Presentasi bisnis adalah penyajian suatu topik bisnis, seperti usulan proyek, produk baru, dan perluasan pasar, kepada audiens tertentu dengan tujuan tertentu. Secara umum, ada empat tujuan utama presentasi bisnis, yaitu berbagi informasi, memberi hiburan, menyentuh emosi, dan memotivasi tindakan. Suatu presentasi umumnya memiliki beberapa tujuan yang perlu diintegrasikan dan dapat menjadi bagian dari suatu rapat. Tulisan ini membahas berbagai aspek yang perlu diperhatikan dalam presentasi bisnis. Show Ada lima aspek yang perlu dikuasai di dalam presentasi bisnis, yaitu penyaji, bahan, alat, tempat, dan audiens. Penyaji (orang yang menyajikan presentasi) mesti menguasai diri agar tampak meyakinkan ketika memberikan presentasi. Penguasaan bahan yang dipresentasikan merupakan salah satu faktor penumbuh kepercayaan diri pada penyaji. Penyaji juga perlu menguasai alat bantu presentasi dan mengenali tempat presentasi untuk memudahkan pelaksanaan presentasi. Terakhir, penyaji perlu menguasai audiens: siapa mereka dan apa yang mereka harapkan. PenyajiPenyaji perlu menunjukkan penguasaan diri melalui rasa percaya diri yang kuat sebelum dapat dipercaya oleh audiens. Ketidakpercayaan diri ditunjukkan antara lain dengan perilaku gemetar, napas tersengal-sengal, bicara terputus-putus, mulut kering, dan tenggorokan tersumbat. Untuk mengatasi perilaku tersebut, penyaji dapat membuat gestur yang wajar, bernapas dengan teratur dan perlahan, mengatur tempo dan intonasi ucapan, serta minum air. Ia pun tidak boleh lupa untuk tersenyum dan menegakkan tubuh menatap hadirin. BahanBahan perlu disiapkan sebelum presentasi agar lebih terarah. Salindia presentasi umumnya disiapkan berdasarkan laporan atau proposal teks lengkap. Tiap halaman salindia dapat mengandung teks, tabel, foto, gambar, bagan, video, dan lain-lain. Gunakan jenis huruf yang sederhana dan jelas, paduan warna yang kontras dan menarik, serta tata letak (layout) yang bersih dan berpola. Hindari tata letak yang terlalu penuh, teks yang terlalu panjang, halaman salindia yang terlalu banyak, serta animasi dan transisi yang berlebihan. Terakhir, berlatihlah menyampaikan bahan yang sudah disiapkan itu. AlatAlat bantu utama presentasi adalah proyektor dan papan tulis. Proyektor menayangkan bahan yang sudah disiapkan sebelumnya, misalnya berupa salindia presentasi, dokumen teks, lembar kerja, atau video. Tampilan proyektor bisa ditayangkan ke dinding, layar, atau panel LCD. Alat tambahan untuk proyektor antara lain adalah komputer, sistem suara (sound system), dan penyorot (highlighter). Papan tulis digunakan untuk menambahkan informasi lain yang belum disiapkan sebelumnya. Informasi ini bisa dituliskan pada papan putih (whiteboard), papan tulis elektronik, atau kertas flip (flip chart). Alat tambahan untuk papan tulis antara lain adalah spidol dan penghapus papan tulis. TempatTempat juga perlu dikenali dan dipahami untuk memudahkan pemberian presentasi. Tata letak ruang, pengaturan tempat duduk, posisi alat bantu, dan lingkungan ruangan (misalnya suhu, pencahayaan, dan kebisingan) adalah beberapa faktor yang berkaitan dengan tempat yang perlu diketahui dan dipertimbangkan sebelum presentasi. Agar dapat menyesuaikan diri dengan ruangan tempat presentasi, penyaji sangat disarankan untuk mengetahui terlebih dahulu kondisi faktor-faktor tersebut, misalnya dengan bertanya kepada penyelenggara atau datang lebih dahulu ke tempat presentasi. AudiensPenguasaan terhadap audiens diawali analisis terhadap enam pertanyaan dasar siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana atau yang dikenal dengan akronim asdikamba atau singkatan 5W1H (who, what, where, when, why, dan how). Siapa audiens dapat ditinjau dari berbagai sisi, seperti jabatan, status, dan umur. Apa yang diinginkan audiens perlu diketahui agar presentasi dapat memuaskan harapan mereka. Di mana tempat presentasi dan kapan dilakukan presentasi perlu dikenali untuk membantu penyaji dalam menyusun strategi presentasi. Mengapa presentasi dilakukan ditentukan untuk menolong pencapaian tujuan presentasi. Jawaban atas semua pertanyaan ini akhirnya menentukan bagaimana presentasi dilakukan. Tanggapan audiens pada saat presentasi juga perlu diperhatikan. Selain ucapan, komunikasi nonverbal audiens perlu juga dicermati. Komunikasi ini mencakup ekspresi, suara, tatapan, gestur, dan postur. Ekspresi dan suara dapat menunjukkan emosi seperti senang, sedih, cemberut, dan marah. Tatapan, gestur, dan postur dapat mengisyaratkan perhatian, ketertarikan, atau persetujuan. Referensi
Semakin berkembangnya dunia digital marketing saat ini membuat pebisnis yang terjun di dalamnya harus mengikuti setiap perubahan dan dinamika yang terjadi. Perkembangan tidak hanya tentang media dan alat, tetapi juga meliputi strategi. Karena, kunci utama dalam pemasaran efektif adalah strategi yang dijalankan. Dengan mengetahui strategi yang tepat, maka akan lebih mudah mengetahui target audiens, mengetahui mana pelanggan tetap dan potensial, dan sebagainya. Berbagai jenis tipe pembeli ini biasanya lebih dikenal dengan istilah buyer persona. Apa Itu Buyer Persona?Buyer persona merupakan orang fiktif yang secara sengaja diciptakan dengan karakteristik tertentu sebagai target konsumen Anda. Dengan menciptakan tokoh fiktif buyer persona ini, Anda dapat menganalisis bagaimana konsumen tertarik dengan produk Anda, kemudian mengambil keputusan untuk membelinya. Walau tidak semudah itu menciptakan tokoh fiktif, namun setidaknya seorang buyer persona harus bisa menggambarkan kebutuhan dan keinginan mereka akan produk beserta keunggulannya. Alasan Penting Membuat Buyer PersonaDengan membuat buyer persona, Anda akan sangat terbantu dalam upaya memahami audiens. Bahkan, Anda juga akan belajar banyak hal jika mampu memahami buyer persona ini. Adapun keuntungan lain dari mempelajari buyer persona, seperti :
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemanfaatan Buyer Persona secara EfektifAda beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam upaya pemanfaatan buyer persona, antara lain: Temukan konsumen yang benar-benar membutuhkan dan berminat menggunakan produk Anda. Pahami kebutuhan dan motivasi mereka untuk membeli produk, serta bagaimana ketertarikan mereka terhadap sebuah produk. Dengan menemukan konsumen yang tepat, maka akan membuat produk Anda lebih cepat terjual, atau meningkatkan branding produk yang melekat di benak pelanggan. Ini menjadi cara yang baik untuk bisa mempertahankan konsumen dan membuat mereka jadi pelanggan setia. Untuk menghemat waktu dan tenaga, Anda perlu menentukan siapa saja yang tidak menjadi target konsumen. Ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan mengenai hal ini, seperti biaya operasional yang tinggi, mereka bukan pelanggan yang tepat, produk tidak sejalan dengan kebutuhan konsumen, dan batas anggaran yang harus dikeluarkan. Terkadang sebagai pebisnis, Anda terlalu fokus pada pembeli ideal yang sesuai target produk. Padahal, Anda juga perlu memikirkan pembeli yang justru lebih berpeluang untuk tertarik pada produk Anda. Anda bisa menggunakan tools analitik untuk mengetahui mana calon pembeli yang berpeluang akan membeli produk Anda. Saat Anda ingin membuat buyer persona, maka tidak selamanya hanya fokus pada demografi yang berkaitan dengan usia, jenis kelamin, dan juga pendapatan. Tetapi pikirkan pula mengenai faktor psikografis yang lebih berkaitan dengan kepribadian dan minat mereka hingga akhirnya bisa mendorong mereka melakukan konversi sesuai harapan Anda. Dengan memahami sisi psikografis pelanggan, Anda akan lebih mudah memikat mereka dengan konten dan materi promosi lainnya. Kalau mereka sudah suka dengan produk Anda, jarang sekali mereka berpindah ke brand lain, bahkan kalau Anda menjual produk dengan harga lebih tinggi. Di sisi lain, bisa jadi ada pelanggan yang memiliki pendapatan rendah, namun lebih menyukai produk yang memang berkualitas meski harganya lebih mahal. Artinya, korelasi antara pendapatan dan kepribadian seseorang tidak bisa disamaratakan. Maka penting untuk Anda tidak hanya berfokus pada demografi konsumen. Ketika Anda membuat sebuah sampel untuk survei, jumlahnya harus disesuaikan. Jika bisnis Anda tergolong kecil, maka bisa melakukan survei lebih sedikit, namun intens, agar lebih memahami keinginan konsumen. Namun, berbeda jika Anda memiliki usaha yang besar, maka sudah seharusnya melakukan survei dalam jumlah banyak. Hal ini dilakukan agar semakin mudah untuk menentukan seperti apa keinginan konsumen. Bahkan juga harus membuat survei yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan terhadap produk Anda. Terlalu berlebihan menciptakan buyer persona justru akan menyebabkan segmentasi bisnis Anda semakin sulit untuk menetapkan target. Tetapi, jangan sampai karena takut terlalu berlebihan justru menargetkan jumlah terlalu sedikit. Hal ini akan membuat Anda kehilangan peluang. Penting untuk menentukan buyer persona dalam jumlah ideal. Anda bisa menggunakan alat analitik agar menemukan jumlah yang lebih ideal dan membuat seimbang target yang ingin dicapai. Biasakan, untuk memberikan pertanyaan yang relevan kepada pelanggan demi mengetahui ekspresi dan emosi yang mereka gunakan, penting sesekali mengajak pelanggan berbicara secara langsung terkait kepuasannya terhadap produk Anda. Jika Anda bisa berbicara lebih dekat dengan pelanggan, sudah tentu akan memberi peluang yang lebih besar dalam mendata secara detail keinginan dan kebutuhan mereka. Nah, di sinilah pentingnya memanusiakan buyer persona. Perlakukan pelanggan layaknya teman, dan dengarkan apa yang menjadi kritik maupun saran mereka terhadap produk Anda. Membangun buyer persona membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Tetapi, dengan memahami cara pemanfaatan buyer persona secara efektif, Anda akan bisa menentukan strategi yang lebih baik dalam menarik pelanggan potensial untuk membeli produk Anda. Selamat memanfaatkan buyer persona dan semoga bisnis Anda semakin berkembang. |