Buku yang berjudul Tinjauan Kritis Banten merupakan historiografi secara Kritis yang dikarang oleh

Kejayaan Daulah Mamluk tercapai karena memiliki pemimpin yang dapat menciptakan militer kuat, berwibawa dan memiliki kepribadian yang tinggi, seiring … berjalannya waktu Daulah Mamluk sedikit demi sedikit mengalami kemunduran hingga akhirnya runtuh, dibawah ini yang menjadi penyebab runtuhnya daulah Mamluk kecuali​

Tugas Agama KristenTerlampirSyarat Jawab :•Rapi•No ngasal2•No Bahasa alien•No ambil poin aja•No copas•Baca Alkitab / Tuliskan terletak dimana jawabann … ya tulis injil nya dan ayat nya>>>>>>BANT:Pleseee bantu besok dikumpulkan TwT Selamat mengerjakan​

Seorang filosuf Islam yang karyanya sangat berpengaruh tentang teori pengetahuan tidak hanya mengandalkan kekuatan intuitif tetapi juga kekuatan rasio … yang pada akhirnya meninggal dibunuh sehingga mendapat gelar “al-maqtul” adalah …. Ibn Al Adhim As Suhrawardi al Maqtul Ad Dawudi Al Busyiri​

Ibnu Hajar al Asqalani, IbnuTaimiyah,Al Suyuti adalah sederetan nama-nama ahli agama yang terkenal hingga kini karyanya, merupakan ahli agama yang hid … up di masa daulah ... AyyubiyahAbbasiyah Mamluk Fatimiyah​

Siapa nabi yang menjadi lawan Yeremia?​

Quiz Sebutkan pelopor penjelajahan samudra dari 4 bangsa di Eropa !Mdh bgt, slmt mengerjakan :Dnt : lama gk quiz y.​

Daging yang diserakkan Tuhan diatas kemah Israel ketika mereka bersungut-sungut adalah​

asal nama dari Al-Ayyubi ​

Dalam bidang kesehatan sholahuddin membangun dua rumah sakit yang berada di kota

Soal :Dengan apa Tuhan menutupi kemah suci umat israel dan memimpin perjalanan mereka?Hint :Depannya T belakangnya N​

Buku yang berjudul Tinjauan Kritis Banten merupakan historiografi secara Kritis yang dikarang oleh


SJH05460959.823 HOE tMy LibraryTersedia
11246959.823 HOE tMy LibraryTersedia
15781959.823 HOE tSedang Dipinjam (Jatuh tempo pada2021-04-01)

Judul Seri

-

No. Panggil

959.823 HOE t

Penerbit Djambatan : Jakarta., 1983
Deskripsi Fisik

xi, 400 hlm; 22 cm.

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

959.823

Tipe Isi

text

Tidak tersedia versi lain




DETAIL CANTUMANKembali ke sebelumnyaXML DetailCite this


Buku yang berjudul Tinjauan Kritis Banten merupakan historiografi secara Kritis yang dikarang oleh
Buku yang berjudul Tinjauan Kritis Banten merupakan historiografi secara Kritis yang dikarang oleh
Buku yang berjudul Tinjauan Kritis Banten merupakan historiografi secara Kritis yang dikarang oleh
Buku yang berjudul Tinjauan Kritis Banten merupakan historiografi secara Kritis yang dikarang oleh

BAB I

PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang

Historiografi modern Indonesia dimulai pada abad XX, yang mana dalam masa ini historiografi telah mengalami perkembangan dari masa ke masa. Mulai dari masa tradisonal yang penulisan sejarahnya berkisar tentang agama, dewa-dewa, mitos, dan sebagianya. Kemudian masa kolonial yang penulisan sejarah Indonesia didominasi oleh orang asing yang banyak mengandung unsur subyektifitas. Kemudian babakan baru penulisan sejarah Indonesia yaitu oleh bangsa sendiri mulai terlihat pada era modern. Setelah peran pribumi dalam penulisan sejarah di era kolonial tidak terlihat karena lebih didominasi para sejarawan Barat.

Pada era baru ini penulisan sejarah berkisar pada sejarah nasional Bangsa Indonesia dan para tokoh pejuang. Setelah pada era kolonial penulisan sejarah banyak ditulis atas dasar kepentingan pribadi. Maka dalam babakan baru ini sejarah ditulis atas dasar prinsip-prinsip metode kritis. Metode kritis sejarah oleh pribumi dimulai oleh Husein Djojodiningrat dengan karyanya yang berjudul “Critische Beschouwning van de Sedjarah Banten (tinjauan kritis tentang sejarah Banten) . Karyanya tersebut kemudian mendapat apresiasi dari sejarawan Barat seperti Snouck Hurgronje.

B.                 Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Latarbelakang Hoesein Djojodiningrat ?

2.      Apa Kontribusi Husein Djojodiningrat dalam Historiografi ?

3.      Apa kelemahan dan kelebihan dari penulisan sejarah Hoesein Djojodiningrat ?

BAB II

PEMBAHASAN

A.                Latarbelakang Hoesein Djojodiningrat

Husein Djajadiningrat adalah putera seorang Bupati di Banten. Ia lahir pada 8 Desember 1886 di Kramat Waru, sebuah distrik diantara Serang dengan Cilegon Banten, dan wafat pada 12 November 1960 dengan usia 74 tahun. Husein merupakan salah seorang yang beruntung karena bisa mengenyam pendidikan di Belanda. Ia mengenyam pendidikan Barat sampai tingkat Hogare Burger Schoool (HBS) dan bila lulus bisa meneruskan ke universitas. Model sekolah-sekolah yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir anak pembesar pribumi. Pendidikan yang sama juga diperoleh dua saudara Husein yaitu Ahmad dan Hasan. Ahmad kemudian menjadi bupati Banten dan Hasan menjadi tokoh sarikat Islam.

Husein Djajadiningrat adalah seorang yang memiliki kecerdasan, karena kecerdasannya tersebut yang menjadi salah satu faktor yang membawanya bisa sampai ke Belanda. Husein ke Belanda atas usulan dari Snouck Hurgronje. Snouck yang merupakan seorang ahli pribumi, karena ia adalah kaki tangan dari Belanda, sehingga ia memiliki kedekatan dengan pribumi seperti para bupati dan sebagainya. Atas anjuran Snouck, selulusnya dari HBS, Husein berangkat ke Belanda untuk melanjutkan studinya. Awalnya, terlebih dulu ia  belajar bahasa latin dan Yunani Kuno antara tahun 1904-1905 di sebuah Gymnasium kota Leiden, lalu ikut ujian masuk Universitas Leiden. Husein lulus diterima dan menjadi mahasiswa calon sarjana pada jurusan bahasa dan sastra kepulauan Indonesia. Husein tidak berhenti pada tingkatan sarjana namun terus sampai tingkat Doktor. Husein merasa tertarik dengan ilmu sejarah, dia berniat melihat tanah Hindia, yang juga tanah kelahirannya dengan kacamata historis.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Leiden, Husein kemudian kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai peneliti bahasa-bahasa di Indonesia pada Kantoor voor Inlandsche Zaken (kantor Urusan Bumiputra) sampai tahun 1918. Pada 19 Mei 1920 sampai dengan tahun 1925, Husein bekerja sebagai Adjunct Adviseur voor Inlandsche Zaken (Ajun atau wakil penasehat urusan pribumi Hindia Belanda) pada kantor yang sama. Kantor tempat Husein bekerja, Kantoor voor Inlandsche Zaken, berdiri sejak tahun 1899 oleh Snouck Hurgronje. Kantor ini diisi oleh banyak orang antara lain ahli agama Islam, bahasa sastra maupun bahasa.

Selain tersebut, Husein juga bergerak dibidang jurnalistik dan pendidikan mengenai kebudayaan Jawa. Tahun 1919 Husein mendirikan Java Institut dan menerbitkan majalah bulanan Jawa ditahun 1921. Husein menjadi redakturnya bersama J. Kats, Sam Koperberg, R. Ngabehi Poerbatjaraka dan J.W. Teiler. Tahun 1924, Husein diangkat sebagai guru besar di Recht Hoge School (Sekolah Tinggi Hukum) di Jakarta untuk mata kuliah bahasa Melayu dan hukum Islam.

Satu hal yang menarik dari Husein adalah ia merupakan orang Indonesia pertama yang mendapat gelar doktor dan professor. Gelar yang ia peroleh dari Universitas Leiden  di Belanda dengan desetasinya “Critische Beschouwning van de Sedjarah Banten (tinjauan kritis tentang sejarah Banten) “. Dengan munculnya karya Husein tersebut maka dianggap bahwa itu adalah akhir atau berakhirnya historiografi tradisional.

B.                 Kontribusi Hoesein Djojodingrat dalam Historiografi

Perkembangan historiografi dari masa kemasa terus mengalami kemajuan, begitu juga historiografi di Indonesia. Historiografi Indonesia tradisional yang berbau mitologi cukup tinggi mulai memudar pada periode selanjutnya, yaitu pada historiografi Indonesia modern. Periode dalam perkembangan historiografi Indonesia tersebut ditandai dengan adanya studi sejarah yang kritis, dan mengakhiri periode historiografi Indonesia tradisional.

Hoesein Djajadiningrat dapat disebut sebagai pionir historiografi Indonesia modern. Hal itu dikarenakan usahanya dalam penelitian sejarah yang menerapkan di dalamnya metode kritis. Husein merasa tertarik dengan ilmu sejarah, dia berniat melihat tanah Hindia, yang juga tanah kelahirannya dengan kacamata historis.  Dia dicatat sebagai putra Indonesia pertama yang menggunakan prinsip-prinsip metode kritis sejarah. Dia tidak hanya dinobatkan sebagai Bapak Metodologi Ilmu Sejarah di Indonesia, namun juga Indolog atau ahli Indonesia pertama dari kalangan pribumi. Dialah orang Indonesia pertama yang berhasil meraih gelar Doktor. Bahkan dia juga menjadi Guru Besar pertama orang Indonesia di perguruan tinggi Indonesia.

Karya Hoesein Djajadiningrat yang terkenal ialah Critische Beschouwingen van de Sejarah Banten, karyanya inilah yang membawanya menjadi sejarawan terkemuka. Karya Hoesein Djajadiningrat, Critische Beschouwingen van de Sejarah Banten, pada hakekatnya adalah studi filologi yang menggunakan suatu karya dari historiografi tradisional sebagai obyek dan sekaligus sebagai sumber sejarah. Dalam studi tersebut secara teliti dia menggunakan metode kritis dalam mengungkapkan makna dan isi dari sumber-sumber sejarah tradisional. Tulisannya mendapat pujian karena analisanya yang kritis, alur pikirnya yang logis dan metodenya yang jernih.

Pada karyanya tersebut, yang terdapat 400 halaman, Hoesein membagi menjadi empat bab. Pada Bab Pertama diuraikan isi Sajarah Banten. Bab Kedua menganalisis bagian yang tergolong fakta sejarah, dan Bab Ketiga mengupas bagian yang berupa legenda. Dalam Bab Keempat Hoesein menerangkan ciri pokok penulisan sejarah Jawa.

Semua berita yang ada, diuji kebenarannya dengan menggunakan sumber sejarah yang lain sebagai pembanding. Adapun naskah pembanding tersebut sebagian besar merupakan kepunyaan dari Snouck Hurgronje, berikut merupakan naskah-naskah yang diteliti dalam penulisan buku Critische Beschouwingen van de Sejarah Banten oleh Hoesein:

1.                  Naskah kepunyaan Prof. Snouck Hurgronje, dalam pegon, bentuk tulisannya kuno, sebagian besar permulaan dan penghabisannya hilang. Diterima pada tahun 1892 dari Bupati Serang waktu itu.

2.                  Naskah koleksi Brandes no. 86, pada Bataviaasch Genootschap, dalam pegon. Salinan suatu naskah yang dipinjamkan pada akhir tahun 1890 dan berasal dari Banten.

3.                  Naskah kepunyaan Prof. Snouck Hurgronje, dalam pegon, dengan teks yang telah cacat sejalan dengan teks yang diatas, apa yang tidak ada di situ, untuk sebagian besar ada disini, tetapi naskah ini mempunyai kekurangan lain. diterima pada tahun 1890 dari Bupati Serang pada waktu itu.

4.                  Cod. 236 dari Bijbel-Genootshap, dalam pegon. Pengharakahan sangat buruk, redaksi isinya berlainan dari ketiga naskah 1,2 dan 3.

5.                  Cod. 652 koleksi Brandes pada Bat. Genootshap, dalam pegon. Merupakan salinan dari naskah 4.

6.                  Naskah kepunyaan Hoesein sendiri, diterima dari Banten, dalam pegon. Redaksinya juga berlainan pada bait penutupnya. Salinan dimulai hari Senin 26 Sja’ban tahun Ehe, menurut sebuah naskah asli dalam tulisan Jawa yang diselesaikan pada hari Rabu 9 Ruwah tahun Be, 1144 Hijriah, yaitu 6 Februaru 1732. Penanggalan lain tanpa tahun tak cukup dapat ditentukan. Jika tanggal itu benar, maka itu berarti penanggalan menurut kalender Reboan yang dimulai 28 September 1821, sehingga naskah tersebut seharusnya ditulis sebelum waktu itu.

7.                  Naskah kepunyaan Prof. Snouck Hurgronje, dalam pegon. Menurut Snouck, dibuat pada tahun 1892, menurut naskah tua dalam tulisan Jawa, berisi redaksi yang sama dengan 6, tetapi bait penutup 6 dengan penanggalan Senin 26 Sja’ban tahun Ehe, tidak terdapat disini, namun ada penanggalan penyelesaian kronik itu.

8.                  Naskah kepunyaan Prof. Snouck Hurgronje, dalam tulisan Jawa, merupakan turunan yang aslinya, menurut tambahan yang ada ditulis pada hari Selasa Haji, tahun Alip, 1155 H, yaitu 3 Februari 1743 berisi redaksi yang sama dengan 7.

9.                  Naskah yang dipinjam dari Dr. D. A. Rinkes, dalam huruf Latin, mempunyai teks yang sama dengan 8.

10.              Cod, 1982 dari Hibah Warner (Legatum Warnerianum), dalam pegon, bagian besarnya hilang, redaksi sama dengan 7.

Tidak satupun dari naskah-naskah diatas itu lengkap. Akan tetapi dalam pandangan sepintas ada beberapa naskah yang memberikan kesan lengkap, namun setelah ditelaah lebih jauh, naskah tersebut mempunyai kesalahan-kesalahan kecil, dan hal ini tentusaja menyebabkan kesukaran-kesukaran dalam mengartikan beberapa bagian.

Hoesein merekonstruksikan isi Sajarah Banten yang merupakan fakta sejarah. Perbandingan dilakukan agar menghindari mitologi dalam penulisan sejarah, dan memisahkan yang tergolong ke dalam fakta sejarah, ia juga menguraikan latar belakang isi Sajarah Banten yang tidak merupakan fakta sejarah. Misalnya, silsilah Mahdum Gunung Jati dari Nabi Adam dan Nabi Muhammad, yang bertujuan memuliakan salah seorang Wali Songo, ini termasuk dalam fakta sejarah. Kemudian contoh lainnya yang tidak merupakan fakta sejarah atau lagenda, ialah pengembaraan Bondan Kajawan ke hutan-hutan kemudian bertemu dengan bidadari yang tercantik, yang pada akhirnya Ki Bondan memperistri bidadari tersebut serta mendapatkan anak laki-laki yang yang diberi nama Pandjuwed. Dimasa sekarang cerita dari Ki Bondan tersebut lebih terkenal dengan Jaka Tarub dan Bidadari. Maka disinilah Husein mencoba menguraikan isi Sajarah Banten dengan kritis pada Bab ke II yang berupa bagian Fakta Sejarah, dan Bab ke III yang berupa Lagenda begitu seterusnya.

Karyanya yang tak kalah hebat ialah Kamus Bahasa Aceh dua jilid. Kamus ini merupakan kamus yang terlengkap yang pernah dibuat orang tentang bahasa-bahasa Nusantara hingga kini. Jilid pertama terdapat 1011 halaman, dan jilid kedua terdapat 1349 halaman. Selama satu tahun berada di Aceh Hoesein belajar bahasa Aceh dalam rangka penyiapan kamus Aceh, karya itu diselesaikan di Jakarta dengan bantuan Teuku Mohammad Nurdin, H. Abu Bakar Aceh, dan Dr. Hazeu.

Tulisannya Critische overzicht van de geschiedenis van het Soeltanaat van Aceh (1913), memperoleh mendali emas dalam lomba mengarang sejarah Aceh berdasarkan sumber naskah Indonesia atau Melayu di Universitas Laiden.Analisis Kritis Atas Sumber Berbahasa Melayu Tentang Sejarah Kesultanan Aceh menghasilkan 130 halaman, dan isi dari analisanya kritis dan juga logis.

C.                Kelebihan dan Kekurangan dalam penulisan sejarah Hoesein Djojodiningrat

Hoesein Djojodiningrat

Kelebihan

Kekurangan

1.   

Menulis buku yang berjudul “Cristiche Beschouwing van de Sadjarah Banten” yang merupakan tinjauan Kritis tentang Sejarah Banten

1.    

Mengkaji tentang Sejarah Banten secara tekstual, filologis dan historiografi antropologis,  sehingga terlihat seperti  fakta sejarah walaupun sebenarnya, tidak akurat dalam tahun, karena angka memiliki makna simbolis.

2.

Memisahkan antara aspek-aspek histori dari aspek nonhistoris.

2.

Historiografi tradisional sebagai obyek sekaligus sumber sejarah, padahal Historiografi tradisional banyak memuat tentang kehidupan kerajaan saja

3.

Dalam bukunya tersebut isinya menjelaskan studi filologis yang menggunakan historiografi tradisional.

3.

4.

Ia dicatat sebagai Putera Indonesia Pertama yang menggunakan prinsip-prinsip metode kritis sejarah.

4.

BAB III

Penutup

Simpulan

Hoesein Djojodiningrat lahir pada 8 Desember 1886 di Kramat waru Serang Banten. Ia adalah putera dari seorang Bupati Banten. Latar belakang keluarga yang golongan atas membuatnya mudah dalam memperoleh pendidikan, yang pada masa kolonial pendidikan bagi pribumi sangat sulit diperoleh, karena hanya kalangan tertentu saja yang bisa merasakan pendidikan tersebut. Karena kepandaian yang dimiliki kemudian ia melanjutkan studinya ke Universitas Leiden. Dalam studinya di Belanda ia memperoleh gelar doctor, yang mana gelar tersebut merupakan gelar pertama bagi pribumi.

Karyanya yang berjudul “Critische Beschouwning van de Sedjarah Banten (tinjauan kritis tentang sejarah Banten) telah menjadi tonggak penulisan sejarah kritis di Indonesai terutama oleh pribumi bukan lagi oleh orang Barat. Karyanya tersebut merupakan salah satu kontribusi Hoesein yang paling penting dalam pensejarahan Indonesia. Selain itu ia juga disebut sebagai bapak metodologi sejarah Indonesia. Dalam membuat atau menulis sebuah sejarah ia melakukan kritik sumber dengan melakukan perbandingan-perbandingan antara satu sumber dengan sumber yang lain untuk dapat menemukan fakta yang sesungguhnya.

Hoesein Djojodiningrat yang mendapat gelar bapak metodologi sejarah Indonesia, pada dasarnya masih terdapat kekurangan dalam karyanya. Yang mana ia masih menggunakan historiografi tradisional sebagai objek kajian.

Daftar Pustaka

Abdullah, Taufik dan Abdurrahman Surjomihardjo. Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah dan Perspektif . Jakarta: PT. Gramedia, 1982.

Djajadiningrat,  Husein. Tinjauan Historis Sajarah Banten. Djakarta: Djambatan, 1983

Kartodirdjo,  Sartono. Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia, 1992.

Kahin, G. McT. An Introduction to Indonesian Historiography. Ed. Soejatmoko and Mohammad Ali, G.J. Resink, and G. Mct. Kahin. London : Cornell University Press. Cet III. 1975.

Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah,Edisi kedua. Yogyakarta:PT. Tiara Wacana Yogyakarta. 2003.

http://dewimutiaraintanberlianpakidulan.blogspot.co.id/2011/12/prof-dr-ir-husein-djajadiningrat.html, diakses pada 23 November 2015.

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt52175f1148b36/profesor-indonesia-dalam-pembukaan-irechtshogeschool-i, diakses pada 23 November 2015.

 https://hudanuralawiyah.wordpress.com/2011/11/24/resume-tinjauan-kritis-tentang-sejarah- banten/, diakses pada 23 November 2015.

http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/3662, diakses pada 23 November 2015.

http://rafazky.blogspot.co.id/2014/12/historiografi_3.html diakses pada tanggal 24 nov 2015,20.58 wib

http://sertifikasi-kearsipan.blogspot.co.id/2011_03_01_archive.html diakses pada tanggal 24 November 2015, 20.29 wib



Taufik Abdullah dan Abdurrahman Surjomihardjo, Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah dan Perspektif (Jakarta: PT. Gramedia, 1982), hlm. 30.

Sartono Kartodirdjo,  Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia, 1992),  hlm. 22.

Sartono,  Pemikiran, hlm. 22.

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt52175f1148b36/profesor-indonesia-dalam-pembukaan-irechtshogeschool-i, diakses pada 23 November 2015.

http://rafazky.blogspot.co.id/2014/12/historiografi_3.html diakses pada tanggal 24 November 2015,20.58 wib

http://sertifikasi-kearsipan.blogspot.co.id/2011_03_01_archive.html diakses pada tanggal 24 November 2015, 20.29 wib


Page 2