Informasi yang digunakan untuk memperkuat keputusan

Peranan Sistem Informasi merupakan alat bantu untuk mempermudah manajemen dalam menentukan pengambilan suatu keputusan, namun tidak menggantikannya. Karena manajemen perusahaanlah yang menentukan hasil akhir dari sebuah keputusan. Decision Support System (DSS) adalah untuk membantu manajer dalam meningkatkan kinerjanya dalam pengambilan keputusan. Sebuah perusahaan/organisasi tetaplah harus memilih orang-orang yang terbaik untuk duduk di perusahaannya guna memutuskan yang terbaik bagi setiap penentuan kebijakanya.
Kata kunci: Sistem informasi, Keputusan, DSS, Organisasi.

Handoko Hani T, (1986), Manajemen edisi 2, Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.

Hasan, M. Iqbal, (2002), Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan plikasinyan, Ghalia Indonesia, Bogor

http://d_ikasari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10105/konsep+pengambilan+keputusan.doc.

http://irepuspa.staff.jak-stik.ac.id/files/sistem-penunjang-keputusan.ppt

Suprihanta John, (1988), Manajemen Umum Sebuah Pengantar, Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.

DOI: https://doi.org/10.53845/infokam.v10i2.69

  • There are currently no refbacks.


Page 2

Peranan Sistem Informasi merupakan alat bantu untuk mempermudah manajemen dalam menentukan pengambilan suatu keputusan, namun tidak menggantikannya. Karena manajemen perusahaanlah yang menentukan hasil akhir dari sebuah keputusan. Decision Support System (DSS) adalah untuk membantu manajer dalam meningkatkan kinerjanya dalam pengambilan keputusan. Sebuah perusahaan/organisasi tetaplah harus memilih orang-orang yang terbaik untuk duduk di perusahaannya guna memutuskan yang terbaik bagi setiap penentuan kebijakanya.
Kata kunci: Sistem informasi, Keputusan, DSS, Organisasi.

Handoko Hani T, (1986), Manajemen edisi 2, Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.

Hasan, M. Iqbal, (2002), Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan plikasinyan, Ghalia Indonesia, Bogor

http://d_ikasari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10105/konsep+pengambilan+keputusan.doc.

http://irepuspa.staff.jak-stik.ac.id/files/sistem-penunjang-keputusan.ppt

Suprihanta John, (1988), Manajemen Umum Sebuah Pengantar, Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.

DOI: https://doi.org/10.53845/infokam.v10i2.69

  • There are currently no refbacks.


Page 3

Accounting Information System (AIS) yang dirancang dengan baik dapat menambah nilai bagi organisasinya, antara lain:

  1. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya atas barang dan jasa.

AIS dapat membantu memonitor mesin, sehingga operator akan diberitahu segera mungkin ketika kinerja berada diluar batas kualitas yang dapat diterima. Hal ini membantu menjaga kualitas produk, mengurangi pemborosan, dan menurunkan biaya.

Informasi yang disajikan tepat waktu membuat pendekatan produksi just in time (JIT) menjadi lebih memungkinkan, karena pendekatan ini membutuhkan informasi yang konstan, akurat, informasi yang up to date mengenai bahan mentah dan lokasinya.

  1. Berbagi ilmu pengetahuan.

Berbagi ilmu pengetahuan dan keahlian dapat meningkatkan operasi dan meningkatkan keunggulan bersaing. Sebagai contoh, kantor konsultan publik menggunakan sistem informasi untuk berbagi pengalamannya dan mendukung komunikasi antara kantor. Karyawan dapat mencari database perusahaan untuk mengidentifikasi ahli untuk memberikan bantuan terkait klien, dengan demikian kantor konsultan publik internasional dapat dijangkau oleh klien local.

  1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari rantai suplai.

memungkinkan pelanggan secara langsung mengakses dan menginput order penjualan yang dapat mengurangi biaya penjualan dan marketing, sehingga dapat meningkatkan rate retensi pelanggan.

  1. Meningkatkan struktur pengendalian internal.

AIS dengan struktur pengendalian internal yang tepat dalam membantu melindungi sistem dari kecurangan, kesalahan, kegagalan sistem dan bencana.

  1. Meningkatkan proses pengambilan keputusan.

Peningkatan pengambilan keputusan adalah sesuatu yang sangat penting.

AIS dapat membantu memperbaiki keputusan dalam beberapa cara:

  1. Mengidentifikasi situasi yang membutuhkan tindakan manajemen. Sebagai contoh laporan biaya dengan penyimpangan yang besar bisa menstimulasi manajemen untuk melakukan investigasi dan, jika diperlukan melakukan tindakan perbaikan.
  2. Mengurangi ketidakpastian dan menyediakan dasar dalam memilih beberapa alternatif.
  3. Menyimpan informasi tentang hasil dari keputusan sebelumnya menyediakan feedback (umpan balik) yang bernilai yang bisa digunakan untuk meningkatkan keputusan yang akan datang. Contoh, jika perusahaan telah mencoba berbagai strategi pemasaran dan informasi yang diperoleh mengindikasi bahwa strategi tersebut gagal, maka akan mencoba strategi pemasaran yang lain.
  4. Meningkatkan proses pengambilan keputusan dengan menyediakan informasi yang akurat pada waktu yang tepat. Sebagai contoh, Walmart memiliki database yang jumlahnya sangat besar yang terdiri dari informasi terkait penjualan dari masing-masing tokonya. Walmart menggunakan informasi untuk mengoptimalkan jumlah setiap produk pada setiap toko.
  5. Menganalisis data penjualan untuk mengungkapkan item yang dibeli bersamaan.

HHM

Referensi:

Romney and Steinbart. 2015. Accounting information System, 13th ed. Pearson Education Inc.

Setiap orang memiliki caranya masing-masing ketika akan mengambil sebuah keputusan. Hal tersebut berkaitan dengan kepribadian, pengalaman, dan lingkungan dimana ia tinggal. Namun, agar pengambilan keputusan tidak dilakukan tanpa adanya pertimbangan atau justru malah semakin membuat kita bingung, berikut ini akan digambarkan proses pengambilan keputusan secara umum :

1. Mendefinisikan permasalahan. Pendefinisan masalah ini diawali dengan menyadari permasalahan yang sedang kita hadapi dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Dalam proses ini kita sebaiknya melihat permasalahan tidak hanya dari satu sudut pandang saja sehingga bisa melihat permasalahan secara utuh. Tetap berpikir dan tidak merasa puas dengan jawaban yang cepat dan mudah.

Berikan sebanyak mungkin waktu, namun efektif, untuk memikirkan permasalahan kita. Jika kita sudah memiliki sedikit gambaran mengenai keputusan yang akan kita ambil, coba pikirkan apakah pilihan kita akan menyenangkan dan membawa keuntungan atau tidak. Namun terkadang, kita juga dihadapkan pada pengambilan keputusan yang membutuhkan waktu cepat. Untuk kondisi seperti ini, kita tetap dituntut untuk dapat menggunakan logika kita.

2. Mengevaluasi kembali situasi Coba kita tanyakan pada diri sendiri apakah kita memang harus melakukan sesuatu untuk keluar dari permasalah ataukah permasalahan akan terselesaikan dengan sendirinya. Terkadang untuk permasalahan tertentu, jawabannya adalah dengan tidak melakukan sesuatu. Tidak melakukan bukan berarti tidak terjadi proses pengambilan keputusan.

Kita bisa mengamati situasi dengan melihat ”apa yang terjadi” dan ”apa yang akan atau seharusnya terjadi” untuk mengetahui perbedaan diantara keduanya. Kedua hal ini sebaiknya dilihat secara spesifik dan objektif.

3. Mengumpulkan informasi Gunakan waktu untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai permasalahan kita. Informasi ini bisa didapatkan dari media (buku, internet, dan sebagainya), perbincangan dengan orang lain (guru, keluarga, teman), atau justru dari permasalahannya itu sendiri. Kemudian tanyakan pada diri sendiri : apa yang kita inginkan dengan mengambil keputusan ini? Tujuan apa yang ingin kita dapatkan?

Kembalikan lagi pada tujuan besar kita dengan mempertimbangkan resiko atau konsekuensi-konsekuensi dan nilai-nilai yang kita anut. Misalnya jika tujuan kita adalah menjadi dokter, pilihannya adalah kuliah di fakultas kedokteran dan sebelumnya harus mengambil jurusan IPA. Konsekuensinya, kita harus lebih fokus pada pelajaran-pelajaran IPA dibandingkan pelajaran yang lain. Ketika kita dihadapi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan tujuan kita tersebut, kita akan mengambil keputusan yang akan membawa kita akan lebih dekat lagi dengan tujuan yang ingin kita capai.

4. Memikirkan alternatif
Langkah pertama adalah membuka pikiran kita seluas mungkin. Tuliskan segala kemungkinan yang melintas di kepala kita. Pada awal proses ini kita sebaiknya tidak menilai terlebih dahulu apakah kemungkinan itu beralasan atau tidak, benar atau salah, baik atau buruk. Setelah semuanya tertulis, bandingkan dengan informasi yang kita dapatkan sebelumnya, termasuk segala masukan dari orang lain dan nilai-nilai yang kita anut.

5. Menetapkan pilihan Langkah selanjutnya adalah mulai membayangkan konsekuensi-konsekuensi yang mungkin akan muncul pada setiap alternatif pillihan. Tanyakan pada diri sendiri: Apa yang akan terjadi jika…….? Pilihan yang diambil sebaiknya praktis, jangan sampai keputusan yang diambil justru lebih menyulitkan kita dibandingkan masalahnya itu sendiri. Kita juga tidak usah takut untuk menggabungkan beberapa alternatif pilihan, jika memang diperlukan dan tidak saling berbentrokan.

Alternatif yang kita ambil adalah alternatif yang menurut kita paling baik. Sekali lagi, alternatif ini sebaiknya disesuaikan dengan nilai-nilai, tujuan, kemampuan, dan modal yang kita miliki.

6. Melakukan aksi
Ini saatnya kita melaksanakan keputusan yang kita ambil. Jangan terlalu puas dulu karena kita sudah berhasil mengambil keputusan. Keputusan yang baik tidak ada artinya sebelum bertemu dengan dampak yang ditimbulkan dari pengambilan keputusan tersebut. Alangkah lebih baik jika kita memberitahu orang lain yang berkaitan dengan keputusan yang kita ambil. Selain kita mendapatkan dukungan dari orang-orang tersebut, kita juga dapat menghindari terjadinya konflik yang mungkin akan terjadi karena keputusan yang kita ambil. Masukan-masukan yang didapat dari orang lain dapat kita gunakan untuk mengelola situasi setelah pengambilan keputusan.

Setelah kita mengambil keputusan, kita bisa melihat perubahan-perubahan apa saja yang kita rasakan, sehingga kita bisa melakukan penyesuaian dengan perubahan tersebut. Hal ini juga untuk memastikan bahwa keputusan yang kita ambil tidak membawa permasalahan baru. Kita juga dituntut untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah kita buat. Kemudian kita bisa melihat kembali hasil dari keputusan itu, apakah sudah efektif atau belum, sehingga kita bisa membuat rencana baru atau kita bisa menggunakannya sebagai bekal ketika menghadapi permasalahan lain.

Sekali kita membuat keputusan, kita mungkin akan menghadapi tantangan dan tekanan yang berbeda yang menghalangi keputusan kita dapat berjalan sesuai dengan rencana kita. Misalnya, akan ada orang yang tidak setuju dengan keputusan kita. Untuk menghadapi hal ini, dibutuhkan komitmen dari dalam diri kita untuk tetap melanjutkan keputusan kita.