Guru membimbing kita mendapatkan ilmu dan brainly

SEKILAS INFO

  • 1 minggu yang lalu / informasi Kelulusan cek di  alamat ( skl.sman1madiun.sch.id)
  • 2 minggu yang lalu / Selamat Idul Fitri 1443 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin
  • 7 bulan yang lalu / Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H

Warso (2014) dalam bukunya Proses Pembelajaran & Penilaiannya di SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK mengatakan pada pelaksanaan proses pembelajaran guru mempunyai peran yang sangat penting. Peran/tugas guru dalam proses pembelajaran tersebut meliputi guru sebagai: Sumber belajar; Fasilitator; Pengelola pembelajaran; Demonstrator; Pembimbing; Motivator; dan Penilai. Guru sebagai sumber belajar maka gurulah yang menjadi tempat peserta didik menggali atau mengambil pelajaran. Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaknya guru harus memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa dan guru perlu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran. Guru sebagai fasilitator berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Guru sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman melalui pengelolaan kelas. Sebagai pengelola pembelajaran guru memiliki 4 fungsi umum yaitu : merencanakan tujuan belajar; mengorganisir berbagai sumber belajar; dan memimpin dan mengawasi. Guru sebagai demonstrator yaitu peran untuk mempertunjukkan kepada siswa tentang segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan paham terhadap pesan/informasi belajar yang disampaikan. Guru juga berperan sebagai model atau teladan bagi siswa. Guru sebagai pembimbing yaitu membimbing siswa agar dapat menentukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal mereka, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian tersebut ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Guru sebagai motivator, proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa memiliki motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan potensi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Guru sebagai penilai berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan melakukan penilaian maka guru akan mengetahui atau menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dan juga guru dapat menentukan keberhasilan setiap program-program yang telah direncanakan oleh guru itu sendiri.

C.Kode Etik Seorang Guru

Kode etik merupakan sesuatu yang sangat penting. Sebab, kode etik adalah aturan-aturan untuk bertingkah laku sehingga pada profesi apapun tentu memiliki kode etiknya masing-masing. Apalagi kode etik merupakan salah satu syarat untuk sesuatu pekerjaan dapat dikatakan sebagai profesi. Ada beberapa kriteria yang menjadi standar yang harus dipenuhi sehingga suatu pekerjaan dapat dikatakan sebagai profesi diantara lain: Harus mendapat pengakuan dari pemerintah dan masyarakat Adanya kode etik Mempunyai organisasi profesi yang menaungi Profesi harus diambil sebagai pemenuhan panggilan hidup. Jelas sekali bahwa yang namanya kode etik adalah suatu yang sangat urgent, disamping sebagai syarat guru bisa dikatakan sebagai profesi , kode etik juga yang akan menjadi salah satu panduan bagaimana tingkah laku pelaku profesi tersebut. Kode etik seorang guru yaitu: Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan bertanggung jawab bersama terhadap pendidikan Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dam martabat profesinya Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.Demikian juga bahwa guru bisa dikatakan sebagai guru profesional ketika ia memiliki kompetensi dasar sebagai guru. Kompetensi guru menjadi suatu hal yang sangat penting dalam mengelola pengajaran kepada peserta didik. Adapun kompetensi yang harus dimiliki yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional.

Melihat tugas dan peran guru yang begitu kompleks dengan tugas yang sangat berat yaitu untuk menjadikan anak-anak bangsa menjadi seorang yang memiliki kecerdasan IQ, EQ, dan SQ sehingga bisa menjadi manusia seutuhnya. Dengan begitu maka Implikasinya adalah kemajuan bangsa. Sebuah proses panjang yang tidak bisa langsung dinikmati dengan sekejap mata. Untuk menunjang keberhasilan pencapaian tugas yang berat ini maka perlu bagi semua pihak agar mau berbenah serta mendukung. Tak hanya dari segi guru tetapi semua pihak juga harus ikut berbenah agar dapat menunjang keberhasilan pendidikan Indonesia.

Sabtu, 10 Nopember 2018 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 21360 Kali

Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-hasil teknologi belum berkembang hebat seperti sekarang ini, maka peran utama guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Dalam kondisi demikian guru berperan sebagai sember belajar (learning resources) bagi siswa. Siswa akan belajar apa yang keluar dari mulut guru. Oleh karena itu, ada adagium yang menyebutkan “Bagaimana pun pintarnya siswa, maka tidak mungkin dapat mengalahkan pintarnya guru”. Apakah dalam kondisi yang demikian masih tetap dapat dipertahankan? Apakah ilmu pengetahuan sebagai warisan masa lalu yang harus dikuasai itu hanya dapat dipelajari dari mulut guru? Tentu saja tidak. Dalam abad teknologi dan informasi seperti sekarang ini, siswa dapat mempelajarinya dari berbagai sumber.

Namun demikian, guru tetap mempunyai peran yang sangat penting dalam membelajarkan siswa-siswinya. Artinya bahwa bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Teknologi yang konon bisa memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi dan pengetahuan, tidak mungkin dapat mengganti peran guru. Lalu apa peran guru dalam kondisi demikian? Apakah guru sebagai satu-satunya sumber belajar masih tetap relevan? Apakah ada peran lain yang dianggap lebih penting? Bagaimana melaksanakan peran-peran tersebut agar proses pengajaran yang menjadi tanggung jawab lebih berhasil? Di bawah ini peran-peran guru yang sangat penting dan harus dimiliki secara personal dan professional.

Guru sebagai Sumber Belajar

Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Kita bisa menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Sehingga guru berperan benar-benar sebagai sumber belajar bagi anak didiknya. Apapun yang ditanyakan siswa berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkannya, ia akan bisa menjawab dengan penuh keyakinan. Sebaliknya, ketidakpahaman guru tentang materi pelajaran biasanya ditunjukkan oleh perilaku-perilaku tertentu, misalnya teknik penyampaian materi pelajaran yang monoton, guru sering duduk di kursi sambil membaca, suaranya lemah, tidak berani melakukan kontak mata dengan siswa, miskin dengan ilustrasi, dan lain-lain. Perilaku guru yang demikian bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan pada diri siswa, sehingga guru akan sulit mengendalikan siswa.

Guru sebagai Fasilitator

Guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Sebelum proses pembelajaran dimulai sering guru bertanya: “Bagaimana caranya agar ia (baca: guru) mudah menyajikan bahan pelajaran?” Pertanyaan ini sekilas memang ada benarnya. Melalui usaha yang sungguh-sungguh, guru ingin agar ia mudah menyajikan bahan pelajaran dengan baik. Namun demikian, pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran berorientasi pada guru. Oleh sebab itu, akan lebih tepat manakala pertanyaan tersebut diarahkan kepada siswa. Misalnya apa yang harus dilakukan agar siswa mudah mempelajari bahan pelajaran sehingga tujuan belajar tercapai secara optimal. Pertanyaan tersebut mengandung makna kalau tujuan mengajar adalah mempermudah siswa belajar. Inilah hakikat peran fasilitator dalam proses pembelajaran.

Guru sebagai Pengelola

Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran ada dua macam kegiatan yang harus dilakukan, yaitu mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Artinya bahwa sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru perperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik, guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.

Guru sebagai Pembimbing

Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap perbedaan. Artinya tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan, dan sebagainya. Agar guru berperan sebagai pembimbing yang baik, maka ada bebrapa hal yang harus dimiliki. Pertama, guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Pemahaman ini sangat penting, sebab akan menentukan teknik dan jenis bimbingan yang harus diberikan kepada mereka. Kedua, guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan, baik merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan proses pembelajaran.

Guru sebagai Motivator

Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Proses pembelajaran akan berhasil ketika siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Guru sebagai Evaluator

Guru berperan mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan perannya sebagai evaluator. Pertama, untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan atau menentukan keberhasilan siswa dalam menyerap materi kurikulum. Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan.
Semua peran-peran di atas merupakan peran yang harus dimiliki oleh seorang guru. Jadi, guru bukan hanya sekedar menyampaikan materi tapi mencakup seluruh aspek kebutuhan anak didik. Dan sekali lagi perlu penulis tekankan bahwa tidak sembarang orang bisa menjadi guru, tidak semuanya. Karena harus menempuh prosedur-prosedur tertentu yang tidak bisa dilakukan tanpa harus mengikuti pendidikan pada lembaga yang sudah ditunjuk oleh Undang-Undang sebagai lembaga pencetak guru-guru professional. Mudah-mudahan bisa bermanfaat.

Sumber: membumikanpendidikan.com

Berita Pengumuman Sekilas-info