Ciri kebahasaan yang terdapat dalam pada bagian 2 adalah

Jakarta -

Cerpen atau cerita pendek adalah salah satu karya sastra yang berbentuk prosa naratif yang ceritanya relatif singkat. Dikatakan singkat, karena pada dasarnya cerpen hanya memiliki satu fokus permasalahan atau konflik.


Melansir laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, cerpen juga disebut sebagai karangan fiksi atau non-ilmiah, di mana pembuatan ceritanya imajinatif yang tidak didasarkan kenyataan.


Rangkaian karangan cerita dalam cerpen kebanyakan mengangkat kisah kehidupan manusia dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas.


Jika dibandingkan dengan novel, cerpen memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat. Perbedaan cerpen dan novel terlihat dari isi karangan ceritanya.


Cerpen ceritanya tidak sampai menimbulkan perubahan nasib, kerana di dalamnya tidak mencerminkan semua kisah tokohnya, yang dikisahkan hanyalah intinya saja mulai dari konflik hingga sampai tahap penyelesaiannya.


Sedangkan novel justru sebaliknya, novel merupakan karangan prosa panjang yang disajikan secara mendetail.

A. Ciri-ciri Cerpen


Dikutip dari modul Bahasa Indonesia oleh Sumiati, M,Pd., menuliskan ciri-ciri cerpen adalah sebagai berikut:


- Jumlah katanya tidak lebih dari 10.000 kata

- Bersifat fiksi (ceritanya hanya rekayasa)

- Berfokus pada satu konflik saja atau kesan tunggal

- Isi ceritanya kebanyakan menggambarkan kehidupan sehari-hari

- Pemilihan katanya sederhana, agar mampu memudahkan para pembaca untuk memahaminya

- Menggunakan alur cerita tunggal dan lurus.

- Membacanya relatif singkat, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama.

- Memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam, sehingga mampu membuat pembaca akan ikut merasakan kesan dari cerita.

B. Unsur-unsur Cerpen


Cerpen juga memiliki unsur-unsur pembangun yang terbagi menjadi unsur intrinsik dan ekstrinsik.


Unsur-unsur pembangun cerpen, yaitu:


1. Unsur Intrinsik

- Tema: pokok cerita dalam cerpen yang akan membentuk alur. Namun, tema dalam cerpen jarang dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya.


- Penokohan: cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tiap tokoh dalam cerita.


- Alur: pola pengembangan cerita yang menggambarkan hubungan sebab akibat sifatnya kronologis.


- Latar: meliputi tempat, waktu, dan suasana yang digunakan dalam cerita.


- Gaya bahasa: digunakan untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasif dan merumuskan dialog antara sesama tokoh.


- Sudut pandang: strategi penulis untuk menyampaikan cerita.


- Amanat: pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.

2. Unsur Ekstrinsik

- Latar belakang masyarakat: meliputi ideologi, kondisi politik, kondisi sosial dan kondisi ekonomi.


- Latar belakang penulis: meliputi riwayat hidup penulis, kondisi psikologis dan aliran sastra penulis.


- Nilai yang terkandung dalam cerpen: meliputi nilai agama, nilai sosial, nilai moral, dan lain-lain.

C. Struktur Cerpen


Struktur teks cerita pendek merupakan rangkaian cerita yang membentuk cerpen itu sendiri. Struktur pada cerpen adalah unsur yang berupa alur yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat secara kronologis.


Struktur cerpen terbagi ke dalam bagian-bagian, yaitu:


1. Pengenalan Situasi (Exposition & Orientation)

Pada bagian awal ini, pengarang akan memperkenalkan para tokoh, dan hubungan antartokoh yang disusun berdasarkan adegannya.


2. Pengungkapan Suatu Peristiwa (Complication)

Pemunculan peristiwa awal yang disajikan akan menimbulkan berbagai masalah, pertentangan bagi para tokohnya.


3. Menuju Konflik (Rising Action)

Setelah suatu peristiwa atau kejadian muncul, kemudian akan terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan dari berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kehebohan tokoh.


4. Puncak Konflik (Turning Point)

Puncak konflik atau klimaks adalah puncak dari suatu permasalahan dalam cerita. Bagian ini akan cerita semakin mendebarkan. Pada bagian juga, akan ditentukan perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah dia bisa berhasil menyelesaikan masalahnya atau tidak.


5. Penyelesaian (Ending)

Tahap penyelesaian atau coda merupakan bagian akhir cerita. Bagian ini akan berisi penjelasan tentang sikap maupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami klimaks. Selain itu, akhir cerita cerpen yang dibiarkan menggantung dengan tanpa adanya penyelesaian. Artinya, akhir ceritanya diserahkan kepada imajinasi pembacanya.

D. Kaidah Kebahasaan Cerpen


Ciri atau kaidah kebahasaan cerpen antara lain:


1. Kalimatnya banyak yang bermakna lampau. Hal itu ditandai dengan kata-kata seperti: saat, telah terjadi, ketika itu, beberapa tahun yang lalu.


2. Banyak menggunakan kata penghubung yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). Contoh: mula-mula, sebelumnya, kemudian, sejak saat, setelah itu.


3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi. Contoh: mengobati, menghindar, menangis, menyuruh, melompat, menghindar.


4. Menunjukkan kalimat tak langsung untuk menceritakan perkataan seorang tokoh oleh pengarang. Contoh: menceritakan tentang, menuturkan, mengungkapkan, mengatakan bahwa, menyatakan.


5. Pikiran dan perasaan tokoh banyak digambarkan dengan menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu. Contoh: berharap, mengalami, merasakan, menginginkan.


6. Menggunakan banyak dialog, yang ditunjukkan oleh tanda petik ganda ("...."), maupun kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung. Contoh: "Habis kemana saja kamu?" tanya Rini pada Andi.


7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language), sebagai penggambaran tokoh, latar atau suasana. Contoh: Pada sore hari, Bapak tua itu terlihat sedang meminum segelas teh hangatnya sambil menikmati hujan dalam sebuah gubuk di tengah sawah.


Nah, itu tadi penjelasan mengenai cerpen yang merupakan karangan berbentuk prosa yang bersifat fiktif. Sekarang detikers semakin paham, kan?

Simak Video "Mengenal Rasyid Rajasa Putra Bungsu Hatta Rajasa"



(faz/faz)

Merdeka.com - Struktur dan unsur kebahasaan merupakan unsur penting dalam suatu teks salah satunya dalam teks prosedur. Teks prosedur merupakan teks yang berisi petunjuk untuk melakukan atau menggunakan sesuatu dengan langkah-langkah yang urut.

Seperti halnya teks-teks lain, teks prosedur juga memiliki struktur dan unsur kebahasaan. Adapun struktur teks prosedur ialah memuat judul, tujuan, alat dan bahan, langkah-langkah serta penutup.

Unsur kebahasaan teks prosedur ialah penggunaan penomoran, kata yang menunjukkan perintah dan kata yang menjelaskan kondisi. Unsur kebahasaan teks prosedur terdiri dari partisipan manusia, verba material, verba tingkah laku dan konjungsi temporal.

Jika kamu hendak membuat teks prosedur tak ada salahnya untuk mempelajari terlebih dahulu mengenai unsur kebahasaan agar dalam proses membuat teks prosedur kamu merasa lebih mengerti. Lebih jauh berikut ini informasi tentang unsur kebahasaan teks prosedur, lengkap dengan penjelasannya telah dirangkum merdeka.com melalui bola.com

2 dari 4 halaman

1. Bagian tujuan
Struktur teks prosedur pertama adalah bagian tujuan yang berisi tujuan dibuatnya teks prosedur tersebut atau hasil akhir yang akan diperoleh (biasanya berupa judul). Contohnya: cara mengurus surat izin mengemudi

2. Bagian material
Struktur teks prosedur berikutnya adalah bagian material yang berisi informasi tentang alat atau bahan yang dibutuhkan, akan tetapi tak semua teks prosedur terdapat bagian ini, biasanya bagian material hanya ada ada di resep masakan atau cara membuat sesuatu.

3. Bagian langkah-langkah
Selanjutnya ada bagian langkah-langkah yang berisikan langkah-langkah yang harus dilakukan demi memperoleh hasil sesuai dengan tujuan teks prosedur. Tahapan ini harus dilakukan secara runut dan tidak boleh ada tahapan yang terlewat atau tertukar.

3 dari 4 halaman

Teks prosedur dapat dengan mudah dibedakan dengan jenis teks lainnya. Berikut merupakan ciri-ciri teks prosedur:

  • Berisi langkah-langkah kegiatan yang dapat berupa poin-poin atau paragraf.
  • Menggunakan kalimat saran dan larangan.
  • Disusun secara sistematis dan dijelaskan secara detail.
  • Berisi informasi yang bersifat objektif.
  • Terdapat bilangan urutan atau angka yang menunjukkan urutan atau langkah-langkah.

4 dari 4 halaman

Berikut ini adalah unsur kebahasaan dalam teks prosedur yaitu:

  1. Banyak menggunakan kata kerja perintah (imperatif). Kata kerja imperatif dibentuk dengan akhiran -kan, -i, dan partikel-lah. Ciri-ciri kalimat imperatif adalah berisikan perintah, imbauan atau larangan serta diakhiri dengan tanda seru (!) di akhir kalimat.
  2. Banyak menggunakan kata-kata teknis yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Kata teknis adalah kata-kata yang memiliki makna khusus pada suatu bidang keahlian. Makna dari kata teknis ini adalah makna leksikal atau makna kamus. Apabila teks tersebut berkenaan dengan masalah komunikasi, akan digunakan istilah-istilah komunikasi, seperti tanya jawab, kontak mata, pewawancara, verbal, nonverbal, bahasa tubuh, dan negosiasi.
  3. Banyak menggunakan konjungsi dan partikel yang bermakna penambahan. Konjungsi penambahan adalah sebuah konjungsi bermakna tambahan yang diberikan untuk menggabungkan kalimat sederhana menjadi kalimat kompleks. Contoh: selain itu, pun, kemudian, selanjutnya, oleh karena itu, lalu, setelah itu, dan di samping itu.
  4. Banyak menggunakan pernyataan persuasif. Kalimat persuasif merupakan kalimat ajakan kepada seseorang atau banyak orang. Tidak hanya berisi ajakan, kalimat persuasif juga berisi tentang suatu permintaan atau imbauan. Contoh seperti penggunaan bahasa yang baik juga menjadi keharusan. Selanjutnya, akan lebih baik bila kita mampu menampilkan sikap yang antusias, baik secara verbal maupun nonverbal.
  5. Apabila prosedur itu berupa resep dan petunjuk penggunaan alat, akan digunakan gambaran terperinci tentang benda dan alat yang dipakai, termasuk ukuran, jumlah, dan warna.