Hukum Permintaan menjelaskan bahwa hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta adalah

Manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari tak bisa dilepaskan dari aktivitas ekonomi. Setiap hari bahkan setiap saat akan selalu ada kebutuhan yang harus dipenuhi. Adanya kebutuhan inilah memunculkan permintaan terhadap suatu barang dan jasa. Di sisi lain, tentu ada penawaran guna memenuhi permintaan tersebut.

Aktivitas ekonomi tampak begitu sederhana. Ketika butuh akan suatu barang atau jasa, setiap orang tinggal membelinya karena telah tersedia di pasaran. Namun jika diselisik lebih dalam, aktivitas ekonomi cukup kompleks. Dimulai dari adanya permintaan akan suatu barang atau jasa, maka timbul penawaran dari banyak produsen yang menjadikan barang dan jasa bervariatif, sehingga menciptakan pasar. Permintaan sendiri memiliki kaidah yang menjadikannya sebagai hukum yang mencerminkan hubungan antara harga dan jumlah barang atau jasa.

Definisi hukum permintaan

Dalam konteks ekonomi, permintaan merupakan sejumlah barang atau jasa yang dibeli atau diminta pada suatu tingkat harga dan waktu tertentu. Permintaan merepresentasikan kebutuhan atau keinginan konsumen akan barang dan jasa yang ingin dipenuhi.

Lantas, apa yang dimaksudkan dengan hukum permintaan? Hukum permintaan adalah suatu kaidah yang menjelaskan tentang hubungan negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang atau jasa yang diminta. Jika harga naik, maka jumlah barang atau jasa yang diminta akan turun. Demikian pula sebaliknya, jika harga turun, maka permintaan terhadap jumlah barang atau jasa akan meningkat. Itulah bunyi dari hukum permintaan yang berlaku asumsi cateris paribus, yang artinya hukum tersebut berlaku apabila faktor-faktor selain harga tidak mengalami perubahan atau dalam keadaan tetap. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya cateris paribus, yaitu:

  1. Jumlah produsen atau penjual tetap.
  2. Penjual tidak memerlukan harga tunai.
  3. Penjual tidak khawatir jika suatu saat harga mengalami kenaikan.
  4. Teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa tetap.

Sebagaimana telah menjadi ketetapan dalam hukum permintaan, tingkat harga suatu barang atau jasa akan mempengaruhi tingkat permintaan konsumen terhadap barang atau jasa tersebut. Ketika harga naik, maka konsumen enggan untuk melakukan pembelian, sehingga permintaan terhadap barang atau jasa turun. Konsumen cenderung lebih memilih untuk mencari barang atau jasa substitusi atau pengganti yang harganya lebih murah.

Hukum permintaan tidak akan berlaku apabila faktor selain harga mengalami perubahan. Sebagai contoh ketika menjelang hari raya keagamaan, harga barang-barang komoditas dan harga baju cenderung meningkat. Meski demikian, permintaan akan barang-barang komoditas dan baju tetap saja tinggi. Hal ini memang barang-barang tersebut dibutuhkan oleh konsumen. Demikian pula untuk paket data internet, meski harganya cenderung naik, tetapi permintaannya tetap tinggi sebab dibutuhkan oleh konsumen.

Jenis-jenis permintaan

Secara garis besar, permintaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni permintaan berdasarkan daya beli dan jumlah pelaku transaksi.

1. Permintaan berdasarkan daya beli

Jenis permintaan berdasarkan daya beli terdiri dari tiga, yaitu:

  • Permintaan efektif adalah jenis permintaan atas barang atau jasa yang disertai dengan daya beli konsumen. Situasi yang timbul dalam jenis permintaan ini, konsumen membutuhkan barang atau jasa dan memiliki daya beli atau kemampuan finansial untuk membayar harga barang atau jasa tersebut. Contohnya, Si A ingin membeli sebuah baju baru dan pada saat itu pula Si A memiliki uang untuk membeli barang yang diinginkannya tersebut.
  • Permintaan absolut adalah jenis permintaan atas barang atau jasa yang tidak disertai dengan daya beli konsumen. Artinya, meskipun butuh tetapi konsumen tidak memiliki kemampuan finansial untuk membeli atau membayar harga dari barang yang dibutuhkan atau diinginkan. Contohnya, Si B ingin membeli sebuah gelang emas, tetapi uang yang dimilikinya tak cukup, sehingga keinginan Si B untuk membeli gelas emas belum bisa dipenuhi.
  • Permintaan potensial adalah jenis permintaan atas barang atau jasa yang disertai dengan daya beli konsumen, tetapi di sisi lain konsumen masih mempertimbangkan untuk membeli barang atau jasa tersebut atau tidak. Contohnya, Si C memiliki uang yang cukup untuk membeli sebuah laptop seri terbaru, namun Si C belum berkeinginan untuk membeli laptop tersebut.

2. Permintaan berdasarkan jumlah pelaku transaksi

Ditinjau dari jumlah pelaku transaksi, jenis permintaan dibedakan menjadi dua, yaitu:

  • Permintaan individu adalah jenis permintaan terhadap barang atau jasa yang dibutuhkan seseorang guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Contohnya, pembelian barang-barang sembako oleh seorang ibu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
  • Permintaan kelompok disebut juga permintaan kolektif atau permintaan pasar adalah jenis permintaan terhadap barang atau jasa yang dibutuhkan oleh sekelompok orang atau masyarakat secara bersamaan. Contohnya, Si A dan Si B dalam waktu bersamaan membutuhkan daging sapi untuk acara keluarga besarnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan

Permintaan konsumen akan barang atau jasa tak serta-merta muncul dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.

  • Harga barang kebutuhan. Faktor ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat permintaan suatu barang atau jasa. Masyarakat umumnya cenderung memilih barang atau jasa yang harganya murah. Jika harga barang kebutuhan mengalami kenaikan, maka tingkat permintaan konsumen terhadap barang tersebut akan turun. Harga barang demikian penting bagi konsumen, bahkan tak jarang konsumen cenderung memilih harga murah dibandingkan kualitas barang.
  • Harga barang substitusi. Jika harga barang substitusi atau pengganti turun, maka konsumen akan beralih ke barang substitusi sehingga permintaan terhadap barang atau jasa kebutuhan akan turun. Sebaliknya, apabila harga barang substitusi naik, maka konsumen akan tetap memilih untuk membeli barang kebutuhan semula. Contohnya, jika harga daging sapi naik, maka konsumen akan beralih ke daging ayam yang harganya lebih murah.
  • Harga barang komplementer. Faktor ini juga mempengaruhi permintaan suatu barang atau jasa. Apabila harga barang komplementer (pelengkap) mahal, maka tingkat permintaan terhadap barang utama menurun. Contohnya, jika harga bensin naik, maka permintaan konsumen akan sepeda motor atau mobil menurun.
  • Tingkat pendapatan atau daya beli konsumen. Tingkat pendapatan mencerminkan daya beli konsumen. Sebab itu, faktor ini mempengaruhi tingkat permintaan terhadap suatu barang atau jasa. Jika tingkat pendapatan konsumen tinggi, artinya daya beli konsumen juga tinggi sehingga permintaan terhadap barang atau jasa akan semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya.
  • Selera konsumen. Faktor ini berkaitan dengan keinginan yang timbul dalam diri konsumen. Apabila selera konsumen terhadap suatu barang atau jasa meningkat, maka permintaan akan barang atau jasa tersebut juga akan mengalami peningkatan.
  • Intensitas kebutuhan konsumen. Semakin tinggi intensitas kebutuhan konsumen, maka semakin tinggi pula permintaan terhadap barang atau jasa yang dibutuhkan. Sebaliknya, jika kebutuhan akan barang atau jasa tidak mendesak artinya intensitasnya rendah, maka permintaan terhadap barang atau jasa tersebut juga rendah.
  • Jumlah penduduk. Faktor ini jelas berpengaruh terhadap permintaan. Jumlah penduduk yang bertambah akan mempengaruhi jumlah barang atau jasa yang diminta semakin bertambah pula. Sementara, apabila jumlah penduduk mengalami penurunan, maka permintaan terhadap jumlah barang atau jasa juga akan menurun.
  • Prediksi harga barang di masa depan. Faktor ini muncul sebab adanya kekhawatiran akan adanya perubahan harga di masa mendatang. Ketika konsumen memprediksi harga suatu barang atau jasa akan mengalami kenaikan, maka mereka akan melakukan pembelian dalam jumlah barang, sehingga tingkat permintaan terhadap barang tersebut naik. Sebaliknya, apabila konsumen memprediksi harga barang kebutuhan akan turun, maka mereka melakukan sedikit pembelian. Akibatnya tingkat permintaan terhadap barang tersebut menurun.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang apa itu hukum permintaan, semoga bermanfaat bagi Anda semua.

tim | CNN Indonesia

Jumat, 21 Jan 2022 12:06 WIB

Hukum Permintaan menjelaskan bahwa hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta adalah

Permintaan dan penawaran merupakan salah satu hukum dasar yang digunakan dalam ilmu ekonomi. (Ilustrasi Foto: iStockphoto/time99lek)

Jakarta, CNN Indonesia --

Permintaan dan penawaran merupakan salah satu hukum dasar yang digunakan dalam ilmu ekonomi. Hukum permintaan dan penawaran bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara harga dan ketersediaan suatu barang atau jasa.

Baik permintaan (demand) maupun penawaran (supply) bersifat saling berlawanan. Hal ini nantinya yang akan memengaruhi harga barang atau jasa sesuai dengan pasar. Kondisi tersebut digambarkan ke dalam kurva permintaan dan penawaran.

Pengertian dan Bunyi Hukum Permintaan dan Penawaran

Hukum Permintaan menjelaskan bahwa hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta adalah
Bunyi hukum permintaan dan penawaran (Ilustrasi Foto: iStock/rudi_suardi)

Hukum permintaan sangat berhubungan dengan jumlah permintaan dan harga barang. Terdapat beragam faktor yang menentukan permintaan, antara lain harga barang itu sendiri, harga barang pengganti, selera masyarakat, pendapatan, dan sebagainya.

Hukum permintaan berlaku ketika suatu harga barang atau jasa turun, maka jumlah permintaan akan naik. Sebaliknya, ketika harga barang yang diminta naik, maka permintaan akan turun.

Dengan demikian, bunyi hukum permintaan dapat disimpulkan sebagai berikut:

Permintaan meningkat ketika harga suatu produk rendah, maka jumlah produk yang diminta akan bertambah. Permintaan menurun ketika harga suatu produk naik, maka jumlah produk yang diminta akan menurun.

Di sisi lain, hukum penawaran berkebalikan dengan hukum permintaan. Hubungan antara harga dan jumlah ini disebut sebagai hukum penawaran.

Hukum penawaran berlaku saat harga barang meningkat maka akan mendorong meningkatnya penawaran suatu barang atau jasa, begitupun sebaliknya.

Faktor yang menentukan terjadinya penawaran di antaranya harga barang itu sendiri, biaya produksi, teknologi yang digunakan, dan harga barang-barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap (ceteris paribus).

Dengan demikian, bunyi hukum penawaran adalah: bila harga sesuatu barang meningkat, maka produsen akan meningkatkan jumlah barang yang dijualnya. Sebaliknya, jika harga turun, produsen cenderung akan mengurangi jumlah barang yang dijual.

Bunyi antara hukum permintaan dengan hukum penawaran memang berbanding terbalik. Meski begitu, kedua hukum tersebut dibutuhkan untuk mencapai keseimbangan harga di pasar.

Faktor yang Memengaruhi Permintaan dan Penawaran

Hukum Permintaan menjelaskan bahwa hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta adalah
Faktor yang memengaruhi naik-turunnya permintaan dan penawaran. (Foto: Safir Makki)

Terdapat faktor-faktor yang dapat memengaruhi naik-turunnya permintaan dan penawaran.

Faktor yang memengaruhi permintaan antara lain perubahan harga produk, preferensi atau selera konsumen, pengganti produk yang tersedia (barang substitusi dan komplementer), serta populasi dan pendapatan penduduk.

Contohnya, ketika terjadi tren atau kenaikan selera konsumen maka akan memicu kenaikan permintaan. Atau, hukum permintaan berlaku saat suatu harga barang sedang mahal, maka orang akan beralih ke barang pengganti yang harganya lebih murah.

Sementara itu, faktor yang memengaruhi penawaran antara lain kapasitas produksi, biaya produksi seperti upah tenaga kerja dan bahan, jumlah produsen atau pesaing bisnis, ketersediaan bahan, ketersediaan fasilitas kredit, hingga rantai pasokan.

Contohnya, ketika harga sebuah barang meningkat, akan selaras dengan penawaran yang diberikan. Hal tersebut disebabkan lantaran adanya permintaan dan peningkatan harga.

Misalnya, pedagang akan menjual barang secara banyak untuk mendapat keuntungan maksimal saat harga barang naik. Sementara jika harga barang turun, pedagang akan mengurangi barangnya karena tidak mendapat keuntungan yang besar.

Keadaan tersebut juga berlaku sebaliknya. Apabila biaya produksi kecil, maka penjualan akan menurun lantaran barang yang diproduksi juga berkurang.

Demikian hukum permintaan dan penawaran yang menjadi dasar bukan hanya dalam dunia perekonomian, tapi untuk semua orang karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

(fef/fef)

Saksikan Video di Bawah Ini: