Dengan mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh guru murid akan memperoleh

Dengan mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh guru murid akan memperoleh
Sumber gambar: https://konseling.bpkpenaburjakarta.or.id/
(Ket.: Pentingnya kehadiran guru untuk membangun suasana nyaman dalam belajar)

Cara Mengajar Murid. Jika boleh tanya apakah bapak dan  ibu guru pernah mendapati hampir semua murid di kelas memperoleh nilai yang kurang memuaskan? Perlu disadari, bahwa tidak semua murid memiliki daya tangkap yang sama, ada murid dengan pemahaman yang lambat, ada pula yang cepat, sehingga guru harus ekstra keras dalam mengajar agar murid tersebut dapat mengerti apa yang diajarkan. Nah, ada beberapa cara mengajar murid yang dapat bapak dan ibu guru lakukan agar anak-anak dapat memahami materi dengan cepat.

 

1.Menggunakan mind map

Cara pertama yang bisa anda lakukan agar murid dapat lebih cepat memahami materi adalah dengan menggunakan mind map. Menurut prinsip Brain Management, konsep mind map dikatakan sesuai dengan kerja alami otak. Mind map dapat membuat kedua belah otak bekerja secara bersamaan dan akan membantu memahami konsep dengan lebih baik. Mind map juga membantu murid melihat konsep materi secara menyeluruh dengan lebih jelas, melihat keterkaitan antara satu bab dengan bab lain, dan membuat materi menjadi lebih mudah dipahami dengan petunjuk visual, sehingga belajar bisa lebih menyenangkan.

 

Selain untuk murid, mind map juga bisa memberikan banyak manfaat untuk guru. Bapak dan  ibu guru dapat memetakan bahan ajar dengan lebih mudah, memecahkan materi yang rumit menjadi lebih sederhana, dan sebagainya. Cobalah menggunakan metode ini jika anda ingin para murid mudah menangkap materi yang akan anda paparkan.

 

2.Maksimalkan penggunaan teknologi

Anda bisa menyesuaikan metode mengajar dengan teknologi yang kini semakin berkembang agar proses pemahaman materi menjadi lebih mudah dan cepat. Bapak dan  ibu guru dapat memanfaatkan internet untuk digunakan sebagai sumber materi lain bagi murid dalam mempelajari suatu subjek. Agar tidak mudah bosan, ubahlah teks ke dalam bentuk gambar atau audio. Dengan cara ini para murid bisa menemukan hal baru yang lebih menyenangkan. Bapak dan ibu guru juga bisa memberikan pengetahuan mengenai mata pelajaran yang sedang dibahas melalui ruang belajar. Murid dapat mengakses video animasi dalam setiap mata pelajaran atau membaca artikel terkait materi yang sedang dipelajari sehingga mereka bisa lebih cepat memahami materi.

 

3.Terapkan metode interaktif

Selain fokus pada materi pelajaran yang diberikan, anda juga harus memikirkan perkembangan murid. Yah, mungkin saja murid memiliki rasa ingin tahu yang lebih besar akan suatu hal terhadap isu yang mungkin sedang dibahas pada mata pelajaran tertentu. Maka dari itu, penting untuk memberikan kesempatan pada mereka bertanya seputar pelajaran yang dibahas. Guru bisa mengawali dengan menceritakan kisah pendek terkait pelajaran tersebut. Anda bisa membuat murid menjadi bertanya-tanya agar mereka menjadi lebih mudah mengerti dan memahami cara menyelesaikan pertanyaan dalam suatu pelajaran. Guru juga bisa membuat fokus group dan memulai diskusi secara bergantian dengan kelompok. Hal ini tentu akan memicu murid untuk lebih aktif dan berpikir kritis dalam memahami sebuah topik.

 

4.Siapkan materi dalam format lain, seperti animasi

Ketika menyampaikan pelajaran pada murid sebaiknya guru tidak menghabiskan waktu dengan membahas hal yang kurang penting. Maka dari itu sebaiknya siapkan poin-poin dari materi pelajaran utama dalam bentuk yang lebih menarik seperti animasi. Atau bisa juga dengan cara lain, yakni menampilkan pelajaran melalui slide PowerPoint. Kemudian sisipkanlah animasi lucu dan bergerak di dalam beberapa slide. Hal ini akan membuat murid lebih semangat belajar dan lebih memahami materi yang diajarkan karena adanya bantuan animasi.

 

5.Berkeliling untuk menjawab pertanyaan murid

Dalam mengajar tak hanya memberikan materi pelajaran saja, tapi guru juga bisa memperhatikan keadaan murid. Tak hanya mengajar di depan kelas hingga bel berbunyi, apalagi saat sedang mengajarkan topik yang cukup penting atau rumit. Guru harus meluangkan waktu untuk berkeliling menjawab pertanyaan murid saat mereka sedang belajar secara mandiri, maupun berkelompok. Cara ini memungkinkan guru dapat memberikan instruksi secara personal dan dapat secara khusus membantu siswa yang masih bingung dengan materi tertentu.

 

Baca Juga: 4 Keterampilan Penting untuk Anak yang Bisa Diterapkan Sejak Dini

 

Demikian beberapa cara mengajar agar murid mudah memahami pelajaran yang anda berikan. Meski pemikiran para murid berbeda-beda namun dengan metode di atas mereka dapat berpikir sama dan lebih jelas dalam menangkap sebuah materi pelajaran. Metode belajar ini juga bisa dibilang elegan sehingga murid akan merasa nyaman. Dengan cara ini kita bisa menjadikan para siswa tidak hanya interaktif tapi juga kritis dalam mengolah materi pelajaran.

Proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas selama ini seringkali satu arah dimana siswa hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru. Oleh karenanya, siswa lebih dilibatkan secara aktif untuk berinteraksi dengan guru atau antar siswa. Prosentase kemampuan siswa dalam memahami dan mengingat materi apa yang telah dipelajari sebelumnya hanya 5% jika mereka sekadar mendengarkan penjelasan guru.

Demikian disampaikan trainer dari TU/e University , Harry van de Wouw, dalam Workshop “Teaching and Learning in for Vocational High School (SMK) Teachers”, di Kampus Terpadu, Sabtu (27/8). Kegiatan ini diikuti oleh 15 guru SMK Muhammadiyah Bambanglipuro dan SMK Muhammadiyah 1 Bantul.

Menurutnya, hubungan yang saat ini terjadi antara guru dan siswa seringkali satu arah dimana siswa hanya sekadar mendengarkan apa yang disampaikan guru. “Jika dilihat dari piramida pembelajaran, siswa akan mudah lupa dengan apa yang dipelajari sebelumnya ketika mereka hanya mendengarkan penjelasan guru karena prosentasenya hanya sekitar 5%,”urai Harry.

Ia menambahkan, siswa akan mampu mengingat dan memahami materi lebih dalam dan lama jika mereka mampu menjelaskan isi materi kepada orang lain.  “Pemahaman dan daya ingat siswa dalam menjelaskan isi materi kepada orang lain mencapai 90%,” imbuh Harry

Interaksi juga menjadi poin penting dalam kegiatan belajar mengajar karena tak hanya siswa saja yang mendapatkan manfaat, namun juga para guru juga memperoleh umpan balik (feedback) apakah materi yang disampaikan dapat diterima murid dengan baik. “Untuk itu, mendengar pengalaman para siswa dapat diaplikasikan dalam metode pembelajaran sebelum guru masuk ke dalam penjelasan teori dan setelah perkenalan,” jelasnya.

Untuk itu, Harry memaparkan, ketika merancang dan melakukan revisi materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada para siswa, guru sebaiknya selalu memulai dengan merancang hasil akhir (outcome) apa yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar mengajar itu. Seorang guru hanya bisa memilih isi materi dan tugas pembelajaran setelah ia menyadari benar apa yang dibutuhkan oleh siswanya dalam memahami keseluruhan materi yang disampaikan.

“Namun, dalam prakteknya para guru sering memulai dengan materi atau tugas dan berlari dengan cepat pada hasil akhir pembelajaran setelahnya. Akibatnya materi dan hasil pembelajaran pun menjadi tak lagi cocok dengan tingkat pembelajaran secara keseluruhan Jangan menganggap bahwa semua siswa menyukai isi materi yang akan disampaikan seketika itu juga,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ia menguraikan empat karakteristik siswa yang terdiri dari siswa yang termotivasi oleh profesi, balasan, sosial, dan siswa yang memang memiliki minat besar dalam bidangnya. “Sayangnya, karakteristik siswa terakhir ini bisa dibilang jumlahnya sedikit dan menjadi minoritas diantara karakteristik yang lain. Oleh karenanya, pada awal studi tersebut, para siswa perlu didorong dan diberikan semangat untuk mempelajari materi yang diberikan,” urai Harry.

Wajib bagi seorang murid, ketika gurunya sedang menyampaikan sebuah ilmu, menjelaskan sebuah pelajaran, atau membahas sebuah materi, untuk mendengarkan secara antusias kalam gurunya tersebut, sembari menunjukkan perhatian yang besar atas apa yang diterangkan oleh gurunya, walaupun si murid bisa jadi sudah mengetahui tentang ilmu tersebut.

Mari kita simak riwayat dari para salaf tentang permasalahan adab ini, sebagai berikut:

عن معاذ بن سعيد قال: كنا عند عطاء بن أبي رباح، فتحدَّث رجل بحديث، فاعترض له آخر في حديثه، فقال عطاء: سبحان الله، ما هذه الأخلاق؟ ما هذه الأحلام؟ إني لأسمع الحديث من الرجل، وأنا أعلم منه، فأُرِيهم من نفسي أني لا أُحسِن منه شيئا

Dari Mu’adz ibn Sa’id, beliau berkata: Kami sedang berada di majelis ‘Atha’ ibn Abi Rabah, di mana seseorang meriwayatkan sebuah hadits lalu ada orang lain yang menyanggahnya saat dia sedang membawakan hadits tersebut. Maka ‘Atha’ berkata, “Subhanallah. Akhlak apa ini? Mimpi apa ini? Sesungguhnya aku mendengar hadits dari seseorang, sementara aku lebih berilmu dari dia, maka aku tunjukkan kepadanya bahwa aku tidak tahu sama sekali tentang hadits tersebut.”

قال عطاء: إن الشاب ليتحدث بحديث فأستمع له كأني لم أسمع، ولقد سمعته قبل أن يولد

Dari ‘Atha’, beliau berkata, “Ada seorang pemuda sedang meriwayatkan sebuah hadits. Maka aku mendengarkannya seolah aku belum pernah mendengar hadits tersebut, padahal aku telah mendengarnya sebelum dia dilahirkan.”

عن خالد بن صفوان قال: إذا رأيت محدِّثا يحدِّث حديثا قد سمعته، أو يخبر خبرا قد علمته، فلا تشاركه فيه، حرصا على أن تُعلِم من حضرك أنك قد علمته، فإن ذلك خفة وسوء أدب

Dari Khalid ibn Shafwan, beliau berkata, “Jika engkau melihat seseorang sedang meriwayatkan sebuah hadits yang telah engkau dengar, atau mengabarkan kabar yang telah engkau tahu, maka jangan ikut meriwayatkan hadits tersebut karena ingin memberi tahu kepada orang-orang yang hadir bahwa engkau telah mengetahuinya. Sesungguhnya itu adalah sikap meremehkan dan adab yang buruk.”

Dari nukilan di atas, kita simpulkan bahwa merupakan adab yang buruk ketika kita menunjukkan kepada orang lain bahwa kita sudah tahu ilmu yang sedang dia bicarakan. Apalagi jika dia adalah guru kita, yang sedang mengajarkan ilmu, membahas sebuah hukum, menyebutkan sebuah hadits, atau mengupas faidah dari perkataan ulama’, dan kita sedang duduk di majelis atau kajian beliau. Tidak boleh bagi kita untuk kemudian menunjukkan sikap bahwa kita sudah paham apa yang diterangkan oleh guru kita tersebut, walaupun kita sebenarnya memang sudah paham dan bisa jadi hafal seluruh ilmu yang beliau bawakan. Wajib bagi kita untuk mendengarkan beliau secara antusias, seolah kita baru mendapatkan faidah itu pertama kali, dalam rangka menghormati guru kita dengan cara memiliki sikap tawadhu’ di hadapannya dan memberikan kebahagiaan di dalam hatinya.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memperbaiki adab dan akhlak kita, terutama kepada guru kita, dan semoga Dia memberikan keberkahan kepada ilmu dan waktu kita.

Baca Juga:

@ Dago, Bandung, 15 Syawwal 1441 H

Penulis: Dr. Andy Octavian Latief, M.Sc.

Artikel: Muslim.or.id

@almaaduuriy / andylatief.net

Referensi:

  1. Adab Thalibil-’Ilm, karya Anas Ahmad Karzun.
  2. al-Akhlaq az-Zakiyyah fiy Adabith-Thalib al-Mardhiyyah, karya Ahmad ibn Yusuf al-Ahdal.

🔍 Ijma', Ijab Kabul Zakat, Larangan Meninggalkan Shalat, Istri Ali Bin Abi Thalib Setelah Fatimah, Ibnu Umar Boarding School