Dalil naqli tentang jujur terdapat dalam al qur’an surat

tirto.id - Bersikap jujur adalah akhlak mulia yang harus dilakukan setiap muslim. Buah manis dari kejujuran ini akan dituai pelakunya di dunia dan akhirat. Orang yang selalu jujur akan memperoleh kepercayaan dari lingkungan sekitarnya di dunia. Selanjutnya, Islam juga menjamin orang jujur dengan balasan surga di akhirat kelak.

Dari sisi kesehatan, semakin sedikit seseorang berbohong dan berupaya untuk jujur, ia akan merasa lapang, bahagia, dan sehat secara fisik, sebagaimana dilansir American Psychological Association (APA).

Tidak dimungkiri, kejujuran adalah budi pekerti luhur yang berdampak baik pada diri sendiri dan orang lain. Pengaruh positif itu merentang dari sisi kesehatan mental dan fisik, interaksi sosial, bahkan hubungan spiritual dengan Tuhan.

Kebaikan dari kejujuran inilah yang berguna mengantarkan pelakunya kepada kebahagiaan hidup, terutama kebahagiaan tertinggi, yaitu memperoleh surga. Hal ini tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:

“Sesungguhnya jujur itu membawa kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga," (H.R. Bukhari).

Secara definitif, jujur adalah suatu sikap untuk menyatakan yang benar, serta tidak mengucapkan hal-hal yang menyalahi fakta. Makna jujur lebih luas lagi adalah tidak curang, melakukan sesuatu sesuai dengan aturan yang berlaku.

Baca juga:

  • Bacaan Surat Yasin Lengkap: Arab, Latin dan Maknanya
  • Tugas Malaikat Mikail dalam Agama Islam dan Dalilnya di Al Quran

Salah satu sifat wajib dari seorang rasul adalah "siddiq" atau sidik. Siddiq artinya selalu berkata jujur dan benar, selain dari sifat terpuji lainnya, yaitu amanah, tablig, dan fatanah.

Dilansir Kemenag, jujur juga bisa didefinisikan sebagai kesesuaian antara niat dengan ucapan dan perbuatan seseorang. Keutamaan berkata jujur ini tertera dalam sabda Rasulullah SAW:

"Jaminlah kepadaku enam perkara dari diri kalian, niscaya aku menjamin kepada kalian balasan surga: [1] jujurlah ketika berbicara, [2] penuhilah janji, [3] tunaikan jika dipercaya, [4] jagalah kemaluan kalian, [5] tundukkan pandangan kalian, dan [6] tahanlah tangan kalian," (H.R. Ahmad).

Ayat Al-Qur'an tentang Kejujuran

Dalil mengenai wajibnya jujur dalam Islam tertera pada banyak ayat Al-Quran, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. QS. Al-Ahzab Ayat 70

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

Bacaan latinnya: "Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wa qụlụ qaulan sadīdā"

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar," (QS. Al-Ahzab [46]: 70)

2. QS. At-Taubah Ayat 119

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

Bacaan latinnya: "Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wa kụnụ ma'aṣ-ṣādiqīn"

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar," (QS. At-Taubah [9]: 119)

3. QS. Al-Maidah Ayat 8

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Bacaan latinnya: "Yā ayyuhallażīna āmanụ kụnụ qawwāmīna lillāhi syuhadā`a bil-qisṭi wa lā yajrimannakum syana`ānu qaumin 'alā allā ta'dilụ, i'dilụ, huwa aqrabu lit-taqwā wattaqullāh, innallāha khabīrum bimā ta'maluun"

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (bersaksi atau jujur tentang kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan," (QS. Al-Maidah [5]: 8)

4. QS. Al-Ankabut Ayat 3

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Bacaan latinnya: "Wa laqad fatannallażīna ming qablihim fa laya'lamannallāhullażīna ṣadaqụ walaya'lamannal-kāżibīn"

Artinya: "Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta," (QS. Al-Ankabut [29]: 3).

Baca juga:

  • Keutamaan Membaca Surah Al-Kahfi pada Hari Jumat
  • Daftar Kitab-Kitab Allah & Rasul Penerima: Taurat hingga Al-Quran

Baca juga artikel terkait AGAMA ISLAM atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/ylk)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Yulaika Ramadhani
Kontributor: Abdul Hadi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

tirto.id - Jujur merupakan sifat terpuji yang harus dimiliki setiap muslim. Islam mewajibkan umatnya untuk memiliki sifat ini. Berikut ini hadis-hadis tentang jujur pada muamalah dalam Islam, serta dalil naqli yang menganjurkannya.

Dalam bahasa Arab, jujur berasal dari kata as-shidqu atau shiddiq yang artinya benar atau nyata. Lawan kata as-shidqu adalah al-kidzbu yang artinya dusta atau bohong.

Bagi seorang muslim, kejujuran adalah penyempurna keimanan, sekaligus juga pelengkap keislamannya. Allah memerintahkan hamba-Nya untuk bertakwa, yang pondasinya adalah sifat jujur dan amanah.

Sementara itu, istilah muamalah dalam Islam bermakna aturan Allah untuk manusia dalam bergaul dengan manusia lainnya pada interaksi sosial mereka. Mengutip dari Al-Quran Hadis (2020) yang ditulis Nismatul Khoiriyah, ada 2 aspek dalam muamalah yaitu adabiyah dan madaniyah.

Pertama, aspek adabiyah menyangkut adab atau akhlak, seperti kejujuran, toleransi, sopan santun, adab bertetangga dan sebagainya.

Kedua, aspek madaniyah berhubungan dengan kebendaan, seperti halal, haram, syubhat, kemudharatan, dan lainnya.

Jika kita terus mengamalkan kejujuran dalam setiap aktivitas muamalah, niscaya Allah akan membuka keberkahan dan pintu rezeki yang tidak disangka-sangka. Selain itu, orang yang bermuamalah dengan jujur dan amanah akan merasa nyaman dan senang.

Karakter jujur juga merupakan akhlak menonjol sosok uswatun hasanah, Nabi Muhammad, yang diteladankan beliau SAW sehari-hari hingga dikenal dengan julukan Al-Amin. Dalam sebuah hadis, disebutkan juga hikmah kejujuran:

“Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur.

Jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka. Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong," (HR. Muslim).

Baca juga:

  • Ayat-ayat Al-Quran tentang Muamalah: Arab, Latin, dan Terjemahannya
  • Di Balik Pasar Muamalah Depok yang Jual-Beli dengan Dinar & Dirham

Hadis dan Dalil Naqli Tentang Jujur dalam Muamalah

Perintah berlaku jujur ditegaskan dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Berikut ini adalah beberapa hadis tentang jujur dalam muamalah:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَال قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ التُّجَّارِ اِنَّكُمْ قَدْ وَلَيْتُمْ اَمْرًاهَلَكَتْ فِيْهِ اْلأُمَمُ السَّالِفَةُ المِكْيَالُ وَاْلمِيْزَانُ

Bacaan latinnya: "'An Ibni 'Abbas qoola qoola Rasulullah SAW yaa ma'syarattujjar innakum qod walaytum amron halakat fiihil umamus saalifatul mikyaalu wal miizaan"

“Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: 'Wahai para pedagang, sesungguhnya kalian menguasai urusan yang telah menghancurkan umat terdahulu, yakni takaran dan timbangan," (H.R. Baihaqi)

Hadis di atas merupakan peringatan keras kepada para pedagang untuk menyempurnakan takaran dan timbangan.

Takaran dan timbangan adalah dua alat ukur yang mendapat perhatian serius agar dipergunakan secara tepat dan benar dalam perekonomian, serta tidak dilakukan dengan khianat.

عَنْ حَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ مَا حَفِظْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ

“Dari Hasan bin Ali RA: Aku menghafal dari Rasulullah SAW: 'Tinggalkan yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu karena kejujuran itu ketenangan dan dusta itu keraguan," (H.R. Tirmidzi)

Isi hadis tersebut berkaitan dengan perintah Rasulullah agar umat Islam meninggalkan segala sesuatu yang membuat ragu-ragu menuju kepada sesuatu yang membawa kita kepada ketenangan.

Hadis ini juga menegaskan bahwa kejujuran adalah hal yang membawa kita kepada ketenangan, sedangkan dusta dan curang akan membawa kita kepada keraguan.

Baca juga:

  • Ayat Al Quran Tentang Kejujuran: Sikap Siddiq di Al Ahzab-At Taubah
  • Kejujuran dan Kesederhanaan Jaksa Agung Baharuddin Lopa

Baca juga artikel terkait JUJUR DALAM ISLAM atau tulisan menarik lainnya Nurul Azizah
(tirto.id - azz/hdi)


Penulis: Nurul Azizah
Editor: Abdul Hadi
Kontributor: Nurul Azizah

Subscribe for updates Unsubscribe from updates