Dibawah ini yang bukan termasuk ciri ciri kejadian luar biasa yang datangnya dari allah adalah

Merdeka.com - Pemeluk agama Islam tentu sudah tidak asing lagi dengan anugerah Allah SWT. Baik yang tertuang dalam kitab suci Alquran, riwayat kisah para wali Allah, serta kejadian luar biasa dialami manusia.

Semua itu terbagi menjadi empat macam, di antaranya Mukjizat, Karomah, Ma'unah dan Irhas. Seperti diketahui, Mukjizat dan Irhas atas kehendak Allah untuk para Nabi terdahulu. Sedangkan Karomah adalah anugerah untuk para wali.

Serta Ma'unah merupakan pertolongan Allah di luar dugaan. Seperti peristiwa orang selamat usai tiga hari tertimbun gempa. Hal itu menjadi bukti kebesaran Tuhan yang patut dipahami, guna mempertebal keimanan.

Meski begitu, karomah dinilai pula sebagai ujian dari Allah. Lantaran para wali berbeda dengan para Nabi. Mereka seakan diuji keimanannya, menjadi sombong atau semakin beriman berkat anugerah tersebut.

Berikut pengertian karomah adalah beserta keistimewaan yang dimiliki oleh para wali.

2 dari 4 halaman

Karomah adalah anugerah dari Allah, yang secara bahasa berarti kehormatan atau kemuliaan. Selain itu, dikenal pula karomah adalah kejadian luar biasa di luar logika dan kemampuan manusia biasa, terjadi pada diri seseorang yang berpangkat Wali.

Lain halnya dengan Mukjizat. Sebuah keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT, supaya umatnya mau percaya dengan kebesaran Tuhan.

Beberapa kisah karomah yang paling terkenang, Ashabul kahfi yang tertidur selama 309 tahun. Serta peristiwa makanan yang diberikan Allah kepada Maryam binti Imran.

Karomah Bisa Berbuah Ujian

Dibawah ini yang bukan termasuk ciri ciri kejadian luar biasa yang datangnya dari allah adalah

©Pixabay/SuleymanKarakas

Dikutip dari NU online, KH. Said Aqil Siroj yang menjabat sebagai Ketua Umum PBNU kala itu pernah menyebutkan bahwa karomah bisa menjadi suatu ujian.

Saat hamba yang bersangkutan berubah menjadi sombong, maka karomah yang diterimanya itu menjadi istidraj. Sebaliknya jika karomah malah menebalkan iman dan melahirkan kerendahan hati, maka Allah angkat derajatnya.

3 dari 4 halaman

Syekh Muhammad Sholeh bin Umar Assamarani (Mbah Sholeh Darat) membahas dasar tentang pemahaman wali dan karomah, dikutip dari sumber Syarh nadzam Jauhar al-Tauhid Syekh Ibrahim Allaqani. Menurutnya, wali termasuk seorang 'arif billah (mengetahui Allah).

Sekedar derajat dengan menjalankan secara sungguh-sungguh taat kepada Allah dan menjauhi maksiat. Maksudnya, para wali menjauhi segala macam kemaksiatan bersamaan dengan selalu bertaubat kepada Allah.

Karena wali itu belum kategori ma'shumin atau terjaga seperti Nabi. Maka wali belum bisa meninggalkan maksiat secara penuh. Karenanya mereka disebut waliyullah atau Wali Allah.

Alasan Para Wali Dikaruniai Karomah

Dibawah ini yang bukan termasuk ciri ciri kejadian luar biasa yang datangnya dari allah adalah
NU online yang membahas tentang kisah-kisah Mukjizat yang diterangkan dalam AlQuran. Serta menyinggung lahirnya karomah-karomah atau keistimewaan yang dimiliki oleh para Wali. Sebagai bentuk pembuktian kebesaran Allah SWT.

Munculnya karomah di tangan ulama besar dan para wali, seperti kisah Syekh Abdul Qadir Jaelani. Ia mengangkat kepercayaan umat supaya lebih tebal imannya terhadap Allah. Kala itu, ia yang dikisahkan oleh Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam Secercah Tinta (2012).

Syekh Abdul Qadir memiliki karomah bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal. Demikian pula Imam Yahya bin Hasan yang juga keturunan Syekh Abdul Qadir Jailani yang disebut Bin Yahya.

Diriwayatkan Habib Luthfi, suatu ketika rombongan berjalan dari Tarim, Hadhramaut, Yaman. Mereka hendak ziarah ke Baitullah al-Haram Makkah, kemudian ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW.

Di tengah perjalanan, salah seorang ada yang meninggal. Kemudian melapor kepada Imam Yahya. Beliau datang dan memegang telinga orang tersebut. Sembari berkata: "Hai kamu, mau saya ajak ziarah ke jaddana (kakekku) al-Musthafa SAW. Nanti setelah berziarah ke jaddana al-Musthafa SAW, mau mati, matilah. Ayo qum biidznillah, hiduplah kembali dengan izin Allah."

Akhirnya orang tersebut hidup kembali. Namun sesampainya di Tarim dan menyelesaikan ziarah di makam Rasulullah SAW, orang itu meninggal.

Salah satu kisah karomah wali Allah ini, menjadi bukti bahwa yang tertuang dalam AlQuran mengenai Mukjizat para Nabi benar adanya.

4 dari 4 halaman

Mengutip dari artikel NU online, Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad. Menjelaskan ada dua macam karomah, yakni karomah hakiki dan karomah tak hakiki. Secara substasial keduanya berbeda.

Dibawah ini yang bukan termasuk ciri ciri kejadian luar biasa yang datangnya dari allah adalah
©2014 Merdeka.com

Ulama dari Hadramaut Yaman menjabarkan dalam kitab berjudul An-Nafais Al-Uluwiyyah fil Masailis Shufiyyah, seperti berikut:

"Seseorang hanya mementingkan kepentingan duniawinya dan memuaskan keinginan nafsunya jika ia mengejar 'karomah tak hakiki’ seperti melipat bumi, memperoleh berita-berita gaib dan sebagainya. Tetapi jika ia mencari 'karomah hakiki’ seperti meningkatnya iman dan keyakinan, hidup di dunia dengan zuhud, dan condong pada kehidupan akhirat, dan sebagainya, maka perbuatan itu merupakan hal yang terpuji. Inilah yang harus dicari karena semua itu merupakan perkara haq dan sesuai dengan tuntutan agama."

Karomah hakiki atau al-karamat al-haqiqiyyah contoh mudahnya menebalnya iman, hidup secara zuhud dan menyukai kehidupan ukhrawi atau mementingkan akhirat.

Perbuatan mulia seseorang. Ia bersungguh-sungguh melakukan amalan-amalan dengan maksud meningkatkan iman. Lalu memantapkan hidup dengan zuhud dan memburu manfaat ukhrawi.

Karomah hakiki ialah kemampuan luar biasa yang bersifat ruhani atau ukhrawi, seperti kemampuan beribadah yang di atas rata-rata orang lain.

Karomah tak hakiki atau al-karamat ash-shuriyyah, contoh mudahnya, jalan cepat seolah dapat melipat bumi. Serta mendapatkan berita gaib dari langit. Seraya mengetahui suatu peristiwa sebelum terjadi.

Maka orang tersebut telah melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Karena ini berarti orang tersebut mengejar hal duniawi dalam ibadah kepada Allah SWT. karomah tak hakiki adalah karomah yang hanya kelihatannya saja dan bersifat duniawi.

tirto.id - Allah SWT memberikan kelebihan maupun keistimewaan kepada siapapun yang dikehendaki, terutama orang-orang yang selalu taat atas segala perintah dan menjauhi segala larangannya.

Keistimewaan tersebut dapat diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi, Rasul, Waliyullah, Ulama maupun seorang mukmin biasa.

Beberapa keistimewaan tersebut dikategorikan berdasarkan penerimanya yaitu, mukjizat, karomah, irhas, dan maunah.

Keistimewaan tersebut dijelaskan dalam Al Quran Surah Ali Imran ayat 49.

"Dan sebagai Rasul kepada Bani Israil (dia berkata): Aku telah datang kepada kamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu orang beriman." (Q.S Ali Imran {3}:49).

Pengertian & Perbedaan Mukjizat, Karomah, Irhas, dan Maunah

1. Mukjizat

Kata "mukjizat" berasal dari bahasa Arab “akjaza-yukjizu-mukjizat" yang artinya, sesuatu yang melemahkan atau mengalah.

Secara istilah, mukjizat bermakna sesuatu yang terjadi pada diri Nabi atau Rasul Allah SWT dan bersifat istimewa atau berada di luar batas akal manusia.

Mukjizat diberikan kepada Nabi atau Rasul bertujuan untuk membuktikan bahwa dirinya merupakan utusan Allah SWT. Mukjizat merupakan sesuatu yang tidak dapat ditiru oleh siapapun.

Dikutip dari buku Akidah Akhlak oleh Yusuf Hasyim (2020:32), mukjizat memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:

  • Mukjizat hanya diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi atau Rasulnya
  • Mukjizat adalah kejadian di luar batas kemampuan manusia
  • Mukjizat merupakan bukti atas kekuasaan Allah SWT
  • Mukjizat adalah bukti kenabian maupun kerasulan
  • Mujizat bertujuan untuk memperlemah orang kafir atau menjadi jalan keluar permasalahan bagi kaum muslimin.
Mukjizat berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua, yaitu mukjizat kauniyah dan mukjizat aqliyah.

- Mukjizat kauniyah adalah mukjizat yang tampak dan dapat diterima panca indera. Mukjizat jenis tersebut, hanya terjadi sekali dalam satu tempat, seperti mukijzat Nabi Musa AS dalam menghidupkan orang yang sudah mati dengan izin dari Allah SWT.

"…Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah.." (Q.S Ali Imran {3}:49)

- Mukjizat aqliyah adalah mukjizat yang dapat dipahami menggunakan akal dan pikiran.

Mukjizat jenis tersebut, berlaku sepanjang masa. Contoh dari mukjizat aqliyah seperti diturunkannya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman umat.

“Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur'an)." (Q.S An-Nisa {4}:174).

Baca juga: Daftar Kejadian Bulan Muharram: Kisah Nabi Musa-Pernikahan Muhammad

2. Karomah

Karomah artinya kelebihan, keistimewaan, maupun kejadian luar biasanya yang dianugerahkan kepada mereka-mereka yang dicintai oleh Allah SWT lantaran ketaatannya.

Beberapa orang yang mendapatkan karomah adalah mereka-mereka yang terpilih seperti para waliyullah (para kekasih Allah SWT). Adapun beberapa ciri-ciri karomah sebagai berikut:

  • Karomah diturunkan kepada Allah bukan kepada Nabi dan Rasul
  • Karomah dianugerahkan tanpa adanya syarat tertentu seperti berdoa maupun merapalkan dzikir secara khusus
  • Karomah diberikan kepada orang yang alim dan salih secara sadar maupun tidak
  • Karomah bertujuan sebagai penguat keimanan seorang penerima
Dikutip dari laman UIN Malang, karomah memiliki banyak bentuknya, namun karomah terbesar yang diberikan oleh Allah SWT, yaitu mendapat pertolongan untuk selalu taat dan terjaga dari kemaksiatan serta pertentangan.

“Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." (Q.S Yunus {10}:62)

Di dalam kitab Iqaadhul Himami yang merupakan sarah dari al Hikam karya Ibnu Athaillah dijelaskan, bahwa karomah dibagi menjadi dua berdasarkan jenis, yaitu karomah hisyam dan karomah ma’nawiyah.

Karomah hisyam seperti dapat terbang di udara dan berjalan di atas air. Sedangkan, karomah ma’nawiyah seperti terbukanya hijab kelalaian, kasyaf (kesucian hati), dan naik kepada maqam ihsan.

3. Irhas

Irhas adalah keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada calon Rasul yang belum dinyatakan sebagai Rasul. Beberapa contoh peristiwa irhas seperti kekalahan pasukan Abrahah dalam menghancurkan ka’bah. Peristiwa tersebut, bersamaan dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW.

“Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?" (Q.S Al-Fill {105}:1)

Kemudian, peristiwa lainnya seperti kejadian Nabi Ismail ketika masih bayi. Nabi Ismail menghentakkan kakinya ke tanah sehingga mengeluarkan air yang disebut dengan air zam-zam.

“Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (Q.S Ibrahim {14}:37).

4. Maunah

Maunah artinya keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada seorang mukmin yang tengah berada dalam masa sulit. Maunah juga dapat dimaknai dengan pertolongan Allah SWT kepada hambanya.

Contoh dari peristiwa maunah seperti seseorang yang terperangkap dalam rumah yang terbakar, kemudian ia berhasil membobol tembok yang kokok dan membuatnya dapat selamat.

“Milik Allah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu." (Q.S Al-Maidah {2}:120).

Baca juga: Daftar Kitab-Kitab Allah & Rasul Penerima: Taurat hingga Al-Quran

Baca juga artikel terkait MUKJIZAT NABI MUSA atau tulisan menarik lainnya Syamsul Dwi Maarif
(tirto.id - sym/ylk)


Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif

Subscribe for updates Unsubscribe from updates