Berdasarkan perhitungan apakah datangnya hari suci Galungan Kuningan Pagerwesi dan Saraswati

Berdasarkan perhitungan apakah datangnya hari suci Galungan Kuningan Pagerwesi dan Saraswati

Hari raya agama Hindu di Bali selain hari raya Galungan dan juga Nyepi dikenal juga ada hari Raya Siwaratri, dan tentunya setiap perayaan tersebut dimaksudkan dengan tujuan-tujuan tertentu dan makna-makna khusus. Siwaratri adalah hari suci yang dirayakan oleh semua umat Hindu dengan melaksanakan pemujaan terhadap Ida … [Read more...]

Berdasarkan perhitungan apakah datangnya hari suci Galungan Kuningan Pagerwesi dan Saraswati

Hari Raya Saraswati adalah satu hari raya agama Hindu di Bali. Pada saat tersebut dipercaya sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan, nah tentunya dengan kepercayaan masyarakat seperti itu, semua orang butuh ilmu pengetahuan, karena ilmu itu bisa menuntun kehidupan manusia dan menjadi bekal dalam mengarungi … [Read more...]

Berdasarkan perhitungan apakah datangnya hari suci Galungan Kuningan Pagerwesi dan Saraswati

Agama Hindu di Bali memiliki sejumlah hari raya besar keagamaan yang selalu dirayakan oleh setiap umatnya, salah satunya adalah hari raya Pagerwesi, ini tentu menjadi hal yang sangat menarik bagi mereka yang belum mengenal agama Hindu apalagi pulau Dewata Bali menjadi tujuan wisata dunia, sesuatu yang unik dan indah … [Read more...]

Berdasarkan perhitungan apakah datangnya hari suci Galungan Kuningan Pagerwesi dan Saraswati

Hari Raya Galungan adalah salah satu hari raya besar agama Hindu yang dirayakan oleh hampir seluruh umat Hindu di Bali. Namun demikian mungkin tidak semua yang mengetahui akan latar belakang atau sejarah Hari Raya Galungan tersebut. Karena memang hakekatnya perayaan tersebut diketahui dan diyakini sebagai hari … [Read more...]

Berdasarkan perhitungan apakah datangnya hari suci Galungan Kuningan Pagerwesi dan Saraswati

Seperti diketahui pawai ogoh-ogoh di Bali digelar setiap tahun sekali, pawai ini hampir bisa kita temukan di seluruh pelosok desa dan kota dalam rangkaian upacara Ngerupuk (Pengrupukan) yang dilaksanakan sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Pawai ogoh-ogoh tersebut tentunya tidak asing lagi bagi penduduk lokal, tetapi … [Read more...]

Berdasarkan perhitungan apakah datangnya hari suci Galungan Kuningan Pagerwesi dan Saraswati

Upacara Melasti, adalah salah satu prosesi upacara agama Hindu yang penting di pulau Dewata Bali, dalam prosesi tersebut anda bisa menyaksikan iringan-iringan warga Hindu, yang menuju sumber-sumber utama air, salah satunya menuju pantai atau laut. Jika anda mengenal budaya Bali dari dekat, maka banyak hal-hal … [Read more...]

Berdasarkan perhitungan apakah datangnya hari suci Galungan Kuningan Pagerwesi dan Saraswati

Umat Hindu di Bali memiliki sejumlah perayaan hari suci salah satunya adalah hari Raya Kuningan, dirayakan setiap 6 bulan sekali (210 hari) sesuai penanggalan kalender Bali, yaitu pada hari Saniscara (Sabtu) Kliwon, wuku Kuningan. Perlu diketahui dalam satu bulan kalender Bali berjumlah 35 hari, karena … [Read more...]

Berdasarkan perhitungan apakah datangnya hari suci Galungan Kuningan Pagerwesi dan Saraswati

Bagi pemeluk umat Hindu, mereka memiliki sejumlah hari suci keagamaan, hari suci keagamaan tersebut ada yang digelar sesuai dengan kalender Isaka dan juga kalender Bali, beberapa hari raya Hindu yang berpatokan dengan penanggalan atau kalender Bali adalah Hari Raya Galungan, Kuningan, Saraswati dan Pagerwesi. baca … [Read more...]

Hari suci berdasarkan perhitungan bulan baik selalu datang sebulan sekali. Hari suci yang datang tiap sebulan sekali adalah Purnama dan Tilem. Sedangkan hari suci yang datang setahun sekali adalah Siwaratri dan Nyepi.

Tiap hari suci tersebut mempunyai makna sendiri. Berikut adalah penjelasan hari-hari suci tersebut.

a. Purnama dan Tilem

Purnama berarti bulan penuh. Pada hari ini Sang Hyang Candra sedang beryoga. Sehingga persembahyangan ditujukan untukNya. Tilem berarti bulan mati. Pemujaan pada Hyang Surya dilakukan pada hari suci tilem.

Tilem adalah saat dimana bulan tidak memberikan sinarnya. Pemujaan saat tilem baik dipergunakan untuk memohon pembersihan diri. Pada kedua hari ini hendaknya diadakan upacara persem-bahyangan dengan rangkaiannya berupa upakara yajï a.

b. Hari Raya Siwaratri

Siwaratri jatuh tiap Purwaning Tilem Kapitu. Malam ini adalah malam Çiva. Dewa Çiva sedang melakukan yoga pada hari ini. Malam Siwaratri bukanlah malam peleburan dosa. Tetapi peleburan kepapaan dari kele-mahan sifat-sifat manusia. Semua manusia memiliki kepapaan, karena dibelengu oleh nafsu-nafsu indrianya.

Makna hari suci Siwaratri adalah untuk menyadari bahwa seseorang berada dalam pengaruh kegelapan. Kegelapan itulah yang harus diterangi, baik jiwa, pikiran maupun badan jasmaninya. Kegelapan itu harus di-singkirkan dengan i l mu pengetahuan rohani.

Dalam Siwaratri, umat Hindu harus me-laksanakan tiga brata, yaitu:

1) Monabrata, tidak berbicara atau berkata-kata.

Dalam hal ini bukan berarti tidak boleh bicara sama sekali. Yang dimaksud monabr ata adal ah mengendal i k an ucapan. Hal itu berupa tidak berkata kasar, tidak memaki, tidak memfitnah, dan tidak membicarakan keburukan orang.

Gambar 4.7 Pada Siwaratri, Çiva sebagai manifestasi Hyang Widhi memberikan pengampunan pada tiap umat yang melaksanakan dharmanya.

Monabrata pada hari Siwaratri diarahkan untuk mengucapkan nama Tuhan secara terus menerus, misalnya “Om Namah Siwa Ya”. Tujuan monabrata adalah untuk mengekang amarah dan angkara murka. Sebab kata-kata yang kasar bisa melukai perasaan orang lain.

Akan lebih baik lagi, jika kalian mampu melaksanakan monabrata setiap hari. Karena akan membentuk pribadi yang baik bagi diri sendiri.

2) Upawasa, tidak makan dan minum.

Berpuasa dapat menunjang jalannya brata monabrata. Dengan tujuan agar konsentrasi seseorang tidak pecah. Mengistirahatkan kerja usus, lambung, dan kerongkongan serta mulut pada hari suci itu untuk tujuan pemujaan. Berpuasa secara fisik dan mental menjadikan tujuan itu terpusat ke satu arah.

3) Jagra, tidak tidur.

Jagra berarti tidak tidur semalam suntuk. Alangkah baiknya jagra dilaksanakan sambil mengidungkan namaNya di dalam hati secara terus menerus. Makna dari mejagra ini adalah agar seseorang senantiasa terjaga selama hidupnya. Dengan kata lain tidak lupa diri (mabuk), tidak dikuasai oleh 7 (tujuh) nafsu kemabukan.

d. Hari Raya Nyepi.

Nyepi jatuh pada Penanggal Apisan Sasih Kadasa. Perayaan ini bertujuan untuk menenangkan pikiran dan introspeksi diri. Kita harus merenungkan perbuatan yang kita lakukan sebelumnya.

Hakekat pelaksanaan Nyepi adalah penyucian Bhuäna Agung dan Bhuäna Alit. Hal ini berguna untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir batin. Sehingga kehidupan berdasarkan Satya (kebenaran), Siwa (kesucian), dan Sundaram (keharmonisan) akan terbina. Sebelum melaksanakan Nyepi, ada beberapa rangkaian upacara, yaitu: 1) Melasti

Melasti atau makiis dilaksanakan untuk pembersihan. Dalam melasti sarana agama juga dibersihkan. Sarana tersebut berupa pratima, arca, keris, tombak, pralingga, dan lainnya.

Melasti biasanya dilakukan di laut atau mata air lain sesuai dengan desa, kala, dan patra. Tujuannya adalah memohon tirtha amertha (air kehidupan) dan tirtha pembersihan kehadapan Hyang Widhi Wasa (Tuhan Maha Kuasa).

2) Pecaruan dan Pengerupukan

Mecaru bertujuan menghilangkan unsur kejahatan yang merusak kesejahteraan manusia. Pecaruan dilaksanakan di siang hari. Sedangkan di sore hari dilanjutkan dengan ngrupuk.

Hari-Hari Suci 63 Ngrupuk adalah menabur nasi tawur sambil membawa obor.

Obor tersebut dibawa ke penjuru arah disertai memukul kentongan. Hal ini agar Bhuta Kala menerima persembahan dan kembali ke asalnya. Sehingga ketenteraman manusia tidak terganggu.

Biasanya umat di Bali dan di luar Bali membuat ogoh-ogoh. Sebelum hari Nyepi, ogoh-ogoh tersebut diarak untuk kemudian dibakar. Ogoh-ogoh adalah karya seni yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Bhuta Kala mewakili kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan. 3) Pelaksanaan Nyepi

Saat Nyepi tiba, umat Hindu mulai menyepikan diri. Artinya umat berusaha menahan semua keinginan dan hawa nafsu. Umat berusaha mengendalikan diri. Tujuannya agar tercipta kedamaian dan ketenangan dalam diri.

Hari Nyepi juga disebut sipeng. Sipeng artinya sunyi senyap. Nyepi dirayakan melalui empat brata penyepian. Brata ini dikenal dengan Catur Brata, yaitu:

a) Amati Geni

Artinya tidak menyalakan api. Hal ini juga berarti tidak memasak. Umat tidak diperkenankan menyalakan lampu. Umat juga diharapkan meredakan nafsu yang bersifat

negatif. Misalnya Sad Ripu, Sad Atatayi, dan Sapta Timira.

b) Amati Karya

Artinya tidak melakukan aktivitas seperti bekerja. Umat dapat membaca kitab suci untuk mengalihkan kegiatan fisik. Tidak bekerja fisik adalah upaya pelaksanaan tapa, brata, yoga, dan meditasi.

Gambar 4.8 Ogoh-ogoh menggambarkan kepribadian Bhuta Kala.

Sumber: www.ndranata.wordpress.com, 2010

WARTA

Perhitungan penetapan Hari Raya Nyepi ber-dasarkan peredaran matahari dan bulan yang mengelilingi bumi, dan pergantian musim.

c) Amati Lelanguan

Lelanguan berasal dari kata lelangu. Lelangu artinya indah, asyik dan mempesona. Arti dari amati lelanguan adalah menekan hawa nafsu (kesenangan). Jadi tidak mencari hiburan seperti menonton TV atau mendengarkan radio. Pusatkanlah pikiran untuk Sang Hyang Widhi.

d) Amati Lelungan

Lelungan berasal dari kata lunga. Lunga berarti pergi. Amati Lelungan artinya tidak bepergian. Umat harus tinggal di rumah. Hal ini adalah usaha untuk melaksanakan tapa, brata, yoga, dan meditasi. Jika Nyepi dilaksanakan di pura atau pegunungan, maka tidak boleh meninggalkan tempat tersebut.

4) Ngembak Geni

Ngembak geni dilaksanakan setelah Nyepi. Ngembak geni disebut juga labuh brata atau lebur puasa. Pada hari ini, umat saling berkunjung dan saling memaafkan. Beberapa hari ke depan, biasanya dilakukan Dharma Santi. Dharma Santhi dapat dilakukan di lingkungan keluarga dan di masyarakat. Dharma Santhi di lingkungan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengadakan Dharma Wacana, Dharma Tula, menyanyikan lagu rohani, membaca sloka atau memberikan punia pada orang yang pantas menerimanya.

Jika Catur Brata dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka kalian akan menemukan kedamaian dan ketenangan. Agar Catur Brata berhasil dilakukan, perlu niat yang tulus dan suci. Ayo kita berlatih sedikit demi

Gambar 4.9 Semua arca, pratima, nyasa diusung ke laut atau mata air terdekat.

Hari-Hari Suci 65

Amatilah gambar berikut! Baca ceritanya dengan saksama. Kemudian jawablah pertanyaannya. Jika kesulitan, kalian dapat mendiskusikannya dengan orang tua kalian.

Kegiatan Siswa

~ Hari suci yang dirayakan secara biasa saja disebut rerahinan.

~ Hari Purnama, Tilem, Nyepi, Kuningan, Galungan, dan lainnya merupakan hari suci.

~ Yajï a sesa dan Tri Sandhya adalah upacara yang dilakukan setiap hari untuk menghormati Hyang Widhi.

~ Hari raya agama Hindu pada dasarnya diperingati berdasarkan: perhitungan wewaran dan Perhitungan bulan atau Sasih.

~ Wewaran artinya nama-nama hari. Jumlah wewaran ada sepuluh.

~ Wuku adalah nama sebuah siklus waktu yang berlangsung selama 30 minggu.

~ Hari suci yang datang setahun sekali adalah Siwaratri dan Nyepi.

~ Hari Raya Galungan diperingati sebagai hari kemenangan dharma.

~ Hari Raya Saraswati diperingati sebagai turunnya ilmu pengetahuan.

~ Pada saat bersembahyang kepada Dewi Saraswati, berusahalah untuk melafalkan satu bait mantramnya.

~ Dengan Nyepi diharapkan kehidupan di dunia mengalami peningkatan hidup dengan selalu melaksanakan brata penyepian.

~ Melakukan persembahyangan merupakan kegiatan yang paling penting dari kegiatan lainnya.

Tugas Mandiri

Setiap perayaan hari suci tiba, kalian tentu selalu merayakannya bukan? Coba kalian tuliskan pengalaman kalian dalam merayakan hari raya!

Pada tiap hari suci pasti disambut dengan kemeriahan. Beberapa aktivitas dilakukan untuk menyambut hari suci. Seperti Hari Raya Nyepi di desa Oka di Bali. Desanya bernama Desa Bangul. Para pemuda di desa itu bersiap membuat ogoh-ogoh. Perayaan tanpa ogoh-ogoh akan terasa kurang.

Para pemuda Desa Bangul sangat bersemangat. Mereka saling bekerjasama. Mereka berkumpul dari siang hari hingga malam hari di tempat karang taruna. Sebagian pemuda mengisi acara dengan belajar gamelan. Tetapi ada sebagian kecil pemuda mengadakan minum-minum. Mereka meminum minuman keras di malam hari.

Terkadang mereka berteriak-teriak, sehingga mengganggu istirahat masyarakat lain. Terlebih sehari sebelum Nyepi tiba, mereka mengadakan minum-minum hingga tengah malam.

Per t anyaan:

1. Bagaimana pendapatmu tentang perbuatan sebagian kecil dari pemuda Desa Bangul tersebut?

2. Apakah yang seharusnya dilakukan untuk menyambut hari suci seperti Nyepi? 3. Apa yang biasanya kalian lakukan menjelang dan saat Hari Raya Nyepi tiba?

Tugas Kelompok

Amatilah lingkungan di tempat kalian tinggal, di pura atau tempat tinggal kalian sendiri. Apa yang biasanya para umat Hindu lakukan menjelang perayaan hari suci. Lalu tuliskan hasil pengamatan kalian!

Hari-Hari Suci 67

Tugas Mandiri

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Hari yang disucikan oleh umat Hindu disebut ... .

a. hari suci c. hari yang utama

b. hari besar d. hari kemenangan

2. Hari-hari suci Agama Hindu disebut juga ... .

a. rerahinan c. odalan

b. rerangkaian d. hari baik

3. Hari suci Hindu perayaannya dikelompokkan menjadi dua, yaitu ... . a. berdasarkan bulan dan sasih

b. berdasarkan wuku dan tanggal c. berdasarkan sasih dan wuku d. berdasarkan wuku dan hari

4. Hari raya untuk memperingati tahun baru Saka adalah ... .

a. Galungan c. Nyepi

b. Kuningan d. Siwaratri

Uji Kompetensi

Isilah kotak-kotak berikut berdasarkan petunjuk yang ada! 1. Hari raya yang jatuh pada penanggalan Apisah Sasih Kadasa. 2. Hari raya yang jatuh pada Sabtu Umanis Wuku Watugunung. 3. Hari raya yang jatuh pada Rabu Kliwon Wuku Sinta. 4. Hari raya yang jatuh pada Rabu Kliwon Wuku Dugulan. 5. Hari raya yang jatuh pada Purwaning Tilem Kapitu.

... ... ... ... ... ... 1 2 3 4 5

5. Hari Raya Galungan jatuh pada hari ... . a. Rabu Kliwon Wuku Sinta

b. Rabu Kliwon Wuku Dungalan c. Sabtu Kliwon Wuku Kuningan d. Sabtu Umanis Wuku Watugunung

6. Kegiatan yang dilakukan sehari setelah Nyepi adalah ... . a. tawur kasanga c. pengrupukan

b. melasti d. ngembak geni

7. Membersihkan alat-alat upacara (pratima) dilakukan pada waktu ... .

a. melasti c. Nyepi

b. pengrupukan d. ngembak geni

8. Tidak boleh bekerja pada Hari Raya Nyepi disebut ... .

a. amati geni c. amati lelungan

b. amati karya d. amati lelangun

9. Hari raya agama Hindu yang diakui sebagai hari libur nasional adalah ... .

a. Galungan c. Siwaratri

b. Nyepi d. Saraswati

10. Turunnya ilmu pengetahuan diperingati pada hari raya ... .

a. Galungan c. Siwaratri

b. Nyepi d. Saraswati

B. Jawablah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. Hari Raya Tilem dirayakan setiap ... 2. Tujuan bersembahyang pada saat Purnama adalah ... 3. Kropak pada Dewi Saraswati berarti ... 4. Dua jenis pelaksanaan upacara adalah ... 5. Tidak bepergian kemana-mana waktu Hari Raya Nyepi disebut ... 6. Tujuan memperingati Hari Raya Galungan adalah ... 7. Hari raya yang diperingati berdasarkan weweton dan pawukon adalah

... 8. Hari Raya Pagerwesi diperingati pada ... 9. Saptawara terdiri dari ... 10. Bagian dari Ekawara adalah ... C. Jawab pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!

1. Mengapa umat Hindu selalu membuat ogoh-ogoh menjelang Hari Raya Nyepi? 2. Apa yang dimaksud dengan monabrata?

3. Apa yang dimaksud dengan Pancawara?

4. Makna apa yang ada di balik Hari Raya Pagerwesi?

Pañca Yama Brata dan Pañca Nyama Brata 69 Oka dan Devi mempuyai seorang sepupu bernama Raditya. Raditya

berumur tujuh tahun. Ia sudah harus bersekolah. Tapi ia menolak. Saat itu ia sedang berada di rumah Oka.

“Hi, Kak Oka. Mau berangkat sekolah ya, kak?” tanya Raditya. “Iya, Radit. Engkau pun sudah waktunya

bersekolah, bukan?” kata Oka. “Radit tidak mau sekolah, kak. Nanti Radit tidak bisa bermain lagi, dong,” kata Raditya dengan wajah kesal.

“Radit, masuk sekolah bukan berarti tidak bisa bermain. Kamu malah dapat bermain sambil belajar. Sekolah itu sungguh menyenangkan. Kamu akan dapat banyak teman,” jelas Oka.

Wajah Raditya tampak senang mendengar penjelasan Oka. “Benarkah, kak? Kalau begitu Raditya mau sekolah. Radit akan bilang pada ibu,” kata Raditya.

“Bagus! Lagi pula Hindu juga mengajarkan agar kita belajar dengan rajin. Orang yang menuntut ilmu disebut dengan brahmacäri. Kamu pun harus menjadi brahmacäri seperti Kak Oka,” jelas Oka.

Gambar 5.1 Oka adalah seorang Brahmacäri. Karena ia adalah seorang siswa yang sedang menimba ilmu.

Bab

5

Pañca Yama Brata danPañca Nyama Brata

Dilahirkan menjadi manusia adalah hal yang harus disyukuri. Kita di beri kesempatan untuk berbuat baik. Kita harus selalu hidup tolong-menolong. Selalu jujur pada diri sendiri dan orang lain adalah jalan bakti pada Tuhan.

Dal am aj aran Hi ndu k i ta mengenal Tattwa, Upacara, dan Susila. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus mengamalkan ajaran susila. Melakukan perbuatan susila akan membuat kita senang dan damai.

Perbuatan susila dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari kita. Misalkan seorang anak yang mem-ber i k an sedek ah pada pengemi s. Tetapi ada pula orang yang berbuat tidak sesuai dengan susila. Ambillah contoh pencuri yang mencuri barang di rumah seseorang. Ia tidak hanya mengambil barang tersebut, tapi juga melukai pemilik rumah tersebut. Tindakan seperti itu sangat mengganggu orang lain. Mengambil benda milik orang lain adalah pelanggaran. Terlebih jika disertai dengan menyakiti orang tersebut. Tahukah kalian apa pelanggaran yang dimaksud? Benar, pelanggaran terhadap ajaran agama, pel anggaran terhadap susi l a. Perbuatan tersebut hanya merugikan orang lain, termasuk diri sendiri, karena ia berbuat dosa dan harus mendapat hukuman.

Pada umur berapakah kalian mulai sekolah? Sekolah merupakan kewajiban bagi kita. Biasanya anak yang berumur 2 tahun sudah mulai bersekolah. Ia akan dimasukkan ke sekolah yang disebut dengan playgroup. Anak-anak pada tahap ini sudah bisa disebut brahmacäri. Karena mereka juga belajar sesuatu.

Melalui pembelajaran, kita jadi tahu perbuatan salah dan buruk. Kita dapat membimbing diri sendiri untuk berbuat kebaikan. Melalui belajar, kita juga dapat mengendalikan diri kita sehingga perbuatan yang baik akan membuat kita lebih dekat pada Hyang Widhi.

Berbuat baik dan selalu menjauhi larangan adalah wujud bakti pada Hyang Widhi.