Jelaskan fungsi plasenta bagi janin yang tumbuh didalam kandungan ibunya

Fungsi plasenta selama kehamilan sangatlah penting bagi janin. Organ ini berfungsi untuk menyaring darah, oksigen, serta nutrisi-nutrisi lainnya untuk sang bayi.

10 Sep 2019|Nina Hertiwi Putri

Ditinjau olehdr. Reni Utari

Fungsi plasenta adalah untuk memberikan nutrisi dan oksigen ke janin

Plasenta, atau yang biasa disebut dengan ari-ari, merupakan salah satu dari tiga organ utama, selain tali pusat dan ketuban, yang fungsinya adalah untuk mendukung pertumbuhan janin. Plasenta adalah organ yang baru terbentuk ketika seorang wanita sedang melalui proses kehamilan.Letak plasenta normal adalah menempel di dinding rahim bagian atas atau samping, dan terhubung ke tubuh janin oleh tali pusat. Fungsi plasenta untuk janin sangatlah penting, sehingga jika terjadi gangguan pada organ ini, keselamatan janin dan kesehatan ibu dapat terganggu.

Fungsi plasenta selama masa kehamilan

Fungsi plasenta adalah sebagai sumber kehidupan janin. Dari plasenta melalui tali pusar yang terhubung, bayi mendapatkan aliran darah, oksigen, serta nutrisi yang dibutuhkan. Komponen-komponen penting dari plasenta, masuk ke janin melalui tali pusat.Lebih jelas, berikut ini pentingnya fungsi dari plasenta yang perlu Anda ketahui.Plasenta merupakan tempat pertukaran darah antara ibu dan janin. Darah dari janin yang berisi sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan tubuh, akan dialirkan oleh pembuluh darah kecil ke plasenta.Di plasenta, juga terdapat darah ibu. Sisa metabolisme dari janin tadi, kemudian akan ditransfer ke darah ibu, untuk kemudian dikeluarkan melalui tubuh ibu.Sebaliknya, darah ibu yang masuk ke plasenta adalah darah yang berisi banyak oksigen dan nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan janin. Nutrisi dan oksigen tersebut kemudian akan ditransfer ke pembuluh darah janin.Salah satu fungsi plasenta adalah memproduksi hormon yang berkaitan dengan kehamilan. Hormon yang dikeluarkan oleh plasenta selama masa kehamilan adalah seperti estrogen, progesteron, dan human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon-hormon tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.Plasenta juga berfungsi untuk melindungi janin dari infeksi bakteri. Melewati plasenta, kekebalan tubuh ibu hamil diturunkan pada janin. Meski dapat melindungi janin dari sebagian besar jenis bakteri, plasenta tidak dapat melindungi janin dari infeksi virus.Alkohol, nikotin, dan zat berbahaya lainnya juga dapat menembus plasenta dan menyebabkan gangguan kesehatan pada janin.Pada masa akhir kehamilan, plasenta akan menurunkan antibodi yang dimiliki ibu ke bayi yang dikandungnya. Antibodi ini dapat memberikan kekebalan tubuh pada bayi hingga usia tiga bulan.Selain mentransfer nutrisi, plasenta juga berfungsi membuang sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan oleh janin. Zat sisa janin kemudian dialirkan kembali ke aliran darah ibu hamil dan dikeluarkan bersama sisa metabolisme ibu.

Baca Juga

Kehamilan Risiko Tinggi, Apa Saja Faktor Penyebabnya? (Plus Tips Menjalaninya)Persalinan Normal Bagi Penderita Plasenta Akreta, Masihkah Mungkin?Kenali Bahaya Plasenta Tertinggal dalam Rahim (Retensio Plasenta)

Apa yang terjadi pada plasenta setelah kelahiran?

Setelah proses melahirkan, plasenta sudah tidak memiliki peran di tubuh. Pada wanita yang melalui proses persalinan normal (vaginal), maka plasenta akan keluar dalam waktu sekitar 5-30 menit setelah proses persalinan. Proses keluarnya plasenta ini disebut sebagai tahap ketiga persalinan.Setelah bayi berhasil dilahirkan, ibu tetap akan merasakan kontraksi ringan. Setelah itu, ibu akan diinstruksikan untuk mengejan agar plasenta dapat keluar. Untuk mempermudah proses keluarnya plasenta, dokter atau bidan dapat memijat perut Anda.Selain itu, pemberian suntikan oksitosin juga dapat dilakukan untuk untuk memicu keluarnya plasenta.
Jika proses persalinan dilakukan dengan operasi Caesar, maka dokter akan mengeluarkan plasenta pada saat operasi.
Setelah proses persalinan, semua bagian plasenta harus dikeluarkan dari tubuh. Jika tidak, risiko perdarahan dan infeksi bisa terjadi.

Faktor yang memengaruhi kesehatan dan fungsi plasenta

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kesehatan serta fungsi plasenta selama kehamilan, seperti yang dikutip Mayo Clinic berikut ini.Usia ibu juga bisa menjadi faktor risiko yang memengaruhi kesehatan plasenta. Semakin tua usia saat ibu mengandung, terutama di atas usia 40 tahun, maka kemungkinan terjadinya gangguan plasenta akan semakin besar.Selama di dalam kandungan, bayi berada di dalam kantong ketuban yang berisi cairan atau air ketuban. Jika ketuban pecah atau merembes padahal belum waktunya melahirkan, risiko terjadinya gangguan pada plasenta akan meningkat.Tekanan darah yang tinggi dapat berpengaruh buruk pada kesehatan ibu maupun janin yang dikandungnya. Salah satunya, dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan fungsi plasenta, jika peredarah darah ibu hamil tidak lancar.Hamil anak kembar dapat meningkatkan risiko munculnya kelainan pada plasenta.Gangguan kesehatan yang dapat memengaruhi fungsi plasenta salah satunya adalah gangguan pembekuan darah. Jika Anda pernah mengalami kelainan plasenta pada kehamilan sebelumnya, risiko Anda untuk mengalami hal yang sama juga akan lebih tinggi.Jika Anda pernah menjalani operasi pada rahim seperti operasi Caesar, atau operasi untuk menghilangkan fibroid, maka risiko munculnya gangguan pada plasenta akan meningkat.

Kelainan plasenta yang bisa terjadi

Begitu pentingnya fungsi plasenta, hingga gangguan yang terjadi bisa membahayakan ibu dan janin yang dikandungnya.Berikut ini tiga gangguan pada plasenta yang paling umum terjadi, yang perlu Anda waspadai.Plasenta previa adalah kondisi saat plasenta berada pada posisi yang terlalu ke bawah, sehingga menutupi sebagian atau seluruh leher rahim yang menjadi jalan lahirnya bayi. Posisi plasenta dapat berubah dengan sendirinya, seiring bertambahnya usia kehamilan.Namun, jika posisi plasenta tidak kunjung berubah saat tiba waktunya waktu persalinan, dokter akan melakukan operasi Caesar untuk mengeluarkan bayi dengan selamat.Plasenta previa juga dapat menyebabkan perdarahan vaginal sebelum dan saat proses persalinan.Pada abruptio plasenta, plasenta yang seharusnya menempel seluruhnya di dinding rahim, justru hanya melekat sebagian atau bahkan sama sekali tidak menempel pada dinding rahim.Kondisi ini merupakan penyebab kematian janin dan bayi baru lahir yang paling banyak terjadi. Abrupsi plasenta juga dapat memicu persalinan prematur dan gangguan pertumbuhan janin.Plasenta akreta adalah gangguan perlekatan pada plasenta. Pada kondisi ini, plasenta bisa saja justru melekat di otot dinding rahim atau bahkan di organ lain yang terdapat di sekitar rahim.Gangguan ini bisa menyebabkan terjadinya perdarahan parah dan membahayakan ibu dan janin.Dengan mengenali fungsi dri plasenta dan perannya dalam kehamilan, diharapkan bisa membuat Anda lebih mawas diri dalam menjaga kesehatan organ yang satu ini. Dengan begitu, kehamilan pun diharapkan bisa berjalan dengan lebih lancar dan sehat.Kondisi ini adalah gangguan yang terjadi ketika plasenta tidak berfungsi dengan baik selama kehamilan. Pada situasi seperti ini, plasenta merampas oksigen dan nutrisi untuk bayi. Hal ini perlu segera ditangani karena dampaknya bisa memengaruhi pertumbuhan bayi.Pada kondisi ini, plasenta mungkin tidak keluar setelah kelahiran karena diblokir oleh serviks atau masih melekat pada rahim. Situasi seperti ini dapat menyebabkan infeksi, kehilangan banyak darah, hingga dapat mengancam jiwa. 

Baca Juga

Bagaimana Cara Mengatasi Plasenta Letak Rendah Atas Saran Dokter?Patuhi Larangan Ibu Hamil dengan Plasenta Previa Ini untuk Mencegah KomplikasiPenyebab Plasenta Lengket (Plasenta Akreta) yang Wajib Diwaspadai Ibu Hamil

Cara menjaga kesehatan plasenta

Fungsi plasenta dapat berjalan dengan baik apabila Anda menjalankan langkah yang tepat untuk menjaga kesehatannya. Salah satu hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah rutin memeriksakan diri ke dokter kandungan.Selain itu, beberapa langkah di bawah ini juga perlu Anda lakukan untuk menjaga fungsi plasenta.
  • Beritahukan ke dokter riwayat gangguan plasenta di kehamilan sebelumnya atau jika Anda pernah menjalani operasi rahim.
  • Jangan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan menggunakan obat-obatan terlarang selama kehamilan untuk mendukung pertumbuhan janin.
  • Selalu diskusikan dengan dokter sebelum Anda mengonsumsi obat tertentu, termasuk obat herbal, suplemen, dan obat bebas yang dapat dibeli di apotek.
  • Diskusikan dengan dokter apabila Anda merasakan sakit punggung dan sakit perut yang parah, mengalami perdarahan vaginal, kontraksi, serta benturan di perut.
Jika Anda ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.

retensi plasentaplasenta previaplasenta akretaplasenta letak rendah

Pregnancy Birth and Baby. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/what-is-the-placenta
Diakses pada 9 September 2019
Pregnancy Birth & Baby. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/placenta-complications-in-pregnancy
Diakses pada 21 Juli 2020
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/placenta/art-20044425
Diakses pada 9 September 2019
American Pregnancy Association. https://americanpregnancy.org/while-pregnant/fetal-life-support-system/
Diakses pada 9 September 2019
NHS. https://www.nhs.uk/common-health-questions/pregnancy/what-is-the-placenta/
Diakses pada 9 September 2019
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/309618.php
Diakses pada 9 September 2019

Perdarahan post partum adalah perdarahan setelah melahirkan yang dapat disebabkan oleh tonus uterus, trauma jalan lahir, tisu, dan trombin. Ciri paling umum dari kondisi ini adalah ketika kehilangan darah yang banyak.

30 Mei 2019|Giovanni Jessica

Proses melahirkan normal adalah salah satu proses paling menyakitkan bagi seorang ibu. Melakukan olahraga persiapan persalinan adalah salah satu cara untuk mengurangi sakit dan memperlancar proses melahirkan normal yang akan Anda hadapi.

30 Mei 2019|Rianti Dea Rizky Pratiwi

Saat hamil, ibu bisa saja mengalami berbagai komplikasi kehamilan yang dapat membahayakan janin dan ibu seperti anemia, kehamilan ektopik, keguguran, preeklampsia, hingga bayi lahir prematur.

13 Agu 2019|Dina Rahmawati

Dijawab Oleh dr. Sylvia V

Dijawab Oleh dr. Adhi Pasha Dwitama