Berikut ini merupakan contoh lagu yang menggunakan tangga nada Pentatonik adalah

Pentatonis merupakan salah satu jenis tangga nada yang perlu dipelajari saat mulai belajar musik. Tangga nada tersebut umumnya dapat ditemukan pada lagu-lagu daerah yang menggunakan alat musik tradisional. Contoh alat musik yang menggunakan tangga nada pentatonis adalah tifa,calung dan beberapa alat musik tradisional lainnya.

Meskipun banyak ditemukan pada musik-musik tradisional, tangga nada pentatonis juga digunakan pada musik-musik modern. Ketika masih belajar memainkan alat musik, mempelajari tangga nada pentatonic akan memberikan gambaran mengenai melodi yang dihasilkan oleh masing-masing alat musik tersebut. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai tangga nada pentatonis dan contoh alat musiknya, simak penjelasan berikut:

Pengertian Pentatonis

Dalam ilmu musik, pentatonis diartikan sebagai tangga nada yang memiliki 5 nada primer. Pentatonis merupakan dasar dari perkembangan musik yang ada di dunia sebab dalam 1 oktaf hanya ada 5 tangga nada saja. Contoh alat musik yang menggunakan tangga nada pentatonis adalah gamelan.

Selain gamelan sebenarnya masih banyak alat musik lainnya. Pentatonis merupakan tangga nada yang cukup populer dan diperkirakan telah ada sejak zaman Yunani kuno. Bahkan hingga kini tangga nada tersebut juga telah banyak digunakan baik untuk musik modern.

Jenis Tangga Nada Pentatonis

Pentatonis dibagi menjadi dua jenis yang berbeda Keduanya memiliki beberapa perbedaan mendasar, namun kedua jenis tangga nada pentatonis ini umum ditemukan pada lagu-lagu tradisional. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai jenis nada pentatonis simak penjelasannya di bawah ini:

1. Pelog

Jenis yang pertama adalah tangga nada pelog. Tangga nada yang satu ini terdiri dari 5 nada primer yaitu do, mi, fa, sol dan si dan memiliki karakteristik musik yang lebih elegan, menenangkan dan memiliki kesan terhormat. Pada tangga nada pelog jarak interval nada cukup besar.

2. Slendro

Jenis yang kedua adalah slendro. Karakteristik dari lagu ini sendiri adalah lincah dan menghasilkan melodi yang ceria. Berbeda dengan pelog, slendro memiliki jarak interval nada yang cukup kecil.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa tangga nada pentatonis banyak digunakan untuk musik-musik tradisional, tak terkecuali Indonesia. Penggunaan alat musik yang memiliki tangga nada pentatonis tersebut umumnya digunakan untuk mengiringi penampilan kesenian setempat atau ritual adat tertentu. Untuk lebih lengkapnya simak beberapa alat musik berikut ini:

1. Gamelan

Alat musik pertama yang dikenal dengan nada pentatonis adalah gamelan, baik gamelan Jawa maupun gamelan degung dan gamelan Sunda. Gamelan merupakan alat musik yang seringkali melengkapi pementasan seni tradisional. Suara yang dihasilkan oleh gamelan tersebut merupakan perpaduan dari berbagai alat yang menghasilkan suara yang indah.

2. Tifa

Contoh alat musik yang pertama adalah Tifa. Terbuat dari kayu Linggua dan memiliki bentuk yang menyerupai tabung. Untuk memainkan tifa caranya adalah dengan membukul membran yang menutupi salah satu sisi tabung.

3. Silu

Berikutnya, contoh alat musik yang menggunakan tangga nada pentatonis adalah silu. Silu umumnya digunakan sebagai pengiring penampilan seni tradisional setempat. cara memainkan alat ini yaiu dengan ditiup.

4. Sarone

Masih dari daerah Bima, alat musik tradisional lainnya yaitu sarone. Alat musik sarone termasuk sebagai alat musik tertua di Bima. Sarone terbuat dari bambu dan daun kelapa, kemudian pada bagian bambunya terdapat 4 lubang nada. Untuk memainkan sarone yaitu caranya yaitu ditiup.

5. Gambang Kromong

Selanjutnya, ada gambang kromong yang merupakan perpaduan antara nilai budaya pribumi dan cina. Alunan musik gambang kromong merupakan hasil perpaduan suara dari berbagai alat musik. Gambang kromong terdiri dari alat musik yang membawa unsur Cina seperti tehyan, kongahyan dan sukong. Untuk alat musik pribumi diantaranya kendang, kempul, gong, ningnong dan kecrek membawa unsur pribumi.

6. Angklung

Alat musik tradisional selanjutnya yang menggunakan tangga nada pentatonis adalah angklung. Angklung ini adalah alat musik yang bahan pembuatannya adalah batang bambu. angklung dapat dimainkan dengan cara digoyangkan agar menimbulkan bunyi.

7. Calung

Berikutnya, contoh alat musik yang menggunakan tangga nada pentatonis adalah calung. Sekilas calung terlihat mempunyai bentuk yang menyerupai angklung. Namun cara memainkannya berbeda, untuk memainkan calung caranya adalah dipukul.

8. Kolintang

Contoh alat musik berikutnya adalah kolintang. Kolintang ini adalah alat musik tradisional dari masyarakat Minahasa. Cara memainkannya adalah dengan memukulkan tongkat ke bilah kayu yang tersusun di badan kolintang.

9. Sasando

Tak hanya alat musik pukul dan tiup saja, tangga nada pentatonis juga dapat ditemukan pada alat musik petik. Sasando ini adalah sebuah alat musik tradisional dari pulau Rote. Untuk memainkannya dengan cara memetik dawai menggunakan jemari.

10. Genggong

Contoh alat musik berikutnya yaitu genggong. Genggong dapat terbuat dari bambu, kayu atau logam yang dihubungkan dengan seutas tali. Untuk memainkan alat musik ini caranya adalah dipetik.

Itu tadi adalah sekilas mengenai pengertian dari tangga nada pentatonis. Tangga nada tersebut memang banyak ditemukan dan dimainkan pada musik tradisional. contoh alat musik yang menggunakan tangga nada pentatonis adalah tifa, silu dan juga gambang kromong dan masih banyak lainnya.

Jakarta -

Detikers, apakah kalian tahu tangga nada musik daerah Nusantara didominasi dengan tangga nada apa? Simak jawabanya di bawah ini ya!

Tangga nada musik daerah Nusantara didominasi oleh tangga nada pentatonik atau pentatonis. Tangga nada pentatonik ini biasa digunakan pada musik tradisional Jepang, Cina, dan Indonesia.

Di Indonesia sendiri, penggunaan tangga nada pentatonik ini bisa kita temukan pada gamelan Jawa, Sunda, dan Bali. Sebelum membahas lebih jauh tentang tangga nada pentatonik, kita kenali dulu yuk detikers pengertian tangga nada di bawah ini:

Tangga nada merupakan serangkaian nada yang disusun dengan jarak tertentu secara berurutan, yang bervariasi (naik dan turun). Semakin naik nada maka akan semakin tinggi bunyi yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya. Perpaduan antara keduanya akan membentuk bunyi musik yang indah.

Dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Seni Budaya (Musik) yang disusun oleh Naning Widayati, M.Pd, tangga nada secara umum terbagi menjadi tiga jenis, yaitu pentatonik, kromatik, dan diatonik. Berikut adalah penjelasannya:

Tangga Nada Pentatonik

Tangga nada pentatonik atau pentatonis, adalah tangga nada yang terdiri atas 5 nada pokok dengan jarak yang berbeda beda, yang disusun berdasarkan urutan nada.

Tangga nada pentatonik terbagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu pelog dan slendro.

1. Pelog

Tangga nada pentatonik pelog bersifat tenang, khidmat dengan kesan hormat. Tangga nada pelog tersusun atas nada 1-2-3-4-5-6-7 (do-re-mi-fa-so-la-si). Jika disamakan dengan tangga pentatonis, nada re dan la, sangat jarang dipakai. Jadi, tangga yang dominan dipakai hanyalah 5 saja.

Contoh lagu dengan tangga nada pentatonik pelog, bisa kita temukan pada lagu Gundul-Gundul Pacul (Jawa Tengah), Pitik Tukung (Jawa Tengah), Karatangan Pahlawan (Jawa Barat), Macepet-Cepetan (Bali), dan Ngusak Asing (Bali).

2. Slendro

Tangga nada pentatonik slendro bersifat gembira dan semangat. Tangga nada jenis ini tersusun atas nada 1-2-3-5-6 (do-re-mi-fa-so-la-).

Contoh lagu dengan tangga nada pentatonis slendro, bisa kita temukan pada lagu Cing Cangkeling (Jawa Barat), Lir Ilir (Jawa Tengah), Cublak-Cublak Suweng (Jawa Tengah), Te Kate Dipanah (Jawa Tengah), dan Kerraban Sape (Madura-Jawa Timur), dan Janger (Bali) adalah contoh lagu daerah yang menggunakan tangga nada pentatonik slendro.

Seperti disebutkan di atas, tangga nada musik daerah Nusantara didominasi oleh tangga nada pentatonik atau pentatonis. Hanya saja, penggunaan tangga nada pentatonik di gamelan Jawa, Sunda dan Bali yang tidak berpaku pada standar Barat.

Alat musik Nusantara tersebut memiliki istilah tersendiri dalam penyebutan nadanya. Kalau Sunda nadanya da - mi - na - ti - la, Jawa nadanya nem - mo - lu - ro - ju, sementara di Bali memakai ding - dong - deng - dung - dang.

Tangga Nada Kromatis

Tangga nada kromatis adalah yang semua nadanya berjarak semitone, karena tangga nada antar masing masing nada berjarak ½ . Tangga nada kromatis dapat dimulai dari not apapun. Suara yang dihasilkan tangga nada ini akan terdengar sama terlepas dari tinggi dan rendah, seperti dikutip dari buku bertajuk "Panduan Praktis Membaca Notasi Musik" oleh Peter Nickol.

Tangga Nada Diatonik

Tangga nada diatonik atau diatonis adalah tangga nada yang memiliki dua jarak nada, yaitu jarak 1 dan jarak setengah. Tangga nada diatonik memiliki 7 nada pokok 1-2-3-4-5-6-7 (do-re-mi-fa-so-la-si), skala not yang berbeda dalam satu oktaf.

Terkadang "si" direpresentasikan dengan "ti", hal itu dimaksudkan agar huruf pertama setiap not berbeda. Not-not yang dimaksud dalam tangga nada ini adalah not-not berwarna putih pada alat musik piano.

Terdapat 2 jenis tangga nada diatonik, yaitu mayor dan minor.

Mayor

Pada tangga dianotis mayor, aturan jarak nadanya adalah 1-1-½ -1-1-1-½ . Tangga nada ini sering disebut juga dengan nada C mayor.

Minor

Tangga nada minor sering disebut dengan minor scale. Dianotis minor jarak nadanya adalah 1-½ -1-1-1-½ -1-1. Urutan nada dasarnya diambil dari dasar keenam tangga dianotis mayor, yaitu "la" dan berakhir pada "la" oktaf atas. Tangga nada digunakan untuk memunculkan suasana sedih dan pilu.

Nah, penjelasan mengenai tangga nada yang mendominasi musik daerah nusantara yakni tangga nada pentatonik, beserta macam dan contohnya. Detikers, sekarang sudah tahu jawabannya bukan?

Simak Video "Mengenal Jegog, Seni Musik Tradisional Jembrana Bali"


[Gambas:Video 20detik]
(pal/pal)