepung kami darisegenap penjuru dan mereka tidak memberikan korban apa-apa, mereka bukanmanusia dan tidak berkepercayaan. Wahai Penghancur musuh! Binasakanlahmereka dari keturunannya.”Tentang sejauh mana pengaruh bangsa-bangsa berkulit kuning (BangsaTuran) dan berkulit putih (Bangsa Arya) di India telah diterangkan olehGustav Le Bon: ”Bangsa Turan adalah bangsa penyerang yang kuat. BangsaArya meninggalkan kesan yang mendalam terhadap bangsa India dari segibudaya. Dari bangsa Turan, penduduk India mengambil ciri ukuran tubuh danraut muka. Dari bangsa Arya mereka mengambil ciri bahasa, agama, undang-undang, dan adat-istiadat.” Pertemuan bangsa Arya dan bangsa Turan denganpenduduk asli telah menimbulkan kelas-kelas masyarakat di India, danmerupakan suatu faktor yang sangat penting dalam sejarah negara ini. Daribangsa Arya terbentuk golongan ahli-ahli agama (Brahmana) dan golonganprajurit (Ksatria).Dari bangsa Turan terbentuk pula golongan saudagar dan ahli-ahli tukang(Waisya). Pada mulanya orang-orang Hindu yang bergaul dengan bangsa Turantidak termasuk dalam pembagian ini. Tetapi dalam beberapa zaman kemudianperadaban Arya meresap ke dalam sebagian diri mereka. Selanjutnya bangsaArya pun terbentuk dari kalangan orang-orang Hindu golongan keempat,yaitu golongan pesuruh dan hamba sahaya (Sudra). Penduduk-pendudukasli yang tidak tersentuh dengan peradaban Arya adalah disebabkan karenamereka memisahkan diri dari bangsa-bangsa pendatang itu. Maka, tinggallahmereka jauh dari pembagian ini dan terus menjadi orang-orang yang tersingkiratau terhalau dari masyarakat (out-casts). Bangsa Arya ketika masuk ke Indiakemungkinan kurang beradab dari pada bangsa Dravida yang ditaklukkannya.Tetapi mereka lebih unggul dalam ilmu peperangan daripada bangsa Dravida.Pada waktu bangsa Arya masuk ke India, mereka itu masih merupakan bangsaPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 59setengah nomaden (pengembara), yang baginya peternakan lebih besar artinyadaripada pertanian. Bagi bangsa Arya, kuda dan lembu adalah binatang-binatang yang sangat dihargai, sehingga binatang-binatang itu dianggapsuci. Dibandingkan dengan bangsa Dravida yang tinggal di kota-kota danmengusahakan pertanian serta menyelenggarakan perniagaan di sepanjangpantai, maka bangsa Arya itu bolehlah dikatakan primitive.Dahulu orang belum tahu dengan tepat dan selalu memandang kebudayaanyang ada di India dibawa oleh bangsa Arya. Sesudah adanya penggalian-penggalian di India, pandangan orang berubah dan makin banyak diketahuibahwa bermacam-macam unsur di dalam kebudayaan India berasal darikebudayaan Dravida yang tua itu. Bangsa Arya belum mempunyai patung-patung Dewa, bangsa Dravida sudah. Sebuah gejala yang khas di dalam agamaHindu ialah pengakuan adanya Dewa-Dewi induk, itupun suatu gejala pra-Arya. Banyak gejala-gejala Agama Hindu yang rupa-rupanya tidak berasaldari agama bangsa Arya, melainkan berasal dari bangsa Dravida. Dengandemikian dapat dinyatakan bahwa agama Hindu sebagai agama tumbuh daridua sumber yang berlainan, tumbuh dari perasaan dan fikiran keagamaan duabangsa yang berlainan, yang mula-mula dalam banyak hal sangat berlainan,tetapi kemudian lebur menjadi satu. Di dalam tulisan-tulisan Hindu tua, unsur-unsur Arya-lah yang sangat besar pengaruhnya. Hal itu tidak mengherankankarena tulisan-tulisan itu berasal dari zaman bangsa Arya memasuki Indiadengan kemenangan-kemenanganya. Pengaruh bangsa Dravida tentunyabelum begitu besar. Agama bangsa Arya dapat kita ketahui dari kitab-kitabWeda (Weda artinya tahu). Oleh karena itu masa yang tertua dari agamaHindu disebut masa Weda. Maulana Mohamed Abdul Salam al-Ramburi jugaberkata: ”Umat India mudah menerima apa saja pemikiran dan kepercayaanyang ditemuinya.Agama Hindu adalah yang tertua di antara agama-agama yang ada.Penyebarannya meliputi kebanyakan atau semua orang India. Buku Hinduismtelah menerangkan sebab-sebab terjadinya hal demikian dengan menuliskan;amat sulit untuk dikatakan, bahwa Hinduisme itu adalah suatu agama dalampengertiannya yang sangat luas. Ini merupakan kehidupan India dengancaranya tersendiri yang dianggap sebagai satu dari semua masalah sucidan masalah hina karena di dalam pemikiran Hindu tidak ada batas yangmemisahkan keduanya. Agama Hindu adalah suatu agama yang berevolusidan merupakan kumpulan adat-istiadat yang tumbuh dan berkembang padadaerah yang dilaluinya. Kedudukan bangsa Arya sebagai penakluk negeri,yang lebih tinggi daripada penduduk asli telah melahirkan adat-istiadatHindu. Kiranya dapat dikatakan bahwa asas agama Hindu adalah kepercayaan60 Kelas XII SMA/SMKbangsa Arya yang telah mengalami perubahan sebagai hasil dari percampuranmereka dengan bangsa-bangsa lain, terutama sekali adalah bangsa Parsi, yaitusewaktu dalam masa perjalanan mereka menuju India. Agama Hindu lebihmerupakan suatu tatanan hidup dari pada merupakan kumpulan kepercayaan.Sejarah menerangkan mengenai isi kandungannya yang meliputi berbagaikepercayaan, hal-hal yang harus dilakukan, dan yang boleh dilakukan. AgamaHindu tidak mempunyai kepercayaan yang membawanya turun hingga kepadapenyembahan batu dan pohon-pohon, dan membawanya naik pula kepadamasalah-masalah falsafah yang abstrak dan halus. Seandainya Agama Hindutidak mempunyai pendiri yang pasti maka begitu pula halnya dengan Weda.Kitab suci ini yang mengandung kepercayaan-kepercayaan, adat-istiadat, danhukum-hukum juga tidak mempunyai pencipta yang pasti. Para penganutagama Hindu mempercayai bahwa Weda adalah suatu kitab yang ada sejakdahulu yang tidak mempunyai tanggal permulaan. Kitab Weda diwahyukansejak awal kehidupan, setara dengan awal yang diwahyukannnya.Penduduk asli Lembah sungai Indus adalah bangsa Dravida yang berkulithitam. Di sekitar sungai itu terdapat dua pusat kebudayaan yaitu Mohenjodarodan Harappa. Mereka sudah menetap disana dengan mata pencaharianbercocok tanam dengan memanfaatkan aliran sungai dan kesuburan tanah disekitarnya. Menurut teori kehidupan bangsa Dravida mulai berubah sejaktahun 2000-an SM karena adanya pendatang baru, bangsa Arya. Merekatermasuk rumpun berbahasa Indo-Eropa dan berkulit putih. Bangsa Arya inimendesak bangsa Dravida ke bagian selatan India dan membentuk KebudayaanDravida, sebagian lagi ada yang bercampur antara bangsa Arya dan Dravidayang kemudian disebut bangsa Hindu. Oleh karena itu, kebudayaannya disebutkebudayaan Hindu. Letak Geografis Sungai Indus, di sebelah utara berbatasan dengan China yang dibatasi Gunung Himalaya, selatan berbatasan dengan Srilanka yang dibatasi oleh Samudra Hindia, barat berbatasan dengan Pakistan, timur berbatasan dengan Myanmar dan Bangladesh. Peradaban sungai Indus berkembang disekitar (2500 SM). Kebudayaan kunoSumber: http://4.bp.blogspot.com 15-07-2013. India ditemukan di Kota tertua India yaitu daerah Mohenjodaro dan Harappa.Gambar 2.5 Peninggalan Mohenjodaro Penduduk Mohenjodaro & Harappaadalah bangsa Dravida. Terdapat hubungan dagang antara MohenjodaroPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 61dan Harappa dengan Sumeria. Mohenjodaro dan Harappa ditata denganperencanaan yang sudah maju, rumah-rumah terbuat dari batu-bata, saluranair bagus, jalan raya lurus dan lebar. Mohenjodaro dan Harappa sebagai Kotatua yang dibangun berdasarkan penataan dan peradaban yang maju. PeradabanLembah Sungai Indus diketahui melalui penemuan-penemuan arkeologi. KotaMohenjodaro diperkirakan sebagai ibu Kota daerah Lembah Sungai Indusbagian selatan dan Kota Harappa sebagai ibu Kota Lembah Sungai Indusbagian utara. Mohenjodaro dan Harappa merupakan pusat peradaban bangsaIndia pada masa lampau. Di Kota Mohenjodaro dan terdapat gedung-gedungdan rumah tinggal serta pertokoan yang dibangun secara teratur dan berdirikukuh. Gedung-gedung dan rumah tinggal serta pertokoan itu sudah terbuatdari batu bata lumpur. Wilayah Kota dibagi atas beberapa bagian atau lokasiyang dilengkapi dengan jalan yang ada aliran airnya.Daerah Lembah Sungai Indus merupakan daerah yang subur. Pertanian menjadimata pencaharian utama masyarakat India. Pada perkembangan selanjutnya,masyarakat telah berhasil menyalurkan air yang mengalir dari LembahSungai Indus sampai jauh ke daerah pedalaman. Pembuatan saluran irigasidan pembangunan daerah-daerah pertanian menunjukkan bahwa masyarakatLembah Sungai Indus telah memiliki peradaban yang tinggi. Hasil-hasilpertanian yang utama adalah padi, gandum, gula/tebu, kapas, teh, dan lain-lain. Masyarakat Mohenjodaro dan Harappa telah memperhatikan sanitasi(kesehatan) lingkungannya. Teknik-teknik atau cara-cara pembangunan rumahyang telah memperhatikan faktor-faktor kesehatan dan kebersihan lingkunganyaitu rumah mereka sudah dilengkapi denga jendela. Masyarakat LembahSungai Indus sudah memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemampuanmereka dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan budaya yangditemukan, seperti bangunan Kota Mohenjodaro dan Harappa, berbagaimacam patung, perhiasan emas, perak, dan berbagai macam meterai denganlukisannya yang bermutu tinggi dan alat-alat peperangan seperti tombak,pedang, dan anak panah. Demikian sekilas tentang kebudayaan prasejarah diIndia sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya agama Hindu yang sampaisaat ini kita yakini kebenarannya sebagai pedoman dan penuntun dalam hidupdan kehidupan ini.Seiring dengan perkembangan zaman, sebagaimana negeri lainnya yangdiperintah oleh masing-masing rajanya dalam sebuah kerajaan, negeri Indiajuga demikian adanya. Raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Mauryaantara lain: Candragupta Maurya. Setelah berhasil menguasai Persia, pasukanIskandar Zulkarnaen melanjutkan ekspansi dan menduduki India pada tahun327 SM melalui Celah Kaibar di Pegunungan Himalaya. Pendudukan yang62 Kelas XII SMA/SMKdilakukan oleh pasukan Iskandar Zulkarnaen hanya sampai di daerah Punjab.Pada tahun 324 SM muncul gerakan di bawah Candragupta. Setelah IskandarZulkarnaen meninggal tahun 322 SM, pasukannya berhasil diusir dari daerahPunjab dan selanjutnya berdirilah Kerajaan Maurya dengan ibu Kota diPattaliputra. Candragupta Maurya Menjadi raja pertama Kerajaan Maurya.Pada masa pemerintahannya, daerah kekuasaan Kerajaan Maurya diperluas kearah timur, sehingga sebagian besar daerah India bagian utara menjadi bagiandari kekuasaannya. Dalam waktu singkat, wilayah Kerajaan Maurya sudahmencapai daerah yang sangat luas, yaitu daerah Kashmir di sebelah barat danLembah Sungai Gangga di sebelah timur.Ashoka memerintah Kerajaan Maurya dari tahun 268-282 SM. Ashokamerupakan cucu dari Candragupta Maurya. Pada masa pemerintahannya,Kerajaan Maurya mengalami masa yang gemilang. Kalingga dan Dekkanberhasil dikuasainya. Namun, setelah yang bersangkutan menyaksikan korbanbencana perang yang maha dahsyat di Kalingga, timbul penyesalan dan tidaklagi melakukan peperangan. Mula-mula Ashoka beragama Hindu, tetapikemudian menjadi pengikut agama Buddha. Sejak saat itu Ashoka menjadikanagama Buddha sebagai agama resmi negara. Setelah Ashoka meninggal,kerajaan terpecah-belah menjadi kerajaan kecil. Peperangan sering terjadi danbaru pada abad ke-4 M muncul seorang raja yang berhasil mempersatukankerajaan yang terpecah belah itu. Maka berdirilah Kerajaan Gupta denganCandragupta I sebagai rajanya.Sistem kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus bersifat politeismeatau memuja banyak Dewa. Dewa-Dewa tersebut misalnya Dewa kesuburandan kemakmuran (Dewi Ibu). Masyarakat Lembah Sungai Indus jugamenghormati binatang-binatang seperti buaya dan gajah, pohon seperti pohonpipal (beringin). Pemujaan tersebut dimaksudkan sebagai tanda terima kasihterhadap kehidupan yang dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan perdamaian.Interaksi bangsa Dravida dan bangsa Arya menghasilkan Agama Hindu.Bagaimana dengan perkembangan agama Hindu di Dunia?Sejarah perkembangan agama Hindu di Dunia dapat diketahui dari berbagaijenis kitab suci Hindu seperti; weda sruti, weda smrti, brahmana, upanisaddan yang lainnya. Pertumbuhan filsafat keagamaan dan perkembanganpelaksanaan kehidupan beragama tidak dapat terlepaskan dari sumber-sumbertersebut. Dengan demikian perkembangan agama Hindu senantiasa bersifatreligius. Agama Hindu merupakan sumber kekuatan bathin, yang mampumenjiwai seluruh aktivitas kehidupan umat manusia di muka bumi ini.Kehadiran agama-agama yang ada di dunia ini pada umumnya di dasarkanatas wahyu Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa yang diterimaPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 63oleh para Maharsi ”orang suci” agama yang bersangkutan. Agama-agamaitu diwahyukan dengan tujuan untuk mempermulia kehidupan manusia baiklahir maupun batin. Pada umumnya sebutan atau penamaan dari suatu agamabiasanya memiliki keterkaitan dengan para pendirinya. Sebagai contoh agamaBuddha memiliki hubungan dengan penamaan Sidharta Gauthama yangdisebut-sebut menjadi pendirinya, agama Kristen memiliki keterkaitan denganYesus Kristus sebagai nabi dan pendirinya.Berbeda dengan nama agama-agama tersebut di atas, agama Hindu tidakdikaitkan dengan nama salah seorang Maha Rsi penerima wahyu sebagaipendirinya, karena agama Hindu diyakini sebagai wahyu Tuhan Yang MahaEsa dan diterima oleh banyak Maha Rsi. Para tokoh menyatakan sebutanHindu itu berasal dari kata Shindu, yaitu sebutan sebuah sungai yang terdapatdi wilayah India bagian Barat Daya yang sekarang dikenal dengan namapunjab. Punjab artinya daerah aliran 5 (Lima) anak sungai. Peninggalan di Mohenjadaro, diperkirakan ± tahun 6000 SM datanglah bangsa Arya dari daratan Eropa bagian timur ”kemungkinan dari wilayah Hungaria dan Bosnia atau Cekoslovakia” memasuki daerah India secara bertahap. Bangsa Arya memasuki India melalui celah Kaiber ”Khyber Pass” yang terletak diantara pegunungan Himalaya dan Hindu Kush. Bangsa Arya tergolong ras bangsa indojerman yang memilikiSumber: http://4.bp.blogspot.com 15-07-2013. kegemaran mengembara. SetelahGambar 2.6 Khyber-pass memasuki wilayah India, mereka kemudian menetap di lembah sungaiSindhu yang kondisi alamnya sangat menarik dan subur. Sebelum bangsa Aryamemasuki India, daerah ini telah diuni oleh bangsa Dravida. Bangsa Dravidadisebut-sebut sebagai bangsa yang telah memiliki peradaban sangat tinggi.Para ahli berhasil menemukan bekas-bekas peninggalan bangsa Dravida diHarappa dan Mohenjodaro. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diwilayah Mohenjodaro dan Harappa, ditemukan beberapa peninggalan yangmenunjukkan mengandung nilai-nilai ajaran agama Hindu. Diantara penemuanyang dimaksud adalah;64 Kelas XII SMA/SMK1. Arca manusia berkepala tiga, bertangan empat, berdiri dengan kaki kanan dan kaki kirinya terangkat ke depan. Arca ini terbuat dari dari batu kapur yang dibakar. Postur arca ini memberikan inspirasi kepada kita tentang adanya arca Siwanatharaja. Arca Siwanatharaja adalah merupakan perwujudan dari adanya pemujaan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa sebagai raja dari alam semesta. Sangat memungkinkan perkembangan selanjutnya sampai di Indonesia khususnya ”Bali” yang mana hal ini mengingatkan kita pada fungsi arca Shang Hyang Acintya.2. Materai yang berisi hiasan burung elang yang sedang mengembangkan sayapnya, kepalanya menghadap ke kiri-atas, di atas kepalanya terdapat hiasan ular. Diperkirakan konsep inilah yang memberi inspirasi pada hiasan burung Garuda bersama para naga yang terdapat dalam kitab Itihasa.3. Materai yang bergambarkan orang yang duduk bersila, bermuka tiga bertanduk dua, hiasan kepalanya meruncing ke atas, dan dikelilingi oleh para binatang seperti; gajah, lembu, harimau, dan Badak. Konsep inilah kemudian diperkirakan memberikan inspirasi kepada kita tentang pemujaan kepada Dewa Siwa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Pasupati. Selain itu juga ditemukan materai yang berisi lukisan pohon yang berdekatan dengan seorang Dewa. Konsep ini kemudian dapat dihubungkan dengan keberadaan pohon Kalpataru atau pohon Surgawi. Pohon Kalpataru diyakini oleh umat dapat mengabulkan semua keinginaan manusia seperti yang terdapat dalam kitab Ithihasa.4. Bangunan rumah yang sudah memiliki Sumber: http://4.bp.blogspot.com 15-07-2013. tata ruang dan tata letak yang sangat baik. Hal ini dapat dibuktikan dari Gambar 2.7 Bangunan rumah di letak bangunan dan adanya kamar- Mohenjodaro kamar yang memiliki fungsi berbeda- beda. Di samping itu juga diketemukan ada jalan-jalan yang lebar dan lurus serta di samping kiri-kanan dari jalan tersebut sudah dilengkapi dengan parit yang berukuran sangat dalam sebagai pembuangan air limbah dan air hujan.5. Arca orang tua yang berjanggut dan mempergunakan jubah, serta arca seorang wanita yang bentuk badannyaPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 65agak gemuk. Kedua arca tersebut dikenal dengan sebutan arca Terracota, yang bahannya terbuat dari tanah liat yang dibakar. Diperkirakan arca orang tua yang berjanggut itu adalah sebagai arca tokoh spiritual, sedangkan arca seorang perempuan itu di duga sebagai arca dewi kesuburan.6. Permainan anak-anak yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. Dan disamping itu juga diketemukan kolam ”Latra” lengkap dengan pancurannya yang dimungkinkan sebagai tempat permandian umum atau sebagai tempat yang disucikan untuk memandikan arca-arca dewa.7. Sandal yang terbuat dari bahan kaca. Penemuan ini memberikan bukti kepada kita bahwa peradaban lembah sungai Sindhu memiliki nilai kemajuan yang sangat tinggi. Kehadiran bangsa Arya ke India ”Punjab” dinyatakan menimbulkan peperangan dengan penduduk asli India. Bangsa Dravida sebagai penduduk asli India berhasil dikalahkannya dan terdesak ke Selatan. Semula bangsa Arya bermaksud mempertahankan kemurnian darah ”ras” mereka, tetapi kemudian secara perlahan mulai terjadi percampuran darah dan kebudayaan dengan bangsa Dravida. Pencampuran darah dan Kebudayaan iniSumber: http://4.bp.blogspot.com 15-07-2013. menghasilkan kebudayaan baru di lembahGambar 2.8 Wilayah Kedudukan Hindu sungai Sindhu. Pada masa itu diantara mereka telah menjalin hubungan dagangdengan bangsa Yunani dan Persia. Bangsa Persia yang datang ke lembahsungai Sindhu menyebutkan kata Sindhu dengan kata Hindu, rupanya bangsaPersia itu tidak memiliki lafal ”S” dalam bahasa mereka, sedangkan bangsaYunani menyebut Sindhu dengan sebutan Indo.Pada beberapa abad kemudian,bangsa-bangsa barat lainnya mengenal daerah ini dan menyebutnya dengannama India. Dari data-data tersebut dapat dikemukakan bahwa nama Hinduberasal dari kata Sindhu, yaitu sebuah nama sungai yang berada di wilayah Indiabagian Barat Daya. Lembah sungai Sindhu yang amat subur itu memiliki limaaliran sungai pada hulunya dan kelima aliran tersebut dinamakan Pancanadi.Perkembangan selanjutnya ”India” disebut dengan nama Arya Wartha yangberarti daerah yang didiami oleh bangsa Arya, Bhatara Warsa yang artinyadaerah yang penuh Hujan, Jambudwipa yang artinya pulau yang berbentuk66 Kelas XII SMA/SMKbuah jambu. Hal ini sangat memungkinkan karena anak benua India ini adakemiripan atau menyerupai buah jambu bila kita perhatikan sebagai manadilihat dalam peta dunia.Adanya pembauran budaya dan kepercayaan diantara bangsa arya denganbangsa Dravida dalam perkembangan berikutnya rupanya mengalamikemajuan yang sangat pesat sampai pada munculnya agama Hindu di lembahsungai Sindhu. Semua bentuk budaya dan kepercayaan yang ada pada masaitu, dirangkul dan mengalami penyempurnaan senafas dengan keberadaanagama Hindu. Hal ini dimungkinkan karena agama Hindu bersifat universaldan fleksibel.Perkembangan Agama Hindu di India.Terhitung sejak ribuan tahun yang lalu, India telah dikenal oleh berbagaimacam bangsa-bangsa di dunia. Disekitar tahun 4000 SM negeri Indiasudah banyak didiami oleh berbagai macam suku bangsa, yang kemudianmembentuk system pemerintahan Kota yang berpisah-pisah. Mohenjodaradan Harappa adalah Kota yang paling maju, dan didiami oleh bangsa Dravida.Disekitar (3000 – 1500) SM. Kebudayaan Mohenjodaro dan Harappa sedangsuburnya, datanglah bangsa Arya (bangsa kulit putih) menyerang Indiadan menghancurkan hasil-hasil kebudayaannya. Dalam kondisi seperti ituterjadilah percampuran kebudayaan (kebudayaan asli bangsa Dravida – Indiadengan bangsa Arya – Kaspia) dan akhirnya munculah kebudayaan Weda.Menurut catatan yang ada menyatakan bahwa sejarah perkembangan agamaHindu di India, berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang yakniberabad-abad lamanya hingga sampai sekarang. Rentang waktu yang sangatpanjang itu memungkinkan bila sejarah perkembangannya, kita kelompokkanmenjadi beberapa fase sebagaimana pola pemikiran yang disampaikan oleh”Govinda Das Hiduism Madras”. Pengelompokan yang dimaksud adalahsebagai berikut; Zaman Weda, Zaman Brahmana, dan Zaman Upanisad.1. Zaman Weda. Zaman Weda diperkirakan berlangsung lebih kurang dari tahun 1500 SM sampai dengan tahun 600 SM. Pada zaman ini muncullah kitab suci weda yang isinya merupakan kumpulan dari wahyu Tuhan Yang Maha Esa, yang diterima oleh para Maha Rsi. Penjelasan ini dapat dijumpai dalam kitab Nirukta, yaitu kitab yang memuat penafsiran autentik mengenai kata-kata yang ada dalam kitab suci weda yang disebut ”Bhumikabhasya” yang ditulis oleh Maha Rsi Sayana. Kitab Nirukta juga menjelaskan bahwa sabda suci itu diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan diterima oleh para Maha Rsi.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 67Maha Rsi penerima wahyu disebut Mantra Drstah iti Rsih. Dari penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa Maha Rsi penerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa itu adalah orang-orang suci, yang dapat berhubungan langsung dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam sastra agama Hindu disebutkan bahwa ada banyak nama para Maha Rsi penerima wahyu, beberapa diantaranya dikenal dengan sebutan sapta Rsi penerima Wahyu, yaitu Maha Rsi Grtsamada, Wiswamitra, Wamadewa, Arti, Baradwaja, Wasitwa dan Kanwa. Selain Sapta Rsi penerima wahyu Tuhan, juga ada disebutkan dua puluh tiga Maha Rsi lainnya yang dikenal dengan nama ”Nawawimsatikrtyasca Vedavyastha Maharsibhih” diantaranya adalah Maharsi; Daksa, Usana, Swayambhu, Wrhaspati, Aditya, Mrtyu, Indra, Wasistha, Saraswata, Tridhatu, Tridrta, Sandhyaya, Akasa, Dharma, Tryguna, Dananjaya, Krtyaya, Ranajaya, Bharadwaja, Gotama, Uttama, Parasara, dan Wyasa. Menurut tradisi Hindu, Maha Rsi yang terpopuler dan sangat besar jasanya dalam menghimpun serta mengkodefikasikan weda adalah Maha Rsi Wyasa. Beliau juga dikenal dengan sebutan Kresna Dwaipayana Wyasa. Maha Rsi Wyasa mengkodefikasi kitab-kitab weda menjadi catur weda samhita, dibantu oleh empat Maha Rsi lainnya yang disebut-sebut sebagai siswanya, yaitu: a. Maha Rsi Paila, yang juga disebut Maharsi Puhala, beliau sebagai penyusun kitab suci Rg. Weda Samhita. b. Maha Rsi Waisampayana, sebagai penyusun kitab suci Yayur Weda Samhita. c. Maha Rsi Jaimini, sebagai penyusun kitab suci Sama Weda Samhita. d. Maha Rsi Sumantu, sebagai penyusun kitab Atharwa Weda Samhita. Selain sebagai penghimpun kitab catur Weda samhita, Maha Rsi Wyasa juga berjasa menyusun kitab Purana, Mahabharata, Bhagawadgita, dan kitab Brahmasutra. Dalam kesusatraan Hindu, Maha Rsi wyasa juga memiliki sebutan lain seperti Bagawan Byasa, Kresnadwaipayana, dan Wyasa Dewa. Diantara jenis-jenis weda itu, untuk yang pertama kali ditulis adalah Rg. Weda. Setelah itu dilanjutkan dengan kitab-kitab weda yang lainnya. Tatanan hidup beragama pada zaman itu sepenuhnya didasarkan atas ajaran-ajaran yang tercantum pada weda samhita. Pembelajaran agama kepada umat lebih menekankan pada pembacaan dan merafalkan ayat-ayat suci weda, dengan menyanyikan serta mendengarkan secara berkelompok. Pada zaman weda pemujaan terhadap para dewa yang dipandang sebagai suatu kekuatan yang nyata dan berpribadi sangat mendominasi. Para Dewa68 Kelas XII SMA/SMKdipuja dengan nyanyian yang sangat indah, disertai dengan menghaturkansajian yang dipersembahkan kepada-Nya. Persembahan sesajen danpemujaan kepada para dewa dilakukan setiap hari, selain itu ada juga yangdilakukan secara periodik dengan tujuan untuk memohon anugerah agarkehidupan seseorang menjadi selamat dan sejahtera baik lahir maupunbatin. Keberadaan hukum alam yang disebut ”Rta” sangat dipercaya padazaman Weda, karena hukum itulah yang mengatur segala sesuatu yangada di alam semesta ini, seperti; geraknya matahari, bintang-bintang, danplanet-planet lain yang ada di alam semesta. Semua yang ada di alamsemesta ini harus tunduk pada ”Rta” tanpa terkecuali. Barang siapa yangmencoba menentangnya pasti binasa. Manusia dan para dewa seolah-olahmemiliki hubungan kekeluargaan yang amat erat. Para dewa dipandangsebagai bapak atau ibu sebagai tempat memohon berkah dan perlindungandalam hidup ini. Pandangan manusia terhadap susunan alam pada masa itusudah cukup luas. Disebutkan bahwa alam semesta itu terdiri dari; matahari,bumi, langit, dan surga yang masing-masing dari wilayah itu ada Dewanya.Bumi yang ditempati oleh manusia itu di pandang sebagai sesuatu yangnyata, bukan merupakan hal yang semu. Hal itu dapat dibuktikan daridoa-doa yang dipanjatkan kepada para dewa, banyak berhubungan denganhal-hal yang bersifat keduniawian, misalnya seperti; memohon kekayaan,kesejahteraan, keselamatan, banyak anak, kesuburan, kesehatan, dan lainsebagainya.Pada zaman weda dewa-dewa yang dipandang populer dalam kitab suciweda ditampilkan melalui cerita mengenai mitologi para dewa. Denganadanya uraian-uraian mengenai mitologi dewa-dewa itu, diharapkan dapatmemperjelas tentang ajaran Ketuhanan dalam agama Hindu. Dewa-dewayang dipandang populer pada zaman weda adalah Dewa; Agni, Indra,Rudra, dan Waruna. Adapun mitologinya dapat dikisahkan secara singkatsebagai berikut:a. Dewa Agni Pemujaan terhadap Dewa Agni sangat banyak dijumpai dalam kitab suci weda terutama dalam kitab suci Rg weda. Keberadaan Dewa Agni selalu dihubungkan dengan upacara persembahan api. Wujud Dewa Agni digambarkan berambut nyala api, berjenggot pirang, berdagu tajam, bergigi emas dengan kepalanya selalu bersinar. Sinar Dewa Agni seperti sinar matahari pagi. Beliau disebut sebagai putra Dewa Dyanus yaitu dewa langit. Dewa Agni sering disebut sebagai putra dewa langit dan bumi. Disebutkan pula bahwa Dewa Agni adalah keturunan air, yang namanya sering dihubungkan dengan Dewa Indra. DewaPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 69Agni Dipandang sebagai dewa pemimpin upacara, dan orang-orang melakukan persembahan pertama kali di dunia ini hanya pada Dewa Agni. Selanjutnya matahari dipandang sebagai perwujudan Dewa Agni, yang di pandang sebagai cahaya sorga pada waktu langit cerah. Dewa Agni juga disebut Grhapati yang artinya tuan-nya rumah tangga, dan dewa yang selalu mengunjungi orang-orang dirumahnya. Dewa Agni sering dipanggil sebagai ayah, sebagai saudara, sebagai seorang putra dari pemujanya. Dewa Agni menghantarkan persembahan seseorang atau orang banyak kepada para dewa, mengajak para dewa untuk hadir pada waktu upacara keagamaan. Dewa Agni dipandang sebagai duta dari para dewa dan para pemujanya untuk menghantar suatu persembahan kepadanya. Dalam pelaksanaan upacara keagamaan, Dewa Agni dipandang sebagai pendamping para pendeta, oleh sebab itu beliau sering dipanggil dengan sebutan Vipra, Purohita, Hotri, Adwaryu dan Brahman. Semua sebutan itu mengandung pengertian pendeta. Kependetaan adalah karakter yang paling menonjol dari Dewa Agni, oleh karena itu beliau dipandang sebagai pendeta yang besar, yang mengetahui semua rincian upacara, maha bijaksana dan mengetahui segalanya. Oleh karena itulah beliau selalu dipanggil dengan sebutan Yatadewa yang artinya mengetahui semua yang lahir. Dewa Agni dipandang sebagai dewa yang amat dermawan oleh para pemuja-Nya. Beliau memberkahi mereka bermacam-macam karunia, baik berupa kebahagian dalam rumah tangga, maupun yang lainnya. Kitab Mahabrata mengisah bahwa Dewa Agni dipandang sebagai dewa yang membakar hutan Kandhawa. Sedangkan kitab Ramayana menyebutnya sebagai penjelmaan Nila. Dalam kitab suci Purana, disebutkan Dewa Agni mengawini Dewi Svaha dengan tiga orang putranya, yaitu Pavaka, Pavamana, dan Suchi. Dalam seni arca India, Dewa Agni dipuja diberbagai candi-candi yang ada. Beliau digambarkan sebagai orang tua berbadan merah, bermata enam, bertangan tujuh, memegang sendok kecil dan sendok besar sebagai pelaksana upacara Agnihotra, mempunyai tujuh lidah, empat tanduk, tiga kaki, rambutnya dikepang, perutnya besar, dan berbusana merah. Pada kaki kiri dan kaki kanannya terdapat arca Svaha dan Svadha, mengendarai biri-biri jantan. Nama lain dari Dewa Agni adalah Vahni artinya membakar, Vitihotra artinya memberi pahala kepada penyembah, Dananjaya artinya mengalahkan musuh, Dhumaketu artinya bermahkota Asap, Chagartha artinya mengendarai kambing betina, dan Sapta Jihwa yang artinya berlidah tujuh. Berikut ini adalah mantra yang termuat dalam kitab suci weda, sering diucapkan untuk memuliakan Dewa Agni, antara lain;70 Kelas XII SMA/SMK”Agnih purvebhri rsibhirrijyo nutairita, sa devam eha vaksati”. Terjemahannya: Demikianlah Agni menjadi sasaran pemujaan para resi pada zaman dahulu dan zaman sekarang. Ia mengundang para dewa dari semua arah untuk datang pada upacara korban ini. ”Agnina rayimasnavat posameva dive-dive, yasam viravattamam”. Terjemahannya: Atas karunia Agni setiap hari, dunia kini mendapatkan kemakmuran, yang menyebabkan adanya kekuatan, jasa dan kepahlawanan yang mulia.b. Dewa Indra Keberadaan Dewa Indra sangat dominan dalam kitab suci Weda. Disebutkan ada 200 mantra yang mengagungkan Dewa Indra dalam Weda. Kata Indra berasal dari kata Ind dan dri yang artinya memberi makan. Menurut Niruktha kata Ind berarti penuh dengan tenaga. Indra pada mulanya adalah Dewa hujan yang bersenjatakan bajra atau petir mengalahkan raksasa Vrtra. Dewa Indra lebih dikenal sebagai Dewa Perang yang mengalahkan tiga benteng musuh, karena itu Dewa Indra disebut Tri Puramdhara (Tri Puramtaka). Dalam kitab Purana dikisahkan bahwa, beliau disebut-sebut sebagai Dewa Khayangan (sorga). Beliau merupakan saksi agung setiap perbuatan manusia, karena memiliki seribu mata (Sahasraaksa). Kendaraan Dewa Indra adalah seekor gajah Airavata dan istrinya bernama Sanchi atau Indriani. Keberadaannya banyak dikisahkan dalam kitab Itihasa dan Purana. Nama lain dari Dewa Indra adalah; Sakra (yang mulia), Divapati (Raja dari para dewa), Bajri (yang bersenjata Bajra), Meghavahana (yang berkendaraan awan), Mahendra (dewa yang agung), Svargapati (Raja Khayangan), Mahakasa (Ia yang bermata hebat), Sahasraksa (Ia yang bermata seribu). Berikut ini adalah mantra yang terdapat dalam kitab suci weda yang memuliakan Dewa Indra; ”Dyava cid asmai prtivi namate, susmac cid asya parvata bhayante, yah somapa nicito vajravahur, vajrahasta sa janasah Indrah”. Terjemahannya: Bahkan surga dan dunia tunduk kepadaNya. Bahkan gunung-gunung pun takut di depan kehebatannya. Dia-lah yang dikenal sebagai peminum soma, memegang vajra dengan lengannya, yang memegang vajra ditangannya. Dia-lah Indra, oh orang-orang laki.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 71”Yah sasvato mahi eno dadhanan, amanymanah charna jaghana. Yah sadhate nanudadati srdhyam, yo darso hanta sa janasa Indrah”. Terjemahannya; Dia yang membunuh dengan panahnya, mereka yang berbuat dosa besar yang tidak disenangi. Ia tidak mengampuni orang-orang yang congkak dengan kecongkakannya. Dia-lah yang membunuh Dasyu. Dia-lah Indra, oh orang-orang laki. c. Dewa Rudra Dewa Rudra diidentikan dengan Dewa Siwa (Siwarudra). Beliau digambarkan sebagai laki-laki bertubuh besar, perutnya berwarna biru dan punggungnya berwarna merah. Kepala berwarna biru, lehernya berwarna putih, dan kulitnya berwarna merah kecoklat-coklatan. Rambutnya panjang terurai, seluruh tubuhnya memancarkan cahaya keemasan, tangannya memegang busur dan panah yang bercahaya. Karakternya nampak angker dan menakutkan, namun hatinya lembut dan maha mengasihi. Beliau tinggal di pegunungan dan dipandang sebagai Dewa pengasih kepada semua makhluk, bagaikan seorang ayah yang mengasihi anaknya. Beliau adalah dukunnya para dukun yang memiliki berjenis-jenis pengobatan, dengan julukan Jalasa Bhesaya (pemilik obat yang sejuk). Hujan yang disertai dengan angin ribut dan geledek yang memberikan kesuburan adalah tenaga pengobatannya. Dewa Rudra juga disebut dengan Tryambaka, Kapardin dan delapan aspek dari Rudra adalah Siwa, Bhawa, Isana, Pasupati, Bhima, Ugra, Mahadewa, dan Rudra. Berikut ini adalah mantra untuk memuliakan Dewa Rudra, yang termuat dalam kitab suci weda; ”Tvadattebhi Rudra samtamebhe, satam hima asiya bhesa jebhih, Vi asmad dveso vitaram vyambho, vi amivas catayasva visucih”. Terjemahannya; Dengan obat-obatan yang amat menyegarkan, engkau berikan, oh Rudra, semoga hamba mencapai hidup seratus musim dingin. Usirlah jauh-jauh kebencian, kesedihan, dan penyakit dari kami dalam semua arah.72 Kelas XII SMA/SMK”Srestho jatasya Rudra sriyasi tavatamas tavatam vajrabaho, Parsi nah param ambasah suasti, visva abhiti rapaso yuyodhi”. Terjemahannya; Engkau adalah yang terbaik dari yang lahir, dalam hal kemuliaan, oh Rudra dalam kemuliaan, paling kuasa dalam hal kekuasaan, oh pemegang vajra.d. Dewa Waruna Dewa Waruna disebut juga Baruna. Beliau selalu dihubungkan dengan dewa laut. Kata waruna berasal dari kata Var (menutup atau membentang) yang berarti melindungi dari segala penjuru. Dari kata ini kemudian dihubungkan dengan laut. Dewa Waruna mengamati semua mahkluk dari tempatnya yang tinggi, dimana matahari diyakini sebagai istana-Nya. Beliau digambarkan sebagai laki-laki yang tampan berkulit putih mengendarai monster laut yang disebut Makara (Gajahmina) berupa binatang laut yang pada bagian depannya berwujud seekor kijang, sedangkan bagian belakangnya berwujud seekor ikan. Istri Waruna bernama Waruni yang tinggal di istana mutiara. Dewa Waruna adalah penguasa hukum alam yang disebut Rta. Nama lain dari Dewa Waruna adalah Pracheta (yang bijaksana), Jalapati (raja air), Yadapati (raja binatang laut), Ambhuraja (raja air), Pasi (yang membawa jaring). Berikut ini adalah mantra yang termuat dalam kitab suci weda untuk memuliakan Dewa Waruna; ”Agam su tubhayam varuna svadhavo, hdri stoma upasritas cid astu, sam nah kseme sam u yoge no astu, yuyam pata svastibhih sada nah”. Terjemahannya; Semoga pujaan ini berkenan pada hatimu. Oh Waruna yang bebas. Semoga kami selamat dalam istirahat, selamat dari kerja. Lindungilah kami selalu dengan berkahmu. ”Prece tad eno varuna didrksu po emi cikituse viprccham, Samanam in me kanvayas cid ahur, ayam ha tubhyam varuno hrnite”. Terjemahannya; Kami bertanya tentang dosa itu dengan maksud ingin mengetahuinya. Kami mendekati dia yang arif untuk bertanya. Sang Pendeta mengatakan satu dan hal yang sejenis kepada kami. Waruna ini marah kepadamu.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 73Pada zaman weda ajaran agama Hindu lebih menonjolkan pembacaan ayat-ayat mantra yang tertulis dalam berbagai kitab suci weda. Para Dewa dipuja dengan khusyuknya. Pemujaan terhadap para dewa pada masa ini ditujukan kehadapan Dewa; Agni, Indra, Rudra dan Waruna. Demikianlah sejarah perkembangan agama Hindu pada zaman weda, sebagaimana tersurat dan tersirat dalam kitab suci weda.2. Zaman Brahmana. Kata Brahmana berarti penjelasan atau ekspresi dari seorang pendeta yang cerdas dan bijaksana dalam hal ilmu upacara. Brahmana dapat diartikan kumpulan pertanyaan-pertanyaan dan diskusi-diskusi mengenai ilmu upacara. Munculnya zaman Brahmana ditandai dengan terbitnya kitab Brahmana. Kitab brahmana banyak memuat tentang upacara dan tata cara melaksanakan upacara keagamaan. Materi pokok yang dibicarakan dalam kitab brahmana adalah tentang upacara yadnya yang meliputi; arti yadnya, persyaratan yadnya, dan kekuatan gaib yang ada dalam upacara itu. Pada zaman brahmana pelaksanaan upacara yadnya dipandang sebagai sesuatu yang amat penting, sehingga kehidupan keagamaan pada waktu itu sangat didominasi oleh pelakasanaan upacara. Setiap pelaksanaan upacara keagamaan wajib mengikuti aturan-aturan yang telah ada dan setiap penyimpangan dari peraturan itu berarti batalnya upacara itu. Unsur-unsur upacara yang ada dalam kitab weda dikembangkan secara luas di dalam kitab Brahmana. Bila di zaman weda pelaksanaan upacara keagamaan memiliki arti untuk memohon waranugraha dari para dewata, sedangkan pada zaman brahmana para dewata dipandang memiliki kedudukan yang sangat penting terutama dalam sistem upacara. Menurut para ahli, menyatakan bahwa kitab-kitab brahmana juga berisi mitologi tentang; Sumber: http://4.bp.blogspot.com 15-07-2013. kejadian alam atau kosmologi, legenda- Gambar 2.9 Sulinggih pemimpin legenda atau dongeng-dongeng, namun upacara tema-temanya tetap utuh mengenai upacara yang merupakan titik awal dari setiap diskusi dan pemecahannya. Adanya kehidupan bermasyarakat yang bersifat ritualistis pada zaman brahmana itu, merupakan dasar untuk menuju pada tingkat kehidupan spiritual berikutnya yaitu ajaran karma dan jnana. Dengan demikian74 Kelas XII SMA/SMKmaka pelaksanaan upacara, karma, dan jnana dapat berjalan sebagaimanamestinya pada zaman itu. Untuk memudahkan pelaksanaan upacarayadnya, maka dibuatlah kitab-kitab penuntun yang disebut Kalpasutra.Kitab kalpasutra bersumber pada kitab brahmana, dan dimaksudkan dapatdipergunakan sebagai pedoman bagi setiap orang yang telah berumah tanggadan bermasyarakat. Menurut isinya, kitab kalpasutra dapat diklasifikasikanmenjadi empat jenis antara lain:a. Srautasutra. Kitab ini memuat tentang penjelasan tata cara persembahyangan agnihotra dan tata cara persembahyangan dasa purnamas, yaitu persembahyangan yang dilakukan pada hari purnama dan tilem atau bulan mati. Selain itu juga ada kitab penuntun upacara-upacara besar dalam lingkungan keluarga raja dan negara, misalnya upacara Rajasuya dan Aswaweda. Rajasuya adalah upacara penobatan seseorang untuk menjadi raja, sedangkan Aswaweda upacara pelepasan kuda yang diikuti oleh sepasukan tentara untuk menentukan wilayah suatu kerajaan.b. Grhyasutra. Kitab ini memuat tentang pokok-pokok ajaran tata upacara penyucian atau sangaskara yang wajib dilakukan oleh mereka yang telah berumah tangga, mulai dari upacara garbhasadhana samskara (Upacara bayi dalam kandungan) sampai dengan upacara Antyesti samskara (upacara kematian). Sesungguhnya kitab Grhyasutra merupakan kitab penuntun melaksanakan upacara yadnya yang kanista dalam lingkungan keluarga, dan dapat dilakukan setiap hari atau berkala. Upacara yang dilaksanakan setiap hari seperti; persembahyangan Tri Sandhya, mengaturkan canang, mesegeh untuk para mahkluk halus dan sebagainya (disesuaikan dengan tempat). Sedangkan upacara yadnya dilakukan secara berkala, misalnya upacara ulang otonan, potong gigi, perkawinan, piodalan di Merajan, upacara pitra yadnya, dan lain sebagainya.c. Dharmasastra. Kitab ini memuat tentang pokok-pokok ajaran agama Hindu yang berhubungan dengan; hukum, adat kebiasaan, hak dan kewajiban, sosial-politik, ekonomi, dan upacara agama lainnya dengan penekanan pada pelaksanaannya.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 75d. Sulwasutra. Kitab ini memuat penjelasan tentang pokok-pokok aturan tata bangunan. Disamping itu juga memuat tentang ukuran membuat altar yang ada kaitannya dengan kebutuhan upacara sebagaimana termuat dalam kitab Srautasutra. Dari beberapa penjelaskan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan agama Hindu pada zaman brahmana telah sampai ke India bagian tengah, yaitu di dataran tinggi Dekan disekitar lembah sungai Yamuna. Ditempat inilah ditulis peraturan-peraturan mengenai tuntunan upacara dan tata susila. Dasar penyusunannya adalah berdasarkan pada kitab weda, dengan demikian kebenaran isinya tidak perlu diragukan lagi. Pelaksanaan upacara yadnya pada zaman Brahmana selalu disertai dengan mantra-mantra catur weda sruti yang dirapalkan oleh para pendeta. Pendeta yang khusus bertugas merafalkan Rg.Weda disebut dengan nama Hotri, untuk Sama Weda disebut dengan Udgatri, untuk Yajur Weda disebut dengan Adwaryu, sedangkan pendeta yang merapalkan kitab Atharwa Weda disebut dengan nama Brahmana. Mengingat betapa pentingnya upacara yadnya yang dilakukan pada waktu itu, maka rapalan-rapalan mantra weda sruti pun harus menyertai dan diucapkan dengan baik dan benar. Oleh sebab itu, ke empat bagian dari weda sruti harus dipelajari secara baik oleh para pendeta yang membacanya pada waktu upacara berlangsung. Sedangkan kehidupan masyarakat pada zaman brahmana terbagi menjadi empat kelompok yang disebut dengan istilah Catur Asrama yaitu (Brahmacari, Grhasta, Wanaprasta, Samyasin). Keempat system inilah yang dipergunakan sebagai penuntun umat untuk mencapai kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat. Sesungguhnya pemikiran yang ada pada zaman brahmana merupakan pendahuluan dari pemikiran yang bersifat metafisik. Pemikiran semacam ini pada dasarnya sudah ada di zaman weda, hanya saja pada zaman Brahmana pemikiran itu diperluas dengan bentuk yang abstrak dan sistematis. Konsep ketuhanan pada zaman brahmana bersifat satu kesatuan dalam arti bahwa keberadaan para dewa yang banyak itu pada hakekatnya berasal dari dewa yang dipandang sebagai asal mula semua yang ada. Semua yang ada di alam semesta ini dipandang sebagai perwujudan dari dewa yang satu, yang disebut Brahman atau Prajapati. Beliau adalah maha kuasa, adi kodrati, kekal, dan yang dipandang sebagai Tuhan Yang Maha Esa, pencipta alam semesta beserta dengan isinya.76 Kelas XII SMA/SMKManusia pada zaman Brahmana dipandang sebagai mahkluk yang paling utama di Bumi, yang terdiri dari dua bagian, yaitu ”nama” dan ”rupa”. Yang dimaksud dengan ”Nama” adalah unsur-unsur rohani yang menentukan proses hidup, terdiri dari; citta, budhi, ahamkara, manas, indriya-indriya, dan atman. Diantara semua unsur-unsur rohani ini atman dipandang paling menentukan hidup manusia di dunia ini. Sedangkan yang dimaksud dengan ”Rupa” adalah bagian yang bersifat fisik, yaitu daging, tulang, sumsum, rambut kulit dan sebagainya. Jika seorang meninggal dunia, maka unsur-unsur rohani itu meninggalkan unsur-unsur fisik, dan kemudian unsur-unsur fisik itu kembali ke asalnya, yaitu alam Panca Maha Bhuta. Mengenai hubungan manusia dengan alam semesta pada zaman brahmana dinyatakan sebagai sesuatu yang bersifat pararel atau sejajar, dengan demikian terjadi hubungan yang harmonis dalam kehidupan ini. Dalam kenyataan hidup ini dikemukakan dengan beberapa contoh sebagai berikut; wajah disamakan dengan bumi, suara disamakan dengan aapi, mata disamakan dengan matahari, telinga disamakan dengan penjuru alam, nafas disamakan dengan bulan. Sebagai asas alam disamakan dengan angin, dan akal disamakan dengan bulan. Alam semesta dipandang sebagai Brahman/Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan yang dipandang sebagai asas manusia adalah Atman. Kedua azas yang ada pada zaman Brahmana ini, kemudian disatukan pada zaman Upanisad. Kehidupan alam akhirat pada zaman Brahmana dikatakan ada dua macam, yaitu alam nenek moyang atau alam pitara dan alam para dewa yang disebut dengan surga. Bagi mereka yang berbuat baik dan melakukan yadnya sesuai dengan kitab suci setelah mereka meninggal dunia mencapai surga. Sedangkan mereka yang perbuatan baik dan perbuatan buruknya seimbang dilahirkan kembali ke dunia ini. Kelahiran kembali ke dunia sebagai manusia dipandang sebagai suatu anugrah dari Brahman. Sehubungan dengan itu, maka nasib manusia di dunia sangat dipengaruhi oleh karma wasana masing-masing. Demikianlah ajaran keyakinan mengenai adanya Brahman, atman, karma, punarbhawa, dan moksa, sesungguhnya telah ada pada zaman Brahmana dan kemudian mendapat penyempurnaan pada zaman berikutnya, yaitu pada zaman Upanisad.3. Zaman Upanisad. Sejalan berkembangnya zaman, agama Hindu pun terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman yang dilaluinya. Pada zaman upanisad perkembangan agama kita dimulai dari daratan tinggi Dekan di lembahPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 77sungai Yamuna terus meluas sampai ke lembah sungai Gangga yang penduduknya bermata pencahariaan sebagai pedagang. Sehubungan dengan itu maka kehidupan mereka beragama lebih menekankan pada hal- hal yang bersifat filosofis dari pada pelaksanaan upacara. Dengan demikian munculah diskusi-diskusi keagamaan antara para Maha Rsi sebagai guru dengan para siswanya. Dari para siswanya yang selalu aktif mendalami agama dengan metode diskusi akhirnya menimbulkan perkembangan filsafat Hindu yang lebih menekankan pada aspek jnana. Dalam diskusi para siswa duduk dibawah dekat kaki guru kerohanian atau para Maha Rsi. Para Maha Rsi memberikan jawaban dari permasalahan yang disampaikan oleh para siswanya dengan tetap berpedoman pada ajaran kitab suci Weda. Dengan demikian kebenaran yang didapat oleh para siswa kerohanian itu tidak perlu diragukan. Cara pendalaman ajaran agama dengan berdiskusi seperti itu disebut Upanisad. Periode ini dikatakan berkembang ± tahun 800 – 300 SM (Team Penyusun ”Buku Pendidikan Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi” Anuman Sakti, 1996). Fase perkembangan fisafat Hindu pada masa itu disebut dengan zaman Upanisad. Pada masa ini pulalah bermunculan berbagai macam kitab-kitab upanisad. Kitab Upanisad merupakan bagian Jnana kanda dari kitab weda sruti, yang isinya bersifat ilmiah, spekulatif, tetapi tetap pada ruang lingkup keagamaan. Pada umumnya kitab-kitab upanisad berisi pembahasan tentang hakekat Brahman, atman, hubungan Brahman dengan atman, hakikat maya, hakikat widya, serta mengenai moksa atau kelepasan. Pandangan yang menonjol dalam ajaran upanisad adalah mengajarkan bahwa segala sesuatu yang bermacam-macam ini dialirkan dari satu azas, satu realitias tertinggi yang tidak dapat dilihat, tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat ditangkap oleh akal manusia, tetapi melingkupi segala yang ada di alam semesta ini. Itulah yang disebut dengan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa). Brahman itulah yang dipandang sebagai pusat, awal, dan berakhirnya segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, serta bersifat transenden dan imanen. Transenden berarti Brahman ada di luar batas alam pikir manusia, sedangkan imanen berarti Brahman ada di dalam batas pikir manusia. Dalam kitab Brhad Aranyaka Upanisad disebutkan Brahman itu bersifat Neti-neti, artinya bukan kasar, bukan pendek, bukan panjang, bukan bayangan, bukan kegelapan, bukan hawa, tanpa ukuran, tanpa lahir, tanpa bhatin, dan sejenisnya. Dari pernyataan ini dapatlah dikemukakan bahwa Brahman bukanlah suatu substansi dan bukan tidak memiliki sifat-sifat. Brahman memiliki sifat Sat Cit Ananda, yang artinya keberadaan,78 Kelas XII SMA/SMKkesadaran, dan kebahagiaan. Dari ungkapan ini memberikan petunjukkepada kita bahwa Brahman adalah satu-satunya realitas yang bersifatmutlak yang meliputi segala yang ada, yang sadar, dan bersifat rohani.Dengan demikian Brahman dipandang sebagai sumber alam semesta,sumber semua mahkluk, dan penguasa segala yang ada.Pada zaman Upanisad keberadaan atman disebutkan meliputi segalasesuatu yang ada ini. Dan Atman berada dalam lubuk hati manusia. Atmanyang ada dalam tubuh manusia dilapisi oleh lapisan zat yang disebut PancaMaya Kosa. Adapun unsur-unsur dari adalah;a. Anamaya kosa = lapisan badan jasmani yang berasal dari makanan.b. Pranamaya kosa = lapisan badan yang berasal dari prana atau energi.c. Manomaya kosa = lapisan yang berasal dari alam rasa dan pikiran.d. Wijnanamaya kosa = lapisan badan yang berasal dari alam kesadaran.e. Anandamaya kosa = lapisan badan yang berasal dari kesadaran yang membahagiakan.Semua lapisan itu dapat berubah-ubah, sedangkan atman adalah subyekyang tetap ada diantara semua yang berubah-ubah itu. Atman bebas daridosa-dosa, umur, tua, maut, rasa lapar, dahaga, dan kesusahan. Atmanberada dalam keadaan yang bermacam-macam. Misalnya seperti dalamkeadaan terjaga atau jagrapada, dalam mimpi atau svapnapada, dalam tidurnyenyak atau susuptipada, dalam keadaan turya, yakni atman berada dalamkesadaran yang intuitif, dimana tidak ada lagi pengetahuan akan obyek-obyek baik yang ada diluar maupun yang di dalam.Disinilah atman dinyatakan berada dalam alam yang sejati, yang penuhdengan kebahagiaan dan kedamaian. Dalam zaman Upanisad selanjutnyadinyatakan bahwa atman itu sesungguhnya adalah Brahman yang dibatasioleh sarana tambahan, berupa tubuh. Orang yang mengetahui atmanmengetahui pula Brahman yang merupakan inti segala yang ada danyang mesti ada di alam semesta ini. Mengenai ajaran Karma pada zamanUpanisad dinyatakan sebagai suatu perbuatan yang selalu diikuti olehpahala atau akibatnya. Sesungguhnya ajaran karma berakar pada ajaranRta yang ada pada zaman weda. Rta adalah hukum alam semesta. Padazaman brahmana, Rta disamakan artinya dengan yadnya. Setiap upacarayadnya yang dilakukan oleh umat pada zaman itu mendapat pahala yangbaik. Demikian pula sebaliknya, siapa saja yang berani berbuat buruk pastimenerima pahala yang buruk juga. Ajaran karma bukan saja berlaku padakehidupan sekarang tetapi juga berlaku pada masa kehidupan yang datang.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 79Sehubungan dengan itu, maka timbulah ajaran tentang kelahiran kembali ”punarbhawa”, yang sudah dikenal pada zaman weda dan zaman brahmana. Ajaran tentang kelahiran kembali atau punarbhawa pada zaman brahmana dipandang sebagai karunia dari Tuhan Yang Maha Esa. Pada zaman Upanisad sudah muncul suatu persoalan dan pertanyaan, seperti; mengapa kehidupan seseorang berbeda satu dengan yang lainnya. Ada orang yang dilahirkan sebagai orang yang miskin, ada orang yang dilahirkan sebagai orang yang kaya, orang cacat, ada yang cantik, ada yang tampan, namun ada pula orang yang dilahirkan sebagai penjahat. Semua permasalah dan persoalan itu dalam zaman Upanisad dijelaskan karena ada karma sebagai suatu mata rantai kehidupan yang amat panjang. Karma bukan saja menguasai kehidupan yang datang, juga kehidupan yang telah lalu serta kehidupan pada masa sekarang. Kehidupan pada masa sekarang ditentukan oleh kehidupan masa lalu, kehidupan masa sekarang menentukan kehidupan masa yang datang. Demikianlah manusia dilahirkan secara berulang-ulang, dalam ajaran Agama Hindu yang disebut Punarbhawa. Bila seorang meninggal dunia, badan halusnya terpisah dengan badan kasarnya, semua karma wesana yang ada di badannya melekat pada badan halusnya. Badan halus hidup bersama atman yang kemudian menjelma mengambil badan baru. Proses punarbhawa ini sangat sulit diketahui oleh orang biasa, kecuali oleh para maharsi karena semua itu kehendak dari Brahman itu sendiri. Tujuan hidup tertinggi umat Hindu adalah dapat mencapai moksa atau kelepasan yakni bersatunya atman dengan Brahman. Pada zaman Upanisad, jalan untuk mencapai moksa dapat dilalui dengan jalan berbuat baik, bakti, tapa, brata, dan yoga, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai kitab-kitab upanisad. Pemikiran yang ada dalam kitab Upanisad sangat berpengaruh dalam tata pikir ajaran agama Hindu yang sangat toleran terhadap berbagai macam perbedaan yang ada. Oleh karena itu terjemahan kitab upanisad sebagai satu kesatuan pemikiran untuk mendapatkan pandangan dan pegangan yang lebih luas dan sempurna tentang weda sangat diperlukan. Secara historis dapat diakui bahwa proses perkembangan agama Hindu pada hakekatnya dimulai dari penafsiran otentik. Cara-cara itu telah dituliskan dalam kitab Upanisad dan dalam kitab-kitab Brahmana. Tanpa memahami dasar-dasar pengertian yang ada dalam kitab Upanisad, sulitlah memahami kedalaman ajaran agama Hindu secara lebih baik. Secara tradisi dalam kitab Muktika Upanisad disebutkan jumlah kitab Upanisad itu ada seratus delapan (108) buah buku. Dari seratus delapan buah buku itu dapat dikelompokan menurut weda sruti, sebagai berikut;80 Kelas XII SMA/SMKa. Upanisad yang tergolong kelompok Rg. weda, berjumlah 10 buah buku terdiri dari; Aitarya, Kausitaki, Nada-Bindu, Nirwana, Atmaprabodha, Mudgala, Aksamalika, Tripura, Sambhagya, dan Bahwrca Upanisad.b. Upanisad yang tergolong kelompok Samaweda, berjumlah 16 buah buku, terdiri dari; Kena, Chandogya, Aruni, Maitrayani, Maitreyi, Wajrasucika, Yogacudamani, Wasudewa, Mahat, Sanyasa, Awyakta, Kandika, Sawitri, Rudaksa-Jabala, Darsana, dan Jabali Upanisad.c. Upanisad yang tergolong kelompok Yajurweda, terdiri dari dua bagian besar, yaitu: 1). Upanisad yang tergolong dalam kelompok Yajurweda Hitam, berjumlah 32 buah buku antara lain; Kathawali, Taittiriyaka, Brahma, Kaiwalya, Swetaswatara, Gharba, Narayana, Amrtabhindu, Asartanada, Katagnirudra, Kansikasi, Sarwasara, Sukharahasya, Tejobhindu, Dhyanabhindu, Brahmawidya, Yogatattwa, Daksinamurti, Skanda, Sariraka, Yogasikha, Ekaksara, Aksi, Awadhuta, Katha, Rudrahrdaya, Yogakundalini, Pancabrahma, Paramagnihotra, Waraha, Kalisandarana, dan Saraswatirahasya Upanisad. 2). Upanisad yang tergolong Yajurweda Putih, terdiri dari 19 buah buku yaitu; Isawasya, Brhadaranyaka, Jabala, Hamsa, Paraahamsa, Subaia, Mantraika, Niralamba, Trisihibrahmana, Mandalabrahma, Adwanyataraka, Pingalu-bhiksu, Turiyatika, Adhyatma, Tarasara, Yajnyawalkya, Satyayani, dan Muktita Upanisad.d. Upanisad yang tergolong kelompok Atharwaweda, terdiri dari 31 buah buku Upanisad, antara lain; Prasna, Munduka, Mandukya, Atharwasira, Atharwasikha, Brhadjabala, Narasimhatapini, Naradapariwrajaka, Sita, Mahanarayana, Ramarahasya, Ramatapini, Sandilya, Parahamsapari, Warajaka, Annapurna, Surya, Atma, Pasupata, Parabrahmana, Tripura tapini, Dewi, Bhawana, Brahma, Ganapati, Mahawakya, Gopalatapini, Kresna, Hayagriwa, Dattatreya, dan Garuda Upanisad. Di antara semua kitab Upanisad itu, menurut Maharsi Sankaracharya ada 11 kitab Upanisad yang dipandang utama, yaitu: Isa, Kena, Katha, Prasna, Mudaka, Mandukya, Taittriya, Aitareya, Candhogya, Brhadaranyaka, dan Swetaswatara Upanisad. Materi pokok-pokok yang dibicarakan pada kitab-kitab Upanisad secara umum adalah mengenai hakekat metafisika tanpa mengadakan penekanan pada aspek ritualnya. Demikian pula mengenai tata kemasyarakatan yang menyangkut sistem warna hampir tidak dibicarakan. Sehubungan denganPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 81itu, maka isi pokok Upanisad lebih banyak merupakan ajaran filsafat dengan penekanan pada aspek kerohaniaan yang meliputi Brahman, Atman, Maya, Widya-Awidya, Etika, Karma, Samsara, dan Moksa. Pada zaman Upanisad sistem hidup kerohanian masyarakat tumbuh dan berkembang dengan subur, hal ini dibuktikan dengan berkembangnya berbagai macam aliran filsafat keagamaan. Seluruh aliran filsafat itu dikelompokkan menjadi 9 yang disebut ”Nawa Darsana” terdiri dari; Astika atau Sad Darsana, yang meliputi; Nyaya, Waesiseka, Mimamsa, Samkhya, Yoga, dan Wedanta. Sedangkan Nastika, meliputi; Budha, Carwaka, dan Jaina. Demikian uraian singkat sejarah perkembangan agama Hindu di India yang dihubungkan dengan adanya zaman weda, brahmana, dan zaman upanisad. Pada hakikatnya satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan, karena semuanya menjadi fondasi dari sejarah perkembangan agama Hindu selanjutnya. Bagaimana Perkembangan agama Hindu di Dunia? Simaklah uraian berikut ini!Beragama ”meyakini ajaran Tuhan” adalah instingtif bagi manusia, karenatitik tolak kehidupan manusia dimulai dari suatu kepercayaan. Untuk dapatmenyelami keagungan Tuhan sebagai jiwa agama kita harus meng-aproachagama dengan seluruh kemampuan kita. Bila kita mau memandang agamadari sejarah maka dapat kita katakan bahwa agama itu muncul bersamaandengan lahirnya peradaban manusia. India adalah sebuah negara yangdisebut-sebut sebagai negara yang bangsanya memiliki peradaban sangattinggi. India juga diyakini sebagai pusat pewahyuan ajaran Hindu ”weda”sebelum menyebar keseluruh jagat raya ini. Sejarah menuliskan bahwa padaawalnya agama Hindu berkembang di India. Berbagai fakta sejarah yangada dapat kita pergunakan sebagai reprensi untuk menyatakan agama Hinduadalah agama yang besar. Hindu disebut-sebut sebagai agama yang pernahmemiliki pengaruh di seluruh dunia. Pengaruh yang besar itu karena kurangterkoordinasi maka lama-kelamaan menjadi potongan-potongan kepercayaanyang lupa induknya. Walaupun demikian pengaruh Hindu yang luas itu masihdapat dirasakan nafasnya sampai sekarang. Hal itu dapat kita ketahui dariadanya beberapa bukti peninggalah sejarah dan kepercayaan masyarakat yangmasih terpelihara sampai saat ini.82 Kelas XII SMA/SMKBeberapa bukti peninggalan sejarah dan kepercayaan masyarakat dunia dapatkita pergunakan sebagai dasar untuk menyatakan dan mempelajari bahwaagama Hindu pernah berkembang di negara-negara lain selain India, adapunnegara-negara yang dimaksud adalah sebagai berikut;1. Mesir (Afrika). Sebuah prasasti dalam bentuk inkripsi yang berhasil digali di Mesir berangka tahun 1280 S.M. Isinya memuat tentang perjanjian antara raja Ramases II dengan bangsa Hittite. Dalam perjanjian yang dilaksanakan oleh Raja Ramases II dengan bangsa Hittite tersebut, Maitravaruna sebagai dewa kembar dalam weda telah dinyatakan sebagai saksi (H.R. Hall ”Ancient History of the New East”, hal 364). Maitravaruna adalah sebutan dari Tuhan Yang Maha Esa dalam konsep ketuhanan agama Hindu. Raja-raja Mesir dijaman purbakala mempergunakan nama-nama seperti; Ramesee I, Rameses II, Rameses III dan seterusanya. Tentang kata Rameses, mengingatkan kita kepada Rama yang terdapat dalam kitab Ramayana. Rama, oleh umat Hindu diyakini sebagai penjelmaan atau awatara Vishnu, yaitu manifestasi dari Tuhan sebagai pemelihara. Vishnu- lah yang menyelamatkan dunia ini dari ancaman keangkara-murkaan.2. Madagaskar. Madagaskar adalah sebuah pulau yang terletak agak jauh dari pantai timur Afrika selatan. Dinyatakan kebanyakan nama-nama tempat yang ada disana mempergunakan kata yang memiliki hubungan dengan sebutan Rama.3. Afrika utara. Mengenai istilah gurun Sahara, para ahli geologi mengemukakan suatu teori yang menyatakan bahwa gurun itu adalah sebuah samudra yang mengering. Samudra dalam bahasa sanskerta disebut Sagara. Ada kemungkinan bahwa kata Sahara yang ada sekarang merupakan salah ucapan dari kata Sagara dalam bahasa sanskerta. Dikatakan juga bahwa ketika Sahara masih ada di bawah air, masyarakat yang hidup disekelilingnya kebanyakan diantara mereka mempergunakan nama-nama yang ada hubungannya dengan bahasa sanskerta. Beberapa diantara mereka dinyatakan mempunyai hubungan keluarga dengan negeri Kosala (Ensiklopedia Brittannica Jilid XXIII, di bawah kata Sahara).4. Mesiko. Mesiko terbilang negeri yang sangat jauh dari India. Masyarakat negeri ini dikatakan telah terbiasa merayakan sebuah hari raya pesta-ria yang disebut dengan hari Rama-Sita. Waktu hari pesta-ria ini memiliki hubungan eratPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 83dengan waktu hari suci Dussara atau Navaratri dalam agama Hindu ”India” (T.W.F. Gann ”The Maya Indians of Southerm Yucatan, North and British Honduras” halaman 56). Penggalian-penggalian peninggalan bersejarah yang dilakukan di negeri Mesiko telah menghasilkan penemuan beberapa patung Ganesa (Baron Humbolt dan Harlas Sanda ”Hindu Superiority” halaman 151). Penduduk zaman purbakala yang ada di daerah-daerah ”Mesiko” adalah orang-orang Astika yaitu orang-orang yang percaya dengan keberadaan weda-weda. Kata Astika adalah sebuah istilah yang sampai saat ini masih terdengar oleh kita dipergunakan oleh masyarakat disana, sebagai salah ucapan dari kata Aztec. Festival Rama-Sita yang dirayakan oleh masyarakat Mesiko dapat disamakan dengan perayaan hari Dussara atau Navaratri. Penemuan patung Ganesa kita hubungkan dengan arca Ganesa sebagai putra Dewa Siwa dalam mithologi Hindu. Masyarakat Astika adalah suku bangsa Aztec itu sendiri yang kebanyakan diantara mereka memiliki kepercayaan memuja Dewa Siwa.5. Peru. Disebelah barat-daya Amerika Latin terdapat negeri yang disebut dengan Peru. Penduduknya melakukan pemujaan terhadap Dewa Matahari. Hari- hari raya tahunan masyarakat ini jatuh pada hari-hari Soltis. Masyarakat negeri Peru dikenal dengan bangsa Inca. Kata Inca berasal dari kata Ina yang berarti matahari (Asiatic Researches, Jilid I halaman 426). Soltis jatuh pada tanggal 21 Juni dan 22 Desember, yaitu pada hari-hari dimana matahari telah sampai pada titik deklanasinya di sebelah selatan dan di sebelah utara untuk kembali lagi pada peredarannya. Sebagaimana biasa mulai tanggal 21 Juni matahari ada dititik bumi belahan utara ”Utarayana”, waktu yang dipandang baik untuk melaksanakan upacara yang berkaitan dengan Dewa Yajna. Sedangkan tanggal 22 Desember matahari berada di titik bumi belahan selatan ”Daksinayana” dimana waktu ini dipandang baik untuk melaksanakan upacara yang berhubungan dengan Bhuta Yajna. Dewa Matahari menurut keyakinan umat Hindu Indonesia ”Bali” menyebut Siwa Raditya = Surya = Matahari. Pemujaan kehadapan Dewa Matahari ”Surya Raditya” terbiasa dilakukan oleh umat Hindu kita, sebagaimana juga dilaksanakan oleh bangsa Inca sebagai penduduk negeri Peru.84 Kelas XII SMA/SMK6. Kota California. California adalah sebuah Kota yang terdapat di Amerika. Nama Kota ini diperkirakan memiliki hubungan dengan kata Kapila Aranya. Di Kota California terdapat Cagar Alam Taman Gunung Abu ”Ash Mountain Park” dan sebuah Pulau Kuda ”Horse Island” di Alaska–Amerika Utara. Kita mengenal kisah dalam kitab Purana tentang keberadaan Raja Sagara dan enam puluh ribu (60.000) putra-putranya yang dibakar habis hingga menjadi abu oleh Maha Rsi Kapila. Raja Sagara memerintahkan kepada putra-putranya untuk menggali bumi menuju ke Patala-loka dalam rangka kepergian mereka mencari kuda untuk persembahan. Oleh putra-putra Raja Sagara, kuda yang dicari itu diketemukan di lokasi Maha Rsi Kapila mengadakan tapabrata. Oleh karena kedatangan mereka ”putra araja sagara” mengganggu proses tapabrata beliau, akhirnya Maha Rsi Kapila memandang putra-putra raja itu dengan pandangan amarah sampai mereka musnah menjadi abu. Kata Patala-loka memiliki arti negeri dibalik India, yaitu benua Amerika. Kata California memiliki kedekatan dengan kata Kapila Aranya. Kondisi ini memungkinkan sekali karena secara nyata dapat kita ketahui bahwa di Amerika terdapat cagar alam Taman Gunung Abu yang kemungkinan sekali berasal dari abunya putra-putra raja Sagara yang berjumlah enampuluh ribu dan nama pulau kuda yang diambil dari nama kuda persembahan raja sagara.7. Australia. Penduduk negeri Kangguru ini memiliki jenis tarian tradisional yang disebut dengan ”Siwa Dance” atau ”Tari Siwa”. Siwa Dance adalah semacam tarian yang umum berlaku diantara penduduk asli Australia (Spencer dan Gillen ”The Native Tribes of Central Australia” halaman 621. Macmillan, 1899). Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa para penari ”Siwa Dance” menghiasi dahinya dengan hiasan mata yang ke tiga. Hal ini merupakan suatu bukti yang dapat dijadikan sumber memberikan informasi kepada kita bahwa penduduk asli negeri Kangguru ”Australia” ini telah mengenal atau mendengar dongeng-dongeng weda dan nama-nama Dewa dalam kitab suci weda. Sejak kapan dan bagaimana ajaran agama Hindu masuk ke Indonesia? Carilah artikel yang menguraikan tentang proses masuknya agama Hindu ke Indonesia! Selanjutnya diskusikanlah!Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 858. Agama Hindu di Indonesia.Di Indonesia, banyak ditemukan berbagai bentuk peninggalan sejarah bercorak Hindu. Agama Hindu disebut-sebut sebagai agama yang tertuadalam sejarah peradaban manusia. Agama Hindu pertama kali tumbuh danberkembang dengan subur di negara India. Disana agama Hindu berkembangpesat. Setelah di India, barulah agama Hindu merambah ke negara-negaralainnya. Peninggalan sejarah agama Hindu pun sangat banyak dan beragamserta tersebar di berbagai negara. Perkembangan ajaran agama Hinduberawal sekitar tahun 1500 sebelum Masehi (SM).Ditandai dengan datangnyabangsa Yunani. Mereka memasukiwilayah Nusantara dengan perahulayar. Kelompok ini datang dariKampuchea (Kamboja). Merekamendirikan rumah dan hidupsecara berkelompok dalammasyarakat desa dan menetap diNusantara. Kebudayaan merekasudah cukup maju. Mereka sudah Sumber: http://indo91.files.wordpress.commengenal bercocok tanam. Merekajuga berdagang dan membuat Gambar 2.10 Wilayah Penyebaran Hinduperalatan dari tanah liat serta di Nusantaralogam. Kepercayaan yang mereka anut adalah animisme dan dinamisme.Animisme adalah kepercayaan yang memuja roh nenek moyang atau rohhalus. Dinamisme adalah pemujaan terhadap benda-benda yang dianggapmemiliki kekuatan gaib. Misalnya keris, tombak, batu akik, dan patung.Ajaran Hindu masuk ke Indonesia sejak permulaan masehi. Agama Hindudikenal oleh penduduk Indonesia melalui hubungan dagang dengan India.Kitab suci agama Hindu yaitu Weda. Ajaran Hindu merupakan ajaran yangmemuja banyak Dewa. Dewa-Dewa yang dianggap menempati posisi palingtinggi yaitu Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa. Ketiga Dewaitu disebut Trimurti (tiga Dewa yang bersatu). Trimurti diwujudkan dalambentuk patung. Tentang tata kemasyarakatan dalam ajaran agama Hindumengenal adanya varna. Varna adalah susunan kelompok masyarakat Hindusesuai dengan tingkat keahlian atau profesi yang dimiliki oleh individuumat bersangkutan, yang terdiri dari varna; brahmana, ksatriya, wesya, dansudra. Siapakah yang menyebarkan pengaruh Hindu ke Indonesia?86 Kelas XII SMA/SMKDalam beberapa prasasti yang terdapat di pulau Jawa dan lontar-lontaryang terdapat di pulau Bali menjelaskan bahwa ”Maha Rsi Agastya”yang menyebarkan agama Hindu dari India ke Indonesia. Menurut datapeninggalan sejarah yang ada dinyatakan bahwa Maha Rsi Agastyamenyebarkan agama Hindu dari India ke Indonesia melalui Sungai Gangga,Yamuna, India Selatan dan India Belakang. Karena begitu besar jasa-jasabeliau dalam penyebaran ajaran Agama Hindu, maka namanya disucikandi dalam prasasti ‘Dinaya’. Prasasti ‘Dinaya’ diketemukan di Jawa Timuryang ditulis dengan berangka tahun Saka 682 (760 M), menjelaskan bahwaseorang raja yang bernama Gaja Yana membuatkan pura suci untuk RsiAgastya, dengan maksud untuk memohon kekuatan suci dari Rsi Agastya(Shastri, N.D. Pandit, 1963:21). Prasasti Porong yang ditemukan di JawaTengah berangka tahun Saka 785 (863 M) juga menyebutkan keagunganserta kemuliaan jasa-jasa Maha Rsi Agastya. Mengingat kemuliaan MahaRsi Agastya, maka beliau diberi julukan ‘Agastya Yatra’ artinya perjalanansuci Rsi Agastya yang tidak mengenal kembali dalam pengabdiannyauntuk Dharma. Oleh karena itu beliau juga diberi julukan ‘Pita Segara’,artinya ”Bapak dari Lautan” karena beliau yang mengarungi lautan luasdemi untuk Dharma.Diperkirakan pada abad ke-4 Masehi (di Kutai-Kalimantan Timur), agamaHindu di Indonesia sudah berkembang dengan subur. Disinyalir agamaHindu dibawa dari India ke Indonesia dengan perantara para pedagang.Sebelum masuknya agama Hindu, Indonesia masih dalam masa pra-sejarahatau masa di mana masih belum mengenal tulisan. Dengan masuknya agamaHindu perubahan besar pun terjadi di Indonesia. Zaman prasejarah bergantidengan zaman sejarah di mana tulisan mulai diperkenalkan melalui ukiran-ukiran yang terdapat pada yupa. Kehidupan politik kerajaan-kerajaanHindu-Buddha membawa perubahan baru dalam kehidupan sosial danekonomi masyarakat Indonesia. Struktur sosial dari masa Kutai hinggaMajapahit mengalami perkembangan yang ber-evolusi namun progresif.Dunia perekonomian pun mengalami perkembangan: dari yang semulasistem barter hingga sistem nilai tukar uang. Agama Hindu masuk keIndonesia dinyatakan terjadi pada awal tahun Masehi, hal ini dapat diketahuidengan adanya bukti tertulis dari benda-benda purbakala pada abad ke 4Masehi yakni diketemukannya tujuh buah Yupa peningalan kerajaan Kutaidi Kalimantan Timur. Dari tujuh buah Yupa itu didapatkan keterangantentang kehidupan keagamaan pada waktu itu yang menyatakan bahwa:Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 87”Yupa itu didirikan untuk memperingati dan melaksanakan yadnya oleh Raja Mulawarman”. Pada keterangan yang lain menyatakan bahwa Raja Mulawarman melakukan yadnya pada suatu tempat suci untuk memuja Dewa Siwa. Tempat itu disebut dengan ”Vaprakeswara”. Dari berbagai peninggalan yang ditemukan, diketahui bahwa kehidupan masyarakat Kutai sudah cukup teratur. Walau tidak secara jelas diungkapkan, diperkirakan masyarakat Kutai sudah terbagi dalam beberapa penggolongan meskipun tidak secara tegas dinyatakan. Dari penggunaan bahasa Sanskerta dan pemberian hadiah sapi, dapat disimpulkan bahwa dalam masyarakat Kutai terdapat golongan brahmana, golongan yang sebagaimana juga di India memegang monopoli penyebaran dan upacara keagamaan. Di samping golongan brahmana, terdapat pula kaum ksatria. Golongan ini terdiri dari kerabat dekat raja. Di luar kedua golongan ini, sebagian besar masyarakat Kutai masih menjalankan adat-istiadat dan kepercayaan asli mereka. Walaupun Hindu telah menjadi agama resmi kerajaan, namun masih terdapat kebebasan bagi masyarakat untuk menjalankan kepercayaan aslinya. Diperkirakan bahwa lahan pertanian, baik di sawah maupun di ladang adalah merupakan mata pencarian utama masyarakat Kutai. Melihat letaknya di sekitar Sungai Mahakam sebagai jalur transportasi laut, mengantarkan perdagangan masyarakat Kutai berjalan cukup ramai. Bagi pedagang luar yang ingin berjualan di Kutai, mereka harus memberikan ‘hadiah’ kepada raja agar diizinkan berdagang. Pemberian ‘hadiah’ ini biasanya berupa barang dagangan yang cukup mahal harganya; dan pemberian ini dianggap sebagai upeti atau pajak kepada pihak Kerajaan. Melalui hubungan dagang tersebut, baik melalui jalur transportasi sungai-laut maupan transportasi darat, berkembanglah hubungan agama dan kebudayaan dengan wilayah- wilayah sekitarnya. Banyak pendeta yang diundang datang ke Kutai. Banyak pula orang Kutai yang berkunjung ke daerah asal para pendeta tersebut. Selanjutnya, agama Hindu berkembang pesat di Indonesia melalui kerajaan-kerajaan yang berdiri pada waktu itu, baik di Jawa maupun luar Jawa. Kehadiran agama Hindu di Indonesia, menimbulkan pembaharuan yang besar, seperti berakhirnya zaman pra-sejarah Indonesia. Perubahan dari religi kuno ke dalam kehidupan beragama dengan memuja Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan kitab Suci Weda dan juga munculnya kerajaan yang mengatur kehidupan suatu wilayah.88 Kelas XII SMA/SMKDisamping di Kutai (Kalimantan Timur), agama Hindu juga berkembangdi Jawa Barat mulai abad ke-5 dengan diketemukannya tujuh buah prasasti,yakni prasasti Ciaruteun, Kebonkopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten,Tugu dan Lebak. Semua prasasti tersebut berbahasa Sanskerta danmemakai huruf Pallawa. Bersumberkan prasasti-prasasti itu didapatkanketerangan yang menyebutkkan bahwa ”Raja Purnawarman dari kerajaanTarumanegara menganut agama Hindu. Beliau adalah raja yang gagahberani yang dilukiskan dengan tapak kakinya yang disamakan dengantapak kaki Dewa Wisnu”. Bukti lain yang ditemukan di Jawa Barat adalahadanya perunggu di Cebuya yang menggunakan atribut Dewa Siwa dandiperkirakan dibuat pada masa kerajaan Tarumanegara. Berdasarkan datatersebut, maka jelas bahwa Raja Purnawarman adalah penganut agamaHindu dengan memuja Tri Murti sebagai manifestasi dari Tuhan YangMaha Esa.Kehidupan masyarakat Tarumanegara tak jauh beda dengan Kutai.Menurut sebuah prasastinya, kehidupan social masyarakatnya telahberkembang baik, terlihat dari penggalian kanal (sungai yang digali)Gomati dan Candrabhaga secara gotong-royong. Tenaga kerja yangdiperintah menggali kanal tersebut biasanya dari golongan budak dankaum sudra. Pembangunan kanal Gomati dan Candrabaga begitu bermaknabagi perekonomian Tarumanegara. Selain sebagai sarana pencegah banjir,juga dapat dipergunakan sebagai sarana transportasi (lalu lintas) air danperdagangan antara pedagang Tarumanegara dengan pedagang daerahlain. Hasil bumi merupakan komoditas utama. Melalui perdagangan,masyarakat Tarumanegara dapat memperoleh barang yang tidak dihasilkandi kerajaannya. Kehidupan ekonomi Tarumanegara bertumpu pada hasilladang dan kebun. Barang yang ditawarkan adalah beras dan kayu jati.Mayoritas rakyat Tarumanegara adalah peladang. Karena masyarakatpeladang selalu berpindah-pindah tempat. Ini berbeda dengan masyarakatpetani yang selalu menetap di satu tempat, misalnya seperti di Jawa Tengahdan Timur.Kehidupan sosial-ekonomi Kendan-Galuh tidak jauh beda denganTarumanegara. Masyarakatnya berprofesi sebagai peladang. Agama yangdianut bangsawan adalah Hindu-Wisnu, sedangkan rakyatnya mayoritasmenganut animisme dan dinamisme. Sementara itu, sistem transportasi padamasa Kendan dan Galuh diperkirakan dilakukan melalui Sungai Cimanukdan pelabuhan tua di pesisir pantai utara, contohnya di sekitar Indramayudan Cirebon. Sementara itu mengenai masalah tenaga kerja, baik pegawaiPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 89istana maupun tentara, biasanya berasal dari golongan bangsawan kerabat raja. Mengenai sistem perpajakan biasanya pedagang mengirim hadiah berupa benda-benda langka dan mahal. Sedangkan bagi wilayah yang berada di bawah kerajaan mereka harus mengirim upeti berupa emas atau benda-benda berharga lain, sebagai tanda kesetiaannya terhadap atasan. Kehidupan sosial masyarakat Sunda dan Pakwan Pajajaran secara garis besar dapat digolongkan ke dalam golongan seniman, peladang (pecocok tanam), pedagang. Dari bukti-bukti sejarah diketahui, umumnya masyarakat Pajajaran hidup dari hasil perladangan. Seperti masyarakat Tarumanegara dan Galuh, mereka umumnya selalu berpindah pindah. Hal ini berpengaruh pada bentuk rumah tempat tinggal mereka yang sederhana. Dalam hal tenaga kerja, yang menjadi anggota militer diambil dari rakyat jelata dan sebagian anak bangsawan. Mereka dibiayai oleh negara. Dalam bidang ekonomi, Kerajaan Sunda dan Pajajaran telah lebih maju dari masa Tarumanegara. Kerajaan Sunda-Pajajaran memiliki setidaknya enam pelabuhan penting: Banten, Pontang, Cigede, Tarumanegara, Sunda Kelapa, dan Cimanuk. Setiap pelabuhan ini dikepalai oleh seorang syahbandar yang bertanggung jawab kepada raja. Para syahbandar ini bertindak sebagai wakil raja di pelabuhan-pelabuhan yang dikuasainya, sekaligus menarik pajak dari para pedagang yang ingin berjualan di daerah ini, pajak tersebut berupa kiriman upeti berwujud barang dagangan yang mahal atau uang. Dalam hal transportasi air, selain melalui laut, dilakukan pula melalui sungai-sungai besar seperi Citarum dan Cimanuk, sebagai jalur perairan dalam negeri. Melalui pelabuhan ini, Pajajaran melakukan aktivitas perdagangan dengan negara lain. Dalam berbagai peninggalan sejarah diketahui, masyarakat Pajajaran telah berlayar hingga ke Malaka bahkan ke Kepulauan MalaDeva yang kecil di sebelah selatan India. Barang barang dagangan mereka umumnya bahan makanan dan lada. Di samping itu, ada jenis bahan pakaian yang didatangkan dari Kamboja (India). Sementara mata uang yang dipakai sebagai alat tukar adalah mata uang Cina. Selanjutnya, agama Hindu berkembang pula di Jawa Tengah, yang dibuktikan adanya prasasti Tukmas yang ditemukan di lereng gunung Merbabu. Prasasti ini berbahasa sanskerta memakai huruf Pallawa dan bertipe lebih muda dari prasasti Purnawarman. Dalam prasasti inilah dituliskan atribut Dewa Tri Murti, yaitu Trisula, Kendi, Cakra, Kapak dan Bunga Teratai Mekar, diperkirakan berasal dari tahun 650 Masehi. Keyakinan memuja Tri Murti juga disebutkan dalam prasasti Canggal, yang berbahasa sanskerta dan memakai huduf Pallawa. Prasasti Canggal dikeluarkan oleh Raja Sanjaya pada tahun 654 Caka (576 Masehi), dengan

90 Kelas XII SMA/SMK