Ada seorang anak bernama Didik, ia adalah seorang siswa di Sekolah Dasar. Dua kali dia tidak naik kelas, banyak teman-teman yang mengejeknya, tapi dia terlihat cuek dan tidak peduli. Di sekolah dia mempunyai julukan Bobo atau bocah bodoh. “Hei bobo, kamu sudah mengejakan PR belum?” bentak Wawan. “Memangnya ada PR, Wan?” tanya Didik sambil bingung. “Dasar Bobo..PR nya matematika” jawab Wawan. “Waduh aku lupa nih, Wan” jelas Didik. “Cepat dikerjakan dulu PR nya, nanti keburu bel masuk” suruh Wawan. “Kring…kring….kring…” bel masuk sudah berbunyi. Kemudian Pak Bagus memasuki ruang kelas. “Selamat pagi anak-anak” sapa pak Bagus. “Selamat pagi pak” jawan anak-anak serentak. Setelah itu pak bagus menuruh Wawan selaku ketua kelas untuk mempimpin doa sebelum pelajaran di mulai. “Sekarang kumpulkan PR kalian di atas meja” suruh pak Bagus. “Siapa yang belum mengerjakan PR?” tambah pak Bagus. “Saya pak” Didik tunjuk jari. “Ya, ampun Didik, sudah berapa kali kamu tidak mengerjakan PR?, sekarang kamu maju ke depan” bentak pak Bagus. Pak Bagus menyuruh Didik Mengerjakan PR di papan tulis, Didik seperti orang bingung, dia tidak bisa mengerjakan sama sekali. Pak Bagus geleng-geleng kepala melihat Didik. “Apa kamu harus tinggal kelas lagi Didik?” tanya pak Bagus. Didik hanya terdiam seribu bahasa. “Wawan, kamu sekarang duduk sebelah Didik, kamu kan juara kelas, kamu bisa mengajari Didik” suruh pak Bagus. “Iya pak” jawab Wawan. Didik pun di suruh duduk kembali dan pelajaran di lanjutkan ke materi berikutnya. “Jangan malas belajar, agar teman tidak mengejekmu saat kau tak bisa apa-apa. Dan jangan memanggil teman dengan sebutan yang kurang pantas, seberapa bodohnya dia, pasti mempunyai kelebihan yang kamu tidak punya.” Baca Dongen Lainnya : https://www.indojayareadymix.com/harga-readymix/ Peri SungaiJudul Cerpen Peri Sungai “Peri itu gak ada” itulah yang selalu diucapkan teman temanku di sekolah seraya menghina dan mencemoohku. Namaku Rino dan aku sudah duduk di bangku SMP kelas 1. Memang aneh bagiku seorang anak laki laki yang suka dengan hal hal berbau dongeng. Apalagi untuk ukuran anak SMP, peri jelas jelas bukanlah hal yang nyata dan tak pantas untuk dipercayai. Dan aku hampir saja melupakan hal yang namanya peri maupun dongeng. Tapi semua pemikiran itu berubah sejak aku pergi ke desa di rumah nenekku di daerah cicalengka jawa barat. Hari itu aku jalan jalan sendirian karena tak ada anak yang sebaya denganku disana. Aku pergi ke sebuah sungai di desa itu, air yang langsung dari gunung itu mengalir menciprat kakiku dan terasa sangat sejuk. Entah karena keasyikan ataupun kelelahan seusai perjalanan aku pun tertidur di tepi sungai itu. Seketika bangun dari tidur aku sangat terkejut melihat sesosok gadis cantik yang memiliki sayap seperti capung di punggungnya dengan mengenakan pakaian berwarna hijau. Aku pikir ini hanyalah mimpi, namun setelah aku cubit pipiku aku bahkan merasa kesakitan. Tak hanya dengan munculnya gadis bersayap itu, aku juga dikejutkan dengan benda benda di sekitarku yang tadinya hanya seukuran jempol kakiku berubah menjadi seukuran rumah. “hei… ada apa ini?” tanyaku bingung kepada gadis itu Aku berubah menjadi kecil karena memang diriku memiliki rasa percaya dengan peri yang amat berlebih sehingga mengubah diriku menjadi sekecil peri. Itu juga merupakan alasan kenapa aku bisa melihat peri itu. Lalu kami pun bermain bersama sepanjang hari. “ih… kamu jangan iseng deh rino!” teriak peri kecil itu “Wendy, kamu bisa balikin ukuran tubuhku?” tanyaku “Tuhan… padahal baru saja aku menyukainya” ucapku sambil tetesan air mata yang mulai mengalir di pipiku. Cerpen Karangan: Mr.I Cerita Peri Sungai merupakan cerita pendek karangan Mr. I, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. Lihat Juga : Harga Ready Mix |