Berusaha dengan tidak mengenal putus asa dan dilakukan secara terus menerus disebut

Dalam kehidupan, membangun karir di perkantoran atau di bisnis tentu ada naik dan turunnya. Jika sedang berada di atas tentu kita tak perlu khawatir lagi justru hanya kebahagiaan yang menyelimuti. Tapi bila sudah di bawah alias gagal, pastinya tak henti meratapi kesedihan, marah bahkan tak jarang orang menjadi stres.

Jika kondisi tersebut terus dibiarkan dan tak segera diubah, tentunya tak baik untuk masa depan. Untuk itu, segera bangkitkan diri dari kegagalan. Namun sayangnya, hingga saat ini masih banyak orang yang belum menemukan caranya. 

Jangan khawatir, berikut ada beberapa langkah tepat yang perlu dilakukan agar Anda bisa bangkit dari kegagalan. 

Berusaha dengan tidak mengenal putus asa dan dilakukan secara terus menerus disebut

1. Berhenti Menyesali Diri 

Dalam kegagalan seringkali kita menyesali yang terjadi mulai dari diri sendiri, potensi yang dimiliki, dan lainnya. Menyesali beberapa hal tersebut tentu bisa membuat Anda makin terpuruk dan tidak ada perubahan sama sekali. 

Yakin bahwa potensi diri Anda dan apa yang dilakukan sudah maksimal meski masih menemui kegagalan. Dari sini Anda harus coba untuk menyayangi diri sendiri dengan menggali potensi dan kualitas yang seharusnya ada dan dimiliki. Tumbuhkan rasa percaya diri dari kemampuannya sehingga menjadi individu yang lebih baik ke depan.

2. Kegagalan Jadikan Pelajaran Hidup

Kegagalan itu sebuah keniscayaan dalam hidup sehingga pasti terjadi. Rasa kecewa dari kegagalan itu wajar terjadi namun bukan berarti kita patah arang dari hal tersebut. Agar Anda bisa membangun diri dari kegagalan, Anda harus tetap semangat dan jangan pernah dari dalam diri terbesit rasa bersalah dan pupus harapan. 

Justru jadikan kegagalan sebagai pelajaran hidup, mulai dari memperbaiki diri agar bisa mengalami peningkatan, belajar memperbaiki kesalahan atau hal yang baru, terus mengasah kemampuan dan sebagainya.

Baca Juga: Kata-Kata Inspiratif dari 7 Orang Sukses yang Pernah Gagal

3. Tumbuhkan Sikap Optimis Kedepan

Dalam hidup selalu optimis adalah salah satu kunci kesuksesan, baik ketika kondisi baik – baik saja maupun saat menemui kegagalan. Kegagalan bukan berarti kita menjadi pesimis menatap masa depan, namun harus membuat kita selalu optimis terhadap akan hal itu. 

Jadikan kegagalan sebagai tantangan yang harus dihadapi dengan optimis dari diri sendiri. Jika Anda menanamkan sikap optimis, maka segala tantangan dan kegagalan di masa yang akan datang tidak akan menjadi masalah dan bahkan bisa menjadi menumbuhkan semangat hidup.

Optimis juga menjadi cara agar Anda menjadi orang bermental baja serta yang lebih baik, sehingga bisa membangun diri menjadi lebih baik dari kegagalan yang pernah terjadi.

4. Bersyukur dan Bahagia Setiap Waktu

Cobalah bersyukur dan tetap bahagia terhadap apa yang sudah dijalani meski dalam waktu gagal. Dengan memiliki sikap seperti ini, Anda akan terbiasa dengan apa yang dimiliki dan juga dilewati selama ini. Selain itu, syukur dan bahagia akan membuat gairah hidup tetap baik dan meningkat.

Baca Juga: 5 Sebab Bisnis Startup Bisa Gagal

5. Gapai Tujuan yang Gagal Dicapai

Anda harus siap untuk kembali menggapai tujuan dan cita-cita yang belum tercapai setelah tahu Anda mengalami kegagalan. Coba lakukan semuanya dengan baik dan tekun sehingga kegagalan akan segera dilupakan dan diganti dengan motivasi baru akan tujuan yang belum tercapai.

Berjuang dan Tetap Semangat

Menggapai kesuksesan memang tak semudah membalikan telapak tangan. Butuh perjuangan keras dan harus mengalami kegagalan berkali-kali. Namun, jadikan semua itu pelajaran untuk terus berjuang menggapai sukses. Tumbuhkan rasa semangat dalam diri, agar Anda tak mengenal rasa lelah hingga sukses berhasil digapai.

Baca Juga: Bangkitkan Semangat dengan Mudah Hanya dalam 10 Menit!

Berusaha dengan tidak mengenal putus asa dan dilakukan secara terus menerus disebut
Ilustrasi wanita berpikir. Unsplash.com

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa orang mengalami putus asa, hidupnya merasa kacau dan keadaan yang ia hadapi tidak dapat dikendalikan. Dalam kondisi ini, Anda mungkin sulit berpikir jenih, tidak tahu apa yang perlu dilakukan dan diliputi emosi. Namun putus asa merupakan salah satu gejala depresi. Jika tidak diatasi dengan baik, perasaan ini tidak hanya dapat mengganggu aktivitas, tapi juga dapat mengarah kepada tindakan yang membahayakan diri.

Seseorang yang mengalami putus asa, akan merasa kehilangan harapan, menderita, dan larut dalam kesedihan. Orang-orang yang mengalami masalah ini mungkin tetap dapat beraktivitas sebagaimana biasanya, namun mereka tidak merasakan adanya kebahagiaan dalam hidup. Agar kondisi ini tidak semakin larut, penting bagi Anda mengetahui berbagai cara yang bisa mengatasi masalah ini.

Cara mengatasi putus asa

1. Menenangkan diri

Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah menenangkan diri Anda. Salah satunya dengan melatih pernapasan. Hirup udara melalui hidung sambil menutup mata dan tahan selama lima detik, lalu buang perlahan melalui mulut Anda.

2. Lakukan sesuatu untuk menjernihkan pikiran

Setelah pikiran Anda tenang, lakukanlah sesuatu untuk menjernihkan pikiran dan mengistirahatkan diri Anda sejenak. Contohnya keluar rumah, merenggangkan badan, memelihara binatang, atau kegiatan lainnya yang dapat membuat mood Anda sedikit lebih baik.

3. Jangan lari dari masalah

Cobalah untuk mengenali perasaan yang Anda rasakan dan beranikan diri untuk menghadapinya. Jangan lari dari masalah tersebut. Ingatlah bahwa masalah tidak akan berlalu jika Anda kabur begitu saja.

4. Bicarakan perasaan Anda dan ambil keputusan

Pada saat putus asa, Anda mungkin merasa tidak tahu harus berbuat apa. Meski begitu, cobalah untuk membicarakan hal ini kepada kerabat yang Anda percayai atau psikolog. Selain dapat membuat Anda merasa lebih lega, orang-orang tersebut mungkin dapat membantu Anda menemukan jalan keluar.

Buatlah keputusan untuk membuat perubahan sesuai dengan keluar tersebut dan lakukan perubahan tersebut secara konsisten. Pasalnya, membuat komitmen dan menjaganya dapat membantu mengikis rasa putus asa yang Anda alami.

5. Menerima kondisi yang tak bisa diubah

Ada beberapa kondisi yang mungkin bisa Anda ubah menjadi lebih baik, tapi ada pula yang tidak bisa ubah. Dengan menerima kenyataan bahwa Anda tidak dapat melakukan apa pun terhadap hal tersebut juga dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi rasa putus asa.

Tuliskan beberapa hal di atas untuk membantu Anda mengingatnya kembali. Anda juga dapat mengingatkan diri mengenai hal ini secara rutin untuk membuat Anda semakin sadar dan menerima kondisi saat ini.

Baca juga: Kiat Livi Zheng Menghibur Diri, Tak Putus Asa Ditolak 32 Kali

6. Mulailah berolahraga

Lakukan olahraga secara rutin. Pasalnya, olahraga dapat membantu Anda mengeluarkan hormon endorfin yang dapat membuat suasana hati Anda membaik. Selain itu, olahraga juga memberikan manfaat jangka panjang bagi penderita depresi, di mana olahraga secara teratur dapat mendorong otak untuk menjadi lebih positif. Jadi, cobalah untuk menjadikan olahraga sebagai salah satu kegiatan harian Anda.

SEHATQ

Apakah kalian pernah merasa putus asa? Sebagian besar dari kita mungkin pernah mengalami hal tersebut. Terkadang merasa tidak berdaya karena adanya variabel kehidupan yang tidak bisa kita kontrol menyebabkan sebuah kejadian yang mungkin tragis.

Pengertian Putus Asa

Jika kita larut dalam kejadian itu, maka bisa saja hal tersebut bisa menyebabkan stres. Ketika stres tersebut terjadi secara terus-menerus, kita akan merasa lelah dan mungkin saja terkena gangguan depresi. Dalam kasus tersebut, ada kemungkinan kita bisa mengalami gangguan depresi mayor. Gangguan depresi mayor atau GDM adalah kondisi klinis yang sangat lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari (Kessler dkk., 2005). Dalam konteksnya, depresi menjadi salah satu penyebab dari kasus yang cukup membebankan di dunia (World Health Organization, 2008).

Dari berbagai model kognitif depresi yang ada, ada satu yang cukup menonjol dalam pembahasannya yaitu teori depresi keputusasaan (Abramson dkk., 1989). Awalnya teori ini berasal dari model yang menyatakan bahwa paparan berulang terhadap lingkungan yang tidak mudah untuk dikendalikan dan rasa tidak nyaman akan memberikan rasa terjebak dan putus asa ketika berada dalam situasi tersebut. Akibat dari keputusasaan tersebut, akhirnya menyebabkan depresi. Namun model ini tidak dapat menjelaskan secara detail mengapa individu tersebut menjadi depresi ketika dihadapkan dengan paparan stres yang tidak dapat dikendalikan sementara yang lainnya tidak (Abramson, Seligman, & Teasdale, 1978).

Aspek Putus Asa

Akhirnya pembentukan dari teori keputusasaan tersebut dibentuk ulang dengan membentuk sebuah atribusi kausal yang terdiri dari tiga dimensi yaitu dari ‘internal’ ke ‘eksternal’, ‘stabil’ ke ‘tidak stabil’, dan dari ‘umum’ menjadi ‘spesifik’. Jika tiga atribut tersebut mengalami kejadian negatif dalam hal yang bersifat internal, stabil, dan umum dapat menyebabkan depresi. Contoh mudahnya adalah ketika kalian mengalami quarter life crisis, atau permasalahan dengan teman kamu, maka ada kemungkinan bahwa dirimu akan melihat bahwa kejadian tersebut adalah akibat dari lemahnya kemampuanmu untuk mengendalikan diri (internal), dan kamu percaya bahwa sifatmu tidak dapat diubah (stabil) sehingga menyebabkan pengaruh negatif dalam setiap interaksi sosial yang kamu lakukan (umum).

Lalu Apa yang Perlu Kita Dilakukan?

Mengalami kondisi putus asa memanglah cukup menguras mental dan energi yang ada dalam diri kita. Memang mengalami rasa putus asa bisa membuat pandangan kita terhadap hidup menjadi lebih tidak berarti dan terkadang membuat perasaan kita lebih buruk dari sebelumnya. Tetapi tidak perlu takut, kamu bisa mencari cara menguatkan mental ketika merasa putus asa agar kamu bisa tetap merasa lebih baik apapun kejadian yang menimpa dirimu.

1. Coba Berpikir bahwa Pikiranmu sedang Mencoba Mengelabuimu

Merasa insecure, menjelekkan diri sendiri, atau bahkan menjelekkan sifatmu sendiri. Cara tersebut merupakan hal yang klise oleh pikiran kita saat mengalami putus asa yang dapat menyebabkan kita merasa gagal atau mengatakan bahwa hal tersebut tidak akan berubah selamanya. Tapi jangan langsung menganggap hal tersebut benar, karena proses berpikir yang ada dalam diri kita juga bisa salah saat melakukan evaluasi terhadap diri sendiri.

2. Bantah Pikiranmu dengan Pendapat yang Berlawanan

Ketika pikiran negatif mulai merasuki diri kita, cobalah untuk merenung sejenak selama beberapa menit tentang cara berpikir kita dan mencoba untuk melawan argumen negatif yang ada di pikiranmu dengan kemungkinan positif yang ada saat mengalami kejadian tersebut.

3. Mencari Hikmah saat Mengalami Putus Asa

Kedengarannya aneh namun cara tersebut bisa menjadi dorongan untuk keluar dari perasaan putus asa. Mungkin kalian pernah secara tidak sengaja menemukan bahwa rasa putus asa menjagamu dari perasaan kecewa. Karena rasa putus asa, kamu tidak memiliki ekspektasi apa-apa sehingga kamu tidak perlu merasa khawatir untuk dikecewakan oleh suatu keadaan jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Tapi jangan menjadikan cara tersebut sebagai alasan untuk tidak mempunyai impian atau ekspektasi ya.

4. Memikirkan Apa yang Bisa Kamu Petik Jika Mengembangkan Harapan

Kebalikan dari poin sebelumnya, mempertimbangkan apa yang terjadi jika kamu lebih berharap bisa menjadi salah satu cara terhindar dari rasa putus asa. Contohnya seperti, jika saja kamu berharap, mungkin kamu lebih mudah untuk pergi bertemu orang-orang baru atau inisiasi mencari hobi atau pekerjaan baru. Melakukan semua hal tersebut meskipun dalam keadaan tidak berharap. Terkadang kita harus mengubah sikap kita menjadi berharap baru nanti perasaan kita ikut menjadi lebih berharap.

5. Mengikutsertakan Pemecahan Masalah

Selalu ada cara untuk menyelesaikan masalah atau mengubah perasaan yang ada dalam dirimu, tidak terkecuali dalam hal putus asa. Menghabiskan waktu untuk berpikir dan mencoba untuk mencari resolusi dari permasalahan tersebut. Jika kamu tidak bisa menyelesaikan masalah dengan cara konvensional mungkin kamu bisa mengubah suasana dari perasaan kamu seperti melakukan me time, istirahat dari pekerjaanmu sejenak, mengendalikan emosi, dan berbagai macam hal lainnya yang bisa meningkatkan mood.

6. Bicarakanlah Perasaanmu Terhadap Orang atau Keluarga yang Kamu Percaya

Jika kamu memiliki kesulitan setelah beberapa poin yang penulis berikan, mungkin kamu bisa untuk mengidentifikasi masalah yang ada bersama dengan teman atau keluarga yang kamu percaya. Bisa saja mereka dapat membantu kamu untuk melihat masalah dengan perspektif yang baru atau bahkan memberikan usulan yang berbeda dari rencana awalmu dan lebih efektif. Menceritakan pengalaman yang sedang menimpa dirimu memanglah berat, tetapi becerita kepada seseorang bisa menjadi kunci agar kamu bisa lebih berharap terhadap situasi yang sedang kamu alami.

7. Cobalah untuk Mengembangkan Rencana

Setelah bercerita dan mendapatkan wawasan dari apa yang kamu evaluasi sendiri atau bersama dengan orang yang kamu percaya, cobalah untuk mengembangkan rencana tersebut. Perlu diingat bahwa jika rencana kamu gagal sekalipun kamu masih bisa membuat rencana baru atau plan B dan seterusnya jadi tidak perlu merasa murung. Anggap saja kita sedang melakukan eksperimen untuk mencari cara efektif dari apa yang kita lakukan.

8. Mengambil Tindakan

Sebuah rencana tanpa ada tindakan adalah hampa, maka dari itu setelah adanya rencana kita segera merealisasikan rencana tersebut. Rasanya tidak mungkin jika kamu hanya berdiam diri akan mendapatkan secercah harapan. Kamu akan mendapatkan harapan ketika kamu mulai menaruh dirimu sendiri di luar sana untuk mulai mengambil tindakan dan mulai melihat apa yang bisa kamu lakukan terhadap dirimu sendiri. Mulai dengan melakukan mindfulness untuk meningkatkan kualitas pikiran.

9. Cari Bantuan dari Orang yang Profesional

Pada akhirnya, rasa putus asa juga bisa menjadi gejala dari masalah kesehatan mental seperti depresi. Jika kamu merasakan perasaan putus asa lebih dari dua minggu atau jika kamu merasa khawatir dengan kesehatan mentalmu, cobalah untuk berbicara terhadap seseorang.

Orang yang profesional dalam bidang kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater bisa menilai kebutuhan mentalmu dan mendiskusikan pilihan perawatan yang ingin kamu lakukan seperti terapi atau pengobatan. Kebanyakan dari masalah kesehatan mental bisa diobati.

Sumber referensi:

Amy Morin, L. (t.b) 9 things that can help when you’re feeling hopeless. Diterima Maret 01, 2021, from https://www.verywellmind.com/9-things-to-do-if-you-feel-hopeless-5081877

Liu, R., Kleiman, E., Nestor, B., & Cheek, S. (2015, Desember 1). The hopelessness theory of Depression: A quarter century in review. Diterima Februari 28, 2021, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4689589/

Alloy, L. B., Abramson, L. Y., Metalsky, G. I., & Hartlage, S. (1988). The hopelessness theory of depression: attributional aspects. The British journal of clinical psychology, 27(1), 5–21. https://doi.org/10.1111/j.2044-8260.1988.tb00749.x