Gerhana bulan dapat terjadi apabila terbentuknya garis lurus pada kedudukan

tirto.id - Bagaimana proses terjadinya gerhana bulan? Fenomena gerhana bulan ini adalah salah satu efek dari proses rotasi dan evolusi bumi dan bulan.

Kedua benda angkasa itu tidak mengeluarkan cahaya sendiri. Keduanya dapat memiliki sisi terang di separuh bagiannya karena mendapatkan pasokan cahaya dari sinar matahari.

Proses Terjadinya Gerhana Bulan

Pada waktu bulan berevolusi mengitari bumi selama sekitar 30 hari lamanya, kadang posisi antara matahari, bumi, dan bulan secara berurutan berada tepat dalam satu garis lurus. Akibatnya, bulan tidak mendapatkan cahaya dari matahari akibat tertutup bulatan Bumi.

Dalam keadaan itulah terjadi gerhana bulan. Menurut Modul Bumi Tempat Kita Hidup (Kemendikbud 2017), gerhana bulan yaitu gerhana yang terjadi akibat bayang-bayang bumi menutupi bulan. Diameter bumi lebih besar dari bulan sehingga seluruh bulatan bulan tertutup bayangan bulatan bumi.

Proses tertutupnya bulan oleh bayangan bumi ini berlangsung kurang lebih 1 jam 40 menit. Wilayah bumi yang berada di waktu malam akan dapat menyaksikan gerhana bulan. Kendati begitu, wilayah-wilayah itu mungkin mendapati gerhana bulan dengan jenis berlainan.

Baca juga: Fakta Sejarah Gerhana Bulan: Pertama, Terlama, Sampai Tergelap

Jenis Gerhana Bulan

Mengutip dari laman Sumber Belajar Kemendikbud, gerhana bulan dapat dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian, dan gerhana bulan penumbra.

Gerhana Bulan Total

Gerhana bulan total akan terjadi apabila posisi bulan tepat berada di daerah umbra atau di dalam bayangan bumi yang gelap. Pada gerhana ini fase-fase bulan dapat diamati secara lengkap mulai dari bulan sebagian ke bulan sabit, lalu memerah karena masih ada cahaya matahari yang diteruskan ke bumi.

Gerhana Bulan Sebagian

Sementara itu pada gerhana bulan sebagian, bayangan bulan ada di dua bagian. Satu bagian menempati umbra bumi dan bagian lain berada di penumbra. Sewaktu gerhana bulan terjadi maka sebagian fisik bulan memerah dan gelap, lalu di pada sisi lain terlihat normal.

Gerhana Bulan Penumbra

Pada tipe gerhana bulan penumbra, seluruh bayangan bulan berada di dalam bagian penumbra bumi. Akibatnya, seluruh bagian bulan masih dapat terlihat, tetapi dengan warna suram. Untuk mengamatinya harus memakai alat khusus.

Pada pemaparan jenis-jenis gerhana bulan tersebut, yang dimaksud umbra adalah bagian yang sangat gelap pada saat terjadi gerhana bulan dan merupakan bayangan inti yang berada di bagian tengah. Sementara penumbra adalah bayangan kabur yang terjadi pada saat gerhana bulan.

Baca juga: Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Geografi dan Penjelasannya

Siklus Gerhana Bulan

Para astronom atau pun peminat kejadian astronomi lebih banyak mengamati dan meneliti jenis gerhana matahari total dan sebagian. Gerhana bulan penumbra kurang banyak diminati karena jarang sekali terjadi. Dan, gerhana bulan memiliki siklus yang lebih sering terjadi ketimbang gerhana matahari.

Dalam satu tahun, gerhana bulan dimungkingkan muncul dua sampai tujuh kali. Hal ini membuat kejadiannya cukup dinantikan. Sebaliknya, siklus gerhana matahari memiliki periode terlihat selama 200 tahun sekali.

Rekor kejadian gerhana bulan dicapai pada tahun 1982 dengan hadirnya tiga kali gerhana bulan total. Sementara itu pada kurun 2009 sampai 2015 telah terjadi 17 gerhana bulan dengan rincian 7 kali gerhana bulan total, empat kali gerhana sebagian, dan enam kali gerhana bulan penumbra.

Tanggal 28 Juli 2018 berlangsung gerhana bulan dengan durasi paling lama yang pernah terjadi dan belum akan terulang lagi hingga seabad ke depan. Gerhana bulan total saat itu berlangsung selama 103 menit dan dapat dilihat di seluruh wilayah Indonesia, dari Aceh sampai Papua.

Lamanya durasi gerhana bulan ini bahkan sudah dapat diprediksi sebelumnya. “Diperkirakan gerhana mulai dari pukul 00.13 WIB dan berakhir pada pukul 06.30 WIB. Puncaknya terjadi pada pukul 03.00 hingga 04.13 WIB, durasinya cukup lama kurang lebih 103 menit," kata Kepala BMKG Manokwari, Denny Putiray, di Papua Barat, Rabu (4/7/2018).

Baca juga: Sejarah BMKG: Gonta-Ganti Nama Dari Zaman Belanda Hingga Era SBY

Deni menambahkan, pada puncak gerhana bulan tanggal 28 Juli 2018 itu, bulan akan terlihat berwarna kemerah-merahan. Kondisi ini akan berlangsung cukup lama bahkan menjadi gerhana bulan terlama sepanjang abad ini.

Gerhana Bulan Tergelap

Dikutip dari Sciencenewsforstudents, dalam beberapa kejadian gerhana bulan, warna bulan bisa menjadi semakin gelap lantaran erupsi gunung berapi. Inilah yang terjadi saat berlangsungnya gerhana bulan pada 21 Januari 2019 lalu.

Warna bulan menjadi lebih gelap karena beberapa pekan sebelumnya terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau. Letusan yang diikuti oleh gelombang tsunami ini mengirimkan abu vulkanik hingga ketinggian 16 kilometer. Lantaran posisi matahari di selatan bumi, abu letusan menghalangi cahaya bulan sehingga bulan terlihat lebih gelap.

Baca juga: Sejarah Tsunami Anyer dan Letusan Gunung Krakatau 1883

Namun, gerhana bulan tergelap sepanjang sejarah pernah terjadi jauh sebelumnya yang juga disebabkan oleh letusan gunung berapi di Indonesia. Dikutip dari Kompas (5/4/2015), erupsi besar Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 1815 mengirimkan material dalam jumlah besar ke angkasa.

Akibatnya, gerhana bulan total yang terjadi tanggal 10 Juni 1816 menjadi gerhana bulan tergelap sepanjang sejarah. Tak ada warna merah seperti lazimnya karena bulan benar-benar hilang dan bumi menjadi gelap-gulita selama beberapa saat.

Baca juga: Penjelasan BMKG Soal Gerhana Matahari Cincin

Baca juga artikel terkait GERHANA BULAN atau tulisan menarik lainnya Ilham Choirul Anwar
(tirto.id - ica/ibn)

Penulis: Ilham Choirul Anwar Editor: Ibnu Azis Kontributor: Ilham Choirul Anwar

Gerhana bulan dapat terjadi apabila terbentuknya garis lurus pada kedudukan

Gerhana Bulan secara ilmiah.* /

PORTAL PEKALONGAN- Selamat belajar Adik-adik, artikel ini membahas kunci jawaban tema 8 kelas 6 SD, Informasi Penting Gerhana Bulan, pada pembelajaran 2 sub tema 3 tema Bumiku.

Adik-adik kelas 6 akan belajar mengenai tema 8 kelas 6 Halaman 102 ini kunci jawaban tema 8 kelas 6 SD, mengenai Informasi Penting Gerhana Bulan yang bersumber dari buku tematik Kemendikbud revisi 2018.

Contoh kunci jawaban tema 8 kelas 6 SD ini, membantu orang tua mendampingi kalian belajar dari rumah dan memahami materi dari guru.

Baca Juga: Istilah Praaksara Menjadi Pembatas Periode Kehidupan Manusia

Jadi, sebelum melihat kunci jawaban tema 8 kelas 6 SD ini, alangkah baiknya mencoba mengerjakan sendiri dan dapat juga bertanya kepada orang tua.

Dilansir PORTAL PEKALONGAN dari penjelasan guru SD Negeri 3 Kebutuhduwur, alumnus Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sumarsi, S.Pd.SD, M.Si

Berikut pembahasan materi tema 8 kelas 6 SD Halaman 102

Teks bacaan diatas terdiri dari tiga paragraf yang memiliki gagasan pokok yang berbeda. Bacalah kembali masing-masing paragraf. Carilah informasi penting dari paragraph tersebut yang bisa disajikan melalui gambar (visual) dan sajikan kembali informasi tersebut secara visual.

Informasi penting yang dapat disajikan melalui gambar (visual)

Sumber: Buku Tematik Kelas 6 SD/MI Kemendikbud Revisi 2018

Gerhana bulan dapat terjadi apabila terbentuknya garis lurus pada kedudukan

Gambar: Fase Gerhana Bulan
Sumber: regional.liputan6.com

Bulan merupakan satelit bumi dimana keberadaannya selalu mengitari bumi. Hampir semua planet di galaksi kita ini mempunyai satelitnya masing- masing. Bahkan beberapa planet di tata surya memiliki satelit alam yang jumlahnya lebih dari satu. Dan satelit yang dimiliki planet bumi hanya berjumlah satu, yakni yang kita kenal dengan sebutan bulan ini. Selain menjadi satelit bumi, bulan ini juga berperan sebagi sumbel cahaya alami bagi bumi pada waktu malam hari dimana pada waktu malam hari matahari tidak kelihatan sinarnya untuk menerangi bumi. Maka dari itu sumber cahaya alami yang kita miliki adalah bulan dan juga bintang- bintang yang bertebaran di langit. Sebenarnya bulan ini tidak bisa mengeluarkan cahayanya sendiri, karena bulan bukan termasuk bintang. Cahaya yang bersumber dari bulan merupakan cahaya dari matahari yang mengenai bulan, sehingga bulan tampak seperi bercahaya pada waktu malam hari. sedangkan pada siang hari, bulan yang disinari oleh matahari terlalu kalah dengan sinar matahari yang mengenai bumi sehingga bulan tersebut menjadi tidak kelihatan.

Bulan yang kita lihat pada waktu malam hari, yang sekaligus menjadi sumber cahaya alami di malam hari ini terkadang terlihat aneh dan berbeda- beda pada setiap masanya. Bulan ini mengapa bisa terlihat aneh karena setiap bulannya bulan ini mempunyai macam macam fase bulan tertentu. Bagaimanapun bulan ini berevolusi mengitari bumi memakan waktu sekitar 30 hari, maka dari itu fase fase bulan yang terlihat dari perbedaan bentuk dan juga warna ini tidak lepas dari posisinya yang berbeda- beda pada setiap bulannya, dan juga karena jarank yang berbeda- beda. Hal ini juga karena kita sebagai manusia yang hanya menempati satu titik wilayah yang ada di bumi sehingga terkadang kita menjumpai bulan ini berada pada jarak yang berbeda- beda.

Bulan sebagai satelit bumi yang terlihat menyala pada malam hari ini juga terkadang mengalami satu kondisi yang unik. Beberapa kondisi yang dialami oleh bulan yang terjadi pada waktu- waktu tertentu antara lain adalah gerhana bulan, super moon, dan juga blood moon. Gerhana bulan sendiri merupakan peristiwa yang jarang terjadi di suatu wilayah. Gerhana bulan merupakan suatu peristiwa dimana bulan tampak seperti hilang dan kemudian muncul kembali pada beberapa menit kemudian. Sementara super moon adalah peristiwa dimana bulan terlihat amat besar karena pada saat itu posisi bulan sangat dekat dengan bumi, sehingga bulan akan terlihat lebih besar berkali- kali lipat di wilayah bumi tertentu. Sedangkan blood moon merupakan suatu peristiwa dimana bulan akan tampak berwarna merah, sehingga tampak menakjubkan sekaligus mengerikan. Warna bulan yang merah inilah yang menyebabkan peristiwa ini dinamakan dengan blood moon yang berarti darah bulan.

Pada kesempatan ini kita akan membahas lebih lanjut dan lebih detail mengenai satu peristiwa bulan yang telah disebutkan di atas. Peristiwa yang akan kita bahas adalah mengenai gerhana bulan. Namun sebelum kita lebih lanjut membahas mengenai gerhana bulan, kita terlebih dahilu akan membahas mengenai fase- fase bulan yang terjadi pada rentang waktu selama 30 hari.

Fase- fase Bulan

Secara umum bulan selama satu siklus revolusi, yakni selama rentang waktu 30 hari mengalami beberapa fase. Yang dimaksud dengan fase bulan sendiri merupakan bentuk bulan yang berubah- ubah jika dilihat dari bumi. Fase ini tergantung pada kedudukan bulan terhadap matahari jika dilihat drai bumi. Kedudukan bulan terhadap matahari dan juga bumi sendiri terbagi menjadi tiga posisi, yakni:

  1. Pada konjugasi ini, kedudukan bulan searah dengan matahari. Pada saat itu bagian bulan yang menghadap ke bumi berwarna gelap atau tidak tampak. Pada aspek konjugasi ini dapat terjadi gerhana matahari karena cahaya matahari yang menuju ke bumi terhalang oleh bulan, sehingga berakibat kita tidak dapat melihat bulan menjadi bercahaya.
  2. Pada aspek oposisi ini kedudukan bulan berlawanancarah dengan matahari jika dilihat dari bumi. Pada saat aspek oposisi ini bulan akan tampak sebagai bulan purnama, yakni bulat penuh. Pada kedudukan ini bulan terbit pada saat matahari terbenam, dan bulan akan terbenam pada saat matahari sudah terbit.
  3. Kedudukan bulan yang ketiga adalah kuarter. Pada aspek kuarter ini kedudukan bulan berada tegak lurus terhadap garis penghubung antara bumi dengan matahari. Pada aspek kuarter ini bulan memperlihatkan fase perbani (yakni setengah bulan yang terang). Dalam periode satu bulan, terjadi dua kali kedudukan kuarter pada bulan, yakni kuarter pertama ketika bulan tampak bertambah besar. Dan kuarter kedua ketika bulan tampak mengecil.

Itulah beberapa posisi atau kedudukan bulan yang terjadi selama satu periode revolusi bulan. Masih ada fase- fase bulan lainnya, antara lain adalah fase bulan sabit atau crescent dan juga fase bulan benjol atau gibbous. Demikian dalam satu bulan sinodik, secara berturut- turut terjadi pergantian fase bulan sebagai berikut: bulan baru – bulan sabit – perbani awal – cembung – purnama – cembung – perbani akhir – bulan sabit. Dengan demikian ada lima fase bulan yang terjadi dalam satu periode revolusi bulan atau periode satu bulan, yakni:

  1. Bulan baru atau new moon
  2. Bulan sabit pertama atau waxing crescent
  3. Bulan seperempat pertama atau first quarter
  4. Bulan purnama atau full moon
  5. Bulan seperempat ketiga atau third quarter

Itulah fase- fase dari bulan yang terjadi pada satu periode revolusi bulan. Setelah kita mengetahui fase- dari bulan, selanjutnya kita akan membahas lebih jauh mengenai gerhana bulan.

Pengertian Gerhana Bulan

Fenomena gerhana bulan adalah fenomena yang jarang terjadi di suatu wilayah di bumi. Fenomena gerhana bulan ini merupakan fenomena tertutupnya bulan oleh bayangan dari bumi sehingga bulan akan nampak terkikis hingga akhirnya hilang seperti tidak terlihat lagi. Fenomena gerhana bulan ini terjadi ketika posisi bulan, bumi, dan matahari berada pada satu garis lurus. Dan posisi yang unik ini tidak terus- terusan terjadi namun hanya beberapa kali atau setiap periode saja.

Pada masyarakan tradisional Jawa, ketika terjadi gerhana bulan maka mereka akan menamai hal itu sebagai peristiwa “Bulan dimakan Buto”. Buto sendiri merupakan suatu julukan atau sebutan yang diberikan masyarakat untuk menyebut suatu raksasa siluman yang bentuknya sangat besar dan memankan apa saja yang ada di bumi. Buto ini dikait- kaitkan dengan alam ghaib. Alasan mengapa peristiwa ini dinakan sebagai bulan dimakan Buto tidak lain dan tidak bukan karena bulan perlahan- lahan menghilang tersebut. Sebelum menghilang semuanya, bulan akan nampak cekung seperti digigit (seperti saat kita memakan biskuit yang berbentu bulat) sebelum akhirnya menyabit, dan akhirnya hilang. Itulah yang membuat masyarakat Jawa menamai sebagai mitos Bulan dimakan Buto. Dan pada saat terjadi gerhana bulan tersebut yng mana masyarakat Jawa percaya bulan tersebut benar- benat hilang dmakan Buto, maka banyak warga yang membunyikan kentongan (alat komunikasi tradisional yang cara membunyikannya dengan cara dipukul) agar si Buto memuntahkan kembali bulan tersebut dehingga masyarakat tetap akan disinari pada waktu malam hari tiba. Namun seiring dengan kemajuan zaman dan kemodernisasian zaman, lambat laun tradisi tersebut tidak ditemukan lagi atau sangat jarang di jumpai lagi pada masyarakat Jawa saat ini.

Bila kita nikmati dari sisi estetika atau eindahan, gerhana bulan ini adalah peristiwa yang indah sekali. Pemandangan yang dihasilkan dari peristiwa gerhan bulan ini dapat dijadikan objek fotografi yang sangat indah. Terlebih jika gerhana bulan terjadi pada saat kondisi langit sedang cerah. Hal ini akan dimanfaatkan banyak fotografer untuk mengabadikan momen berharga ini. Meskipun euforia datangnya gerhana bulan ini tidak seheboh dibandingkan euforia pada saat terjadi gerhana matahari, namun antusias masyarakat untuk meihatnya pun tidak kalah dengan saat terjadi gerhana matahari. Faktor yang menjadikan gerhana bulan tidak seheboh gerhana matahari antara lain karena gerhana bulan ini terjadi pada malam hari sehingga peristiwa agung ini tidak terlalu terlihat mencolok seperti gerhana matahari yang terjadi pada pagi atau siang ataupun sore hari disaat sunia terang oleh sinar matahari. Hal selanjutnya yakni karena kita lebih sering menyaksikan gerhana bulan bila dibandingkan dengan gerhana matahari karena gerhana bulan ini dapat teramati pada sebagian bumi pada waktu malam hari. Meskipun demikian, tetap saja gerhana bulan ini menjadi momen langka yang mengundang masyarakat untuk menyaksikan dan juga mengabadikan keindahannya.

Proses Terjadinya Gerhana Bulan

Gerhana bulan merupakan satu peristiwa yang terjadi dimana kedudukan matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garus lurus, sehingga bayangan bumi menutupi sebagian ataupun keseluruhan bulan. Proses terjadinya gerhana bulan ini dimulai saat bumi berada di antara matahari dan juga bulan pada satu garis yang sama. Hal ini mengakibatkan sinar matahari tidak sampai ke bulan karena terhalang oleh bumi.

Gerhana bulan ini bisa terjadi karena pada saat bumi berada di antara matahari dan juga bulan dalam posisi sejajar seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pada hal demikian bumi akan menghalangi sinar matahari yang menuju ke bulan, sehingga permukaan bulan akan tertutupi oleh bayangan bumi.

Proses terjadinya gerhana bulan ini lebih lama jika dibandingkan dengan matahari, meskipun perbedaan waktunya hanya beberapa menit saja. Seperti halnya gerhana matahari, proses terjadinya gerhana bulan ini  sebagai berikut:

  1. Dimulai ketika bulan yang bersinar terang tiba-tiba tertutup sedikit demi sedikit oleh bayangan hitam. Bayangan hitam tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah bayangan dari bumi sendiri.
  2. Setelah itu lama-kelamaan bulan yang bulat tadi akan tertutup semakin lama semakin banyak hingga bulan hanya terlihat sebagian dan semakin lama bumi akan terlihat meyabit.
  3. Setelah mulai menjadi menyabit, lama- kelamaan bulan akan tampak menghilang karena tertutup penuh oleh bayangan bumi. Ketika saat inilah kita tidak dapat melihat bulan dan bulan seperti menghilang.
  4. Setelah bulan tertutup semua dan tampak seperti menghilang, kemudian kita akan menyaksikan bulan kembali muncul dari arah yang pertama kali bulan itu menghilang. Munculnya bulan ini dimulai dari bentuk bulan tersebut sabit, setelah itu bulan tersebut semakin lama akan semakin kelihatan dan menjadi setengah, dan semakin lama akan semakin utuh sehingga tampak lagi seperti semula.

Itulah beberapa proses terjadinya gerhana bulan ini dari awal hingga akhir. Gerhana bulan sendiri ketika terjadinya akan membutuhkan waktu beberapa menit hingga berjam lamanya. Ketika terjadi gerhana bulan ini masyarakat biasanya akan menyaksikan dari menghilangnya bulan dari bagian sedikit sampai munculnya bulan kembali hingga utuh seperti sedia kala.

Jenis-jenis Gerhana Bulan

Gerhana bulan yang terjadi di bumi ini ternyata dibedakan menjadai beberapa jenis dan hanya tidak satu jenis saja. Secara umum gerhana bulan ini dibedakan menjadi tiga, yaitu gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian, dan gerhana bulan penumbra. Penjelasan mengenai masing- masing jenis gerhana ini adalah sebagai berikut:

1. Gerhana bulan total

Gerhana bulan total merupakan gerhana bulan dimana semua bagian dari bullan akan tertutup oleh bayangan bumi, sehingga bulan akan tampak tertutup semua. Gerhana bulan total ini dapat dibedakan lagi menjadi dua macam yakni gerhana bulan total dan gerhana bulan total +.

  • Gerhana bulan total adalah gerhana yang terjadi pada saat bulan berada tepat pada daerah NTT, dan pada saat yang demikian warna bulan menjadi merah namun warna merah tersebut tidaklah rata.
  • Gerhana bulan total + adalah gerhana yang terjadi pada saat bulan melalui titik pusat daerah umbra, dan pada saat ini warna bulan menjadi merah merata. Pada saat seperti ini bulan akan tampak menakjubkan sekaligus mengerikan jika dipandang dari bumi.

Saat terjadi gerhana bulan total ini maka bulan akan terlihat berwarna kemerahan. Hal ini berhubungan dengan lapisan atmosfer bumi. Di suatu daerah tertentu atau suatu negara tertentu, gerhana bulan total akan terlihat lebih merah daripada di daerah lain. Hal ini menandakan bahwa jika bulan berwarna lebih merah, maka suatu tempat tersebut memiliki tingkat polusi yang semakin kuat.

2. Gerhana bulan sebagian

Pada gerhana sebagian ini, bumi tidak seluruhnya menghalangi bulan dari sinar matahari. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lainnya berada di daerah atau area penumbra. Sehingga masih ada sebgaian dari sinar matahari yang sampai ke permukaan bulan dan dapat dilihat manusia dari bumi. Inilah yang disebut sebagai gerhana bulan sebagian.

3. Gerhana bulan penumbra

Jenis gerhana bulan yang selanjutny adalah gerhana bulan penumbra. Gerhana bulan penumbra berarti seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra. Dengan demikian bulan masih dapat terlihat oleh manusia yang berada di bumi meskipun secara samar- samar dan dengan warna yang suram.

Itulah beberapa jenis dari gerhana bulan. Bila kita menyimak pengertian dari masing- maing gerhana bulan, maka kita akan menemukan beberapa istilah yang khas. Istilah- istilah tersebut antara lain adalah umbra dan juga penumbra. Yang dimaksud dengan umbra sendiri adalah daerah diantara bumi dan juga bulan yang tidak terkena cahaya matahari atau yang gelap. Sedangkan penumbra merupakan daerah diantara bumi dan juga bulan namun yang terkena sinar matahari atau daerah di antara bumi dan matahari yang masih tersinar oleh sinar matahari.

Cara Melihat Proses Terjadinya Gerhana Bulan

Banyak orang yang berantusias untuk menyaksikan proses terjadinya gerhana bulan ini pada saat terjadi gerhana bulan. Namun tahukah Anda bagaimana cara untuk melihat gerhana bulan ini dengan jelas? Setiap tahunnya. Diperkirakan gerhana bulan bisa terjadi hingga sejumlah lima kali. Namun gerhana bulan total lebih jarang terjadi daripada gerhana bulan sebagian maupun penumbra. Jika terjadi gerhana matahari, kita tidak boleh melihat dengan mata telanjang atau melihat secara langsung tanpa menggunakan alat pengaman. Namun berbeda halnya dengan gerhana bulan. Pada saat melihat gerhana bulan, kita diperbolehkan melihat secara langsung atau dengan menggunakan mata telanjang tanpa menggunakan alat pengaman. Hal ini karena sinar dari bulan tidak mengandung radiasi kuat seperti yang dimiliki oleh matahari. Sehingga manusia yang ada di bumi bisa melihatnya dengan aman.

Ada cara- cara tertentu untuk dapat menikmati gerhana bulan ini agar terlihat jelas, yakni dengan menggunakan alat- alat tertentu. alat yang dapat digunakan untuk melihat gerhana bulan ini agar terlihat jelas adalah teropong dan juga teleskop. Dengan menggunakan teropong dan juga teleskop maka kita akan lebih jelas melihat prosesi gerhana bulan ini.

Fakta- fakta Menarik Seputar Gerhana Bulan Darah

Terjadinya gerhana bulan ini mengundang beberapa fakta yang menarik yang melekat di kalangan masyarakat mengenai gerhana bulan ini. Memang terjadinya gerhana bulan ini seringkali membawa sesuatu yang lain yang terkadang belum pernah kita dengar sebelumnya. Hal ini terutama tentang gerhana bulan darah. Gerhana bulan darah sendiri merupakan gerhana bulan dengan warna bulan adalah merah menyala, sehingga nampak menakjubkan dan juga mengerikan. Beberapa fakta yang menyertai gerhana bulan darah  antara lain:

  1. Disebut- sebut sebagai pertanda kiamat

Ini merupakan salah satu fakta yang paling unik mengenai gerhana bulan. Gerhana bulan darah yang bertepatan dengan peristiwa super moon yang terjadi pada tanggal 28 September 2015 disebut- sebut sebagai pertanda datagnya kiamat oleh sebagian orang. Pada kurun waktu dua tahun, yakni pada tahun 2014 hingga 2016, fenomena gerhana bulan raksasa ini sudah terjadi selama empat kali. Padahal sebelum tahun 2014, fenomena gerhana bulan darah raksasa ini terjadi pada tahun 1982 yang lalu. Salah satu tokoh, yakni PastuR Hagee pun menyatakan bahwa peristiwa yang demikian ini sebagai salah satu pertanda akan datangnya kiamat.

  1. Blood Moon menjadi Super Moon

Peristiwa blood moon atau gerhana bulan darah yang biasanya terjadi setiap beberapa puluh tahun sekali terkadang bisa mengalami perbedaan. Salah satunya ketika blood moon terlihat lebih besar daripada biasanya dan berubah menjadi peristiwa super moon. Alasan hal ini terjadi bisa dinyatakan secara ilmiah, yakni ketika terjadi gerhana bulan, saat itu posisi bulan sedang paling dekat dengan bumi. Hal inilah yang membuat peristiwa gerhana bulan darah atau blood moon menjadi lebih besar daripada biasanya.

  1. Blood moon ini tidak berbahaya

Salah satu yang perlu diinfokan kepada mesyarakat mengenai bood monn ini adalah karena blood moon ini tidak berbahaya. Banyak orang yang ketautan atas peristiwa blood moon ini. NASA menjelaskan bahwasannya fenomena gerhana bulan darah ini tidak akan berdampak apa- apa bagi manusia yang ada di bumi ini. Warna merah yang terlihat di permukaan bulan tersebut disebabkan oleh pantulan bayanagn dari bumi sendiri.

Itulah beberapa fakta unik yang menyertai peristiwa gerhana bulan darah super ini. Bagi Anda yang belum pernah melihat fenomena ini dan penasaran ingin sekali melihatnya, maka berdoalah agar diberi umur panjang dan dapat melihat dengan jelas fenomena alam ini. Hal ini karena, gerhana bulan darah raksasa ini diprediksi baru akan muncul atau terjadi lagi pada tahun 2033 mendatang. Dan itulah beberapa informasi mengenai gerhana bulan. Semoga artikel ini bermanfaat.

Sumber: https://ilmugeografi.com

Gerhana Bulan : Pengertian, Proses, dan Jenisnya,5 / 5 ( 1votes )