Hukum melakukan aqiqah adalah sunnah muakkad artinya

Hukum melakukan aqiqah adalah sunnah muakkad artinya

Monday,2 Safar 1444 / 29 August 2022

Thursday, 25 Nov 2021 07:17 WIB

Hukum Aqiqah Bagi Muslim, Sunnah atau Wajib? 

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Para ulama saling berbeda pendapat dalam permasalahan hukum aqiqah. Ada ulama yang menyebut hukumnya sunnah muakadah, ada juga yang bahkan menyebutnya wajib. 

Baca Juga

Imam Rasjidi dalam buku Panduan Kehamilan Muslimah menjabarkan, Sayyid Sabiq menyebut hukum melaksanakan aqiqah adalah sunnah muakadah, walaupun seorang ayah sedang dalam kondisi sulit.  Pendapat tersebut disandarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW, "Seorang anak tergadai dengan aqiqah yang harus disembelih pada hari ketujuh, diberi nama, dan dicukur rambutnya," (HR Tirmidzi). 

Adapun ulama yang mewajibkan penyembelihan aqiqah antara lain Imam Laits, Hasan Basri, dan para kalangan Madzhab Zahiri. Pendapat mereka didasari pada hadis berikut, Nabi bersabda, "Setiap anak (yang lahir) itu digadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan aqiqah baginya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama,". HR Abu Dawud. 

Pendapat yang paling kuat dari dua pendapat tersebut adalah pendapat yang didukung oleh mayoritas ulama. Bahwa ulama mayoritas saling mengatakan hukum aqiqah adalah sunnah muakadah. 

Ulama Zahiriyah berpendapat hukum melaksanakan aqiqah adalah wajib bagi orang yang menanggung nafkah si anak, maksudnya orang tua bayi. Mereka mengambil dasar hukumnya dari hadits Rasul SAW yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi.

Sementara itu, para fukaha (ahli fikih) pengikut Abu Hanifah (Imam Hanafi) berpendapat aqiqah tidak wajib dan tidak pula sunah, melainkan termasuk ibadah tatawwu' (sukarela). Pendapat ini dilandaskan kepada hadis Nabi SAW: Aku tidak suka sembelih-sembelihan (akikah). Akan tetapi, barang siapa dianugerahi seorang anak, lalu dia hendak menyembelih hewan untuk anaknya itu, dia dipersilakan melakukannya (HR al-Baihaki).

Sejumlah riwayat menyebutkan, tradisi aqiqah sebenarnya juga berlangsung pada masa jahiliyah. Mereka melakukan hal itu untuk anaknya yang baru lahir, terutama anak laki-laki. Cara yang mereka lakukan adalah dengan menyembelih kambing, lalu darahnya diambil dilumuri ke kepala sang bayi.

Dahulu kami di masa jahiliyah apabila salah seorang di antara kami mempunyai anak, ia menyembelih kambing dan melumuri kepalanya dengan darah kambing itu. Maka, setelah Allah mendatangkan Islam, kami menyembelih kambing, mencukur (menggundul) kepala si bayi, dan melumurinya dengan minyak wangi. (HR Abu Dawud dari Buraidah).

Brilio.net - Dalam tradisi umat Islam, kelahiran seorang anak biasanya dirayakan dengan acara aqiqahan. Acara aqiqah dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkapkan kebahagian dan memanjatkan syukur kepada Allah SWT.

BACA JUGA :
Syarat, tata cara dan hukum aqiqah untuk anak

Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (5/4) berikut aqiqah menurut syariat Islam.

BACA JUGA :
12 Macam hadits dan pengertiannya dalam ajaran Islam


Page 2

3. 5. Prosesi mencukur rambut pada saat aqiqah.

Mencukur rambut adalah salah satu hal yang terdapat dalam tata cara aqiqah. Rasulullah SAW sangat menganjurkan agar melakukan cukur rambut pada anak yang baru lahir di hari ke-7 nya. Dalam tata cara aqiqah menurut Islam, tidak terdapat hadits yang menjelaskan bagaimana seharusnya mencukur rambut si anak. Namun yang jelas pencukuran harus dilakukan dengan merata.

BACA JUGA :
Syarat, tata cara dan hukum aqiqah untuk anak

Berikut adalah bacaan doa yang harus dilafazkan ketika melakukan penyembelihan terhadap hewan aqiqah:

"Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati muhammadin."

Hukum melakukan aqiqah adalah sunnah muakkad artinya

BACA JUGA :
12 Macam hadits dan pengertiannya dalam ajaran Islam

7. Bacaan doa bagi bayi yang diaqiqahkan.

Berikut ini adalah bacaan doa bagi anak yang sedang diaqiqah:

"U'iidzuka bi kalimaatillaahit tammaati min kulli syaithooni wa haammah. Wa min kulli 'ainin laammah."

Artinya : "Saya perlindungkan engkau, wahai bayi, dengan kalimat Allah yang prima, dari tiap-tiap godaan syaitan, serta tiap-tiap pandangan yang penuh kebencian."

Hadirnya buah hati di dalam keluarga tentu menjadi kebahagiaan tersendiri bagi setiap pasangan yang sudah menikah. Dalam Islam, umumnya mereka akan melakukan acara tasyakuran yang biasa disebut akikah.

Akikah menjadi serangkaian acara yang dilakukan umat Islam untuk menunjukkan rasa syukur atas kehadiran si Kecil ke dunia. Akikah identik dengan ritual pemotongan kambing sebagai bentuk rasa syukur.

Lantas, bagaimana tata cara serta hukum akikah dalam ajaran agama Islam? Melansir dari berbagai sumber, berikut Popmama.com telah merangkumnya untuk Mama dan Papa ketahui.

1. Hukum akikah dalam Islam

Hukum melakukan aqiqah adalah sunnah muakkad artinya
Freepik/Rawpixel.com

Acara penyambutan buah hati dalam agama Islam ini rupanya menjadi ajaran yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW terdahulu. Adapun hukum akikah dibedakan menjadi dua, yaitu hukum wajib dan sunah.

Pembagian hukum akikah ini didasari dari dalil dan tafsir yang sudah dilakukan oleh para ulama. Di mana secara wajib sudahdijelaskan dalam hadis riwayat Ahmad yang berbunyi:

“Anak-anak itu tergadai (tertahan) dengan akikahnya, disembelih hewan untuknya pada hari ketujuh, dicukur kepalanya dan diberi nama.” (HR Ahmad).

Dalam hadis tersebut, para ulama menafsirkan bahwa seorang anaktidak dapat memberi manfaat pada orangtuanya jika ia belum diakikah. Namun, pendapat ini pun masih mendapat penolakan dari banyak ulama yang menyebutkan bahwa akikah hukumnya sunah.

Selanjutnya jika melihat secara hukum sunah, akikah termasuk ke dalam sunah muakkad atau sunah yang harus diutamakan. Maksudnya adalah, jika orangtua muslim mampu melaksanakan akikah untuk anaknya, maka dianjurkan untuk melakukannya saat anak masih bayi. Namun, bagi orangtua yang kurang mampu dalam finansial, maka pelaksanaan akikah dapat ditiadakan.

2. Waktu pelaksanaan akikah

Hukum melakukan aqiqah adalah sunnah muakkad artinya
Pixabay/bahrilspd

Dijelaskan dari Samurah bin Jundab, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Semua anak tergadaikan dengan akikahnya yang pada hari ketujuhnya disembelihkan hewan (kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya.”

Adapun dari sabda Rasulullah di atas membuat para ulama berpendapat bahwa waktu pelaksanaan akikah dianjurkan tujuh hari setelah kelahiran bayi mama.

Tetapi, jika memang belum memungkinkan dilakukan pada waktu yang sudah dianjurkan, maka pelaksanaan akikah bisa diganti di hari ke-14 atau hari ke-21 setelah lahir.

Selanjutnya bagi orangtua muslim dengan finansial yang kurang mampu, maka tidak diwajibkan menyelenggarakan akikah di waktu tersebut. Ada ulama yang menyebutkan bahwa akikah bisa dilakukan kapan saja jika ada kemampuan.

  1. Alat Penyedot Ingus Bayi Aman Jika Digunakan dengan Cara Ini
  2. Tips Mengolah Kacang Hijau Menjadi MPASI Bayi yang Kaya Gizi
  3. Tak Disangka, Ini 9 Manfaat Minyak Zaitun untuk Bayi

3. Syarat memilih hewan untuk akikah

Hukum melakukan aqiqah adalah sunnah muakkad artinya
Pexels/Nandhu Kumar

Umumya pelaksanaan akikah dilakukan dengan cara menyembelih hewan berupa kambing. Tak sekadar memilih kambing untuk disembelih, tetapi Mama juga harus memerhatikan syarat dalam menentukan hewan untuk akikah.

Pemilihan hewan untuk akikah sejatinya sama dengan syarat yang ditentukan dalam memilih hewan kurban. Di mana kambing yang akan disembelih harus berkualitas, sehat, bebas penyakit, dan tidak cacat. Tambahan lainnya, kambing yang dipilih untuk akikah sebaiknya berusia minimal setengah tahun ya, Ma.

4. Pemberian daging akikah yang sudah disembelih

Hukum melakukan aqiqah adalah sunnah muakkad artinya
Freepik/8photo

Menurut ajaran Islam, tata cara pembagian daging akikah yang sudah disembelih menyerupai dengan penyembelihan hewan kurban, Ma.

Namun yang membedakan adalah hasil daging akikah harus diberikan kepada tetangga dan kerabat dalam bentuk yang sudah matang, tidak boleh diberikan dalam bentuk mentah seperti daging kurban.

Hal ini sebagaimana tertuang dalam hadis Aisyah r.a yang berbunyi:“Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh.”(HR Al-Bayhaqi)

Artinya, Mama dan Papa yang melaksanakan akikah disunahkan untuk mengonsumsi daging akikah. Lalu sepertiga daging lainnya bisa diberikan kepada tetangga, kerabat, atau fakir miskin yang membutuhkan.

5. Bacaan doa bagi bayi yang diakikah

Hukum melakukan aqiqah adalah sunnah muakkad artinya
Freepik/bearfotos

Terakhir yang menjadi hal penting dalam proses akikah adalah pembacaan doa bagi bayi mama yang sedang diakikah. Adapun doa yang diyakini untuk dibacakan pada bayi adalah sebagai berikut:

"U'iidzuka bi kalimaatillaahit tammaati min kulli syaithooni wa haammah. Wa min kulli 'ainin laammah."

Artinya : "Saya perlindungkan engkau, wahai bayi, dengan kalimat Allah yang prima, dari tiap-tiap godaan syaitan, serta tiap-tiap pandangan yang penuh kebencian."

Itu dia tata cara dan hukum akikah dalam ajaran Islam. Semoga informasinya bermanfaat bagi Mama dan Papa yang akan melangsungkan acara akikah untuk si Kecil ya.

Baca juga:

  • 7 Foto Akikah Bayi Artis Tahun 2021 yang Jadi Sorotan, Ada yang Mewah!
  • Doa yang Dibaca Ketika Akikah Bayi sebagai Bentuk Rasa Syukur
  • 5 Ide Dekorasi Tasyakuran Kehamilan Artis