Harga perawatan psa di rsgm ugm berapa ya

Halo.. kembali lagi dengan petualanganku..

Part kali ini aku ingin menceritakan tentang bagaimana alur pemeriksaan sampai diagnosis di RSGM Soedomo UGM. Jadi setelah aku kembali ke Jogja tanggal 22 Juli 2018, esoknya aku langsung datang ke RSGM untuk konsultasi terkait perawatan saluran akar. Bagaimanapun info dari internet tidak bisa dipercaya 100%, jadi harus tanya langsung kepada ahlinya.

Siang itu aku langsung pesan ojek online untuk ke RSGM. Motor belum datang. Mau tak mau opsi yang kupunya hanya jalan atau naik ojek. Teman-teman belum ada yang balik Jogja. Pun doi yang mau nganter tidak ada. Nasib jomblo sampai halal mah gini. Haha~ (abaikan). Setelah sampai di depan FKG, yang mana hanya 5 menit perjalanan dari kos, aku langsung menuju RSGM. Ini pertama kalinya aku ke FKG. Biasanya cuma lewat dan gak pernah mampir. Sebelumnya takut kalau nyasar juga sih, tapi Alhamdulillah ternyata letak RSGM nggak nyempil-nyempil amat dan sudah ada petunjuk arahnya.

Aku langsung tanya ke resepsionis, dan ternyata untuk pasien baru harus daftar dulu. Caranya tinggal isi form yang telah disediakan di loket pendaftaran dan bayar uang 10 ribu. Nantinya akan dapat kartu kecil berwarna biru sebagai kartu pasien. Di kartu tersebut ada nomor rekam medisnya. Ini penampakan kartu punyaku.

Harga perawatan psa di rsgm ugm berapa ya

Setelah daftar kemudian disuruh menunggu di ruang tunggu bagian dalam. Lumayan nyaman tempatnya. Ada sofa panjang dan tv juga. Agak horror sih karena dari situ kedengaran suara mesin dari alat-alat yang dipakai. Duh gimana ya, membuat hatiku cemas lah. Haha~ yah dasarnya aku yang penakut sih.

Nunggu di RSGM memang lumayan lama. Apalagi waktu itu aku datang hari Senin. Wks~ gak tau juga apa korelasinya. Setelah menunggu selama hampir satu jam, kemudian aku dipanggil untuk datang ke ruang bagian kiri. Disitu aku dihadapkan pada bapak yang lumayan agak sepuh. Sayangnya gak sempat melihat papan nama si bapak. Disitu aku menceritakan semua problem dan kegundahan hatiku mengenai si gigi. Aku pura-pura tidak tau tentang prosedur PSA, dan ternyata bapaknya nyaranin untuk dilakukan PSA euy. Bapaknya nggak nyuruh untuk dicabut. Alhamdulillah.. senang hatiku. Walaupun aku udah lega, tapi aku juga tetap bertanya tentang kelemahan PSA ini. Di blog-blog yang aku baca ada beberapa yang gagal soalnya. Kan aku takut. Tapi untunglah menurut si Bapak presentase untuk kegagalan sedikit.

Kemudian aku langsung diarahkan ke ruang 1 unit konservasi gigi, sampingnya ruang tunggu, untuk langsung bertemu dengan Drg. Hernawati. Dokter Herna inilah yang akan merawatku sampai selesai. Beliau sekitaran berusia 30 dan merupakan residen di unit konservasi gigi. Jadi memang untuk PSA sendiri dikategorikan sebagai konservasi gigi, makanya nggak semua dokter gigi bisa menangani. Mungkin juga itulah alasan dokter gigi yang ditempatku merekomendasikan untuk dicabut, karena dia gak paham atau malah gak tau tentang adanya PSA.

Setelah aku menceritakan permasalahan ke dokter Herna, beliau langsung menyuruhku untuk rontgen. Hal ini untuk mengetahui kondisi gigiku yang sebenarnya. Gigi kan seperti gunung es ya, yang terlihat cuma bagian atas padahal bagian bawahnya juga cukup njlimet. Dari rontgen juga dapat diketahui sejauh mana inflamasi berlangsung, sehingga nanti tau sedalam apa penutupan PSA diperlukan. Ohiya.. tempat rontgen berbeda dengan tempat pemeriksaan. Lumayan jauh menurutku, harus melewati hall depan tempat pendaftaran. Kasihan untuk pasien yang sedang dirawat, harus pakai kawat melintasi hall depan. Malu gak tuh (ps: aku pernah merasakan). Nah, untuk biaya rontgen sendiri sekali jepret Rp. 12.000,00. Tempat pembayarannya di dekat situ, bukan di tempat pembayaran biasanya.

Setelah dirontgen, kemudian aku konsultasi lagi. Pertanyaanku sih selain tentang biaya, juga tentang waktu yang diperlukan sampai prosesnya selesai. Waktu untuk perawatan saluran akar memang tidak cepat. Tidak hanya satu pertemuan, namun harus beberapa kali. Butuh kesabaran, kesiapan tenaga, pikiran, dan mental. Haha~ Biasanya sih sekitar 4-5 kali pertemuan. Jadi menurut penjelasan dokter Herna, setelah perawatan saluran akar akan ada penanganan lanjutan yaitu pemasangan pasak dan mahkota (crown). Wahh.. aje gilee.. langsung kemeng diriku..

PSA bertujuan untuk membersihkan kotoran-kotoran atau bakteri di sepanjang saluran akar gigi, kemudian menutupnya agar tidak ada bakteri yang masuk dan menimbulkan peradangan gusi (inflamasi). Setelah saluran akar ditutup, barulah dipasang pasak untuk memperkuat gigi. Setelah pasak dipasang, kemudian mencetak jaket gigi (mahkota). Biasanya gigi yang dirawat akan semakin lemah dan lebih sensitive, sehingga memang perlu penanganan lanjutan agar bisa diselamatkan. Prosedurnya emang ribet sih.

Setelah dijelaskan sedemikian rupa tentang prosedur PSA, barulah kami membahas tentang biaya. Waduhh… senep aku ngeliatnya. Mahalll…. Di RSGM kita bisa memilih untuk dirawat residen atau dokter berpengalaman. Kalau aku sih ngeliat harga yang kek gitu, lebih milih ke residen. Ngelu rek. Kasihan orang tuaku juga. Perbedaan harganya lumayan mencolok sih. Memang awalnya aku takut kalau sama residen bakalan malpraktek. Tapi kufikir gak apalah bismillah. Toh pasti dokter residen juga dapat pengawasan kan. Positif thinking aja pokoknya.

Kurang lebih inilah biaya yang diperlukan untuk prosedur PSA dari awal sampai selesai:

Perawatan Saluran Akar: Rp. 225.000,00

Pasang Pasak: Rp. 350.000,00

Tambal: Rp. 250.000

Mahkota Pahat: Rp. 1.000.000,00 – 1.500.000,00

Biaya tersebut belum termasuk biaya pendaftaran pasien lama sebesar Rp. 3000 setiap kunjungan, biaya rontgen, biaya obat, dsb dsb. Ohiya aku juga dikasih tau bahwa ada opsi selain pasang mahkota (crown) yaitu tambal. Tapi tetap kualitasnya bagusan mahkota sih. Lha wong mahal banget. Bisa beli handphone baru itu. Haha~

Hari itu aku gak bisa langsung perawatan karena gusiku masih bengkak. Jadi dokter Herna memberikan resep untuk menghilangkan bengkaknya dulu baru minggu depan mulai perawatan. Obatnya sendiri, kalua aku tidak salah baca namanya Clinda 300 dan Voltadex, entahlah tulisan dokter tidak pernah terlihat jelas dimataku, yang kuingat nebusnya seharga Rp. 30.000,00. Tempat ambil obat sendiri ada di dekat pintu masuk gedung, sebelah kirinya. Pembayaran berada di loket depan, gabung dengan pendaftaran.

Hari itu total aku mengeluarkan uang Rp. 52.000,00 untuk biaya pendaftaran, rontgen, dan menebus obat. Hm.. lumayan untuk beli buku Tere Liye ‘Ayahku Bukan Pembohong’ sebenarnya. Yasudahlah aku ikhlas, buku bisa dibeli nanti, tapi gigiku yang bolong ini tidak bisa menunggu. Hahahaha~

Sekian dulu ceritaku yaa.. Inshaallah petualanganku selama melakukan PSA akan aku upload setiap satu minggu. Hm.. atau bisa jadi lebih cepat. Lihat saja nanti.. Hehehe.. Terima kasih sudah membaca 😊

YK 181006

Fathannuha

Berapa harga PSA?

Tindakan PSA hanya dapat dilakukan oleh dokter gigi. Pada kasus yang tergolong berat bahkan hanya dapat dilakukan oleh dokter gigi spesialis konservasi. Biaya perawatan saluran akar kisaran 300.000-600.000/saluran/kunjungan dan biasanya diperlukan sebanyak 3x kunjungan hingga selesai.

Berapa Biaya perawatan saluran akar gigi?

Harga perawatan saluran akar gigi ini dimulai dari Rp50 ribu-Rp1 jutaan. Selain biaya estimasi tersebut, dianjurkan juga untuk mempersiapkan dana lebih guna kebutuhan tambahan yang tidak terduga, yaitu sekitar 20-30 persen dari biaya yang diperkirakan.

Berapa kali PSA gigi?

Untuk perawatan gigi ini, pasien umumnya akan datang 3 hingga 4 kali ke dokter gigi. Namun prosedur perawatannya per satu kali kunjungan, tidak lama. Selain itu, pasien memerlukan waktu sekitar 1 hari untuk menghilangkan rasa sakit pada saluran akar gigi setelah dilakukan tindakan perawatan.

Berapa harga perawatan saluran akar gigi di puskesmas?

Biaya perawatan saluran akar gigi Jika tingkat kerusakan akar gigi tidak terlalu parah, Puskesmas umumnya membebankan pasiennya biaya mulai dari Rp250.000 hingga Rp1.200.000.