Berikut negara di asean yang bukan anggota apec pada tahun 1994 adalah

F A C T   S H E E T

APEC Women and the Economy Forum 2013

“Women as Economic Drivers”

Bali International Convention Center, the Westin Resort Nusa Dua

6-8 September 2013, Indonesia

I. Asia Pacific Economic Cooperation

Sebagai forum ekonomi utama di kawasan Asia Pasifik, Asia Pacific Economic Cooperation yang lebih dikenal sebagai APEC, memiliki misi utama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran yang berkelanjutan di kawasan. Gagasan pembentukan APEC pertama kali secara terbuka disampaikan oleh mantan Perdana Menteri Australia, Bob Hawke, dalam pidatonya di Seoul, Korea pada bulan Januari 1989.

Belakangan tahun itu, 12 negara Asia-Pasifik bertemu di Canberra, Australia untuk mendirikan APEC dimana anggota pendiri terdiri atas: Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand dan Amerika Serikat. Pada tahun 1991, keanggotaan APEC diperluas dengan bergabungnya Cina, Hong Kong dan Cina Taipei bergabung pada tahun 1991. Meksiko dan Papua New Guinea mengikuti setelahnya pada tahun 1993, dan Chili bergabung pada tahun 1994. Hingga saat ini negara anggota APEC, disebut sebagai ekonomi, berjumlah 21 negara dengan penambahan Peru, Rusia dan Vietnam pada tahun 1998.

II. Policy Partnership on Women and the Economy

Policy Partnership on Women and the Economy (PPWE) atau Kemitraan Kebijakan APEC tentang Perempuan dan Ekonomi menyediakan mekanisme untuk mengintegrasikan pertimbangan gender ke dalam kegiatan APEC. Hal ini juga memberikan saran kebijakan tentang isu-isu gender dan mendukung kesetaraan gender mana yang relevan dengan proses APEC.

Pada tahun 1998 Pemimpin APEC mengesahkan rekomendasi dari Pertemuan Tingkat Menteri pertama pada Perempuan di Makati City, Filipina, dan ini menghasilkan pembentukan Rapat Pejabat Senior '(SOM) Ad-Hoc Advisory Group on Gender Integration (AGGI). AGGI ditugaskan untuk membantu pelaksanaan "Kerangka untuk Integrasi Perempuan di APEC" dalam kelompok APEC, dan memberikan rekomendasi tentang integrasi gender. Mandatnya berakhir pada tahun 2002 dan kemudian Para Menteri mengesahkan pembentukan Gender Focal Point Network (GFPN) untuk terus memajukan pelaksanaan Kerangka dan untuk mempertahankan prestasi AGGI dalam mempertahankan kesadaran tentang isu-isu gender.

PPWE didirikan pada Pertemuan Pejabat Senior (SOM) kedua pada bulan Mei 2011 yang diadakan di Big Sky, Montana, Amerika Serikat. PPWE merupakan gabungan antara GFPN dan Women's Leadership Network (WLN), yang merupakan perwakilan sektor swasta untuk menciptakan badan publik-swasta tunggal sekaligus merampingkan dan meningkatkan pengaruh isu-isu perempuan dalam APEC.

PPWE secara efektif bertindak sebagai mekanisme kelembagaan untuk melaporkan kepada SOM Steering Committee on Economic and Technical Cooperation (SCE) mengenai  kegiatan dan outcome  APEC yang berbasis gender. Target utama dari PPWE adalah untuk menyediakan hubungan antara kelompok kerja APEC, ekonomi APEC dan Sekretariat APEC untuk memajukan integrasi ekonomi perempuan di wilayah APEC untuk kepentingan semua anggota.

III. APEC Women and the Economy Forum (WEF) 2013

Tiga komponen APEC – WEF:

a. Dialog Publik dan Swasta terkait isu-isu utama pemberdayaan perempuan (Public-Private Dialogue  on key issues for Women’s Empowerment/PPDWE) akan diselenggarakan pada 6 September 2013 dihadiri oleh lebih dari 300 pemimpin perempuan dari masyarakat, swasta, organisasi non pemerintah dan akademisi dari ekonomi APEC;

b. APEC Policy Partnership on Women and the Economy (PPWE) akan diselenggarakan pada 7 September 2013; dihadiri oleh pejabat pemerintah senior dari negara-negara APEC;

c. High Level Policy Dialogue (HLPD) on Women and the Economy akan diselenggarakan pada tanggal 8 September 2013; dihadiri oleh menteri yang bertanggung jawab pada bidang pemberdayaan perempuan dari ekonomi APEC.

APEC WEF 2013 akan diselenggarakan di sela APEC SOM3 2013 pada bulan September di Indonesia. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik (KPP-PA) akan menjadi penyelenggara APEC WEF 2013.

Indonesia akan mengundang delegasi total 20 delegasi dari setiap negara untuk menghadiri WEF, dipimpin oleh seorang pejabat tinggi, idealnya pada tingkat menteri, bertanggung jawab untuk spektrum yang luas dari masalah kebijakan ekonomi di tingkat menteri. Komposisi delegasi masing-masing harus diputuskan oleh masing-masing ekonomi, dengan memperhatikan representasi yang seimbang dari sektor publik dan swasta, akademisi dan masyarakat sipil.

Selain itu, di salah satu pertemuan publik-swasta di WEF, Indonesia berencana untuk memberikan penghargaan kepada dua inovator muda wanita terkemuka berusia 18-40 tahun dari masing-masing ekonomi dan meminta setiap negara membantu identifikasi pada proses nominasi. Kedua inovator dapat menjadi bagian dari delegasi atau di luar delegasi. Para kandidat diharapkan adalah tokoh wanita muda yang sukses dalam bidang teknologi, pengusaha dan inovator, yang inovasi telah membuka peluang yang lebih luas bagi perempuan lainnya untuk berpartisipasi dalam perekonomian.

IV. Tema dan Sub tema

Untuk WEF 2013, Indonesia menunjukkan tema “Women as Economic Drivers” (Perempuan sebagai Penggerak Ekonomi) dengan tiga sub-tema sebagai berikut:

1. Reformasi structural/Structural Reform

Meliputi diskusi tentang apa struktural reformasi, peraturan dan kebijakan yang akan ditempuh, terutama kebijakan yang akan memungkinkan perempuan untuk mereformasi dan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan dukungan untuk perempuan dibuat dalam konteks pembangunan ekonomi dan pertumbuhan inklusif dan dapat difokuskan pada, antara lain, pengeluaran pengumpulan data dan analisis, penelitian dan pengembangan, modal, subsidi mendesain ulang, dan meningkatkan fleksibilitas dan pelaksanaan anggaran. Komitmen lainnya dari  reformasi struktural adalah Program Jaring Pengaman Sosial.

2. Perempuan dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) / Women and ICT

Merupakan diskusi tentang cara untuk mengambil keuntungan penuh dari bakat perempuan melalui penggunaan TIK. Munculnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), beragam alat teknologi dan sumber daya untuk membuat, menyebarkan, menyimpan, membawa nilai-penambahan dan mengelola informasi tidak harus menjadi kesenjangan gender yang berikutnya, tetapi membawa perempuan ke dalam perekonomian. Peralatan TIK apa saja yang tersedia untuk memberdayakan perempuan, dan bagaimana mereka dapat disebarluaskan untuk digunakan lebih lanjut di kalangan perempuan di negara-negara APEC?

3. Infrastruktur dan Human Capital/ Infrastructure and Human Capital

Pembahasan pembangunan infrastruktur lunak dan keras, dan kekuatan modal manusia yang akan membuka pintu ke peluang ekonomi bagi perempuan. Krisis global yang menjulang tidak harus menjadi kesempatan lain yang terlewatkan bagi perempuan untuk berpartisipasi lebih lanjut dalam perekonomian. Apa jenis infrastruktur harus dibangun untuk membantu perempuan dalam mengakses informasi, memperoleh pengetahuan dan berkontribusi terhadap perekonomian? Apa aspek modal manusia harus dikembangkan secara khusus untuk perempuan?

V. Topik PPDWE

Dialog Swasta Publik tentang Perempuan dan Ekonomi akan dilakukan pada tanggal 6 September 2013. Pembicara akan terdiri dari ahli, akademisi, praktisi, Instansi Pemerintah, LSM dari Indonesia, Amerika Serikat, dan negara-negara APEC lainnya untuk membahas pada sub-tema. PPDWE akan dihadiri oleh lebih dari 500 pemimpin perempuan dari masyarakat, swasta, organisasi non pemerintah dan akademisi dari ekonomi APEC.

Pertemuan akan terdiri dari tiga panel di setiap bagian dengan topik masing-masing bagian sebagai berikut:

1. Reformasi Struktural

2. Perempuan dan ICT

3. Infrastruktur dan Human Capital

. Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC)

Keanggotaan APEC

Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah forum kerja sama antar 21 Ekonomi di lingkar Samudera Pasifik yang berdiri tahun 1989. Saat ini terdapat 21 Ekonomi yang menjadi anggota APEC, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Canada, Chile, China, Hong Kong-China, Indonesia, Japan, South Korea, Malaysia, Mexico, New Zealand, the Philippines, Peru, PNG, Russia, Singapore, Chinese Taipei, Thailand, the United States, dan Viet Nam. Kerja sama di APEC merupakan kerja sama non-politis, ditandai dengan keanggotaan Hong Kong-China dan Chinese Taipei. Anggota APEC disebut “Ekonomi" mengingat setiap anggota saling berinteraksi sebagai entitas ekonomi, dan bukan sebagai negara.

APEC memiliki tiga pengamat (observer), yaitu ASEAN Secretariat, Pacific Economic Cooperation Council (PECC), dan Pacific Islands Forum (PIF) Secretariat.

Prinsip Kerja Sama APEC

Kerja sama di APEC dibangun berdasarkan beberapa prinsip yaitu:

Consensus, yang berarti bahwa semua keputusan di APEC harus disepakati oleh dan bermanfaat bagi 21 Ekonomi Anggota.

Voluntary and non-binding yang berarti semua kesepakatan dalam forum APEC dilakukan secara sukarela dan tidak mengikat.

Concerted unilateralism, yang berarti pelaksanaan keputusan dilakukan secara bersama-sama sesuai dengan kemampuan tiap Ekonomi, tanpa syarat resiprositas.

Differentiated time frame yaitu bahwa setiap Ekonomi maju diharapkan melakukan liberalisasi terlebih dahulu

Prinsip-prinsip tersebut terbukti telah membuat anggota APEC melaksanakan komitmen secara lebih efektif. Fleksibilitas yang diberikan memberikan ruang kepada anggota APEC yang beragam kapasitasnya, untuk berimprovisasi, melakukan uji coba, dan mengembangkan pelatihan bersama secara bertahap hingga memenuhi kesepakatan yang diinginkan.

Tujuan utama APEC

Tujuan utama APEC adalah mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan di Asia Pasifik. Hal ini dilakukan dengan mendorong dan memfasilitasi perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan terbuka di kawasan, serta meningkatkan kerja sama pengembangan kapasitas Ekonomi anggota. Untuk itu, telah ditetapkan suatu target “the Bogor Goals", sebagai hasil kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Bogor pada tahun 1994 dengan komitmen sebagai berikut:

“… with the industrialized economies achieving the goal of free and open trade and investment no later than the year 2010 and developing economies no later than the year 2020."

Pilar Kerja Sama APEC

Untuk mencapai “Bogor Goals", kerjasama APEC didasarkan pada tiga pilar, yaitu:

1. Perdagangan dan Investasi yang lebih terbuka

Perdagangan dan investasi yang lebih terbuka, diharapkan akan menurunkan dan, dalam jangka panjang, menghilangkan hambatan tarif dan non-tarif bagi perdagangan dan investasi.