Jakarta - Syarat terbentuknya integrasi nasional harus dipahami oleh seluruh warga negara Indonesia. Terlebih Indonesia merupakan negara dengan banyak aneka ragam budaya, suku dan agama yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Show Namun, sebelum kita mengetahui syarat terbentuknya integrasi nasional, ada baiknya kita mengetahui pengertian dari integrasi terlebih dahulu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti integrasi mengacu kepada pembauran sampai menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Jika digabungkan dengan kata nasional, berarti memiliki makna persatuan wilayah yang memiliki perbedaan di dalamnya. Perbedaan tersebut maksudnya seperti bahasa, budaya, suku, ras dan beragam faktor lainnya. Dikutip dari buku Serba-Serbi Wawasan Kebangsaan dalam Konteks: Demokrasi, Kewarganegaraan, hingga Integrasi Sosial yang disusun oleh Yuniar Mujiwati, integrasi nasional memiliki arti tersendiri dalam lingkup politis dan antropologis. Secara politis, berarti integrasi nasional adalah penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial pada wilayah nasional hingga membentuk suatu identitas nasional. Sedangkan dalam lingkup antropologis, integrasi nasional menyangkut proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda hingga mencapai suatu keserasian fungsi pada kehidupan masyarakat. Selain itu, terdapat beberapa ahli yang mendefinisikan integrasi nasional, diantaranya yaitu: 1. Howard Wriggins Integrasi nasional berarti penyatuan bagian yang berbeda-beda dari suatu masyarakat menjadi keseluruhan yang utuh. 2. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin Integrasi nasional merupakan proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya. Aspek tersebut diantaranya sosial, politik, ekonomi dan budaya. 3. Myron Weiner Integrasi nasional berarti proses penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan suatu identitas nasional. Setelah memahami dengan jelas terkait pengertian integrasi nasional, selanjutnya akan dibahas terkait syarat terbentuknya integrasi nasional. Mengutip dari buku Pendidikan Kewarganegaraan karya Deli Bunga Saravistha dkk, berikut adalah syarat terbentuknya integrasi nasional. 1. Persamaan hak 2. Saling ketergantungan. 3. Jaminan keadilan. 4. Partisipasi masyarakat. 5. Keterbukaan. Selain 4 syarat tersebut, ada juga pendapat lain dari William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff terkait syarat integrasi nasional, yaitu: 1. Anggota-anggota masyarakat harus merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan antara satu sama lain. 2. Terciptanya kesepakatan atau konsensus bersama terkait norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan serta menjadi pedoman. 3. Norma-norma dan nilai-nilai sosial jadi aturan baku dalam melangsungkan proses integrasi nasional. Simak Video "Duh, Anggaran Pemilu 2024 Belum Sepenuhnya Disetujui Kemenkeu" (lus/lus) Jakarta - Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur yang saling berbeda menjadi satu kesatuan dalam kehidupan masyarakat. Proses ini dapat terwujud dengan adanya kesepakatan bersama terhadap nilai yang bersifat mendasar. Kata integrasi berasal dari bahasa Latin integrate yang artinya memberi tempat dalam suatu keseluruhan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), integrasi diartikan sebagai pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Dalam konteks kelompok masyarakat, integrasi dilakukan untuk menyesuaikan perbedaan tingkah laku dalam kelompok tersebut. Terdapat berbagai unsur yang terlibat dalam proses integrasi sosial. Dikutip dari buku Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI oleh Kun Maryati dan Juju Suryawati, unsur-unsur yang berbeda di antaranya adalah perbedaan kedudukan sosial atau strata, ras, etnik, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan norma.
Proses Integrasi SosialAntropolog Indonesia, Koentjaraningrat, mengatakan bahwa ada dua tahapan dalam proses terjadinya integrasi sosial, sebagai berikut: 1. AsimilasiAsimilasi adalah perpaduan dua kebudayaan atau lebih dimana keduanya saling mempengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli budayanya. 2. AkulturasiAkulturasi menurut Koentjaraningrat adalah proses sosial yang terjadi apabila kelompok masyarakat dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur kebudayaan asing, dimana lambat laun unsur tersebut akan diterima dan diserap dalam kebudayaannya sendiri tanpa mengubah sifat aslinya. Faktor Pendorong Integrasi SosialIntegrasi sosial dalam kehidupan dapat didorong dengan adanya toleransi hingga sikap saling terbuka dari golongan yang berkuasa. Berikut 7 faktor pendorong integrasi sosial seperti dilansir dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek): 1. Adanya toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda.
Syarat Terwujudnya Integrasi SosialDalam buku Sosiologi yang disusun oleh Puline Pudjiastiti disebutkan bahwa ada tiga hal mendasar yang menjadi penyebab terjadinya integrasi sosial. Antara lain sebagai berikut: 1. Adanya konsensus atau kesepakatan bersama dari anggota masyarakat terhadap nilai kemasyarakatan yang bersifat mendasar. 2. Adanya keanggotaan ganda dimana anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota berbagai kesatuan sosial lain atau sering disebut cross cutting affiliations. 3. Adanya loyalitas ganda atau cross cutting loyalities. Kondisi ini dapat menetralkan konflik yang terjadi di tengah masyarakat. Sementara itu, Menurut William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkoff, integrasi sosial dapat terwujud dengan adanya keberhasilan anggota masyarakat dalam mengisi kebutuhan mereka, kesepakatan bersama tentang norma dan nilai, serta pelaksanaan nilai dan norma secara konsisten. Integrasi sosial dalam kehidupan juga dapat terwujud dengan adanya keteraturan sosial seperti pengendalian sosial dan wewenang, adat istiadat, norma hukum, prestise, dan kepemimpinan. Demikian pendapat Baso Madiong dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Hukum. Simak Video "Warga Berbondong Saksikan Babi yang Diklaim Ngepet, Sosiolog: Gejala Perilaku Kolektif"
(kri/lus)
Integrasi Sosial – Di dalam masyarakat terdapat berbagai perbedaan yang dapat mengarah kepada konflik sosial. Untuk menyelaraskan perbedaan tesebut, diperlukan upaya konsensus menuju ke arah integrasi sosial. Hal ini bertujuan agar setiap perbedaan dapat hidup secara berdampingan. Konflik adalah fenomena sosial yang hadir di setiap aspek kehidupan masyarakat. Kehadirannya dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Demikian pula integrasi sosial akan hadir di masyarakat, kapan saja dan di mana saja. Oleh karena itu, antara konflik sosial dan integrasi sosial bagaikan dua belah mata uang yang selalu berdampingan. Hal ini berarti di mana ada konflik, di situ akan terjadi yang disebut reintegrasi. Konflik sebagai potensi yang dapat saja muncul dalam masyarakat yang memiliki tingkat diferensiasi dan stratifikasi yang Pada bagian ini, kita akan membahas potensi integrasi dalam masyarakat dengan tipologi yang telah disebutkan di atas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa integrasi adalah pembauran sesuatu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tetsebut mengandung arti masuk ke dalam, menyesuaikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi seperti satu. Dengan demikian, integrasi merujuk pada masuk, menyesuaikan, atau meleburnya dua atau lebih hal yang berbeda sehingga menjadi seperti satu. Dari uraian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras etnik, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan norma. Dalam integrasi masyarakat terdapat kerja sama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari tingkat individu, keluarga, lembaga, dan masyarakat sehingga menghasilkan konsensus (kesepakatan) nilai yang sama-sama dijunjung tinggi. Namun, integrasi sosial tidak cukup diukur dari kriteria berkumpul atau bersatunya anggota masyarakat dalam arti fisik. Konsensus juga merupakan pengembangan sikap solidaritas dan perasaan manusiawi. Pengembangan sikap dan perasaan manusia tersebut merupakan dasar dari keselarasan suatu kelompok atau masyarakat. Michael Banton mendefinisikan integrasi sebagai suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan ras tersebut. Hak dan kewajiban yang terkait serta ras seseorang hanya terbatas pada bidang tertentu saja dan tidak ada sangkut pautnya dengan bidang pekerjaan atau status. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar anggota masyarakat tersebut sepakat mengenai struktur kemasyarakatan yang dibangun termasuk nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial. Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff, syarat terwujudnya integrasi sosial adalah sebagai berikut.
1. Anggota-anggota masyarakat merasa berhasil saling mengisi kebutuhankebutuhan di antara mereka. Hal itu berarti kebutuhan fisik dan sosial mereka dapat terpenuhi oleh sistem sosial. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut menyebabkan setiap anggota masyarakat saling menjaga keterikatan antara satu dengan yang lainnya.
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam hal-hal yang dilarang menurut kebudayaan.
3. Norma-norma dan nilai sosial itü berlaku cukup lama, tidak mudah berubah, dan dijalankan secara konsisten deh seluruh anggota masyarakat. Suatu integrasi sosial dapat berlangsung cepat atau lambat, tergantung pada faktor-faktor berikut.
Integrasi Sosial - Pengertian, Syarat, Faktor, Bentuk, Proses Reviewed by Fakhrudin Sujarwo on 10.43 Rating: |