Ilustrasi getah pohon pinus (Pixabay) Show
Editor: Arif Sodhiq - Sabtu, 4 Juli 2020 | 07:30 WIB SariAgri - Pohon pinus yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, terutama di Pulau Jawa dan Sumatera memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan industri. Getah pohon pinus (terpentin) dapat membantu meredakan stres Berdasarkan hasil penelitian di Universitas Kyoto Jepang, aroma dari pohon pinus memiliki efek terapi yaitu mengurangi stres. Untuk meredakan stres caranya dengan menggunakan aromaterapi dari getah pinus. Selain itu, getah pinus juga membantu meredakan gangguan pernafasan. Penderita bronchitis atau penyakit pernafasan lainnya seperti sinus, pilek dan sesak nafas dapat memanfaatkan minyak essensial dari pinus. Caranya dengan menghirup aroma minyak essensial pinus yang telah dicampur air panas. Getah pohon pinus juga banyak dimanfaatkan untuk industri. Terpentin dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri kosmetik, minyak cat, campuran bahan pelarut, antiseptik, kamper dan farmasi, terutama sebagai pengencer dalam industri cat. Berikut manfaat getah pohon pinus untuk industri: 1.Bahan baku cat Getah pinus dimanfaatkan untuk industri pembuatan cat. Berbeda dengan bahan lain, cat dari getah pinus memiliki kelebihan karena getah pinus terbuat dari bahan alami. 2. Pelapis ban bagian luar Selain sebagai bahan pembuatan cat, getah pinus juga berkontribusi di dunia otomotif. Di industri otomotif, getah pinus diproduksi sebagai pelapis ban bagian luar. Fungsi pelapis untuk melindungi ban saat melaju sehingga tidak gampang bocor. 3. Bahan baku plastik Pastik sudah menjadi bagian dalam kehiduoan masyarakat, terutama di perkotaan. Salah satu fungsi plastik sebagai membungkus makanan. Getah pinus bisa diolah menjadi bahan baku plastik. Berbeda dengan plastik pada umumnya, plastik yang terbuat dari getah pinus lebih ramah lingkungan karena dari bahan alami Baca Juga: Manfaat Getah Pinus Bagi Industri yang Jarang DiketahuiMengenal Tujuh Jenis Madu Asli Indonesia 4. Bahan baku sabun Manfaat lain getah pinus dalam industri adalah sebagai bahan baku pembuatan sabun. Gatah pinus banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku sabun karena hasilnya yang dinilai lebih baik dalam membersihkan kotoran. 5. Bahan baku lem Getah pinus merupakan salah satu bahan pembuatan lem. Berbeda dengan lem lainnya, lem yang terbuat dari getah pinus berwarna bening. (Monica Adelina) Video Terkait Jakarta - Perekat adalah bahan dengan kemampuan mengikat dua benda melalui ikatan permukaan. Salah satunya perekat getah pohon. Perekat getah pohon adalah bahan perekat alami yang dikeluarkan dari pohon dalam bentuk cairan atau getah yang sering disebut blendok. Di dalam blendok, terdapat senyawa polifenol yang sangat berperan penting dalam perekat. Dengan memanfaatkan bahan baku alami, maka akan menghasilkan perekat yang aman untuk digunakan. Beberapa keunggulan perekat berbahan baku alami adalah ramah lingkungan, cukup banyak dihasilkan, dan dapat diperbaharui. Salah satu jenis pohon yang getahnya dapat digunakan sebagai bahan baku perekat adalah pohon kudo, sebagaimana dikutip dari artikel milik Kementerian Perindustrian. Pohon kudo dapat ditemukan di pinggir-pinggir jalan dan cukup banyak dimanfaatkan sebagai pagar hidup di pekarangan. Getah pohon kudo dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku perekat alami. Dengan memanfaatkan getah pohon kudo, penggunaan perekat menjadi lebih aman. Produksi perekat berbahan baku getah pohon kudo masih terbatas dikarenakan sulitnya mengolah getah pohon tersebut. Pohon Kudo tersebar luas di Indonesia, akan tetapi setiap daerah memiliki sebutan yang berbeda-beda. Di Sulawesi, pohon kudo lebih dikenal dengan kayu Jawa, sedangkan masyarakat Jawa menyebutnya pohon kudo, jaranan, dan kedondong laki. Sementara itu, di wilayah Flores disebut dengan pohon reo. Perekat Getah Pohon KaretPerekat alami dapat dihasilkan dari olahan pohon dan tumbuhan (pati, dekstrin, getah). Olahan getah pohon karet dan tepung garut juga dapat menghasilkan perekat alami yang aman untuk digunakan. Melansir artikel yang terbit di ResearchGate berjudul Karakterisasi Perekat Alami dari Tumbuhan untuk Industri Kerajinan, dijelaskan bahwa karet alami dan turunannya cukup banyak dimanfaatkan dalam produksi berbagai jenis perekat. Hal ini dikarenakan keunggulan yang dimiliki getah pohon karet. Salah satu kelebihan utama perekat getah pohon karet adalah sifat melekatnya yang cukup bagus dan kuat untuk diaplikasikan pada berbagai permukaan substrat. Simak Video "Penyebab Pasien Cacar Monyet Alami Pembengkakan Kelenjar Getah Bening" [Gambas:Video 20detik] (kri/kri)
Salah satu tanaman yang menghasilkan getah sebagai nilai utamanya adalah pohon karet. Bahkan, di artikel sebelumnya Rimba Kita menempatkan tanaman karet pada posisi ketiga sebagai tanaman perkebunan bernilai ekonomis tinggi. Tumbuhan komoditas budidaya ini bukanlah flora asli Indonesia. Pohon karet atau para dengan nama Latin Hevea brasiliensis ini berasal dari Brazil serta kawasan Amerika Selatan lainnya. Pertumbuhan pohon karet sangat baik ketika berada di wilayah tropis. Oleh sebab itu, wajar jika sebagian besar negara produsen karet terbesar berasal dari Asia Tenggara. Bagian yang dimanfaatkan dari pohon karet ialah getahnya yang didapat dari proses penyadapan. Saat ini, Indonesia merupakan penghasil getah karet (lateks) terbesar kedua di dunia. Produk hasil olahan getah karet digunakan sebagai bahan baku ban dan produk alat kesehatan. TaksonomiKlasifikias botani tumbuhan karet secara ilmiah adalah sebagai berikut:
AsalPohon karet (para) berasal dari kawasan hutan Amazon Brazil dan negara-negara Amerika Selatan lainnya. Menurut sejarah, asal tanaman karet di Indonesia bermula pada tahun 1890 ketika dibangun perkebunan karet pertama di Nusantara. Versi lain mengatakan jika tumbuhan karet di Indonesia baru diseleksi pada tahun 1910. Seleksi dilakukan terhadap kualitas, pertumbuhan serta produksi getah yang dihasilkan. Kemudian pada tahun 1917 teknik okulasi pada karet ditemukan sehingga sifat dan kualitas tanaman dapat dipertahankan. SebaranMeski berasal dari Amerika Latin terutama negara Brazil, ternyata komoditas tanaman karet justru berkembang pesat di negara-negara Asia Tenggara. Tersebarnya hutan karet di wilayah Asia Tenggara tidak lepas dari peran Henry Wickham yang melakukan percobaan berulang kali. Selain itu, negara di kawasan Afrika juga produktif menghasilkan getah karet. PixabayDi Indonesia, pohon karet mulai dikenal oleh masyarakat pada masa penjajahan Belanda. Pada saat itu karet dijadikan sebagai koleksi tanaman di Kebun Raya Bogor sampai akhirnya mulai dibudidayakan di berbagai wilayah perkebunan Indoensia. Beberapa negara yang menjadi produsen karet terbesar di dunia jika diurut dari yang paling besar, yaitu:
HabitatMeskipun bukan berasal dari negara beriklim tropis, pohon para atau karet ternyata sangat cocok ditanam di wilayah dengan iklim ini. Hal tersebut dikarenakan tanaman ini menyukai kondisi cuaca lembab setidaknya sekitar 80% dengan suhu antara 20 sampai 34 derajat Celcius. baca juga: Pohon Kemiri - Asal, Sebaran, Morfologi, Manfaat & Budidaya Tumbuhan ini membutuhkan pasokan air yang tidak terlalu banyak. Jika dihitung setidaknya pohon karet hanya memerlukan air hujan selama 100 hari per tahun. Sedangkan intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan sekitar 5 sampai 7 jam setiap harinya. Oleh karena syarat tumbunya yang relatif mudah, maka tanaman karet termasuk salah satu flora berprospek cerah di bidang perkebunan. MorfologiPohon karet adalah jenis tanaman berbatang besar dan pertumbuhannya tegak lurus ke atas. Ketinggian pohon ini dapat mencapai 25 meter dan mampu bertahan hidup sampai 100 tahun. Pada batang bagian dalam terdapat getah yang disebut lateks. Getah atau lateks inilah yang menjadi alasan utama budidaya tanaman ini. PixabayJenis akar pohon karet adalah akar tunggang yang mampu tumbuh sepanjang lebih dari 1,5 meter ke dalam tanah. Terdapat pula akar alateral yang pertumbuhan menyebar ke arah samping. Panjang akar lateral dapat mencapai 10 meter. Struktur daun tanaman karet terdiri dari tangkai untuk daun utama dan tangkai untuk anak daun. Panjang tangkai daun utama sekitar 3 sampai 20 cm, sedangkan panjang tangkai anak daunnya sekitar 3 sampai 10 cm. Umumnya satu helai daun karet mempunyai tiga anak daun. Bentuk daunnya elips dengan bagian ujung daun runcing, sedangkan tepi daun rata. Warna daun ketika masih muda adalah hijau, lalu ketika sudah tua hingga rontok warnanya berubah menjadi kuning kemerahan. Tanaman karet mempunyai bunga yang tergolong sebagai bunga majemuk, dimana bunga jantan dan bunga betina berada pada pohon yang sama. Bunganya tumbuh pada malai. Ukuran bunga betina sedikit lebih besar dibanding bunga jantan dan mempunyai rambut-rambut halus. Pada bunga betina terdapat bakal buah dengan tiga ruang. Selain bunga, pohon karet juga menghasilkan buah. Buah karet mempunyai tiga sampai enam ruang yang bersifat simetris dengan bentuk setengah bola. Di dalam buah tersebut terdapat biji yang ketika buah telah masak dan pecah, maka biji-biji di dalamnya akan terhambur ke luar. Biji karet yang berada di dalam ruangan buah hanya terdiri dari satu biji. Dengan kata lain, jumlah biji karet sama dengan jumlah ruang buah yang dimilikinya. Warna bijinya cokelat kehitaman dan mempunyai bercak khas. Ukuran biji karet termasuk besar dan bertekstur kuat, tetapi juga mengandung racun. Status KelangkaanPopulasi pohon karet berstatus aman di dunia. Jumlahnya cukup banyak karena menjadi tanaman budidaua dan terus dikembangkan. Beberapa daerah penghasil karet terbesar di Indonesia, antara lain Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Riau, Jambi, dan Kalimantan Barat. baca juga: Infografis - Pentingnya Kesuburan Tanah Untuk Kecukupan Pangan Manfaat Pohon KaretTanaman karet mempunyai banyak sekali manfaat sehingga sampai sekarang masih banyak dibudidayakan. Selain manfaat dari getahnya, karet juga memiliki manfaat lain yang diperoleh dari bagian-bagian tumbuhan tersebut. Pixabay1. Bidang IndustriPemanfaatan pohon karet yang paling utama adalah untuk bidang industri. Ada banyak sekali hasil industri yang menggunakan bahan baku karet. Sebut saja industri ban yang memanfaakan hasil olahan dari getah karet. Tidak hanya itu , karet juga banyak dijadikan sebagai bahan baku untuk industri sintetis untuk memproduksi barang-barang sehari-hari. 2. Jasa LingkunganPohon karet juga berperan besar terhadap rehabilitasi dan reboisasi lahan. Hal itu dikarenakan tanaman ini memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Selain itu tanaman karet juga mampu menyerap gas karbondioksida yang menjadi bagian dari siklus oksigen, sehingga bisa mengurangi dampak rumah kaca. 3. Bahan MakananGetah karet ternyata juga bisa diolah menjadi makanan dengan mencampurkannya ke dalam kue, snack, dan masih banyak lagi. Hanya saja dalam mengolah getah karet diperlukan keterampilan khusus agar hasilnya baik. 4. Kayu Pohon KaretTanaman karet yang produktifitas getahnya menurun dapat ditebang dan dimanfaatkan kayunya. Kayu karet dapat digunakan untuk bahan mebel serta konstruksi rumah. Kayu dari tanaman ini bersifat keras, bersih, awet dan mudah dibentuk. Produk-produk yang dihasilkan antara lain meja, kursi, almari serta barang rumah tangga lainnya. 5. Produk ObatPada biji karet mengandung berbagai jenis senyawa dan zat-zat yang berguna untuk obat tradisional. Nutrisi tersebut seperti lemak, air, protein, tiamin, asam nikotinat, akroten, tokoferol yang bisa digunakan untuk campuran bahan industri farmasi. Cara Tanam & BudidayaTanaman karet merupakan komoditas ekspor yang menguntungkan. Negara-negara industri maju seperti China, India, Jepang, dan Amerika merupakan tujuan utama ekspor karet dari Indonesia. Saat ini, harga karet dunia harga stabil di kisaran 2.50 Dollar USA per kg. Pixabay1. Lokasi Perkebunan KaretLahan untuk budidaya tanaman karet harus memenuhi syarat tumbuh sebagai berikut:
Menentukan lokasi kebun karet merupakan langkah awal yang penting agar budidaya pohon karet para tidak merugi dikemudian hari. 2. Bibit Karet BerkualitasBibit tanaman karet yang unggul memiliki ciri dan karakteristik berikut:
baca juga: Pohon Pakoba - Taksonomi, Morfologi, Sebaran, Manfaat & Budidaya Selain itu, syarat lain yang harus terpenuhi dari bibit pohon karet adalah:
3. Proses PenyemaianPenyemaian bibit karet dapat dilakukan melalui persemaian dua tahap, yaitu perkecambahan dan persemaian. a. Persemaian Kecambah Karet
b. Persemaian Bibit Karet
4. Tahap Penanaman Pohon KaretWaktu tanam yang baik ialah ketika awal musim hujan, seperti awal bulan Desember hingga Januari. Tahap penanaman tanaman karet dapat mengikuti cara berikut ini:
5. Pemeliharaan Perkebunan KaretPerawatan tanaman karet diperlukan agar pertumbuhannya dapat maksimal dan menghasilkan panen yang melimpah. Kita dapat merawat pohon karet dengan memerhatikan langkah-langkah berikut:
6. Penyadapan KaretPanen getah karet dapat dilakukan setelah tanama berumur 5 atau 7 tahun. Tinggi bukaan sadap pertama adalah 130 cm dan yang kedua adalah 280 dari atas tanah. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyadapan karet, yaitu:
|