Contoh perbedaan ragam bahasa Lisan dan tulisan

Contoh perbedaan ragam bahasa Lisan dan tulisan

Ilustrasi ragam komunikasi lisan | Sasin Tipchai /Pixabay

Perbedaan paling jelas antara bahasa lisan dan bahasa tulis bisa dilihat pada manifestasinya. Dalam pertuturan, bahasa tampil sebagai bunyi, kata-kata cenderung terdengar seperti rentetan suara petasan renceng, yang panjang pendeknya tergantung pada banyak kata dalam satu kalimat. Tiap kata dan tiap kalimat terdengar saling menyambung nyaris tanpa jeda.

Dalam tulisan, tiap kata ditulis terpisah satu sama lain. Kata-kata dirangkai jadi kalimat, rangkaian kalimat jadi paragraf, sekian paragraf menjadi satu tulisan. Dan dengan cara itu satu atau beberapa unit informasi dapat dipahami oleh pihak lain.

Konsekuensi bahasa sebagai bunyi adalah bersifat fana, pupus terbawa angin segera setelah terucapkan. Sebelum berbagai ragam alat rekam ditemukan, tulisan telah menjalankan perannya yang penting, mengawetkan bahasa.

Dalam perkembangan selanjutnya, kedua ragam bahasa itu menempuh jalan sendiri-sendiri. Agak berbeda dari bahasa lisan, bahasa tulis mengenal jauh lebih banyak perangkat kaidah atau aturan, antara lain berupa ejaan.

Begini KBBI merumuskan ejaan: "kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca". Dibaca dengan cara lain, rumusan itu dapat berarti ejaan adalah cara kita mencerap bahasa lisan dengan tulisan.

Proses itu selalu mengandung risiko ada saja bagian yang jadi berubah atau malah luput, tak tercatat. Ambillah contoh satu kata yang berevolusi dalam perjalanan dari bunyi ke tulisan. Technik, setelah menjelma tekhnik memecah jadi dua varian: tehnik dan teknik. Akhirnya, kini bentuk tulis yang direkam sebagai baku adalah teknik.

Kaidah bahasa sebenarnya tidak semata berurusan dengan usaha menggambarkan lisan ke bentuk tulisan. Dalam konteks pembicaraan ini, baik kita katakan bahwa ejaan adalah sebuah ikhtiar merekam bahasa lisan sepersis mungkin ke bentuk tulisan dan kemudian menatanya sedemikian rupa demi mendapatkan kualitas komunikasi yang efektif.

Dalam sebuah percakapan langsung, bila A merasa kurang yakin maksudnya dimengerti oleh B, dia dapat seketika dan di situ juga, memperbaiki ujarannya. Malah bila perlu, ia bisa mempertegasnya dengan unsur-unsur dari luar bahasa, seperti tekanan suara, tempo, mimik atau bahasa tubuh. Tapi, bagaimana bila A dan B saling berjauhan?

Di situlah tulisan hadir, memastikan kontak tetap dapat berlangsung sekalipun ada jarak, baik jarak ruang maupun jarak waktu. Tidak bisa tidak, di sini A harus percaya pada teks, pada segala apa yang ia tulis. Bahwa makna tulisannya akan sampai kepada B persis seperti yang ia maksudkan.

Setahu kita, "hanya" ragam bahasa tulis yang mengenal hukum atau kaidah. Bahkan pada tataran paling bawah, pelafalan, misalnya, musykil ditata dengan sebuah kaidah. Lain dari itu, ujaran tidak mengenal pemakaian huruf besar, miring, atau tebal.

Lebih penting dari semua ini, kita sudah sedikit melihat bahwa masing-masing ragam bahasa itu punya kelebihan dan kekurangan sendiri. Di sinilah kita sampai pada kesimpulan sementara bahwa kaidah yang dilaksanakan dalam bahasa tulis memberi "jaminan" lebih besar bahwa pesan akan sampai kepada lawan bicara atau pembaca kita.

Catatan redaksi: Artikel ini bagian dari rangkaian tulisan tentang "Rambu-rambu Bahasa"

Bahasa merupakan satu kesatuan yang kompleks dan digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi. Terkait dengan bahasa, disini akan dibahas mengenai perbedaan ragam lisan dan ragam tulis. Tanpa adanya bahasa, suatu bangsa tidak memiliki identitas dan tanpa bahasa maka setiap orang tidak bisa saling berkomunikasi. Contohnya bahasa melayu merupakan identitas negara Malaysia dan bahasa Indonesia merupakan identitas negara Indonesia serta negara lainnya dan sebagai penanda bahwa Anda adalah bangsa negara tersebut. 

Contoh perbedaan ragam bahasa Lisan dan tulisan

Selain itu, bahasa pun berfungsi sebagai alat pemersatu, dimana kita bisa melihat bangsa kita yang terdiri dari beragam suku dengan bahasa berbeda-beda. Maka dengan bahasa Indonesia, rakyat Indonesia bisa bersatu sebagai bangsa Indonesia.

Ragam Bahasa Lisan.


Ragam Bahasa Lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.  Ciri-ciri ragam bahasa lisan diantaranya  Memerlukan kehadiran orang lain, Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap, Terikat ruang dan waktu dan Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara. Ragam bahasa lisan memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. 

Adapun kelebihan ragam bahasa lisan diantaranya sebagai berikut:

  • Dapat disesuaikan dengan situasi.
  • Faktor  efisiensi.
  • Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekan dan gerak anggota badan agar pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara.
  • Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.
  • Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.
  • Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif.
  • Sedangkan kelemahan ragam bahasa lisan diantaranya sebagai berikut:
  • Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
  • Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
  • Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan secara baik.
  • Aturan-aturan bahasa yang dilakukan seringkali menggunakan ragam tidak formal.

Ragam Bahasa Tulis.


Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata. 

Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut:

  • Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
  • Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
  • Tidak terikat ruang dan waktu
  • Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.

Sama halnya dengan ragam bahasa lisan, ragam bahasa tulis juga memiliki kelemmahan dan kelebihan. 

Adapun kelebihan dari ragam bahasa tulis diantaranya:

  • Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan.
  • Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
  • Sebagai sarana memperkaya kosakata.
  • Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.
  • Sedangkan kelemahan dari ragam bahasa tulis siantaranya sebagai berikut:
  • Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
  • Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
  • Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
  • Berdasarkan beberapa cirri serta kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh ragam bahasa lisan maupun tulis, berikut ini dapat kita tarik beberapa perbedaan diantara kedua ragam bahasa tersebut.
  • Bahasa lisan didukung isyarat paralinguistik.
  • Bahasa tulis dapat menyimpan informasi tanpa bergantung pada ruang dan waktu.
  • Bahasa tulis dapat memindahkan bahasa dari bentuk oral ke bentuk visual, memungkinkan kata-kata lepas dari konteks aslinya.
  • Sintaksis bahasa lisan kurang terstruktur dibandingkan dengan sintaksis bahasa tulis.
  • Bahasa tulis banyak mengandung penanda metalingual yang menghubungkan antara frasa-klausa.
  • Struktur bahasa tulis umumnya subjek-predikat, bahasa lisan memiliki struktur ‘topik-sebutan’ (topic-comment) (Givon).
  • Bahasa lisan jarang menggunakan konstruksi pasif.
  • Bahasa lisan sering mengulangi bentuk sintaksis.
  • Bahasa lisan dapat diperhalus sambil terus berbicara.


Mengenal Perbedaan Ragam Lisan dan Ragam Tulis.

Contoh perbedaan ragam bahasa Lisan dan tulisan


Terkait dengan peristiwanya.


Penggunaan ragam tulis tidak harus mempertemukan orang yang sedang berkomunikasi bertatap muka secara langsung. Misalnya berkirim surat, pesan via SMS, elektronik mail, ataupun social media. Namun karena hal tersebut, dalam ragam tulis penggunaannya harus cermat dan rinci. Penggunaan subjek, predikat, objek harus jelas sehingga tidak menimbulkan kata atau kalimat ambigu yang membuat mutitafsir. Perbedaan ragam lisan dan ragam tulis ini sungguh mencolok. Ketika Anda menggunakan ragam lisan, peristiwanya berbeda. Kebanyakan kondisi, ragam lisan digunakan ketika Anda berhadapan meski sekarang ini ada perantara berupa telepon dan sebagainya. Selain itu, dalam menggunakan ragam bahasa lisan, Anda memiliki daya dukung lain untuk menunjukkan maksud pembicaraan dengan gesture, ekspresi dan mimik wajah sehingga pesan lebih mudah tersampaikan.


Ragam bahasa tulis tidak mengenal unsur dalam ragam bahasa lisan


Yang dimaksud unsur dalam bahasa lisan yaitu intonasi (tinggi rendahnya suara), artikulasi, gesture. Hal-hal tersebut tidak termuat dalam ragam bahasa tulis. Dalam bahasa tulis hanya ada ejaan, diksi, makna kata dan lain-lain. Unsur seperti tinggi rendahnya suara untuk menegaskan suatu emosi tidak ada. Misalnya ketika seseorang marah maka nada yang dikeluarkan cenderung tinggi, atau orang yang sedang sedih nada yang dikeluarkan cenderung rendah. Selain itu, dalam ragam bahasa lisan juga tercermin sikat, gesture yang mendukung pesan yang akan disampaikan kepada orang lain. Misalnya, seseorang yang sedang ketakutan meski ia hanya berbicara sedikit tapi dari mimik wajah, gesture dan segenap bahasa tubuhnya terlihat bahwa ia sedang ketakutan.


Cara Anda berbahasa mencerminkan kepribadian Anda, baik dalam ragam bahasa lisan atau tulisan. Yang terpenting berusahalah berbahasa yang baik dan benar supaya orang lain menilai Anda sebagai orang baik. Bahasa Anda pun mencerminkan tingkat intelektualitas Anda. Maka jika Anda seorang terpelajar, terdidik gunakan bahasa yang baik dan benar. Demikian ulasan mengenai perbedaan ragam lisan dan ragam tulis, semoga dapat menambah wawasan Anda.


Perbedaan - Perbedaan antara Bahasa Lisan dan Bahasa Tulisan :

  • Bahasa lisan bersifat lebih efektif dan lebih efisien dibandingkan dengan bahasa tulisan karena tidak membutuhkan media perantara. Sebaliknya, pengungkapan bahasa tulisan harus menggunakan alat bantu.
  • Bahasa lisan terikat dengan ruang dan waktu pembicaraan. Sedangkan bahasa tulisan terikat dengan aturan-aturan kepenulisan.
  • Status bahasa lisan di mata hukum lebih lemah ketimbang bahasa tulisan karena tidak mengandung bukti otentik. Sedangkan bahasa tulisan memiliki status hukum dan bisa bertindak sebagai bukti yang kuat.
  • Sulit bagi seseorang untuk memanipulasi bahasa tulisan karena di dalamnya terkandung siapa yang membuatnya berupa tanda tangan, cap jempol, stempel, atau karakteristik tulisan. Sementara itu, bahasa lisan mudah dimanipulasi apalagi jika tidak ada bukti rekaman.
  • Kadang-kadang pengungkapan maksud lewat tutur kata lebih jelas daripada melalui tulisan. Hal ini dikarenakan pengungkapan bahasa lisan selalu diperkaya dengan intonasi, gerak-gerik, dan ekspresi. Namun beberapa orang lebih memilih menggunakan bahasa tulisan, terutama bagi mereka yang tidak bisa melakukan bahasa lisan dengan baik.
  • Kata-kata yang digunakan pada bahan lisan umumnya bersifat sederhana dan diulang-ulang. Tetapi, bahasa tulisan banyak memakai kata-kata yang lebih kaya dengan maksud agar bahasa terlihat lebih indah dan tidak membosankan.
  • Penuturan bahasa lisan lebih sering memanfaatkan frasa-frasa yang tidak baku dan lebih santai. Sementara bahasa tulisan banyak memanfaatkan kata-kata yang bersifat formal, khususnya ketika bahasa tersebut ditujukan kepada lingkungan resmi.
  • Pada dasarnya, bahasa tulisan bersifat lebih matang dibandingkan dengan bahasa lisan. Hal ini dikarenakan pada bahasa tulisan ada kesempatan untuk memperbaiki isi bahasa tersebut sebelum disampaikan ke orang lain.