Show
Kerajaan Sriwijaya muncul pada abad ke-7 di Indonesia dan merupakan kerajaan yang bercorak Budha. Disebut sebagai kerajaan maritim karena: 1. Memiliki letak strategis yaitu di tengah jalur pelayaran perdagangan antara India dan Cina sehingga mampu menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan. 2. Berdekatan dengan Selat Malaka yang merupakan urat nadi penghubung dengan Asia Tenggara. Kerajaan Sriwijaya memiliki armada kuat dan mampu menjamin keamanan jalur-jalur pelayaran di area Sriwijaya. Selain itu,Kerajaan Sriwijaya memiliki Angkatan laut yang bertugas mengawasi, melindungi kapal-kapal dagang yang berlabuh serta memungut biaya cukai.
Laporan Wartawan Wiki Sriwijaya Post, Chairul Nisyah SRIPOWIKI.COM, PALEMBANG- Kota Palembang saat ini diyakini merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya di abad ke-7. Hal tersebut terbukti dari beberapa barang yang tersimpan di Musium Sriwijaya Palembang. Adapun barang-barang tersebut berupa, prasati, arca, dan barang-barang peninggalan dari masa Kerjaan Sriwijaya di abat ke-7. Koleksi di Museum Sriwijaya Palembang (SRIPOKU.COM/NISYAH) Ada sebanyak 117 barang yang tersimpan dan dipamerkan di Musium Sriwijaya Palembang. Barang-barang tersebut kebanyakan merupakan barang peninggalan dari masa Kerajaan Sriwijaya. Barang yang dipamerkan diantaranya ada berupa batu prasati, arca, guci-guci serta barang peninggalan lainnya, seperti uang logam dan manik-manik atau perhiasan dari batu. Dari 117 barang-barang tersebut, terdiri dari barang asli dan reflika. Barang asli yang tersimpan di Musium Sriwijaya, diantaranya ada Kemudi kapal dengan ukuran 8,2 meter, serta pecahan kayu dari kapal, Prasati Bukit Siguntang, Arca Budha Bukit Siguntang, dan temuan dari Candi Bumi Ayu. Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti yang ditemukan di Kota Palembang (SRIPOKU.COM/NISYAH) Tidak hanya pungnjung lokal, turis mancan negara juga banyak yang mengunjungi musium ini, baik untuk liburan maupun dengan tujuan penelitian. Diantaranya turis mancan negara dari, Malaysia, Singapura, Taiwan, Filiphina, Kore, Cina, dan Tibet. Kebanyakan dari turis mancanegara datang untuk belajar dan menelisik sejarah kerjaan Sriwijaya. Mereka tertarik, karena Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Maritim terbesar di masanya. Tidak hanya tersohor di dalam negeri saja, kerajaan Sriwijaya juga terkenal namanya hingga penjuru dunia. Terbukti dengan adanya penemuan barang-barang antik yang berasal dari Arab dan Cina. Diyakini nenek moyang pada dahulu kala mengarungi samudra luas untuk melakukan perdagangan. Terbukti dengan banyaknya penemuan pecahan kayu dari kapal serta kemudi kapal berukuran 8.2 M. Dilihat dari kemudi kapal yang di temukan, sudah dapat di pastikan kapal yang digunakan berukuran sangat besar dan mampu mengarungi laut dan samudra. Musium Sriwijaya berlokasi di berlokasi di Jl. Syakyakirti, Karang Anyar, Kec. Gandus Kota Palembang. Buka setiap hari Selasa hingga Jum'at pada pukul 08.00-16.00 wib, Sabtu-Minggu pada Pukul 09.00-15.00 wib, dan tutup pada hari Senin. Pengunjung yang ingin datang ke Musium Sriwijaya (TPKS) cukup membayar tiket seharga 5000 untuk orang dewasa, 3.500 untuk anak-anak, serta membayar parkir kedaraan bermotor sebesar 2.000 dan Mobil 3.000 saja. Di Musium Sriwijaya (TPKS), juga terdapat taman yang luas dan memiliki Spot Foto yang bagus, jadi pengunjung bisa puas untuk berfoto atau swa foto disini. Sumber: Sriwijaya PostIlustrasi Kerajaan Maritim. (Foto: Rujhan_basir by https://pixabay.com) Agama Buddha lahir di India sesudah agama Hindu. Adapun agama Buddha mulai masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sekitar abad ke-5 masehi. Masuknya agama Buddha ke Indonesia menyisakan beberapa peninggalan kerajaan. Salah satu kerajaan di Indonesia yang bercorak Buddha yang terkenal adalah Kerajaan Sriwijaya. Dikutip dari buku Bahas Tuntas 1001 Soal IPS SD yang disusun oleh Forum Tentor (2009: 65), kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertama Sri Jayanegara dna berpusat di Palembang. Kerajaan Sriwijaya sangat terkenal sebagai kerajaan maritim. Mengapa kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim? Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim, pusat pendidikan dan penyebaran agama Buddha, dan sebagai pusat perdagangan. Nah, artikel kali ini akan menjawab 3 alasan mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim. Mengenal Kerajaan Sriwijaya sebagai Kerajaan MaritimIlustrasi Kerajaan Maritim. (Foto: Leolo21 by https://pixabay.com)Kerajaan maritim adalah sebutan untuk kerajaan yang terletak di pesisir pantai dan masyarakatnya menjalankan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan laut, seperti perikanan, perdagangan, dan pelayaran. Nah, kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim terbesar yang bahkan menguasai jalur perdagangan melalui Selat Malaka, Selat Sunda, dan Semenanjung Malaya. Masyarakatnya pun hidup dengan makmur karena kerajaan mendapatkan banyak pemasukan dari pajak kapal-kapal dagang yang melintas. Mengapa kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim? 1. Menjalin hubungan luar negeri Kedatangan bangsa-bangsa asing ke Sriwijaya diketahui karena wilayahnya kaya akan beberapa barang dagangan yang penting, seperti kapur barus, mutiara, kayu, rempah-rempah, gading, perak, emas, dan sebagainya. Lokasi kerajaan Sriwijaya berada di tepi Sungai Musi, sehingga strategis untuk daerah lintasan pelayaran dan perdagangan internasional. 3. Memiliki angkatan laut yang kuat Kerajaan Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat untuk mengatasi gangguan di jalur pelayaran. Selain itu, jalur-jalur utama kegiatan pelayaran dan perdagangan juga dikontrol secara ketat. Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim karena mempunyai angkatan laut yang tangguh dan wilayah perairan yang luas. Semoga bermanfaat! (CHL) Page 2
Mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim?Kerajaan Sriwijaya juga dikenal sebagai kerajaan maritim. Namun, mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim? Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim lantaran terletak di wilayah yang strategis sehingga mampu menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional selama berabad-abad dengan menguasai Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa. Pada masanya Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat yang mampu menjamin keamanan di jalur-jalur pelayaran yang menuju Sriwijaya, sehingga banyak pedagang dari luar yang singgah dan berdagang di wilayah kekuasaan Sriwijaya tersebut. Baca Juga: Profil Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) Presiden UEA, yang Jadi Nama Jalan Tol di RI Setiap pelayaran dan perdagangan dari Asia Barat ke Asia Timur atau sebaliknya harus melewati wilayah Kerajaan Sriwijaya yang meliputi seluruh Sumatra, sebagian Jawa, Semenanjung Malaysia, dan Muangthai Selatan. Keadaan ini juga yang membawa penghasilan Kerajaan Sriwijaya terutama diperoleh dari komoditas ekspor dan bea cukai bagi kapal kapal yang singgah di pelabuhan-pelabuhan milik Sriwijaya. Komoditas ekspor Sriwijaya antara lain kapur barus, cendana, gading gajah, buah-buahan, kapas, cula badak, dan wangi-wangian. Hal itu juga membuat aktivitas perekonomian masyarakatnya bergantung pada perdagangan dan pelayaran. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim yang bersifat metropolitan. Baca Juga: Sejarah Ketupat di Indonesia yang Jadi Menu Andalan Saat Lebaran Faktor-faktor yang mendorong Sriwijaya memiliki kedudukan yang sangat baik dalam perdagangan internasional dan alasan mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim adalah sebagai berikut:
|