Faktor faktor apa saja yang menyebabkan lahan kritis?

ABSTRAK
Rufahnia, Fina. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penghijauan Lahan Kritis di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs I Nyoman Ruja M.S (II) Satti Wagistina S.P, M.Si
Kata kunci: keberhasilan penghijauan, lahan kritis
Penyebab lahan kritis di Kecamatan Mojoroto adalah terjadinya alih fungsi lahan, penebangan hutan dan lain sebagainya. Upaya pemulihan lahan kritis di Kecamatan Mojoroto terus diupayakan, antara lain melalui penghijauan dengan penanaman tanaman keras dan tahunan pada lahan milik petani. Penghijauan selama ini hasilnya kurang optimal, padahal kerjasama dengan pemerintah sudah dilakukan dengan membantu memberikan bibit, obat-obatan dan bantuan teknis lainnya, namun masih ada kendala lain. Permasalahan yang dihadapi petani peserta penghijauan adalah terkait kondisi sosial ekonomi yang terbatas mulai dari pendidikan formal, informal, luas areal lahan garapan dan pendapatan keluarga petani. Permasalahan tersebut merupakan faktor yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi keberhasilan penghijauan lahan kritis di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan formal, pendidikan informal, luas areal lahan garapan dan pendapatan keluarga petani secara parsial terhadap penghijauan lahan kritis di Kecamatan Mojoroto.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yang bertujuan untuk mengungkap faktor yang mempengaruhi keberhasilan penghijauan lahan kritis, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh Kepala Keluarga (KK) yang berada di Kecamatan Mojoroto yang bermata pencaharian sebagai petani. Penentuan sampel dalam penelitian ini ada dua, yaitu sampel daerah dan sampel responden. Sampel daerah ditentukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, sedangkan sampel responden dengan menggunakan teknik Proporsional Random Sampling. Besarnya sampel yang diambil menggunakan rumus Dixon dan B. Leach, sehingga didapatkan jumlah sampel responden total adalah 81 KK. Data dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder, data primer dikumpulkan dengan teknik wawancara dan observasi sedangkan data sekunder dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji t untuk sampel berpasangan (paired sampel tes) yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari setiap variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
Hasil penelitian ini adalah (1) pendidikan formal petani secara signifikan berpengaruh terhadap keberhasilan penghijauan lahan kritis di Kecamatan Mojoroto; (2) pendidikan informal petani secara signifikan berpengaruh terhadap keberhasilan penghijauan lahan kritis di Kecamatan Mojoroto; (3) luas areal lahan garapan petani secara signifikan berpengaruh terhadap keberhasilan penghijauan lahan kritis di Kecamatan Mojoroto; (4) pendapatan keluarga petani secara signifikan berpengaruh terhadap keberhasilan penghijauan lahan kritis di Kecamatan Mojoroto.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan (1) Pihak penyuluh baik instansi tingkat kecamatan maupun kota diharapkan mengadakan penyuluhan secara intensif untuk memberikan pengetahuan bagaimana meningkatkan produksi dan pemeliharaan tanaman penghijauan yang efektif (2) meningkatkan fungsi kelembagaan kelompok tani secara mandiri agar permasalahan yang berkaitan dengan pembagian bibit tanaman, pupuk, obat-obatan dan lainnya dapat terkoordinasi dengan baik.

Advertisement

Lahan kritis adalah lahan yang tidak produktif. Apabila dikelola, produksi lahan kritis sangat rendah. Bahkan, dapat terjadi jumlah produksi yang diterima jauh lebih sedikit daripada biaya pengelolaannya. Lahan ini tandus, gundul, dan tidak dapat digunakan untuk usaha tani karena tingkat kesuburannya sangat rendah atau mendekati nol. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya lahan kritis sebagai berikut.


  • Erosi tanah yang biasanya terjadi di daerah dataran tinggi, pegunungan, dan daerah miring lainnya.
  • Pengelolaan lahan yang kurang memperhatikan aspek-aspek kelestarian lingkungan. Lahan kritis dapat terjadi di dataran tinggi, pengunungan, daerah miring, maupun di dataran rendah.
  • Kekeringan, biasanya terjadi di daerah-daerah bayangan hujan.
  • Genangan air yang terus-menerus seperti di daerah pantai yang selalu tertutup rawa-rawa.
  • Pembekuan air, biasanya terjadi di daerah kutub atau pegunungan yang sangat tinggi.
  • Pencemaran, zat pencemaran (misal pestisida dan limbah pabrik) yang masuk ke lahan pertanian baik melalui aliran sungai maupun yang lain mengakibatkan lahan pertanian menjadi kritis. Jenis-jenis pestisida dapat bertahan beberapa tahun di dalam tanah sehingga mengganggu kesuburan lahan pertanian.
  • Masuknya material yang dapat bertahan lama ke lahan pertanian, misalnya plastik. Plastik dapat bertahan ± 200 tahun di dalam tanah sehingga sangat mengganggu kesuburan lahan pertanian.

Faktor apa saja yang menyebabkan lahan kritis?

Faktor Penyebab Lahan Kritis Berbagai bentuk penurunan produktivitas tanah (soil degradation) Pengaruh manusia terhadap sumber daya air. Penggundulan hutan (deforestation) Penurunan produktivitas padang penggembalaan.

Upaya apa saja yang perlu dilakukan untuk mengatasi lahan kritis?

Usaha untuk Mengatasi Lahan Kritis.
Pengembangan keanekaragaman hayati. ... .
Memperluas wilayah untuk penghijauan. ... .
Membuat sengkedan atau terasering. ... .
Mengembalikan fungsi daerah aliran sungai (DAS).