Tokoh yang dikenal sebagai Tiga Serangkai adalah E.F.E. Douwes Dekker (Danudirja Setiabudi), R.M. Suwardi Suryaningrat, dan dr. Cipto Mangunkusumo. Ketiga tokoh ini adalah pelopor beridirinya organisasi Indische Partij pada tanggal 25 Desember 1912. Indische Partij memiliki tujuan, yaitu menuntut kemerdekaan bagi Hindia Belanda serta mempersatukan berbagai golongan masyarakat di Hindia Belanda baik golongan Indonesia asli, Indo (campuran Indonesia-Belanda), Cina, Arab, dan sebagainya. Demi mencapai tujuannya, Indische Partij banyak terlibat pada bidang politik khususnya mengkritik pemerintah Hindia Belanda. Tokoh yang dikenal sebagai tiga serangkai adalah E.F.E. Douwes Dekker (Danudirjo Setiabudi), R.M. Suwardi Suryaningrat, dan dr. Cipto Mangunkusumo. Ketiga tokoh ini adalah pelopor beridirinya organisasi Indische Partij pada tanggal 25 Desember 1912. Indische Partij memiliki tujuan, yaitu menuntut kemerdekaan bagi Hindia Belanda serta mempersatukan berbagai golongan masyarakat di Hindia Belanda baik golongan Indonesia asli, Indo (campuran Indonesia-Belanda), Cina, Arab, dll. Demi mencapai tujuannya, Indische Partij banyak berkecimpung pada bidang politik khususnya mengkritik pemerintah Hindia Belanda. Tiga Serangkai umumnya adalah sebuah julukan untuk sebuah perkumpulan atau kelompok yang beranggotakan tiga orang. Julukan ini dapat merujuk pada:
Halaman disambiguasi ini berisi daftar artikel dengan judul yang sering dikaitkan dengan Tiga Serangkai.
Kontribusi dari Rikah Mustika, 20 Mei 2018 07:48, Dibaca 135,466 kali.
MMCKalteng - Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) merupakan bangkitnya semangat Nasionalisme, persatuan, kesatuan, juga kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Harkitnas lahir tanggal 20 Mei 1908 yang ditandai dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo. Tokoh Kebangkitan Nasional atau dikenal dengan Tiga Serangkai adalah dr. Tjipto Mangunkusumo, dr. Douwes Dekker dan Suwardi Suryoningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketiga tokoh tersebut yang melahirkan organisasi Boedi Oetomo atau peringatan Harkitnas. (Baca Juga : Kementerian PUPR Fokus Pada Evakuasi Korban, Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi, Pembersihan Kota Palu dan Donggala ) Latar belakang terbentuknya Harkitnas yaitu kondisi dimana bangsa Indonesia yang sedang dijajah oleh Belanda, hidup dalam penderitaan dan kebodohan. Kondisi tersebut merupakan pengaruh sistem kolonialisme yang berusaha membodohi dan membodohkan bangsa jajahannya. Sistem pendidikan yang rendah serta tertutupnya informasi dunia luar menjadi salah satu penyebabnya. Dengan kejadian tersebut, Dr. Soetomo tergerak untuk melakukan perubahan untuk membangun himpunan di kalangan pelajar yaitu usaha untuk mengejar ketertinggalan serta membakar semangat kebangkitan dan perjuangan demi mencapai kemerdekaan Indonesia. (Foto : net) Berita Lainnya
Berita Terbaru
Dari kiri: Soewardi Soerjaningrat, Douwes Dekker, dan dr Tjipto Mangoenkoesoemo. (Harry A Poeze, et al., In Heat Land van de Overheerser: Indonesiers in Nederland, 1600-1950, Dordrecht Foris Publications, 1986). KOMPAS.com - Tiga Serangkai dikenal sebagai julukan untuk sebuah kelompok yang beranggotakan tiga orang. Pada masa pergerakan nasional, julukan Tiga Serangkai merujuk pada tiga tokoh ternama yang merupakan pendiri dan pemimpin organisasi Indische Partij. Para pemimpin Indische Partij sering dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai, yaitu Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, dan Ki Hadjar Dewantara. Baca juga: Awal Mula dan Cita-Cita Berdirinya Indische Partij Tokoh Tiga Serangkai Indische PartijIndische Partij (IP) atau Partai Hindia adalah partai politik pertama di Hindia Belanda yang dibentuk oleh tiga tokoh bersejarah. Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, dan Ki Hadjar Dewantara, atau Tiga Serangkai, membentuk partai IP karena menginginkan adanya kerja sama antara orang Indo dengan orang Indonesia asli atau disebut bumiputera. Ki Hadjar DewantaraKi Hadjar Dewantara atau yang bernama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Ia terkenal sebagai bapak pendidikan karena kepeduliannya terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia. Selain itu, Ki Hadjar Dewantara juga merupakan seorang wartawan. Ia pernah bekerja di beberapa surat kabar, seperti De Express, Utusan Hindia, dan Kaum Muda. Baca juga: Indische Partij: Pendiri, Latar Belakang, Program Kerja, dan Penolakan Di samping aktif dalam bidang jurnalis, Ki Hadjar Dewantara juga berkiprah dalam bidang politik. Ia bergabung dalam organisasi Budi Utomo yang berdiri pada 20 Mei 1908. Sejak itu, Ki Hadjar Dewantara ikut turun dalam memperjuangkan nasionalisme Indonesia dan pada 1912 turut terlibat dalam pendirian Indische Partij. |