Dari pernyataan tersebut manakah yang termasuk tujuan dari kebijakan kebijakan Jepang di Indonesia

Romusha adalah sistem kerja paksa yang diterapkan Jepang kepada penduduk Indonesia saat masa penjajahan. Jepang mendirikan Persemakmuran Asia Timur Raya dengan menyerang pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, Kepulauan Hawaii.

Serangan tersebut menjadi awal penaklukan wilayah Asia Pasifik di tangan Jepang. Di Indonesia, armada Jepang sampai di pantai utara Jawa Barat. Ketika itu, tujuan Jepang ingin menguasai Bandung sebagai basis militer Belanda di Indonesia.

Mengutip dari Kemdikbud.go.id, pada 8-9 Maret 1942 Jepang dan Belanda bertemu di Kalijati, Subang untuk menandatangani perubahan pemerintahan jajahan.

Penandatanganan tersebut membuat Jepang menguasai daerah jajahan Belanda. Jepang membuat propaganda di Indonesia dan berkeinginan menjadi negara persemakmuran di wilayah Asia Pasifik.

Propaganda Jepang melahirkan Gerakan 3A, antara lain:

  • Jepang Cahaya Asia
  • Jepang Pelindung Asia
  • Jepang Pemimpin Asia

Gerakan tersebut untuk menarik pemuda Indonesia bergabung menjadi pasukan Pembela Tanah Air alias PETA. Pasukan tersebut dibentuk pada 3 Oktober 1943, yang terdiri dari masyarakat Indonesia, tujuannya untuk menghadapi sekutu dan bertempur selama Perang Dunia II berlangsung.

Advertising

Advertising

Selain PETA, Jepang membentuk Jawa Hokokai dengan pemimpin tertinggi Gunseikan dan penasihat utama Ir. Soekarno. Tujuan pembentukan Jawa Hokokai untuk menghimpun tenaga rakyat Indonesia.

Jawa Hokokai lalu menjadi organisasi gabungan dari berbagai bidang dan profesi, seperti Himpunan Kebaktian Dokter, Himpunan Kebaktian Pendidik, Organisasi wanita dan Pusat budaya.

Baca Juga

Tenaga kerja romusha berasal dari desa-desa di Pulau Jawa yang dipekerjakan secara sukarela. Pekerjaan ini disebut Romusha atau sistem kerja paksa. Romusha berlangsung selama tiga tahun dari 1942 sampai 1945.

Awalnya, romusha dilakukan secara sukarela dan dipekerjakan tidak jauh dari tempat tinggal. Namun, sistem tenaga kerja mulai dipaksakan sampai kepala keluarga wajib menyerahkan anak lelakinya untuk bekerja, karena Jepang terdesak dalam perang Pasifik.

Tujuan Romusha

Jepang membutuhkan bantuan untuk proses pembangunan, seperti kubu pertahanan, jalan raya, rel kereta api, jembatan, dan lapangan udara di Indonesia. Pengerahan tenaga kerja ini disebut romusha yang awalnya didukung rakyat Indonesia.

Tujuan romusha adalah memperkerjakan masyarakat secara sukarela untuk proses pembangunan dan propaganda Jepang. Propaganda yang dilakukan Jepang untuk membentuk barisan romusha yang bertugas membela negara dan membangun kemakmuran.

Tenaga kerja romusha kebanyakan diambil dari desa-desa. Mereka yang bekerja sukarela dan sifatnya sementara. Tenaga kerja juga dikirim ke luar negeri seperti Burma, Malaysia, Thailand dan Indocina.

Baca Juga

Romusha berdampak pada tenaga kerja yang mengalami siksaan dan kelaparan. Mereka dipaksa terus melakukan pekerjaan berat seperti meratakan bukit, menggempur batu-batu di pegunungan, hingga menebang kayu di hutan. Para pekerja juga mendapatkan siksaan ketika bekerja.

Dampak romusha bagi bangsa Indonesia membuat banyak kematian, kesakitan, kekurangan makan, sampai terjadi banyak kecelakaan ketika bekerja.

Mengutip dari buku Sejarah Kemendikbud, pada 1943 Jepang melakukan propaganda baru. Romusha digambarkan sebagai tugas suci untuk pahlawan kerja dan prajurit ekonomi.

Romusha membuat perubahan struktur di Indonesia berubah. Pemuda yang bekerja sebagai tani menghilang dari desa karena takut dikirim untuk bekerja romusha.

Jepang juga mengeksploitasi sumber daya alam seperti perkebunan dan fasilitas transportasi. Mereka membatasi dan menerapkan peraturan masyarakat Indonesia untuk produksi perang.

Tahun 1944, Jepang mulai terdesak karena Perang Asia Timur Raya. Pada 1 Maret 1945, Letnan Jendral Kumakhici Harada, pimpinan pemerintah pendudukan Jepang di Jawa membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tujuannya, untuk pembentukan negara merdeka.

Baca Juga

Mengutip dari buku terbitan Kemendikbud, pada 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Negara tersebut, kemudian mengambil alih Indonesia yang kaya akan sumber daya alam.

Di Indonesia, Jepang memulai membangun kawasan industri bekas jajahan negara Eropa. Di mana, terdapat beberapa tujuan pendudukan Jepang di Indonesia, seperti:

  • Membuat Indonesia sebagai daerah penghasil suplai minyak mentah dan bahan bakar untuk kepentingan industri Jepang.
  • Indonesia sebagai tempat untuk pemasaran hasil industri Jepang.
  • Mendapatkan tenaga buruh dengan upah murah sebagai tenaga kerja.

Jepang juga membuat propaganda untuk menarik simpati masyarakat Indonesia, antara lain:

  1. Jepang adalah saudara tua bagi bangsa Asia dan berjanji membebaskan Asia dari penindasan bangsa barat.
  2. Jepang memperkenalkan semboyan 3A yaitu Jepang Pemimpin Asia, Jepang pelindung Asia, dan Jepang cahaya Asia.
  3. Jepang memberikan janji pada bangsa Indonesia untuk ibadah haji, menjual barang dengan harga murah.

Selain itu Jepang memperbolehkan Indonesia mengibarkan bendera merah putih bersama bendera Jepang. Jepang juga membuat kebijakan untuk membentuk organisasi sosial dan keagamaan. Organisasi militer itu dipakai untuk mengerahkan pemuda, pemakaian sumber daya, dan kepentingan Jepang.

Pada pemerintahan Jepang juga dibentuk badan militer seperti Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA), Jawa Hokokai, MIAI dan Masyumi (Organisasi Islam), Heiho, PETA, dan Seinendan.

Dari pernyataan tersebut manakah yang termasuk tujuan dari kebijakan kebijakan Jepang di Indonesia

Dari pernyataan tersebut manakah yang termasuk tujuan dari kebijakan kebijakan Jepang di Indonesia
Lihat Foto

Koleksi Tropen Museum (Wikimedia)

Pendaratan tentara Jepang di Jawa.

KOMPAS.com - Pada masa pendudukan di Indonesia, Jepang mengeluarkan kebijakan ekonomi perang.

Ekonomi perang merupakan kebijakan pemerintah Jepang yang digunakan untuk menggali semua kekuatan ekonomi di Indonesia.

Kebijakan tersebut dikeluarkan untuk membantu kegiatan Jepang yang tengah menghadapi pada Perang Dunia II.

Mengapa Jepang menerapkan kebijakan ekonomi perang?

Baca juga: Ekonomi Perang di Masa Pendudukan Jepang 

Dalam buku Ekonomi Indonesia (2017) Dalam Lintasan Sejarah karya Boediono, Perang Dunia II mengubah peta politik.

Indonesia dikuasai oleh Jepang pada 1942-1945. Tujuan politik penguasa baru untuk adalah menjadikan Indonesia sebagai penyangga tentara Jepang untuk memenangi peperangan.

Untuk mencapai tujuan politik tersebut, sistem ekonomi perang diterapkan. Saat PD II pecah, di daratan Eropa satu demi satu negara jatuh ke tangan Jerman.

Di Asia, khususnya di Asia Timur dan Asia Tenggara satu demi satu negara seperti Indonesia jatuh ke Jepang.

Pada Maret 1942, Belanda menyerah. Berakhirlah masa kekuasan Belanda yang panjang di Indonesia dan diganti kekuasaan yang jauh lebih keras dan lebih eksploitatif. 

Selama 3,5 tahun di bawah pendudukan Jepang ekonomi Indonesia beroperasi dengan modus darurat perang.

Baca juga: Akibat Pendudukan Jepang di Bidang Ekonomi

tirto.id - Sejarah mencatat, Jepang resmi mengambil-alih Indonesia dari Belanda setelah penandatanganan Perjanjian Kalijati. Lantas, kapan tepatnya kedatangan Dai Nippon ke Nusantara, apa tujuannya, dan bagaimana kronologinya?

Perjanjian Kalijati yang diteken tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, dekat Subang, Jawa Barat. merupakan tanda resmi menyerahnya Belanda kepada Jepang dalam Perang Asia Timur Raya atau yang menjadi rangkaian dari Perang Dunia II.

Lantaran Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang, maka kekuasaan atas wilayah koloni mereka yakni Hindia Belanda alias Nusantara atau Indonesia diserahkan kepada pemerintah militer Dai Nippon.

Penyebab Kedatangan Jepang ke Indonesia

Sebenarnya, orang-orang Jepang memasuki Indonesia sebelum menyerahnya Belanda tahun 1942. Tahun 1937 sedang terjadi krisis ekonomi yang melanda dunia. Jepang ternyata berhasil mengantisipasi dampak buruk yang diakibatkan oleh resesi global tersebut.

Onghokham dalam Runtuhnya Hindia Belanda (1987:30) menyebutkan bahwa Jepang termasuk salah satu negara yang mampu selamat dari krisis moneter dunia. Hal ini berbeda dengan Hindia Belanda (Indonesia di bawah penjajah kolonial Belanda).

Maka, ketika krisis ekonomi melanda dunia, Jepang mampu bertahan berkat strategi perekonomian mereka. Sebaliknya, perekonomian Hindia Belanda kian terpuruk. Inilah yang menjadi jalan masuk awal Jepang ke wilayah Indonesia.

Pada 1938-1939, orang-orang Jepang masuk ke Indonesia untuk berinvestasi kepada pemerintah Hindia Belanda. Selain itu, Jepang juga menjadi salah satu negara utama tujuan ekspor komoditas dari Hindia Belanda yang didapat dari kekayaan alam Nusantara.

Jepang pada waktu itu menjadi pesaing negara-negara Eropa dalam perebutan pasar ekonomi. Situasi demikian, membuat mereka mampu masuk ke Indonesia pada tahun 1938-1939 untuk berinvestasi kepada pemerintah Hindia Belanda.

Baca juga:

  • Sejarah Perang Dunia II: Penyebab dan Negara yang Terlibat
  • Dampak Perang Dunia I: Sejarah, Kronologi, Akhir, Siapa Menang?
  • Sejarah Perjanjian Versailles 1919: Latar Belakang, Isi, & Dampak

Tujuan Jepang Ingin Menguasai Indonesia

Pada 1 September 1939, Perang Dunia II dimulai. Jepang dan Belanda berada di kubu yang saling berhadapan: Jepang di blok fasisme bersama Jerman dan Italia, sedangkan Belanda menjadi bagian dari Sekutu yang dimotori Amerika Serikat dan Inggris.

Situasi ini tentunya merugikan Jepang yang telah menanamkan investasi di Indonesia serta mengimpor berbagai komoditas hasil alam dari Hindia Belanda. Atas hal itulah Jepang kemudian mengincar Indonesia.

Dengan demikian, tujuan awal Jepang atas penguasaan terhadap Hindia Belanda adalah ingin menguasai kekayaan alam Nusantara untuk kebutuhan perang dan industri.

Jepang menjadi salah satu kekuatan penting dalam Perang Dunia II. Bahkan, pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii.

Dikutip dari Sejarah Nasional Indonesia VI (1984) karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, pemerintah kolonial Hindia Belanda melalui Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer menyatakan perang terhadap Jepang.

Jepang merespons tantangan tersebut dengan mengirimkan pasukannya ke wilayah Tarakan, Kalimantan Timur, pada 11 Januari 1942. Keesokan harinya, wilayah Tarakan berhasil diduduki Jepang yang segera merembet ke wilayah-wilayah Indonesia lainnya, termasuk Maluku di kawasan timur.

Baca juga:

  • Pengertian Komunisme: Sejarah, Tokoh Pencetus, & Contoh Negara
  • Sejarah Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia dalam Berbagai Bidang
  • Sejarah Pendidikan & Kebudayaan Era Penjajahan Jepang di Indonesia

Kronologi Masuknya Jepang ke Indonesia

Keberhasilan Jepang menduduki Tarakan kemudian diikuti dengan didudukinya wilayah-wilayah lainnya. Balikpapan dan Pontianak, misalnya, masing-masing berhasil dikuasai Jepang tanggal 24 Januari 1942 dan 29 Januari 1942.

Berikutnya, berturut-turut pada 3 Februari 1942 dan 10 Februari 1942, giliran Samarinda dan Banjarmasin yang direbut Jepang dari Belanda. Setelah menguasai Kalimantan dan Maluku, pasukan Dai Nippon melanjutkan ekspansi ke wilayah Sumatera.

Tanggal 14 Februari 1942, Jepang mengerahkan pasukan payung untuk menduduki Sumatera. Dua hari kemudian, tepatnya tangga 16 Februari 1942, Palembang dan sekitarnya berhasil diduduki. Keberhasilan tersebut membuat Jepang semakin bertekad menguasai Jawa.

Jepang menduduki wilayah Teluk Banten di Jawa Barat dan Kragan di Jawa Tengah pada awal Maret 1942. Akhirnya, Batavia (Jakarta) yang menjadi pusat pemerintahan kolonial Hindia Belanda direbut pada 5 Maret 1942 menyusul kemudian Bandung yang diambil-alih dua hari berselang.

Belanda yang semakin terdesak terpaksa menyetujui untuk diadakan perundingan. Tanggal 8 Maret 1942, di Kalijati, dekat Subang, Jawa Barat, kedua belah pihak bertemu. Dalam perundingan yang dikenal dengan nama Perjanjian Kalijati itu, diputuskan bahwa Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.

Baca juga:

  • Sejarah Perjanjian Kalijati: Latar Belakang, Isi, & Tokoh Delegasi
  • Sejarah Organisasi Militer di Masa Pendudukan Jepang
  • Sejarah serta Pengaruh Ideologi Liberalisme di Asia dan Afrika

Dikutip dari Sejarah Pergerakan Nasional: Dari Budi Utomo Sampai Proklamasi 1908-1945 (2001) karya Suhartono, pertemuan dilangsungkan di Kalijati pada 8 Maret 1942. Disepakati bahwa angkatan perang Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.

Selanjutnya, dilakukan penyerahan kekuasaan atas wilayah Indonesia oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachouwer dan Letnan Jenderal Heindrik Ter Poorten yang merupakan Komandan Angkatan Perang Belanda di Jawa kepada Jenderal Hitoshi Imamura selaku wakil delegasi Dai Nippon.

Sejak saat itu, wilayah Indonesia berada dalam pendudukan pemerintahan militer Jepang. Hingga akhirnya, Dai Nippon mengalami kekalahan dari Sekutu dalam Perang Asia Timur Raya yang membuka peluang bagi bangsa Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Baca juga:

  • Sejarah Organisasi Semi Militer Masa Pendudukan Jepang
  • Sejarah PETA di Zaman Pendudukan Jepang: Tugas, Tokoh, & Tujuan
  • Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi RI

Propaganda Jepang di Indonesia

Setelah resmi menduduki Indonesia sejak 8 Maret 1942, Jepang mulai menyusun pemerintahan demi melancarkan pendudukan mereka di Indonesia. Selain itu, Dai Nippon juga melakukan aksi-aksi propaganda demi menarik simpati rakyat Indonesia.

Salah satu propaganda yang Jepang lakukan ialah membentuk Gerakan 3A, yaitu Nippon Pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Cahaya Asia. Abdulsalam dalam Menudju Kemerdekaan (1964) menyebutkan bahwa gerakan 3A dibentuk oleh Jepang diterapkan untuk membantu usaha peperangan mereka melawan Sekutu di Perang Dunia Kedua.

Selain Gerakan 3A, pemerintah militer Jepang juga menyebarkan berbagai propaganda lainnya serta kegiatan-kegiatan dan membentuk deretan organisasi yang melibatkan orang-orang Indonesia, seperti Pembela Tanah Air (PETA), Heiho, Seinendan, Keibodan, Barisan Pelopor, dan masih banyak lagi.

Baca juga:

  • Sejarah Gerakan 3A: Propaganda Jepang Demi Simpati Rakyat Indonesia
  • Apa Itu Romusha di Masa Penjajahan Jepang, Tujuan, dan Dampaknya?
  • Sejarah Jugun Ianfu pada Masa Penjajahan Jepang di Indonesia

Jepang membutuhkan bantuan orang-orang Indonesia untuk menghadapi Sekutu di Perang Dunia Kedua. Namun di sisi lain, pada perkembangannya, perlakuan Dai Nippon terhadap rakyat Indonesia justru semakin kejam, penerapan kerja paksa romusha dan jugun ianfu adalah sedikit contohnya.

Selama kurang lebih 4,5 tahun Jepang menjajah Indonesia, banyak kerugian dan kesengsaraan yang ditimbulkan. Semua diarahkan demi kepentingan perang untuk Jepang sehingga kehidupan masyarakat Indonesia tersiksa, begitu pula dengan sumber daya alam yang dikuras oleh Dai Nippon.

Hingga akhirnya, pada pertengahan tahun 1945, Jepang menunjukkan tanda-tanda kekalahan dan akhirnya menyerah kepada Sekutu. Situasi ini membuka peluang bagi bangsa Indonesia untuk menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Baca juga:

  • Sejarah Wayang di Indonesia: Jenis-Jenis Serta Fungsinya
  • Sejarah Ibu Kota Thailand Sebelum Bangkok: Sukhothai & Ayutthaya
  • Sejarah Latar Belakang Pembentukan PETA dan Tujuannya

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN atau tulisan menarik lainnya Alhidayath Parinduri
(tirto.id - hdy/isw)


Penulis: Alhidayath Parinduri
Editor: Iswara N Raditya
Kontributor: Alhidayath Parinduri

Subscribe for updates Unsubscribe from updates