10 film koboi dan india teratas 2022

JAKARTA, KOMPAS.com - Film bertema koboi atau yang biasa disebut sebagai western merupakan genre yang masih banyak diproduksi hingga sampai saat ini. 

Genre western biasanya menggambarkan suasana pada pertengahan akhir abad ke-19 di American Old West atau American Frontier. 

Berikut adalah rekomendasi film bertema koboi yang bisa ditonton untuk mengisi liburan akhir tahun.

Baca juga: 5 Rekomendasi Film dengan Tokoh Jenius, Dijamin Seru!

1. Once Upon A Time in the West

Once Upon a Time in the West merupakan karya dari sutradara Sergio Leone, salah satu sutradara terbaik.

Film yang dirilis pada 1986 ini mengisahkan mengenai konflik yang terjadi di wilayah Flagstone, sebuah kota fiksi yang terletak di American Old West.

Wilayah ini menjadi tempat konflik konstruksi sebuah jalur kereta api dan misi balas dendam melawan seorang pembunuh berdarah dingin. 

Film ini dibintangi oleh Claudia Cardinale, Henry Fonda, Jason Robards dan Charles Bronson.

2. News of the World

News of the World adalah film keluaran tahun 2020 yang dibintangi oleh Tom Hanks dan Helena Zengel.

Film ini memiliki latar waktu tahun 1870 yang mengisahkan seorang veteran perang yang harus mengembalikan seorang gadis muda ke keluarga aslinya.

Ia diambil oleh Kiowa dan dibesarkan sebagai salah satu dari mereka.

3. Bone Tomahawk 

Bone Tomahawk merupakan film yang dirilis pada 2015.

Selain memiliki genre western, film ini juga bergenre horor. 

Film yang dibintangi oleh Kurt Russell, Patrick Wilson, Matthew Fox dan Richard Jenkins ini mengisahkan mengenai Kota Bright Hope.

Kota Bright Hope yang tenang diusik dengan tragedi pembunuhan pemuda dan penculikan tiga warga.

Baca juga: 7 Rekomendasi Film Komedi Satir Bertema Politik, Enggak Bikin Bosen!

4. The Hateful Eight

The Hateful Eight adalah film karya Quentin Tarantino yang dirilis pada 2015. 

Film ini mengisahkan mengenai Marquis Warren (Samuel L. Jackson), seorang bounty hunter yang mengantarkan mayat pada tuannya.

Karena badai salju, kudanya tidak bisa melanjutkan perjalanan dan ia pun harus menumpang. 

Marquis Warren kemudian menumpang dengan John Ruth (Kurt Russell), seorang bounty hunter lainnya yang tengah mengantarkan buruannya ke tempat tujuan.

5. Django Unchained

Django Unchained merupakan film karya Quentin Tarantino yang dirilis pada 2012. 

Dibintangi oleh Jamie Foxx, Christoph Waltz, Leonardo DiCaprio, Kerry Washington dan Samuel L. Jackson, film ini merupakan sebuah penghormatan bagi film Django karya Sergio Corbucci yang dirilis pada 1966. 

Django Unchained mengisahkan mengenai perjuangan dari seorang budak kulit hitam untuk membebaskan istrinya dari perkebunan milik orang kulit putih. 

Itu dia lima rekomendasi film koboi yang bisa menjadi tontonan akhir tahun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Bagi kamu pencinta film action, film bergenre western atau film cowboy bisa jadi salah satu film terseru untuk ditonton. Tak hanya tembak-tembakan, konflik yang digambarkan dalam film semacam ini biasanya punya unsur drama yang kuat, namun tidak menye-menye. Film koboi juga biasanya punya ciri khas kuda, pertarungan jagoan dengan sheriff, dan tentu saja logat khas Texas.

Film Western/Cowboy Terbaik

Nah, tak perlu bingung mencari rekomendasi film cowboy terbaik. BukaReview bakal memberi kamu rekomendasi tontonan yang tak hanya punya cerita seru, namun juga terlaris sepanjang masa. Yuk, simak daftar berikut ini.

1. Unforgiven (1992)

Clint Eastwood beradu peran dengan Morgan Freeman. Ini saja sudah jadi jaminan sebagai film cowboy terbaik yang wajib kamu tonton. Clint yang berperan sebagai William Munny merupakan mantan bounty hunter yang kini sudah pensiun menjadi seorang petani.

Setelah menjalani kehidupan barunya tersebut, yang tak terlalu cemerlang, datang tawaran dari Schofield Kid untuk Will melakukan pekerjaan yang sudah ia tinggalkan itu. Awalnya dia menolak, namun karena kehidupan petani tak mencukupinya, ia menerima tugas terakhirnya itu.

Lewat film ini, Clint diganjar penghargaan Sutradara Terbaik di Oscar dan tiga penghargaan lain, termasuk kategori Film Terbaik tahun 1992.

Baca juga: Bikin Melankolis! Ini 7 Rekomendasi Film India Sedih dan Terbaik Tahun 2019

2. 3:10 to Yuma (2007)

Salah satu film western terbaik ini disutradarai James Mangold dan dibintangi Russel Crowe serta Christian Bale.

Premisnya berpusat pada Ben Wade (Russel Crowe), seorang kriminal yang meneror Arizon pada 1800-an. Dia akhirnya berhasil ditangkap dan akan diadili. Dan Evan (Christian Bale) seorang veteran perang sipil dan peternak mengawal tahanan tersebut.

Sepanjang perjalanan, bisa ditebak, bahaya mengintai mereka berdua. Film ini juga banjir nominasi. Namun, dari 32 nominasi tersebut, film ini hanya memenangi tiga penghargaan, yaitu San Diego Film Critics Society Awards, Utah Film Critics Associaton Awards, dan Western Heritage Awards.

Baca juga: Ini Rekomendasi 7 Film Komedi Romantis Terbaik Sepanjang Masa

3. Tombstone (1993)

Film cowboy terbaik berikutnya adalah Tombstone. Film wild west ini dibintangi Kurt Russel dan Val Kilmer. Bagi banyak moviegoers, Tombstone sering dianggap sebagai film yang underrated padahal sebenarnya punya daya tarik kuat dibandingkan film koboi lainnya.

Wyatt Earp (Kurt Russel) dikisahkan sebagai penegak hukum yang telah pensiun. Dia menghabiskan masa pensiunnya itu di Tombstone, Arizona. Namun, hidupnya tak tenang karena di sana dia bertemu dengan para kriminal yang dulu ia basmi.

Dirilis berdekatan dengan Unforgiven, Tombstone kalah pamor meski kualitas cerita dan akting karakter di dalamnya tidak payah-payah amat. Terlepas dari kekerasannya, film ini masih cocok kamu tonton bersama keluarga, yang sudah dewasa tentunya.

Baca juga: Review Film Frozen 2: Petualangan Menyenangkan ke Tempat Antah Berantah

4. True Grit (2010)

True Grit karya The Coen Brothers juga layak menyandang predikat film cowboy terbaik. Film ini merupakan adaptasi kedua dari novel terkenal Charles Portis yang berjudul sama dan rilis pada 1968.

Film koboi ini bertabur bintang besar, di antaranya Jeff Bridges, Matt Damon, Josh Broling, dan Hailee Steinfeld. Kisahnya berpusat pada Mattie Ross (Steinfeld) yang menyewa Cogburn (Bridges) untuk mengejar Tom Chaney (Brolin), pria yang membunuh ayahnya.

Dalam pengejaran tersebut, mereka ditemani Texas Ranger LaBoeuf (Damon) yang juga memburu Chaney karena membunuh seorang senator. Film ini menyabet 10 nominasi Oscar, namun sayangnya tidak memenangkan satu pun penghargaan.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Film Semi Korea untuk Para Penggemar Cerita Romantis

5. The Good, The Bad, and The Ugly (1966)

Film klasik ini bagi banyak kritikus dinobatkan sebagai film cowboy terbaik sepanjang masa. Film ini merupakan film terakhir dari trilogi “Dollars” karya Sergio Leone.

Berkat filmnya ini, Sergio Leone juga menyandang status sutradara terbaik untuk genre film western. Film ini dibintangi Clint Eastwood yang dapat julukan Good. Dia dikisahkan mencari emas curian yang diambil Bad (Lee Van Cleef), seorang bounty hunter kejam, dan Ugly (Eli Wallach), seorang bandit dari Meksiko.

Uniknya, karakter Good juga tidak baik-baik amat. Dia hanya lebih cerdas dan cepat menembak ketimbang lawan-lawannya. Bagi kamu yang suka film koboi, film ini harus masuk daftar tontonan kamu.

Nah, mana film cowboy terbaik di atas yang sudah atau kamu berencana untuk tonton? Tulis di kolom komentar, ya!

10. Rancho terkenal

Seperti Alfred Hitchcock, Fritz Lang bergerak dengan mudah di antara genre; "Periode Barat" -nya tersebar di seluruh periode "kejahatan perkotaan" dan "film noir". Bahkan sekarang, 60 tahun kemudian, Rancho Notorious tetap menjadi salah satu orang Barat paling aneh yang pernah dibuat, memajukan daya tarik Lang (obsesi?) Dengan retribusi, yang bisa dimulai dengan drama Lynch-Mob 1936 Fury, film pertamanya sebagai émigré Jerman di AS AS .

Sebaliknya, meskipun protagonisnya adalah Vern yang dianiaya (Arthur Kennedy), yang tunangannya telah diperkosa dan dibunuh oleh bandit yang tidak diketahui, film Lang - yang, seperti yang terus -menerus diingatkan oleh lagu temanya, menceritakan kisah “Benci, Pembunuhan dan Pembalasan ”-Lebih peduli dengan pemilik bar kasino yang dilarang bernama Chuck-A-Luck, di suatu tempat di dekat perbatasan Meksiko. Atau lebih tepatnya, bintang yang sebenarnya, langka untuk seorang Barat, adalah seorang wanita: Altar Keane yang keterlaluan dari Marlene Dietrich, ibu den to the Bad Guys dan seorang gadis saloon di slide.

Tidak banyak yang tidak dikenal di Rancho terkenal sebagai film genre, tetapi Lang tentu bersenang -senang dengan casting. Meskipun Kennedy secara nominal adalah bintang, Lang lebih peduli dengan Dietrich, masih mengemas pukulan di awal 50 -an, dalam peran yang, kita lihat sekarang, dengan sangat sempurna ke dalam penampilannya sebagai tanna misterius yang berhubungan dengan kejahatan. Ada pesan feminis yang terselubung, dalam bentuk yang berkode Lang tetapi sangat jelas untuk pemerkosaan sebagai bagian yang tak terhitung dari kisah perintis lama. Dan dengan anggukan kepada Brecht, Lang menghindari naturalisme langsung, mengedepankan musik sebagai perangkat naratif. Mungkin bukan kebetulan bahwa ini adalah barat terakhir Lang, setelah melakukan semua yang dia ingin lakukan dengannya. Damon Wise Damon Wise

9. Pembunuhan Jesse James oleh The Coward Robert Ford

"Wild West" dibuat oleh penulis Ned Buntline. Wyatt Earp kemudian bekerja sebagai konsultan Hollywood dan Robert Ford menjadi terkenal karena menembak penjahat di belakang. Pembunuhan Jesse James oleh The Coward Robert Ford adalah film yang brilian tentang kekerasan dan selebriti, dua mitos pendiri Amerika. Ini diarahkan oleh rahmat puitis dan ketepatan oleh Andrew Dominick dan memetakan hari -hari terakhir perampok kereta yang terkenal kejam, yang tahu hari -harinya diberi nomor dan bahwa jerat itu mendekat.

Setelah apa yang akan menjadi pencurian terakhirnya, dalam Blue Cut, Missouri, Jesse James (Brad Pitt) kembali ke kota kelahirannya di Kansas City, dengan sisa -sisa gengnya yang melangkah di tumitnya. Dia berusia pertengahan 30-an, tetapi dia merasa lebih tua, seperti serigala abu-abu yang waspada mengendus udara untuk aroma masalah pertama. Kemudian ke dalam campuran datang Ford (kinerja luar biasa dari Casey Affleck), berteriak -teriak untuk bergabung dengan geng dan putus asa untuk mengesankan atasannya. Ford terkekang, canggung, tidak stabil; Seorang fanboy mimpi buruk yang telah tiba satu abad sebelumnya. Kami tidak tahu apakah dia ingin membunuh James atau berteman dengannya dan alasan untuk ini, saya pikir, adalah karena Ford tidak mengenal dirinya sendiri.

Geng itu bertobat, rumahnya terlalu penuh dan emosi yang berjumbai. Sementara itu, James Parks sendiri di meja dapur dan menguji suasana di dalam ruangan. Apakah penjahat sekarang menjadi terlalu letih dan kelelahan untuk memastikan keselamatannya sendiri? Atau mungkinkah dia memainkan game yang sama sekali lebih canggih? James memiliki satu kaki melalui pintu keluar dan cara kepergiannya mungkin satu hal terakhir yang bisa dia kendalikan. Dia merawat pembunuhnya sendiri untuk menulis legenda sendiri. Xan BrooksXan Brooks

8. Sungai Merah

Orang -orang Best Best adalah tentang mengubah zaman, ideologi yang bertikai dan kemajuan yang kejam, jadi sudah sepantasnya bahwa Sungai Merah mengadu domba penjaga tua Hollywood melawan yang baru. Epic Howard Hawks 1948 seolah -olah menyangkut upaya untuk mendorong 10.000 ekor sapi di sepanjang Chisolm Trail dari Texas ke Kansas. Tetapi sapi-sapi yang bergemuruh dan awan-debu yang berputar-putar hanya berfungsi sebagai iringan perjuangan lihat-lihat antara John Wayne dan Montgomery Clift, benteng Foursquare dari Amerika Merah Versus Penjaga Jiwa dari panggung New York.

Wayne menjadi berita utama sebagai Thomas Dawson, tangguh dan tidak bersyukur, sementara Clift (dalam debut filmnya) menjadi ikut berperan sebagai Matt Garth, putra angkatnya yang sensitif, yang menantang otoritasnya dan mungkin menunjukkan jalan menuju masa depan. Dengan semua akun, ketegangan di luar layar mencerminkan kembang api di layar. Wayne menolak Clift sebagai "bajingan kecil yang sombong", sementara aktor yang lebih muda membenci kejenakaan ruang loker Wayne dan Hawk dipaksakan dan tidak perlu ”).

And yet, fortuitously, Red River seemed to thrive on the friction. It’s one of Hawks’s best: a bold, expansive epic with a knotty psychological portrait at its core. In the clash between bullish Dawson and resolute Garth we have the sense of two very different men, two very different worldviews and, by implication, two very different Americas vying for supremacy. This is not so much how the west was won. It’s how it is still being fought for today. XB

7. High Noon

Anticipating the decline of the western as a populist genre and the rise of the “revisionist” westerns of the 60s and 70s, Fred Zinnemann’s man-against-mob-mentality movie is a deceptively sophisticated piece of work. Indeed, although it can be seen as a extension of the white-hat/black hat movies of the 30s, and starred cowboy icon Gary Cooper, High Noon caused rifts even within the masters of the genre; it raised the ire of John Wayne, who considered it not far short of a commie plot, and director Howard Hawks, who made his 1959 classic Rio Bravo as a direct rebuttal.

Today, High Noon’s most striking feature is its real-time plot. Cooper stars as retiring marshall Will Kane, who is about to leave town when he hears that his nemesis, Frank Miller (Ian MacDonald), has been reprieved from death row and is arriving on the noon train. Kane considers leaving with his newly-wedded wife Amy (Grace Kelly), but instead decides to stand his ground. Amy gives him a second ultimatum - she wants him with her on the noon train out - and so the 85-minute countdown begins.

Although subtextual film criticism wasn’t really in its prime in 1952, what High Noon was really about did not go unnoticed. Pitting a good man against a cowardly townspeople that do nothing to stand up to Miller, Zinnemann’s film was an obvious allegory for the recent political witch hunts launched by Senator McCarthy. Nevertheless, it remains an extraordinarily tense piece of film-making that works perfectly, featuring a suitably solemn Oscar-winning song of the same name by Tex Ritter. Last but not least - always a sign of a really great movie - it was even remade in space, as Outland. DW

6. Unforgiven

Clint Eastwood’s 1992 multiple Oscar-winner is probably this actor-director’s profoundest work. Not only is it a western, it’s also about the flawed mythology of the genre. In the town of Big Whiskey, Wyoming, in the late 1880s, a prostitute mocks a client’s less-than-plentiful manhood and gets a razor across the face for her chuckles. Her colleagues put a bounty on the miscreant’s head, prompting a trickle of would-be assassins into town, including English Bob, played flamboyantly by Richard Harris from beneath a cascade of nicotine-yellow locks. He’s not the film’s key character. Nor is the sadistic sheriff L’il Bill (Gene Hackman), or even the retired gunslinger William Munny (Eastwood). Instead, the movie hinges on the lowly hack WW Beauchamp (Saul Rubinek), who begins the picture as English Bob’s sycophantic biographer, but switches allegiances to L’il Bill when the odds change. His fickle quill transcribes history, embellishing the truth. And it is his hyperbole that the film sets out to correct. Unforgiven’s original title was The Cut-Whore Killings. How the West was Spun would have sufficed.

The disparity between fact and fiction runs through the movie. A cocky young fighter named the Schofield Kid (Jaimz Woolvett) cannot actually see beyond the end of his revolver. Meanwhile, Munny is tempted out of retirement when he hears that the prostitute has had her eyes scooped out, and her body mutilated. It’s a key moment when he actually sees her only moderately scarred face; flickers of confusion, disappointment and relief play gently on Eastwood’s normally rigid features.

But the film is most potent when it addresses matters of life and death. “It ain’t so easy to kill a man,” L’il Bill warns Beauchamp. Indeed, Ned (Morgan Freeman) dithers over the trigger even as he has his quarry squarely in his sights, and is unable to fire the fatal bullet. The Schofield Kid suffers crippling pangs of conscience after his first murder. “It don’t seem real,” he whimpers. “How he ain’t gonna breathe again, ever.” The screenplay, by David Webb Peoples (Blade Runner), has a haunting refrain. Three separate characters each deliver the line “He had it coming” before Munny provides the chilling pay-off: “We all got it coming.” Ryan Gilbey

5. McCabe & Mrs Miller

Robert Altman was nothing if not an iconoclast. One of his greatest talents was to reinforce genre by dismantling and even undermining it. What he did to the war movie with MASH, and what he would later do to film noir in The Long Goodbye and the country house drama in Gosford Park, he did to the western in McCabe & Mrs Miller. John “Pudgy” McCabe (Warren Beatty) is an entrepreneur who establishes a brothel in the Pacific Northwest mining settlement of Presbyterian Church in 1902. He’s a shambles, a vain and foolhardy clown dressed in burdensome furs, and his brothel is a shambles too, at least until the chippy, cockney Constance Miller (Julie Christie) rolls in through the drizzle and the mud and shows him how to make it a success. She’s earthy but also alluringly unreachable, and not only because of her opium habit. “I never knew anyone in my life who spent so much time behind a locked door,” grumbles McCabe.

Sinematografi Vilmos Zsigmond adalah liris tetapi kasar, terlebih lagi ketika Altman melempar salah satu crash-zoom crect-nya yang cadangan, sehingga kamera menggali ke dalam serat seluloid yang sangat baik. Selain dari lagu -lagu Leonard Cohen yang menggerutu, apa yang bisa kita dengar dalam film umumnya tidak lebih cantik dari apa yang bisa kita lihat. "Suara itu kacau," kata editor Altman, Lou Lombardo, "tapi dia tidak pernah mengubahnya ... itu direkam di sana - trek kotor, lagu berlumpur. Rasanya seperti mencoba mendapatkan gambar yang tidak fokus menjadi fokus. "

Namun film yang nyaris tidak bisa dibuka dan tampak kotor ini adalah karya kecantikan, erotisme, dan rasa sakit yang menjulang tinggi. Beatty dan Christie tampaknya dibebaskan oleh ketidaksopanan sutradara mereka terhadap kekuatan bintang mereka (tidak ada yang benar-benar diberi pintu masuk yang indah di layar). Genre Barat diuntungkan dari morfin realisme puitis kotor ini. Dan bahkan dapat dikatakan bahwa ketika perwakilan dari Big Business Ride ke kota yang ingin menguangkan kemenangan McCabe, film ini menjadi pertanda penurunan yang menunggu sinema Amerika di zaman blockbuster. RGRG

4. Butch Cassidy dan Sundance Kid

Ini adalah ibu dari semua film teman. Atau haruskah itu ayah dari semua bromances? Paul Newman dan Robert Redford memainkannya longgar dan untuk tawa besar sebagai penjahat yang ramah Butch Cassidy dan Sundance dalam komedi Barat klasik ini. Mereka adalah pemimpin dari geng hole-in-the-wall terkenal-hanya mereka tidak seburuk semua itu. Butch tidak pernah menembak seorang pria. Dan ketika sekelompok orang bersenjata yang disewa datang setelah mereka (pengejaran yang luar biasa dan gemuruh) mereka tidak bertarung. Mereka keluar dari sana, ke Bolivia, di mana bank merampok itu mudah - selama Anda bisa mengingat kata -kata dalam bahasa Spanyol. Pada tahun 1969, Butch Cassidy adalah hit besar, tetapi itu digerakkan oleh para kritikus; Ribbing dan leluconnya terlalu glib (“bagian bawah lubang,” tulis Pauline Kael).

Hari ini, telah berjalan dengan indah, dan kita dapat menikmatinya sebagai film tentang zamannya sebanyak yang lain: karena santai akhir 60-an, dengan Butch dan Sundance beberapa hipsters yang akan terlihat oleh kejahatan terburuk dari semua Mereka berusaha terlalu keras. Tonton saja Newman berkeliaran dengan alat sepeda yang baru saja bergaris-garis dengan gadis temannya ke nomor Burt Bacharach. Beberapa tawa terbesar adalah dengan mengorbankan penjaga pembukuan kereta api yang teliti, yang lebih suka ditiup berkeping-keping daripada membuka brankas-persegi total. Cath ClarkeCath Clarke

3. Para pencari

Teks UR dari generasi "film brat" tahun 70-an, The Searchers-kisah John Ford tentang dua pria yang membuntuti sepupu wanita mereka, diculik oleh Apache-telah dikutip tanpa henti dalam film mereka. Hardcore Paul Schrader adalah pembuatan ulang yang ditetapkan, dari semua tempat, industri porno La; Sopir taksi Martin Scorsese, John Milius's Big Wednesday, dan Wim Wenders's Paris, Texas semuanya secara langsung mengutipnya, bertengkar dengan itu, atau membuat sebagian lagi. Dan mengapa? Karena para pencari hanyalah yang paling padat, paling gelap, paling aneh, paling lucu, paling tidak koheren namun paling memuaskan di tahun 50 -an.

Ini adalah potret seorang pahlawan Amerika yang memiliki semua kebajikan kehormatan perbatasan dan kemandirian, yang juga merupakan seorang rasis dan supremasi kulit putih yang pemalsuan, seorang pria yang didorong ke jurang kegilaan dengan ketakutannya akan pengotor rasial. Dan film itu tidak pernah duduk diam, menumpuk satu urutan Bravura di atas yang lain-reuni keluarga, serangan pembunuhan India, pertempuran, pertempuran persaudaraan, kesedihan yang memilukan, semua melawan kemegahan Monument Valley yang melarang dan gurun barat daya-dan tidak pernah kalah sekali kalah dalam kekalahan Monument Lembah dan Gurun Barat Selatan-dan tidak pernah kalah dalam Kehilangan Barat Selatan-dan tidak pernah kalah dalam Kehilangan Barat Selatan-dan tidak pernah kalah dari Barat Selatan-dan tidak pernah kalah di barat daya-dan tidak pernah kalah di barat daya-dan tidak pernah kalah di barat daya barat daya-dan tidak pernah sekaligus Cengkeramannya yang mirip dengan penonton. John PattersonJohn Patterson

2. Kelompok liar

Sutradara Sam Peckinpah dianggap sebagai boros, meriam longgar, dan kegagalan pada saat ia menembak Wild Bunch pada tahun 1968. Fitur terakhirnya, Mayor Dundee, telah menjadi pengalaman sengit. Itu telah dirilis dalam bentuk yang terpotong dan dimutilasi secara brutal untuk ulasan menengah. Dalam interim Peckinpah telah mendapatkan kembali rasa hormat terhadap adaptasi TV yang indah dari novel Noon Wine tahun 1937 Katherine Anne Porter. Ini adalah yang paling tidak terlihat dari karya -karya besarnya, dan menunjukkan, pada saat itu, bahwa ia bukan orang gila dari legenda baru -baru ini (bukan karena tidak ada banyak kegilaan legendaris yang akan datang).

Menawarkan skenario untuk The Wild Bunch, ia merobeknya dengan pembalasan, mengatasinya untuk mengakomodasi kekhawatiran dan tema utamanya sendiri: orang -orang yang kehabisan waktu menghadapi keusangan dan kematian (dapat dengan mudah disebut tidak ada negara untuk orang tua); kekerasan sebagai balet kebrutalan; dan korupsi sebagai semua-mencakup, dengan setiap transaksi, baik itu moral, moneter atau seksual, sangat diwarnai oleh pengkhianatan. Pada saat Bunch Wild menghantam layar dan menjadi film paling kontroversial tahun 1969, para pencela Peckinpah sebelumnya mengangkatnya ke jajaran, di sana dengan Stanley Kubrick dan John Ford.

Dan akan ada darah. Tuli oleh raungan ambient dari Perang Vietnam Amoral yang lebih kejam dan amoral, yang memercikkan darah melintasi layar TV negara itu setiap malam, dan berani oleh kemungkinan sanguinary yang disetujui oleh Bonnie dan keberhasilan pelarian Clyde, Peckinpah mengemas wagon muatan squibs untuk digunakan pada -Nya, Peckinpah mengepak satu wagon dari squib darah untuk digunakan di -Nya, Peckinpah mengepak satu wagon dari squib darah untuknya Lokasi Meksiko dan selamanya mengubah sifat kekerasan layar dengan apa yang disebut sebagai "percikan barat" pertama.

Dia juga merevolusi pengeditan film, memotret banyak, set-piece aksi kekerasan dengan banyak kamera dan sudut pandang, menjalankan kamera dengan kecepatan yang berbeda, dari 60 hingga 120 frame per detik, setelah melihat editor apa yang telah dicapai oleh editor Lou Lombardo dengan efek yang sama pada proyek sebelumnya . Hasilnya membuka mata, peregangan, dan runtuh di masing-masing set-piece aksi yang dirakit dengan sangat mahir, terutama perampokan pembuka. Urutan itu termasuk kredit terkenal, "Disutradarai oleh Sam Peckinpah" memalu ke layar setelah Pike Bishop (William Holden) mengeluarkan kata -kata: "Jika mereka bergerak, Bunuh‘ mereka! " Yang segera memberi tahu kami di mana simpati sutradara berada - dengan yang hancur dan orang buangan. Jp JP

1. Sekali waktu di barat

Seorang revisionis Marxis Barat yang terasa seperti komedi separuh waktu dan tragedi pembalas dengan kedok operasional untuk separuh lainnya. Setidaknya di atas kertas, ini terlihat seperti yang paling layak untuk masuk ke jajaran karya genre. Tapi begitulah, secara rutin dihitung di antara orang -orang barat terbesar yang pernah dibuat. Dan memang begitu. Leone, bersama dengan Dario Argento dan Bernardo Bertolucci, awalnya menyusun orang Barat yang hampir seluruhnya terdiri dari referensi ke klasik genre - kuda besi, para pencari, Shane dan High Noon hanyalah beberapa film yang dijarah dan dihormati di final epik tiga jam. Film ini memiliki kemiringan sayap kiri tanpa malu -malu dalam penggambaran penaklukan Kapitalisme yang kejam atas Barat saat ia menghancurkan atau membunuh setiap hambatan di jalannya.
Leone, together with Dario Argento and Bernardo Bertolucci, initially conceived a western almost entirely made up of references to the classics of the genre – The Iron Horse, The Searchers, Shane and High Noon are just some of the movies plundered and revered in the final three-hour epic. The film has an unabashedly leftwing tilt in its depiction of capitalism’s ruthless conquest of the west as it crushes or kills every obstacle in its path.

Jika itu semua terdengar sedikit kering bagi Anda, maka Leone cukup tahu untuk membuat filmnya dengan Icons of the Genre, termasuk bintang yang sedang naik daun Charles Bronson dalam peran utama tanpa nama dan Jason Robards sebagai bantuan komik. Gambitnya yang paling berani, bagaimanapun, adalah membujuk Henry Fonda untuk memainkan pembunuhnya yang mengerikan - penegak kereta api Frank.

Legenda memilikinya Fonda, mempersiapkan peran jahat pertamanya, muncul di set mengenakan kumis bandito dan setengah memutar matanya. Tidak, kata Leone, saya ingin Henry Fonda, dicukur bersih-dan kemudian kita akan membuatnya buruk. Tidak ada inti jahat Frank yang meragukan ketika dia menembak seorang anak beberapa saat setelah terlihat di layar.

Dan opera? Nah, pertimbangkan bahwa teman sekolah Leone Ennio Morricone menulis tanda tangan musik individual untuk masing -masing dari empat karakter utama (yang keempat adalah Claudia Cardinale, Jill McBain, yang tarif tentang serta Anda akan mengharapkan seorang wanita di Macho Italian Western), dan musiknya hampir sama sibuknya dengan menyalurkan perhatian kita seperti apa pun dalam naskah. Baku tembak klimaks, dengan tiga menit musik intro dan kilas balik (termasuk wahyu besar) dan dua detik permainan tembak, mencapai intensitas yang hampir orgasme melalui skor morricone yang melonjak dan memangkas. Dengan setiap set-piece secara artifisial memanjang untuk komedi atau ketegangan, dan setiap adegan lainnya hampir tanpa kata, ini adalah film yang membutuhkan waktu, tetapi dengan kredit terakhir, Anda tahu Anda berada di hadapan kebesaran yang tidak bisa diabaikan. JpJP

Lebih banyak 10 kritikus Guardian dan Observer 'Top

• 10 film aksi teratas

• 10 film komedi teratas

• 10 film horor teratas

• 10 film sci-fi teratas

• 10 film kejahatan teratas

• 10 film Arthouse teratas

• 10 film keluarga teratas

• 10 film perang teratas

• 10 film remaja teratas

• 10 film superhero teratas

Siapa koboi terbaik di film?

Apa yang dianggap sebagai film Best Western?

Kapan film koboi dan India populer?

Siapakah bintang film Best Western?