Dibagi menjadi berapakah tata cara melaksanakan ibadah haji umroh

Liputan6.com, Jakarta - Ibadah haji diwajibkan kepada umat islam sekali seumur hidup bagi yang mampu. Pengertian mampu pada wajib haji tidak hanya mampu dalam finansial melainkan fisik maupun kesehatan. Bedasarkan atas kemampuan yang berbeda beda setiap umat muslim, ibadah haji dapat dilakukan salah satu dari tiga cara.

Dilansir dari buku Disiplin Berhaji Menuju Haji Mabrur karya H.A Tabrani Rusyan, 3 cara tersebut adalah ifrad, tamattu dan qiran. Ifrad yaitu berihram dari miqat dengan niat haji saja. Setibanya di Makkah, melaksanakan tawaf qudum atau tawaf kedatangan.

Sa'i haji yang tidak diharuskan tahallul sesudahnya, wukuf di Arafah, mabit atau bermalam di Muzdalifah, melontar jumrah aqabah, bercukur atau tahallul, tawaf ifadha, sa'i bagi haji yang belum melaksanakannya setelah qudu, mabit di Mina, melontar pada hari tasyriq (11, 12, dan 12 Dzulhijjah), dan tawaf wada'. Bagi yang belum melakukan umrah sebelum haji, dirinya harus berihram lagi dari tanah halal, seperti Tan'im atau Ji'ranah untuk mengerjakan umrah.

Cara melakukan ibadah haji yang kedua adalah tamattu, yaitu berihram dari miqat dengan niat umrah saja. Setibanya di Makkah, melakukan tawaf, sa'i umrah, dan bercukur atau memendekan rambut untuk tahallul. Pada hari tarwiyah atau 8 Dzulhijjah, pakaian ihram dipakai lagi dari tempat tinggal masing masing di Makkah untuk niat haji. Tidak dianjurkan memakai ihram di Masjidil Haram atau keluar tanah halal. Selanjutnya, melaksanakan ibadah haji.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Cara yang terakhir atau yang ketiga adalah qiran yaitu berihram dengan niat melakukan haji dan umrah secara serentak atau sekaligus, yaitu satu kali memakai ihram untuk niat haji dan umrah, kemudian menjalankan semua amalan haji seperti halnya pada haji ifrad. Hanya saja yang menjalankan bentuk qiran ini wajib membayar dam sedangkan ifrad tidak diwajibkan.

Menurut K.H Nadjih Ahdjad dalam buku yang sama, tamattu dan qiran dikerjakan oleh orang yang tidak bertempat tinggal di tanah haram. Adapun orang yang bertempat tinggal di tanah haram, maka ia mengerjakan ifrad.

"Orang yang datang dari luar tanah haram yang dalam istilah fiqih disebut afaqi ada dua macam yaitu yang datang membawa kambing dan yang datang tidak membawa kambing," jelasnya.

Orang yang membawa kambing diharuskan untuk mengerjakan qiran, sedangkan yang datang tidak membawa kambing seperti warga Indonesia maka harus mengerjakan tamattu.

Reporter: Nabila Bilqis

Lanjutkan Membaca ↓

Dibagi menjadi berapakah tata cara melaksanakan ibadah haji umroh

Perbesar

Jemaah haji Indonesia di Masjid Nabawi, usai melaksanakan salat subuh. (Foto: Darmawan/MCH)

Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji

1. Sebelum tanggal 8 Dzulhijjah, semua jamaah haji mulai untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjidil Haram (Makkah).

2. Tanggal 8 Dzulhijjah, disebut dengan hari tarwiyah, karena para jama’ah haji menyiapkan bekal secukupnya untuk menuju mina dan padang arafah, karena kedua tempat tersebut tidak ada sumber air.

3. Jamaah haji melakukan ihram untuk ibadah haji, dimulai dengan mandi, memakai wewangian serta mengenakan pakaian ihram, sambil ber-talbiyah mengucapkan.

4. Berangkat menuju Mina dan setelah di Mina, mereka mendirikan salat zuhur, asar, maghrib dan isya serta salat subuh. Setiap salat dikerjakan pada waktunya, namun salat yang jumlah rakaatnya empat diqashar sehingga menjadi dua rakaat. Para jamaah tetap berada di Mina sampai matahari terbit pada tanggal 9 Dzulhijjah.

5. Tanggal 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji menuju ke padang Arafah untuk melakukan wukuf. Tata cara wukuf, yaitu dimulai dengan mendengarkan khotbah wukuf, dilakukan dengan shalat jama’ taqdim, dapat dilakukan berjamaah atau sendirian. Saat wukuf juga disarankan memperbanyak istighfar,zikir, dan doa.

6. Waktu wukuf di arafah mulai dari terbit fajar 9 dzulhijah hingga terbit fajar tanggal 10 dzulhijah. Wukuf merupakan salah satu rukun Haji yang wajib dilakukan. Barang siapa yang melakukan wukuf pada waktu tersebut walaupun sebentar, maka ia dianggap telah mengerjakan wukuf, dan hajinya sah.

7. Tanggal 9 Dzulhijjah malam, semua jamaah haji menuju ke Muzdalifah untuk mabit (bermalam di muzdalifah) dan mengambil batu untuk melontar jumroh secukupnya.

8. Pada Tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah haji melaksanakan ibadah melempar Jumroh yaitu sebanyak 7x ke Jumrah Aqabah sebagai simbol untuk mengusir setan. Dilanjutkan dengan tahalul yaitu mencukur rambut atau sebagian rambut.

9. Jika jamaah mengambil nafar awal maka dapat dilanjutkan perjalanannya ke Masjidil Haram untuk Tawaf Haji atau menyelesaikan Haji.

10. Sedangkan jika mengambil nafar akhir, jamaah haji tetap tinggal di Mina dan dilanjutkan dengan melontar jumrah sambungan, yaitu jumrah ‘Ula dan jumrah Wustha.

12. Tanggal 11 Dzulhijjah, jamaah haji melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

13. Tanggal 12 Dzulhijjah, jamaah haji melempar jumrah sambungan (wusta) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

14. Kemudian yang terakhir Jamaah haji kembali ke Makkah untuk melaksanakan Tawaf Wada’ yaitu Tawaf perpisahan sebelum pulang ke negara masing-masing.

Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Umrah

1. Dalam perjalanan, memperbanyak bacaan kalimat talbiyah yang selalu diucapkan Rasulullah SAW ketika umroh dan haji.

"Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaik Laa Syarika Laka Labbaik. Innal Hamda Wan Ni'mata Laka Wal Mulk Laa Syarika Lak"

2. Akhir waktu membaca talbiyah untuk umroh adalah saat akan memulai thawaf.

3. Sebelum masuk Masjidil Haram, jamaah dianjurkan berwudhu terlebih dahulu. Jamaah boleh masuk Masjidil Haram lewat pintu mana saja, tapi dianjurkan mengikuti contoh Rasulullah SAW yang masuk melalui pintu Babus Salam atau Bani Syaibah.

4. Saat masuk Masjidil Haram, disarankan untuk mengucap doa "Bismillah Wash Sholatu Was Salamu 'Ala Rasulullah. Allahummaftahli Abwaba Rahmatika"

Artinya: "Dengan nama Allah, shalawat dan salam untuk Rasulullah. Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu."

5. Setelah itu turun dan terus menuju tempat thawaf (mataf). Jamaah mulai thawaf dari garis lurus (area dekat Hajar Aswad) antara pintu Kabah dan tanda lampu hijau di lantai atas Masjidil Haram.

6. Di sini jamaah diberi pilihan antara lain:

- Taqbil yaitu mencium Hajar Aswad

- Istilam dan Taqbil yaitu mengusap, meraba, dan mencium Hajar Aswad

- Istilam yaitu mengusap Hajar Aswad dengan tangan atau sesuatu benda yang kita pegang, kemudian benda tersebut dicium

- Melambaikan tangan atau benda yang kita pegang 3 kali, tidak dicium tapi mengucapkan Bismillah, Allahu Akbar (Dengan nama Allah, Allah Maha Besar)

- Salah satu pilihan ritual ini dilakukan setiap kali melewati Hajar Aswad dan Rukun Yamani pada putaran satu sampai tujuh.

- Pada putaran 1-3 jamaah pria dianjurkan untuk lari-lari kecil. Sedangkan pada putaran 4-7 dengan jalan biasa. Sementara untuk tata cara umroh wanita tidak ada lari-lari kecil saat melakukan thawaf.

- Sepanjang thawaf, membaca doa saat berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad. Doa saat thawaf yang selalu dibaca oleh Rasulullah SAW adalah doa sapu jagad, yaitu:"Rabbana Atina Fiddunya Hasanatan Wa Fil Akhirati Hasanata Wa Qina 'Adzabanar"

Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka."

7. Salat di depan maqom Nabi Ibrahim

Maqom Ibrahim bukanlah kuburan, melainkan tempat Nabi Ibrahim pernah berdiri dalam rangka membangun Kabah. Rakaat pertama membaca surat Al Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al Kaafiruun. Rakaat kedua membaca surat Al Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al Ikhlas.

8. Beristirahat sejenak dan minum air zam-zam

Sebelum minum air zam-zam, membaca doa:

"Allahumma Inni Asaluka 'Ilman Nafi'an Wa Risqon Waasi'an Wa Syifaa'an Min Kulli Daa'in Wa Saqomin Bi Romhatika Ya Arhamar Rohimiin"

Artinya:

"Ya Allah, aku mohon padaMu ilmu pengetahuan yang bermanfaat, rezeki yang luas dan kesembuhan dari segala penyakit."

9. Sai

Sai dimulai dari Safa ke Marwah yang dihitung sebagai satu kali perjalanan. Jadi, Safa ke Marwah 1, Marwah ke Safa 2, dan seterusnya. Sai berakhir di Marwah. Sai dikerjakan dengan berjalan, tapi pada batas di antara 2 lampu hijau, berlari-lari kecil.

10. Tahallul

Tahallul adalah akhir dari pelaksanaan ibadah umroh yang ditandai dengan bercukur. Untuk laki-laki lebih baik dicukur sampai gundul, tapi jika tidak sampai gundul juga tidak apa-apa. Sedangkan untuk wanita hanya dicukur ala kadarnya.