Saya yakin sebagian besar dari kita sering mengikuti kompetisi perlombaan ataupun yang lainnya. Tidak jarang kompetisi yang kita ikuti tersebut berhasil kita menangkan namun tidak jarang juga kita belum berkesempatan untuk mendapatkannya. Taukah teman-teman bahwa hasil yang kita peroleh tersebut sebenarnya bisa terjadi karena ada kuasa Tuhan? Ketika kita mengikuti kompetisi, pasti kita menyiapkan segala sesuatu hal yang berkaitan dengan kompetisi tersebut secara matang. Misal, kamu mengikuti kompetisi band tingkat nasional dan kamu memiliki waktu satu bulan dari masa pendaftaran sampai ke hari utama penampilan. Otomatis, kamu dan personeel band kamu akan melakukan persiapan dimulai pilihan lagu yang akan dibawakan, aransemen dan improvisasi musik yang apik, latihan yang semakin intens, persiapan kondisi tubuh baik fisik maupun emosi yang oke, mempersiapkan kostum tampil yang menarik, melatih diri melakukan aksi panggung yang unik, dan lain sebagainya termasuk hal yang paling penting yaitu ibadah sebagai sebuah upaya meminta ridhoNya dan meminta dilancarkan serta dimudahkan untuk bisa menjadi juara. Dan tibalah saatnya untuk kamu dan personeel band kamu ada di panggung utama untuk dilakukan proses penjurian. Kamu sudah yakin bahwa seluruh persiapan yang kamu dan teman-teman lakukan sudah sangat detail dan matang walaupun akhirnya ketika dipanggung ada sedikit kesalahan seperti strep gitar lepas dan membuat permainan gitar kamu berhenti sejenak sehingga menimbulkan kekosongan suara gitar di dalam harmonisasi permainan band kamu. Sehingga kamu dan teman-teman band memiliki ekspektasi bahwa juara satu tidak mungkin diperoleh oleh band kamu. Ketika menjelang pengumuman hasil penjurian rasa deg-degan, rasa cemas, rasa takut, rasa campur aduk antara optimis dan pesimis itu pasti ada. Hal itu sangat manusiawi, jadi tidak perlu khawatir kamu sedang dalam keadaan tidak normal atau apapun J Yakinlah yang merasakan perasaan itu nggak cuma kamu aja, tapi yang lain juga sama. Tibalah saat pengumuman, master of ceremony sudah memegang hasil penjurian dan pengumuman juara dilakukan dari yang mendapatkan juara harapan tiga yang nantinya akan disebut yang terakhir adalah juara satu. Kamu dan teman-teman band pasti berharap untuk bisa disebut namanya menjadi juara satu atau setidaknya salah satu dari nominasi yang ada. Perlahan disebutkan satu persatu, juara harapan tiga, juara harapan dua, juara harapan satu, dan nama band kamu belum disebut. Awalnya kamu dan band kamu masih merasakan optimis namun lama-kelamaan menjadi pesimis karena sudah tiga nominasi disebutkan namun band kamu belum disebut juga. Juara tiga disebutkan, juara dua, dan nama band kamu belum juga disebut. Akhirnya tibalah pengumuman juara satu dan kamu tau apa kejutannya? Nama band kamu yang disebut sebagai juara satu !! 😀 Rasa kaget, rasa tidak percaya, rasa bangga, rasa haru, semua bercampur aduk. Riuh tepuk tangan menyambut, teriakan selamat datang saling sahut menyahut. Rasa syukur yang tidak terkira pun dipanjatkan pada sang pemilik kuasa atas segalanya yang memiliki diri kita ini. Salah satu perwakilan personeel maju ke atas panggung untuk menerima penghargaan dan sebagainya-sebagainya mengikuti proses seremonial yang biasa ada disetiap kompetisi. Sampai akhirnya waktu untuk pulang ke basecamp pun tiba. Di basecamp kamu dan teman-teman kembali bercerita tentang sebuah proses satu bulan yang telah kalian lewati bersama-sama, mempersiapkan segala hal dengan baik, beribadah dan berdoa, walaupun ada sedikit kesalahan teknis saat tampil tapi ternyata menurut juri itu bukan sebuah hal yang masalah, dan lain sebagainya. Semua cerita itu berulang dan menjadi sebuah kenangan manis. Sekaligus menjadi pemicu untuk kedepannya kamu dan band kamu untuk lebih baik lagi kedepannya dan bisa mempertahankan juara satu tersebut atau menyabet juara satu kembali di kompetisi lain. Andai saja kamu dan teman-teman kamu tidak melakukan persiapan yang baik, apa yang terjadi?
Andai saja kamu dan teman-teman kamu sudah melakukan persiapan dengan baik namun tidak berdoa untuk minta dimudahkan menjadi seorang juara satu, apa yang akan terjadi?
Andai saja kamu dan teman-teman kamu sudah melakuan persiapan yang sangat baik dan sudah berdoa namun belum mendapatkan kesempatan menjadi juara satu, apa artinya?
Itu adalah sekilas kisah yang diadopsi dari pengalaman pribadi saya dengan sedikit perubahan J Semoga bermanfaat Dan hal yang penting untuk diingat Do Your Best and Let God Do The Rest 🙂 Nothing to loose, everything would happen in the right person, place, and time God never wrong God never sleep (anonym) Sekian Terima kasih Regards, F.Psikologi UI 2009 YOT CA UI 2011-2012 Inspiring Article Dec’
Saya yakin Anda pasti sudah pernah mendengar ‘Do your best and God will do the rest‘. Kalimat yang membuai telinga kita, karena selain bunyinya berima dengan indah (best – rest), juga terkesan memberi kita kendali atas hidup kita – kita bisa menentukan hasil yang ingin kita capai. Tapi tebak, akar apa yang ada di belakang kalimat ini? Dan dusta ini telah diajarkan dalam banyak variasi: “Kamu harus melakukan bagianmu dalam hidupmu sebagai orang Kristen.” “Kalau kamu melakukan bagianmu, Tuhan akan melakukan bagian-Nya.” “Jika kamu bekerja keras buat Tuhan, Dia itu setia dan akan bekerja keras buatmu.” Semuanya adalah campuran antara iman dan perbuatan daging. Padahal keduanya tidak bisa bekerjasama. Keduanya bukan sesuatu yang bisa dikombinasikan atau dicampurkan. Singkatnya, kehidupan Kekristenan Anda bukanlah tentang Anda bekerja sama dengan Tuhan untuk menolong Dia, juga bukan tentang Tuhan bekerja sama dengan Anda untuk menolong Anda. Sebaliknya, kehidupan Kekristenan Anda adalah berdiamnya Yesus untuk hidup di dalam Anda, mengeskpresikan diri-Nya lewat Anda, dan Dia SUDAH melakukan semuanya. Jika Anda mengijinkan Kristus hidup melalui Anda, Dia akan memberi kuasa dan menggerakkan perilaku ada tanpa Anda harus “melakukan bagian Anda” dan tanpa melakukan yang terbaik untuk meniru Dia. MENGAPA DUSTA INI BERBAHAYA BAGI ANDA? Lalu Anda melihat orang Kristen lain yang tampaknya melakukan hal yang lebih baik dari Anda – mungkin membaca lebih banyak pasal Alkitab daripada Anda, masuk menara doa lebih sering daripada Anda, bersaksi lebih banyak daripada Anda, menginjil lebih berani daripada Anda, menyanyi di paduan suara lebih indah daripada Anda, menolong orang yang membutuhkan lebih sering dan memberi lebih banyak daripada Anda. Jadi Anda mulai berjalan di atas treadmill lebih kencang supaya Anda bisa mengejar ketinggalan. “Jika mereka melakukan bagian mereka, setidaknya aku melakukan hal yang sama.” Kemudian, Anda tahu bahwa orang Kristen lain dalam kelompok belajar Alkitab memiliki waktu saat teduh yang dua kali lipat waktu saat teduh Anda – Anda berjalan makin cepat. Mereka memberi perpuluhan dua kali lipat dari Anda – Anda mulai berlari sekarang. Oh, ibu pelayan jemaat satu itu tampaknya tanpa kesulitan mengikuti kegiatan ini-itu di gereja sambil mengasuh 5 anaknya – Anda kini lari dalam kecepatan penuh untuk ‘melakukan bagian Anda’. Lalu.. BUUM! Anda kelelahan.. Anda tak bisa berlari kencang selamanya. Dan setan berdiri di sana, di samping treadmill, siap untuk melemparkan penghakiman dan rasa bersalah dan rasa malu atas Anda. Dia akan menuding Anda sebagai orang Kristen yang memalukan karena tak bisa melakukan bagian Anda. Anda tidak melakukan yang terbaik. Anda tidak berlari dalam pertandingan iman dengan baik seperti orang Kristen lain. “Tuhan tak akan memakai kamu, karena kamu tidak mampu melakukan bagianmu!” Sahabat, inilah ‘letih lesu dan berbeban berat’ yang Yesus maksudkan saat Ia berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan” (Matius 11:28-30). KEHIDUPAN KRISTEN ADALAH TENTANG … Kehidupan Kristen BUKAN tentang Anda ‘menolong’ Tuhan mencapai tujuan-Nya – Pencipta semesta itu LEBIH DARI MAMPU menolong Diri-Nya sendiri. Jadi ini bukan mengenai Anda bekerja sama dengan Dia untuk menolong Dia. Kehidupan Kristen juga BUKAN tentang Tuhan menolong Anda dalam hidup Anda, seolah Dia adalah pelatih Anda. BUKAN tentang melakukan bagian Anda dan membiarkan Allah ‘mengencangkan’ bagian ‘yang kendor’. BUKAN tentang memperlakukan Tuhan sebagai ‘investasi’. “Aku sudah melakukan ini dan itu bagi Dia, Dia akan melakukan ini dan itu bagiku.” Ada pula yang mengatakan, “Tuhan menolong orang yang menolong dirinya sendiri.” Berlawanan dengan yang kepercayaan umum, perkataan itu TIDAK ADA DI ALKITAB! Tuhan TIDAK menolong orang yang menolong dirinya sendiri. Tuhan menolong orang yang tak berdaya dan bergantung pada-Nya. Tuhan menolong orang yang mencari Dia sebagai satu-satunya sumber kekuatan dan pertolongan. Nah sekarang, kehidupan Kristen itu adalah tentang … Menerima keselamatan dan bersama dengan itu menerima kehidupan Kristus, dan membiarkan Kristus yang berdiam dalam Anda itu mengekspresikan diri-Nya momen demi momen, setiap hari. Paulus katakan di Roma 15:18, Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali TENTANG APA YANG TELAH DIKERJAKAN KRISTUS MELALUI AKU, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataanku dan perbuatanku. Segalanya tentang Kristus, dan Kristus saja. Dia yang melakukan sesuatu melalui Anda. “Lalu, bagianku apa?” Anda bertanya. Bagian Anda, satu-satunya pekerjaan yang harus Anda lakukan dalam hidup ini bagi Tuhan adalah PERCAYA! Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya. Tidak ada petunjuk dalam ayat ini supaya Anda melakukan yang terbaik dan membiarkan Tuhan melakukan sisanya. Anda bisa berhenti memercayai dusta melakukan yang terbaik atau melakukan bagian Anda itu, sekarang. Buang jauh-jauh treadmill agamawi itu. Biarkan Kristus melakukan apa yang ingin dilakukan-Nya melalui Anda dengan selalu terbuka pada tuntunan-Nya saat demi saat. Kristus yang lakukan semuanya! BAGAIMANA MEMANIFESTASIKAN KERAJAAN ALLAH? Betul. Kita dipanggil untuk bekerja bersama dengan Tuhan. Tapi bukan karena Dia butuh pertolongan kita untuk mendukung tercapainya rencana-Nya di bumi. Ada dua cara pandang tentang bagaimana Kerajaan Allah didirikan di bumi. Orang dengan pandangan berorientasi legalistik akan berkata, Anda lihat? Sebaliknya, orang dengan pandangan berorientasi kasih karunia: Pandangan pertama, Andalah yang ‘membantu’ Allah, jadi Anda yang mendapat kemuliaan. Pandangan kedua, Allah yang melakukan semuanya lewat Anda, jadi semua kemuliaan adalah buat Dia. Pertanyaan saya: Anda berorientasi legalistik, atau kasih karunia? Tidak ada setengah-setengah. Singkatnya, walau Allah tidak butuh bantuan atau dukungan kita, Dia akan bekerja melalui setiap orang percaya yang memilih berjalan dengan iman. Mari dengarkan apa kata C.S Lewis mengenai hal ini: “Allah Yang Mahakuasa, karena kemahakuasaan-Nya, tidak membutuhkan pendukung. Gambaran mengenai Allah yang butuh bantuan dari manusia bukanlah gambaran yang menyenangkan, tapi inilah gambaran umum manusia tentang Allah. Kita menilai diri kita terlalu tinggi sehingga tidak sulit untuk percaya kita ini dibutuhkan oleh Allah. Kebenarannya ialah, Allah tidak menjadi lebih besar karena keberadaan kita, dan Dia tak menjadi lebih kecil jika kita tidak ada. Mungkin pemikiran yang paling berat diterima oleh ego natural kita adalah Allah tidak membutuhkan pertolongan kita. Kita sering menggambarkan Dia sebagai Bapa yang sibuk, ngotot, frustasi mencari bantuan untuk melaksanakan rencana-Nya yang indah untuk membawa kedamaian dan keselamatan bagi dunia. Allah yang menciptakan segalanya tentu saja tak butuh apapun dan siapapun … Allah tak butuh siapapun, tapi saat ada iman Dia bisa bekerja melalui siapapun.” |