Jelaskan apa yang dimaksud dengan arsitektur enterprise dan jelaskan manfaat adanya arsitektur enterprise?

Enterprise Architecture (EA) adalah pembelajaran yang dilakukan untuk menentukan analisis, desain, perencanaan, dan pelaksanaan bagi suatu perusahaan, hal ini dilakukan untuk keberhasilan pengembangan dan pelaksanaan strategi. Seorang EA menerapkan prinsip arsitek dan belajar untuk mempin organisasi melalui bisnis, informasi, proses dan dan perubahan tekonologi yang berperan penting untuk melaksanakan strategi yang telah direncanakan.

Dengan melakukan hal tersebut berbagai macam aspek yang terdapat disuatu perusahaan dapat diidentifikasi, dimotifasi, dan diterima perubahannya. Pada tahun 1987, John Zachman adalah orang pertama yang memperkenalkan teori EA. Tujuan dari teori ini adalah untuk menggunakan prinsip arsitektur yang digunakan pada teknik sipil tetapi diterapkan kepada sebuah perusahaan untuk mengurangi rumitnya pengembangan sistem informasi.

Gambaran Umum

Dibawah ini adalah beberapa definisi yang paling terkenal terkait EA :

“Enterprise architecture is a base of strategy informational possessions which includes business mission, necessary data and technology needed to perform those missions and processes to serve modern technologies in replying to variable requirements of the mission“

Dalam bahasa Indonesia “EA adalah dasar dari strategi informasi dimana misi bisnis, kepentingan data dan teknologi termasuk didalamnya dan diperlukan untuk melaksanakan misi-misi dan proses untuk melayani teknologi modern dalam membalas persyaratan yang dibutuhkan misi.”

“Enterprise architecture is a major view to organizational missions and functions, working processes, existing information, relational net, order of work performing which has the aim of making the data systems solid and efficient”

Dalam bahasa Indonesia “EA adalah tampilan utama untuk misi dan fungsi dari organisasi, proses kerja, informasi terkini, penghubung, urutan kerja dimana memiliki tujuan untuk membuat sistem data solid dan efisien.”

Tahapan Teori EA

Secara garis besar, terdapat tiga (3) tahapan yang harus dilakukan jika ingin menerapkan teori EA, yaitu analisis, desain dan simulasi. Simulasi disini mencakup perencanaan dan pelaksanaan. Berikut adalah penjelasan dari setiap tahapan :

1. Analisis

Pada tahap ini, pengguna teori EA harus sudah memilki tujuan yang objektif dan dapat mengukur variabel dari risiko yang akan terjadi. Dalam tahap analisis, memiliki 4 tahap yang penting yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum benar-benar melaksanakan tahap analisis. Pertama, pemetaan dari setiap perspektif dengan tujuan yang sesuai dengan tujuh kriteria informasi. Kedua, memprioritaskan perspektif menggunakan kriteria informasi yang tersedia. Ketiga, strategi yang sudah dipetakan. Yang terakhir, mengidentifikasi dengan IT BSC (Information Technology Base Transceiver Station).

Tahapan pertama, dengan menggunakan informasi yang didapat dari IT BSC (I_nformation Technology Base Transceiver Station_) dan COBIT (Control Objectives for Information and Related Technologies) sebagai alat untuk membuat pemetaan data. Tahap yang kedua, hasil dari pemetaan data di tahapan pertama akan menghasilkan urutan dari ruang perspektif berdasarkan banyaknya informasi tersebut muncul.

Tahapan selanjutnya adalah membuat strategi berdasarkan urutan yang telah diperoleh di tahapan yang sebelumnya. Dengan menggunakan gambaran yang tersedia di strategi, dapat menemukan tiga tipe dasar, yaitu resiko global yang mempengaruhi tujuan, regulasi dan tujuan standar IT, dan tujuan DRC (Danish Refugee Council).

Tahapan terakhir pada analisis adalah untuk mengidentifkasi tujuan dan ukuran dari setiap tipe dasar. Hasil dari tahapan terakhir ini akan digunakan sebagai data untuk tahap desain.

2. Desain

Pada tahap desain terdapat empat (4) tahapan didalamnya. Pada tahapan pertama, sdapat dibuat indikator primer dan sekunder berdasarkan hasil dari tahap analisis. Indikator primer dan sekunder ini akan menjadi masukan untuk tahapan desain yang kedua. Ditahapan kedua ini akan membuat tabel untuk DRC di area perspektif menggunakan metode ketergantungan investasi. Pada tahap ini dapat diketahui seberapa besar ketergantungan dari setiap ruang perspektif.

Ditahap yang ketiga, menggunakan model COBIT. Dari hal tersebut tercipta rumus untuk menentukan pilihan : H(x)= -log⁡((10)^(-x/5))

Dimana H(x) adalah fungsi linear yang sesuai dengan tingkat ketergantungan di daerah masing-masing perspektif. Nilai dari H(x) bergantung pada tingkat setiap IT-BSC di daerah masing-masing perspektif dimana bergantung pada kondisi yang sesungguhnya.

Tahapan yang etrakhir pada desain adalah mengkombinasikan perhitungan dengan tingkatan ketergantungan. Hal tersebut dapat diperoleh dari setiap ruang lingkup perspektif.

3. Simulasi

Simulasi ini dilakukan untuk memastikan variasi dari nilai kemungkinan terhadap fungsi yang telah diperoleh. Simulasi ini bekerja sebagai pengujian nilai-nilai kritis sebagai data untuk mendapatkan urutan variasi dari hasil yang dapat diamati.

Keuntungan

Manfaat menggunakan EA adalah dapat melalui kontribusi langsung dan tidak langsung untuk mencapai tujuan organisasi. Keuntungan-keuntungan lain yang menyangkut penggunaan dari EA dapat dilihat dibawah ini :

  1. Desain Organisasi – EA membuktikan bahwa dukungan dalam bidang yang terkait dengan desain dan desain ulang dari struktur organisasi selama penggabungan, akusisi atau melakukan perubaha umum dalam organisasi.

  2. Proses-proses Organisasional dan Proses Standar – EA membantu menegakkan disiplin dan standarisasi proses bisnis serta memungkinkan memulai proses konsolidasi, penggunaan ulang dan integrasi.

  3. Pengembangan Sistem – EA berkontribusi secara optimal dengan sistem desain dan efisiensi alokasi daya selama pengembangan sistem dan pengujian berlangsung.

  4. Manajemen IT dan Pembuat Keputusan – EA dapat membantu menegakkan disiplin dan standarisasi terhadap rencana yang telah dibuat dan dapat berkontribusi kepada pengurangan waktu untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan teknologi.

  5. Nilai IT - EA membantu mengurangi implementasi sistem dan biaya operasional, serta meminimalisir plagiasi dari layanan infrastruktur di seluruh unit bisnis.

  6. Kompleksitas IT – EA berkontribusi untuk mengurangi kompleksitas IT, konsolidasi data dan aplikasi, serta interoperabilitas yang lebih baik dari sistem.

  7. Keterbukaan IT – EA berkontribusi untuk lebih terbuka dan tanggap terhadap IT yang tercermin dari meningkatnya akses terhadap data, serta meningkatkan transparansi perubahan infrastruktur.

  8. Manajemen Risiko IT – EA berkontribusi untuk mengurangi risiko dari kegagalan sistem dan pelanggaran keamanan.

Contoh

Dokumentasi dari EA telah dilakukan dalam Pemerintahan Federal AS dalam konteks modal perencanaan dan investasi kontrol. Federal Enterprise Architecture (FEA) memandu agen-agen federal dalam pengembangan arsitektur mereka. Perusahaan seperti Independence Blue Cross, Intel, Volkswagen AG, dan InterContinental Hotels Group menggunakan EA untuk mengembangkan bisnis arsitektur mereka sebagai mana mengembangkan performa bisni dan produktivitas perusahaan mereka.

Untuk kejelasan yang lain, organisasi komersial jarang mempublikasikan penjelasan EA secara luas. Meskipun, agensi pemerintah telah memulai untuk mempublikasikan penjelasan mengenai arsitektural yang telah mereka kembangkan. Contoh :

  1. US Departement of The Interior
  2. US Departement of Defense Business Enterprise Architecture
  3. Treasury Enterprise Architectur Framework

Kritik

Beralih dari keuntungan yang diberikan oleh EA, lebih dari satu dekade penulis dan organisasi yang menyatakan kekhawatirannya tentang EA sebagai pelajaran yang efektif. Berikut adalah sebagian dari kekhawatiran :

  1. Pada tahun 2007, ilmuwan komputer, Ivan Jacobson, memberi penilaiain tentang EA:

    “Around the world introducing an Enterprise Architecture EA has been an initiative for most financial institutions (banks, insurance companies, government, etc.) for the last five years or so, and it is not over. I have been working with such companies and helped some of them to avoid making the worst mistakes. Most EA initiatives failed. My guess is that more than 90% never really resulted in anything useful” Yang artinya adalah

    “Seluruh dunia memperkenalkan EA telah menjadi inisiatif bagi sebagian besar lembaga keuangan (bank, perusahaan asuransi, pemerintah, dll.) selama lima tahun terakhir atau lebih. Saya telah bekerja dengan perusahaan seperti itu dan membantu beberapa dari mereka untuk menghindari membuat kesalahan terburuk. Kebanyakan dari EA berujung gagal. Saya tebak lebih dari 90% tidak pernah benar-benar menghasilkan sesuatu yang berguna.”

  2. Sebuah penelitian pada tahun 2008 yang dilakukan oleh Erasmus University Rotterdam dan perusahaan perangkat lunak, IDS Scheer, menyimpulkan bahwa dua pertiga dari proyek EA gagal untuk meningkatkan bisnis dan keselarasan IT.

Kunci utama tentang EA telah menjadi kesulitan dalam mencapai keberhasilan, karena ruang yang terlalu luas dan sering bersifat buram.

Referensi
  • “Enterprise Architecture”. Wikipedia. Diperbarui, 2016.
  • “A Common Perspective on Enterprise Architecture”. The Fedartion of Enterprise Architecture Professional Organizations. Diterbitkan, November 2013.
  • Sembiring, Jaka. 2013. A Decision Model for IT Risk Management on Disaster Recovery Center in an Enterprise Architecture Model. Bandung, Indonesia. School of Engineering and Informatics, Institut Teknologi Bandung.
  • Khayami, Raouf. 2010. Qualitative Characteristic of Enterprise Architecture. Iran. Departement of Computer Engineering, Shiraz Branch, Islamic Azad University Shiraz.
  • Behrouz, Farhangmehr. Fathollah, Mehdi. 2016. A Systematic Approach to Enterprise Architecture Using Design. Iran. Department of Industrial Engineering, Islamic Azad University, Karaj Branch, Alborz.
  • IT-Governance Institute. 2007. _COBIT ver. 4.1. Illionis. IT Governance Institute.
  • Ward, J. Peppard, J. 2002. Strategic Planning for Information Systems. New York. John Wiley & Sons, Inc.
  • CIO Council. 1999. The Federal Enterprise Architecture Framework Ver. 1.1. Chief Information Officer Council.
  • Kaisler, S.H., Armour, F. & Valivullah, M. 2005. Enterprise Architecting: Critical Problems, In Proceedings of the 38th Annual Hawaii International Conference on System Sciences. Hawaii; USA; Washington, DC. IEEE Computer Society Press. 224b - 224b.
  • Technical Report. 2010. The Contribution of Enterprise Architecture to the Achievement of Organizational Goals: Establishing the Enterprise Architecture Benefits Framework. Department of Information and Computing Sciences Utrecht University, Utrecht, The Netherlands.
  • Bert Arnold, Martin Op 't Land and Jan Dietz. 2005. Effects of an architectural approach to the implementation of shared service centers. Regensburg, Germany. Second International Workshop on Enterprise, Applications and Services in the Finance Industry (FinanceCom05).
  • Schekkerman, Jaap. 2009. Trends in Enterprise Architecture 2005: How are Organizations Progressing?.
  • T. Bucher. R. Fischer. S. Kurpjuweit and R. Winter. 2006. Enterprise Architecture Analysis and Application: An Exploratory Study. Hongkong. EDOC Workshop TEAR.
  • Nilsson. 2008. Management of technochange in an interorganizational E-government project. Hawaii. Proceeding of the 41st Annual Hawaii International Conference on System Sciences.
  • FEA Practice Guidance. 2007. Federal Enterprise Architecture Program Management Office OMB.
  • Robert D. Austin. Warren Ritchie. Greggory Garrett. 2005. Volkswagen of America: Managing IT Priorities. Harvard Business Review.
  • Jacobson, Ivar. 2007. Enterprise Architecture Failed Big Way!.
  • S. Roeleven, Sven and J. Broer. 2010. Why Two Third of Enterprise Architecture Projects Fail. Aris Expert Paper.