Apa keunggulan singkong sebagai bahan pangan?

Singkong adalah umbi-umbian yang menjadi camilan pengganti nasi. Di Indonesia, singkong dibuat menjadi tepung, keripik, dan tape. Selain itu, singkong dipakai sebagai pakan ternak dan bahan baku industri.

Singkong dikenal sebagai bahan baku pembuat tepung tapioka. Selain itu singkong dapat dimasak dan dipanggang karena bebas gluten. Umbi ini bisa dikonsumsi untuk orang yang alergi biji-bijian dan kacang.

Cara memasak singkong sebelumnya dikupas, dipotong, dan dimasak terlebih dahulu. Umbi ini memiliki vitamin mineral, serat dan pati resisten. Jika direbus, akar singkong tetap mempertahankan nutrisi dan menghilangkan senyawa berbahaya bagi tubuh.

Mengutip dari Healthline.com, dalam 3,5 ons (100 gram) singkong rebus mengandung 112 kalori. Ada 98% karbohidrat sementara sisanya sebagian kecil protein dan lemak.

Berikut kandungan nutrisi pada 100 gram singkong rebus:
  • Kalori: 112 kal
  • Karbohidrat: 27 gram
  • Serat: 1 gram
  • Tiamin: 20% dari asupan diet yang direkomendasikan atau Recommended Dietary Intake (RDI)
  • Fosfor: 5% dari RDI
  • Kalsium: 2% dari RDI
  • Riboflavin: 2% dari RDI
  • Akar singkong rebus juga mengandung sejumlah kecil zat besi, vitamin C, dan niasin.

Baca Juga

Singkong yang diubah menjadi tepung terigu bisa menggantikan tepung yang mengandung biji-bijian. Tepung singkong bebas gluten, rendah kalori, lemak, dan gula.

Tepung singkong bisa dikonsumsi untuk penderita celiac atau intoleransi gluten. Orang yang alergi gluten akan mengalami diare, sakit perut, perut kembung, badan lemas dan anemia.

Advertising

Advertising

Tepung singkong juga memiliki kandungan air tinggi dan kepadatan kalori rendah, jika dibandingkan tepung jagung, tepung gandum, dan tepung beras.

2. Elastisitas kulit

Singkong mengandung vitamin C yang berperan penting untuk pembentukan kolagen. Mengutip dari Hellosehat.com, kolagen bermanfaat untuk mempertahankan elastisitas kulit.

Tubuh membutuhkan asupan nutrisi dan vitamin C dari makanan. Sehingga singkong bisa memenuhi kebutuhan vitamin C.

3. Menurunkan risiko sindrom metabolik

Sindrom metabolik adalah kombinasi penanda kesehatan yang menunjukkan risiko penyakit diabetes dan jantung. Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar gula darah, kadar kolesterol, dan lingkar pinggang,

Singkong mengandung flavonoid dan serat. Kedua kandungan ini bisa mengurangi perkembangan sindrom metabolik. Singkong rebus bisa menjadi pengganti gandum sebagai makanan pokok untuk menurunkan risiko penyakit ini.

4. Mempercepat penyembuhan luka

Singkong mengandung vitamin C, dengan 42,4 milligram per cangkir. Kandungan ini cukup untuk menyediakan sekitar 50% kebutuhan vitamin C harian orang dewasa. Vitamin C berperan untuk kolagen, komponen struktural dalam jaringan kulit. Kandungan ini bisa mendukung kemampuan tubuh untuk memperbaiki luka di kulit.

5. Mencegah malnutrisi atau kekurangan gizi

Singkong bisa menjadi makanan pokok untuk mengurangi malnutrisi di Afrika. Tanaman ini dapat tumbuh di tanah kering dan wilayah yang sulit ditumbuhi tanaman. Jenis umbi ini bisa menjadi makanan cadangan bahan pokok.

6. Mengurangi tekanan darah

Singkong mengandung potasium tinggi seperti kentang. Singkong memiliki 558 miligram potasium untuk kebutuhan harian 16% hingga 21%. Kandungan lain adalah kalium yang bisa menurunkan tekanan darah dan menyeimbangkan asupan natrium. Anda bisa memilih singkong rebus daripada biji-bijian untuk meningkatkan asupan kalium.

7. Menjaga berat badan

Mengutip dari Verywellfit.com, singkong memiliki kandungan tinggi kalori, serat, dan pati resisten. Kandungan ini bisa meningkatkan bakteri baik di usus. Sebuah penelitian menunjukkan, serat pada sayuran ini dapat mengurangi keinginan untuk mengonsumsi makanan asin, manis, dan tinggi lemak. Serat pada singkong juga menyebabkan perasaan kenyang setelah makan.

Pemanfaatan Singkong untuk Makanan

Di Indonesia singkong dijual dengan harga terjangkau. Beberapa orang memasak singkong dengan berbagai cara seperti fermentasi, direbus, dan dipanggang. Singkong harus dimasak terlebih dahulu untuk dimakan.

Para ilmuwan juga melakukan eksperimen, yaitu pengganti sirup jagung fruktosa tinggi menggunakan singkong. Mengutip dari laman Medicalnewstoday.com, peneliti melakukan percobaan dari bahan singkong untuk sumber alkohol seperti polistirena, polivinil klorida, dan produk industri lain.

Singkong mentah mengandung sianida yang berbahaya bagi tubuh jika dimakan langsung. Berikut ragam olahan singkong:

  • Roti dari bahan tepung singkong
  • Tepung terigu
  • Singkong tumbuk
  • Keripik singkong
  • Roti singkong rendam santan
  • Kue singkong
  • Singkong saus kelapa
  • Produk tepung bebas gluten
  • Pakan binatang
  • Membuat obat
  • Manufaktur kain, kertas, dan bahan bangunan, seperti kayu lapis
  • Membuat bioetanol untuk bahan bakar

Baca Juga

Singkong kaya manfaat dan nutrisi untuk tubuh. Tetapi, jenis umbi ini juga berbahaya bagi tubuh, berikut bahaya singkong:

1. Alergi

Sebuah penelitian menunjukkan beberapa orang alergi terhadap singkong. Jika makan singkong, orang yang alergi akan mengalami gatal-gatal, bengkak, muntah, atau kesulitan bernapas. Jika mengalami gejala tersebut sebaiknya berhenti mengonsumsi singkong.

2. Tidak boleh dimakan mentah

Tepung singkong yang sudah diolah memang tidak berbahaya. Namun, umbi singkong tidak boleh dimakan mentah. Itu karena, singkong mentah mengandung glikosida sianogenik, yang bisa berubah menjadi sianida dalam tubuh.

Mengutip dari Alodokter.com, singkong dapat menyerap zat kimia berbahaya dari tanah seperti arsenik dan kadmium. Zat tersebut dapat meningkatkan risiko kanker dalam tubuh.

Sementara itu, kandungan sianida dalam tubuh dapat menyebabkan sesak napas, kejang, mual, muntah, sampai hilang kesadaran.

3. Dampak konsumsi singkong mentah

Singkong mentah mengandung sianida alami yang beracun bagi tubuh. Melansir dari laman Medicalnewstoday.com, sianida aktif ini berdampak pada anak-anak dan orang dewasa. Berikut dampak konsumsi sianida dalam singkong mentah:

  • Kaki lumpuh pada anak
  • Kadar yodium rendah
  • Peningkatan risiko gondok
  • Neuropati ataksik tropis, kondisi yang dialami orang dewasa atau lansia, yang menyebabkan hilangnya perasaan di tangan, penglihatan buruk, kelemahan, masalah berjalan, dan sensasi di kaki
  • Keracunan 
  • Singkong juga mengandung polutan seperti elemen logam, pestisida, dan herbisida jika tidak dibersihkan dengan baik.

Cara Memasak Singkong

Singkong mengandung kurang dari 50 miligram (mg) sianida berdasarkan berat dan jenis pahit memiliki 400 mg per kilogram. Cara menghilangkan sianida yaitu:

1. Singkong dikupas dari kulitnya, digosok atau disikat bersih supaya bakteri bisa hilang. Kemudian dipotong kecil-kecil2. Potongan singkong direndam dalam air3. Supaya tidak rusak, singkong bisa disimpan di tempat dingin dan gelap

4. Singkong bisa diolah seperti dibuat tepung, difermentasi, direbus, atau digoreng

SariAgri - Hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah tidak asing dengan ubi kayu atau singkong. Di beberapa daerah, singkong dijadikan makanan pokok pengganti nasi. Selain kripik, singkong juga bisa diolah menjadi tepung tapioka dan lain-lain.

"Kalau di industri pangan, pertama biasanya dijadikan tapioka kemudian ada ampasnya. Cara lain, ampasnya untuk pakan ternak," ujar Guru Besar Fakultas pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Edi Santoso kepada SariAgri.id.

Tapioka adalah tepung pati yang diekstrak dari umbi singkong. Sifatnya serupa dengan tepung sagu, sehingga penggunaan keduanya dapat dipertukarkan.

Limbah industri pengolahan singkong yang sering disebut dengan onggok dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Untuk menghasilkan pakan ternak bergizi tinggi, onggok harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Selain onggok, singkong yang sudah dibuat menjadi gaplek (singkong kering) juga dapat digunakan untuk pakan ternak.

Selain itu, lanjut Edi, singkong juga banyak dimanfaatkan untuk membuat gula cair atau sorbitol. Namun, untuk membuat olahan ini, perlu produksi non tradisional.

"Singkong juga bisa untuk produksi non tradisional, menjadi sorbitol atau sirup gula dari singkong," jelasnya.

Industri gula cair berbasis singkong menghasilkan produk berkualitas yang bisa menggantikan penggunaan gula pasir, tidak hanya pada konsumen rumahan tetapi juga industri makanan atau minuman. Salah satu Kelebihan gula cair, tidak mengkristal sehingga menghemat waktu karena penggunaannya tidak perlu dilarutkan terlebih dahulu.

Singkong juga bisa dimanfaatkan untuk bahan dasar bioetanol yaitu etanol dari bahan baku nabati yang merupakan cairan hasil proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat dengan menngunakan bantuan sumber mikroorganisme. Ampas singkong merupakan bahan baku terbaik untuk bahan bakar nabati dan sebagai sumber energi listrik. (Istihanah Soejoethi)

UMUM | 12 Aug 2021 04:53:22 PM

Apa keunggulan singkong sebagai bahan pangan?

Jatim Newsroom- Selama ini singkong dianggap sebagai makanan inperior di kalangan masyarakat. Mirisnya, masyarakat yang mengonsumsi singkong dianggap sebagai kaum miskin. Padahal jika melihat potensi singkong sebagai sumber karbohidrat subsitusi nasi sangat besar.

“Singkong memiliki keungulan dibandingkan beras,” kata Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Panga, Badan Ketahan Pangan, Kementerian Pertanian saat Webinar  Makan Singkong bikin Sehat, Kamis (12/8).

Sayangnya selama ini menurut Yasid, konsumsi singkong masih sebatas camilan dan makanan selingan. Karena itu, program diversifikasi pangan sangat penting untuk menunjang pangan yang B2SA (Bergizi, Berimbang, Sehat dan Aman). “Perlu edukasi, sosialisasi dan kampanye mengubah dari nasi menjadi singkong,” ujarnya.

Pemerintah kata Yasid, menargetkan  peningkatan konsumsi singkong tahun 2021 sebanyak 12,4 kg/kap/tahun dan tahun 2022 menjadi 14,3 kg/kap/tahun. Sedangkan realisasi tahun 2020 baru sebesar 8,59 kg/kap/tahun. Di sisi lain, konsumsi beras penduduk Indonesia tahun 2024 turun menjadi 23,8 juta ton atau berkurang 1,2 juta ton dibanding tahun 2020.

“Kita ingin meningkat singkong sebagai substitusi nasi dari beras hingga tiga kali lipat. Perlu inovasi olahan pangan pokok yang praktis, rasa diterima, menyehatkan, kekinian, ada nilai sosial,” ujarnya.

Dari sisi kandungan gizi Yasid yakin singkong bisa menjadi mensubstitusi nasi. Sebab, singkong memiliki banyak manfaat fungsional. Kandungan indeks glikemik singkong jauh lebih rendah dibandingkan kentang dan nasi. Singkong juga kaya serat.

Kesalahan edukasi

Sementara itu Guru Besar Universitas Jember, Achmad Subagio menilai, selama ini ada kesalahan dalam edukasi pangan terhadap masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat cenderung mengonsumsi nasi. Bukan hanya faktor harga, tadi telah ada kesan nasi lebih enak dan gaya hidup.

“Jadi ini persoalan persepsi. Kita perlu mengubah persepsi secara nasional terhadap pangan kita. Kalau tidak dilakukan sacara struktur dan sistematik, kita sulit. Ini yang melakukan harus pemerintah,” katanya.

Subagio yang dikenal sebagai profosser singkong ini juga melihat banyak kelebihan dari singkong. Karena gluten free, sehingga singkong baik untuk pangan masyarakat yang autis dan anti alergi. Singkong juga kaya serat yang baik untuk konsumsi masyarakat yang berpenyakit gula.

Pemanfaatan singkong sebagai bahan baku industri juga cukup banyak. Misalnya, untuk industri kertas dan plywood sebagai bahan perekat. Singkong juga banyak digunakan industri tekstil dan bahan pemanis pengganti gula. “Selama ini kita terlenakan. Kita tidak konsetrasi mengembangkan industri berbahan baku singkong, sehingga industri banyak mengimpor singkong (tepung),” tuturnya.

Singkong menurut Subagio ada dalam lini kehidupan masyarakat Indonesia. Sayangnya bangsa Indonesia tidak sadar hal itu. Dengan produksi singkong mencapai 20 juta ton/tahun, kebutuhan untuk pangan hingga kini masih sangat sedikit. Paling besar untuk pakan, agrokimia dan kelompok lain seperti MSG dan makanan olahan. “Persoalan sekarang adalah bagaimana kita mengedukasi masyarakat. Selama ini kita ngga concern ke arah tersebut,” tegasnya.

Karena itu untuk mendorong nilai  perlu lebih dikembangkan penyediaan pangan berbahan baku ubi kayu melalui pemberdayaan UMKM pangan lokal. Khususnya, meningkatkan ketersediaanubi kayu dan olahannya sebagai substitusi pangan pokok. “Kita perlu mereposisi pangan singkong menjadi pangan yang prestise,” katanya.

Kini di tengah tekanan konsumsi beras yang cukup tinggi, beberapa UMKM mulai menggeliat membangun produk pangan berbahan baku singkong. Sebut saja Hardadi, pelaku usaha Singkong Keju D-9 dari Salatiga. Sementara kalangan milenial pun tak ketinggalan menekuni dunia singkong yakni Riza Azyumaridha Azra dengan brand Rumah Mocaf. (jal)