Pada tahun 1944 Panglima Tentara Keenam Belas, Letjen Kumakici Harada menyatakan berdirinya organisasi Jawa Hokokai, yaitu organisasi pusat yang anggotanya terdiri dari bermacam-macam hokokai (himpunan kebaktian) sesuai dengan bidang profesinya. Kemukakan macam-macam hokokai sesuai dengan bidang profesinya! Jawab: Berikut bermacam-macam hokokai (himpunan kebaktian) sesuai dengan bidang profesinya.
----------------#----------------
Jangan lupa komentar & sarannya
Email: Kunjungi terus: masdayat.net OK! :) Newer Posts Older Posts
Jawa Hokokai
Jawa Hokokai adalah organisasi pusat yang anggota-anggotanya terdiri atas bermacam-macam hokokai (himpunan kebaktian) sesuai dengan bidang profesinya. Misalnya Kyoiku Hokokai (kebaktian para pendidik guru-guru) dan Isi Hokokai (wadah kebaktian para dokter). Jawa Hokokai juga mempunyai anggota istimewa, seperti Fujinkai (organisasi wanita), dan Keimin BunkaShidosho (Pusat Kebudayaan). Di dalam membantu memenangkan perang, Jawa Hokokai telah berusaha antara lain dengan pengerahan tenaga dan memobilisasi potensi sosial ekonomi, misalnya dengan penarikan hasil bumi sesuai dengan target yang di tentukan. Organisasi Jawa Hokokai ini tidak berkembang di luar Jawa, sehingga Golongan nasionalis di luar Jawa kurang mendapatkan wadah. Penguasa di luar Jawa seperti di Sumatra berpendapat bahwa di Sumatra terdapat banyak suku, bahasa, dan adat istiadat, sehingga sulit dibentuk organisasi yang besar dan memusat, kalau ada hanya lokal di tingkat daerah saja. Dengan demikian, organisasi Jawa Hokokai ini juga dapat berkembang sesuai yang diinginkan Jepang. Tahun 1944, situasi Perang Asia Timur Raya mulai berbalik, tentara Sekutu dapat mengalahkan tentara Jepang di berbagai tempat. Hal ini menyebabkan kedudukan Jepang di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Oleh karena itu, Panglima Tentara ke-16, Jenderal Kumaikici Harada membentuk organisasi baru yang diberi nama Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Untuk menghadapi situasi perang tersebut, Jepang membutuhkan persatuan dan semangat segenap rakyat baik lahir maupun batin. Sebelum mendirikan Jawa Hokokai, pemerintah pendudukan Jepang lebih dahulu meminta pendapat empat serangkai. Alasan yang diajukan adalah semakin hebatnya Perang Asia Timur Raya sehingga Jepang perlu membentuk organisasi baru untuk lebih menggiatkan dan mempersatukan segala kekuatan rakyat. Dasar organisasi ini adalah pengorbanan dalam hokoseiskin (semangat kebaktian) yang meliputi pengorbanan diri, mempertebal rasa persaudaraan, dan melaksanakan sesuatu dengan bakti. Secara tegas, Jawa Hokokai dinyatakan sebagai organisasi resmi pemerintah. Jika pucuk pimpinan Putera diserahkan kepada golongan nasionalis Indonesia, kepemimpinan Jawa Hokokai pada tingkat pusat dipegang langsung oleh Gunseikan. Adapun pimpinan daerah diserahkan kepada pejabat setempat mulai dari Shucokan sampai Kuco. Kegiatan-kegiatan Jawa Hokokai sebagaimana digariskan dalam anggaran dasarnya sebagai berikut.
Susunan dan kepemimpinan organisasi Jawa Hokokai berbeda dengan putera. Jawa Hokokai benar-benar organisasi resmi pemerintah. Oleh karena itu, pimpinan pusat Jawa Hokokai sampai pimpinan daerahnya langsung dipegang oleh orang Jepang. Pimpinan pusat dipegang oleh Gunseikan, sedangkan penasihatnya adalah Ir. Sukarno dan Hasyim Asy’ari. Di tingkat daerah (syu/shu) dipimpin oleh Syucokan/Shucokan dan seterusnya sampai daerah ku (desa) oleh Kuco (kepala desa/lurah), bahkan sampai gumi di bawah pimpinan Gumico. Dengan demikian, Jawa Hokokai memiliki alat organisasi sampai ke desa-desa, dukuh, bahkan sampai tingkat rukun tetangga (Gumi atau Tonarigumi). Tonarigumi dibentuk untuk mengorganisasikan seluruh penduduk dalam kelompok-kelompok yang terdiri atas 10-20 keluarga. Para kepala desa dan kepala dukuh serta ketua RT bertanggung jawab atas kelompok masing-masing. Adapun program-program kegiatan Jawa Hokokai sebagai berikut: 1) melaksanakan segala tindakan dengan nyata dan ikhlas demi pemerintah Jepang 2) memimpin rakyat untuk mengembangkan tenaganya berdasarkan semangat persaudaraan, dan 3) memperkokoh pembelaan tanah air Page 2
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Jawa Hokokai adalah sebuah organisasi resmi pemerintah yang berada di bawah pengawasan langsung oleh pejabat Jepang. Pembentukan organisasi ini bertujuan untuk penghimpunan tenaga rakyat, baik secara lahir maupun batin sesuai dengan hokosishin (semangat kebaktian). Maksud semangat kebaktian tersebut di antaranya mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan, serta melaksanakan sesuatu dengan bukti. Keanggotaan Jawa Hokokai ialah para pemuda dengan usia minimal 14 tahun dan maksimal berusia 22 tahun. Perkumpulan ini memiliki pemimpin tertinggi, yaitu Gunseikan serta penasihat utamanya ilaha Soekarno. Jawa Hokokai didirikan sebagai organisasi pusat yang merupakan kumpulan dari Hokokai (Himpunan Pengabdi Masyarakat). Jawa Hokokai terdiri dari Izi Hokokai (Himpunan Kebaktian Dokter), Kyōiku Hokokai) (Himpunan Kebaktian Pendidik), Fujinkai (Organisasi Wanita) dan Keimin Bunka Shidōsho (Pusat Budaya). Perkumpulan tersebut merupakan pelaksana pengerahan atau mobilisasi (penggerakan) barang yang berfungsi dalam kepentingan perang. (1) Baca: Keibodan Baca: Seinendan Pada 8 Januari 1944, Jenderal Kumaikici Harada, Panglima Tentara ke-16 Jepang, mendirikan Jawa Hokokai atau Himpunan Kebaktian Jawa. Tujuan didirikannya Jawa Hokokai untuk menumbuhkan persatuan dan semangat rakyat. Sebagai usaha dalam menghadapi perang Jepang, rakyat diharapkan memberi darma baktinya yang berupa: • Mengorbankan diri • Mempertebal persaudaraan • Melaksanakan suatu tindakan dengan bukti Tak seperti Putera yang digerakkan oleh tokoh pergerakan nasional, Jawa Hokokai benar-benar organisasi resmi pemerintah. Pimpinan pusat, Gunseikan dipegang oleh orang Jepang, dengan pimpinan daerah dari daerah, desa, hingga tingkat rukun tetangga juga dipegang oleh orang Jepang. Sementara Soekarno dan Hasyim Asyari hanya turut andil sebagai penasihat. (2) Baca: Pusat Tenaga Rakyat (Putera) Baca: Perang Asia Pasifik Beberapa program yang dilakukan Jawa Hokokai antara lain: • Melaksanakan segala tindakan dengan nyata dan ikhlas demi pemerintah Jepang • Memimpin rakyat untuk mengembangkan tenaganya berdasarkan semangat persaudaraan • Memperkokoh pembelaan tanah air Dalam Organisasi Wanita atau Fujinkai difungsikan sebagai tenaga bantuan untuk mengatasi masalah sosial ekonomi yang buruk pada masa itu. Dipimpin oleh Nyonya Sunarjo Mangunpuspito, tokoh pergerakan nasional, Fujinkai mengadakan kegiatan sosial di kampung-kampung di dalam kota, seperti penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan. Fujinkai juga mengadakan kegiatan bertanam kapas, memintal benang, hingga menenun. Sejatinya, kegiatan Fujinkai yaitu untuk membantu meringankan penderitaan rakyat. Untuk memenangkan perang Jepang, anggota Jawa Hokokai memang diminta mengerahkan tenaga dan hasil bumi sesuai dengan target yang ditentukan. Sementara itu, Jawa Hokokai merupakan organisasi pusat dengan unit kegiatan di bidang pembelajaran atau keguruan, organisasi budaya, dan perusahaan. Organisasi ini juga bertugas memobilisasi masa dalam rangka mengumpulkan padi, permata, besi tua, dan menanam jarak untuk kemudian diserahkan ke Jepang. Pengelolaan politik yang dilakukan oleh Jawa Hokokai harus atas sepengetahuan Jepang dan hanya untuk untuk kepentingan Jepang. (1) (2) Baca: Heiho Baca: Fujinkai (TribunnewsWiki.com/Septiarani) |