Empat faktor yang Mempengaruhi pertumbuhan penduduk

tirto.id - Pertumbuhan penduduk adalah penambahan atau pengurangan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kelahiran, kematian, dan migrasi.

Sesuai dengan sensus penduduk hingga Desember 2020 silam, jumlah penduduk Indonesia mencapai 271.349.889 jiwa, menurut Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Berdasarkan sensus tersebut, Indonesia menduduki posisi keempat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak seluruh dunia. Posisinya di bawah Amerika Serikat, India, dan Cina.

Namun, laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebenarnya melambat dalam beberapa dekade terakhir. Dilansir dari Antara, sepanjang 2010-2020, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Indonesia hanya sebesar 1,25 persen. Presentase ini menurun dari periode 1971-1980 yang sebanyak 2,31 persen.

"Salah satu penyebab penurunan laju pertumbuhan penduduk adalah kebijakan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk lewat Program Keluarga Berencana yang diluncurkan sejak 1980-an," kata kepala BPS Suhariyanto.

Secara definitif, pertumbuhan penduduk adalah penambahan atau pengurangan jumlah penduduk. Faktor penyababnya adalah jumlah kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), serta perpindahan (migrasi) antara satu daerah ke daerah lain, sebagaimana dikutip dari uraian "Jumlah dan Kepadatan Penduduk Indonesia" yang diterbitkan Kemendikbud.

Berdasarkan pengertian di atas, terdapat dua jenis pertumbuhan penduduk, yaitu pertumbuhan penduduk alami dan non-alami. Penjelasannya adalah sebagai berikut, sebagaimana dilansir Sumber Belajar.

1. Pertumbuhan Penduduk Alami

Pertumbuhan penduduk alami dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu kelahiran dan kematian penduduk. Pengukuran pertumbuhan penduduk alami ini dapat dilakukan dengan melihat selisih tingkat kelahiran dan kematian dalam satu tahun. Pertumbuhannya dinyatakan dalam bilangan perseribu.

Rumusnya adalah sebagai berikut:

P = L – M

Keterangan:

  • P = Pertumbuhan penduduk
  • L = Lahir
  • M = Mati
Contohnya: Jumlah penduduk di suatu kampung adalah 1000 orang. Dengan menghitung selisih jumlah kelahiran dan kematian, maka akan ditemukan angka pertumbuhan penduduk alami di kampung itu.

Misal, jumlah bayi yang lahir 60, sementara penduduk yang meninggal dunia 20, maka dengan menggunakan rumus di atas, pertumbuhan penduduk di kampung adalah 60-20 perseribu, atau 40 perseribu atau 4%.

2. Pertumbuhan Penduduk Non-Alami

Pertumbuhan penduduk non-alami terjadi karena proses imigrasi/emigrasi atau perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Pengukuran pertumbuhan penduduk non-alami dapat dilihat dari selisih penduduk yang melakukan imigrasi (migrasi masuk) dan emigrasi (migrasi keluar). Pertumbuhan penduduk non-alami disebut juga dengan pertumbuhan penduduk karena migrasi.

Perhitungan penduduk non-alami dapat digunakan rumus sebagai berikut:

P = I – E

Keterangan:

  • P = Pertumbuhan penduduk
  • I = Imigrasi
  • E = Emigrasi
Contohnya: Di suatu wilayah, penduduknya adalah 1000 orang. Dengan menghitung selisih jumlah imigrasi dan emigrasi, maka akan ditemukan angka pertumbuhan penduduk non-alami di wilayah tersebut.

Misal, jumlah penduduk yang melakukan imigrasi adalah 40, sedangkan penduduk yang emigrasi adalah 20, maka dengan menggunakan rumus di atas, pertumbuhan penduduk di wilayah itu adalah 40-20 perseribu, atau 20 perseribu atau 2%.

Baca juga:

  • Hubungan Mobilitas Penduduk dan Mudik & Dampak Positif-Negatifnya
  • Apa itu Dinamika Penduduk, Unsur dan Faktor yang Memengaruhinya

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN PENDUDUK atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/wta)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari
Kontributor: Abdul Hadi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Pengertian Pertumbuhan Penduduk – Untuk menghitung jumlah penduduk yang ada di negara Indonesia ini, pemerintah melakukannya dengan program sensus penduduk. Sensus penduduk ini dilakukan setiap 10 tahun sekali oleh lembaga yang menyelenggarakan sensus penduduk, yakni Badan Pusat Statistik (BPS).

Menurut Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), sensus penduduk terakhir yang dilakukan pada Desember 2020 lalu menyatakan bahwa jumlah penduduk di Indonesia adalah 271.349.899 jiwa. Bahkan dengan jumlah tersebut, Indonesia disebut-sebut sebagai negara terpadat nomor empat di dunia.

Jumlah penduduk Indonesia itu dikatakan mengalami pertumbuhan sebab pada tahun 2010 lalu, jumlah penduduknya adalah 237.641.326. Pertumbuhan penduduk tersebut disebabkan karena beberapa faktor.

Lalu, apa sih pertumbuhan penduduk itu? Apa saja jenis pertumbuhan penduduk dan faktor yang mempengaruhi terjadinya pertumbuhan penduduk tersebut? Bagaimana pula dengan dampak positif dan dampak negatif dari terjadinya pertumbuhan penduduk ini?

Nah, supaya Grameds dapat lebih memahami hal-hal tersebut, yuk simak penjelasan berikut!

[algolia_carousel]

Secara umum, pertumbuhan penduduk adalah peristiwa mengenai bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dalam suatu negara dari tahun ke tahun.

Dilansir dari jurnal penelitian yang berjudul Dampak Pertumbuhan Penduduk dan Stratifikasi Sosial Terhadap Sikap Ekonomi (Studi Deskriptif di Desa Kalitirto Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman), mengungkapkan bahwa pertumbuhan penduduk merupakan proses keseimbangan yang dinamis antara komponen kependudukan yang dapat menambah dan mengurangi jumlah penduduk dalam suatu wilayah.

Komponen-komponen tersebut adalah (1) kelahiran atau fertilitas, (2) kematian atau mortalitas, (3) migrasi masuk, dan (4) migrasi keluar.

Dalam pertumbuhan penduduk, selisih antara jumlah kelahiran dengan kematian disebut dengan pertumbuhan alamiah.

Sementara itu, selisih antara jumlah migrasi masuk dengan migrasi keluar disebut dengan migrasi neto.

Namun, banyaknya jumlah penduduk di suatu negara bukan berarti dapat memberikan keuntungan bagi negara. Terdapat tujuh konsekuensi negatif dari adanya jumlah penduduk di suatu negara yang berdampak pada ekonomi negara, yakni kemiskinan dan ketimpangan pendapatan, pendidikan, kesehatan, ketersediaan bahan pangan, lingkungan hidup, migrasi internasional, dan distribusi pendapatan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu negara yang dapat berkurang atau bertambah dari tahun ke tahun.

Jenis-Jenis Pertumbuhan Penduduk

Apa saja jenis-jenis laju pertumbuhan penduduk di suatu negara?

Pertumbuhan penduduk di suatu negara dapat disebabkan oleh adanya peristiwa penambahan atau pengurangan pada jumlah penduduknya. Peristiwa tersebut dapat berupa kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi).

Kelahiran dan kematian menjadi faktor pertumbuhan pendudukan yang terjadi secara alami. Sementara perpindahan penduduk menjadi faktor pertumbuhan penduduk yang terjadi secara non alami atau tidak alami.

Pertumbuhan penduduk secara alami dapat diketahui dari adanya hasil selisih antara tingkat kelahiran dengan tingkat kematian yang terjadi dalam satu tahun. Pertumbuhan penduduk ini dinyatakan dalam per seribu.

Untuk menghitung pertumbuhan penduduk alami ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus tertentu, yakni

P = Jumlah pertumbuhan penduduk

L = Jumlah penduduk yang lahir

M = Jumlah penduduk yang mati

Contoh:

Di suatu desa, terdapat penduduk dengan jumlah 1000 orang. Sementara jumlah bayi yang lahir adalah 40 bayi dan jumlah penduduk yang meninggal dunia adalah 20 orang. Maka hitungannya adalah sebagai berikut:

P = L – M

P = 40 – 20

P = 20

Sebelumnya telah dikatakan bahwa hitungan pertumbuhan penduduk dinyatakan dalam per seribu, maka hasilnya adalah 20 per seribu atau 2%.

[algolia_carousel page=2]

Pertumbuhan penduduk yang terjadi secara non alami ini adalah dari selisih jumlah penduduk yang melakukan migrasi masuk (imigrasi) dengan jumlah penduduk yang melakukan migrasi keluar (emigrasi).

Untuk menghitung jumlah pertumbuhan penduduk tersebut, menggunakan rumus tertentu, yakni sebagai berikut:

P = Jumlah pertumbuhan penduduk

I = Jumlah penduduk yang melakukan imigrasi

E = Jumlah penduduk yang melakukan emigrasi

3. Pertumbuhan Penduduk Total

Pertumbuhan penduduk total ini dihitung dari hasil penambahan jumlah angka pertumbuhan penduduk alami dengan pertumbuhan penduduk non alami. Untuk menghitungnya, menggunakan rumus tertentu, yakni sebagai berikut:

P = Jumlah pertumbuhan penduduk dalam satu tahun

L = Jumlah kelahiran dalam satu tahun

M = Jumlah kematian dalam satu tahun

I = Jumlah penduduk yang melakukan imigrasi dalam satu tahun

E = Jumlah penduduk yang melakukan emigrasi dalam satu tahun

Faktor Terjadinya Pertumbuhan Penduduk

1. Kelahiran (Natalitas)

Kelahiran merupakan kemampuan seorang wanita untuk melahirkan seorang bayi. Sementara itu, angka kelahiran adalah rata-rata banyaknya jumlah bayi yang lahir dari setiap 1.000 orang penduduk dalam satu tahun.

Angka kelahiran dibagi menjadi dua jenis, yakni angka kelahiran kasar dan angka kelahiran khusus.

Adalah jumlah tiap kelahiran yang terjadi pada 1.000 orang penduduk dalam waktu satu tahun.

Adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran hidup yang terjadi dari 1.000 wanita dengan usia tertentu dalam waktu satu tahun. Usia tertentu tersebut misalnya pada usia 20-24 tahun, 25-29 tahun, 30-39 tahun, dan seterusnya.

2. Kematian (Mortalitas)

Angka kematian merupakan jumlah kematian yang terjadi pada setiap 1.000 orang penduduk dalam satu tahun. Angka kematian ini hanya terdapat angka kematian kasar saja dengan empat penggolongan, yakni angka kematian rendah, angka kematian sedang, angka kematian tinggi, dan angka kematian khusus.

adalah jumlah kematian yang terjadi pada setiap 1.000 penduduk dalam satu tahun. Penggolongan angka kematian kasar adalah sebagai berikut:

  • Angka Kematian Rendah, adalah jumlah kematian yang berjumlah kurang dari 10 orang.
  • Angka Kematian Sedang, adalah jumlah kematian yang berjumlah antara 10-20 orang.
  • Angka Kematian Tinggi, adalah jumlah kematian yang berjumlah lebih dari 20 orang.
  • Angka Kematian Khusus, adalah rata-rata banyaknya orang yang meninggal dari setiap 1.000 orang penduduk dalam setiap tahun.

3. Migrasi Penduduk

Migrasi adalah proses perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Migrasi memiliki dua jenis yakni migrasi masuk atau imigrasi, dan migrasi keluar atau emigrasi. Dari proses imigrasi, biasanya jumlah penduduk akan mengalami penurunan di daerah asalnya.

Dampak Terjadinya Pertumbuhan Penduduk

Secara umum, proses pertumbuhan penduduk yang terjadi di Indonesia ini tentu saja memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi negara.

Dampak Positif Pertumbuhan Penduduk

  1. Tersedianya tenaga kerja (Sumber Daya Manusia) untuk meningkatkan produksi dalam proses pemenuhan kebutuhan penduduk negara.
  2. Berkembang berbagai jenis usaha lokal karena sejalan dengan bertambahnya kebutuhan penduduk akan pangan, sandang, dan papan.
  3. Meningkatnya penanaman modal.
  4. Meningkatnya inovasi produktivitas dalam upaya pemenuhan kebutuhan. Misalnya pengembangan inovasi pupuk dan benih dalam usaha pertanian.

Dampak Negatif Pertumbuhan Penduduk

  1. Meningkatnya angka pengangguran
  2. Meningkatnya angka kriminal
  3. Peningkatan angka kemiskinan negara
  4. Berkurangnya lahan untuk kepentingan pertanian dan pemukiman penduduk
  5. Bertambahnya limbah pabrik dan polusi
  6. Bertambahnya sampah
  7. Ketersediaan pangan menjadi berkurang
  8. Menurunnya kesehatan penduduk
  9. Terjadinya eksploitasi anak

Berkaitan dengan dampak negatif pertumbuhan penduduk yang berupa eksploitasi anak, telah ditulis dalam jurnal penelitian berjudul Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Berdampak pada Tingginya Angka Kemiskinan yang Menyebabkan Banyak Eksploitasi Anak di Indonesia. 

Dalam jurnal tersebut, menegaskan bahwa pertumbuhan penduduk yang meningkat secara pesat dapat menyebabkan tindakan eksploitasi anak di Indonesia. Hal itu karena pertumbuhan penduduk yang meningkat akan memberikan dampak kemiskinan bagi banyak masyarakat sehingga mereka tidak segan untuk melakukan tindakan kriminal berupa eksploitasi anak.

Tindakan eksploitasi anak tersebut berupa pemaksaan anak-anak untuk bekerja dan tidak memperbolehkan mereka bersekolah. Pemaksaan untuk bekerja tersebut dilakukan dengan dalih untuk membantu orang tuanya memenuhi kebutuhan keluarga. Padahal, di negara manapun, anak-anak tidak diperbolehkan untuk bekerja dan usia minimal seorang anak dapat bekerja adalah 17 tahun.

Pertumbuhan penduduk jelas saja mempengaruhi terjadinya tindakan eksploitasi anak ini karena lingkaran kemiskinan yang semakin luas. Jumlah penduduk yang terus bertambah dan tidak dapat dikendalikan menyebabkan angka kemiskinan juga meningkat.

Tindakan eksploitasi secara umum berarti pemanfaatan yang dilakukan sewenang-wenangnya terhadap suatu objek, apabila konteksnya eksploitasi anak berarti objeknya adalah anak-anak.

Eksploitasi anak menunjuk pada sikap diskriminatif atau perlakuan sewenang-wenang terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga maupun masyarakat. Mereka tidak memperhatikan hak-hak anak dalam mendapatkan perlindungan sesuai dengan perkembangan anak demi memenuhi kebutuhan hidup. Tindakan eksploitasi anak adalah sesuatu hal yang menyimpang dan dilarang oleh negara, tetapi tetap saja masih dilakukan oleh masyarakat bahkan oleh orang tua dari anak tersebut.

Eksploitasi anak ini dapat berupa mempekerjakan anak pada pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya tidak dijalaninya, misalnya mengamen, mengemis, mencopet, bahkan sebagai pekerja seks komersial. Anak-anak tersebut dipaksa bekerja dengan ancaman. Maka dari itu, anak-anak yang telah menjadi tindak eksploitasi anak ini sering mengalami cedera fisik karena mendapatkan pukulan dan cambukan hingga menyebabkan mereka memar, lecet dan goresan, atau bahkan luka bakar, baik itu pada wajah, mata, bibir, rahang, dan mulut.

Tindakan eksploitasi anak ini tentu saja dikecam negara karena kesejahteraan anak telah diatur dalam Undang-Undang Dasar No.4 tentang Kesejahteraan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

Dari jurnal penelitian tersebut menyimpulkan bahwa meningkatnya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia ternyata dapat menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya tidak mengalami perbaikan dalam jangka panjang. Hal tersebut tentu saja dapat menambah jumlah angka penduduk miskin dan berpengaruh pada peningkatan tindak kriminalitas.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Sumber:

https://indonesiare.co.id/

https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/

Purwati, P. D. (2015). DAMPAK PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN STRATIFIKASI SOSIAL TERHADAP SIKAP EKONOMI (STUDI DESKRIPTIF DI DESA KALITIRTO KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN). Universitas PGRI Yogyakarta.

Putri, N. C., & Nurwati, N. (2021). PENGARUH LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK BERDAMPAK PADA TINGGINYA ANGKA KEMISKINAN YANG MENYEBABKAN BANYAK EKSPLOITASI ANAK DI INDONESIA. Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial HUMANITAS, 3(1), 1-15.

Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien