Berat badan turun drastis karena apa?

Halodoc, Jakarta – Bila kamu tidak melakukan diet atau aktivitas olahraga untuk menurunkan berat badan, tapi berat badanmu tiba-tiba saja turun, kamu jangan senang dulu. Ketahuilah jika berat badan bisa menjadi penanda kesehatan tubuh secara keseluruhan. Bila berat badan turun tanpa sebab, hal itu bisa menandakan terdapat sesuatu yang serius berkenaan dengan kesehatan. Berikut alasan mengapa berat badan turun tanpa sebab yang perlu kamu waspadai.

Baca juga: 5 Olahraga untuk Orang Kurus yang Ingin Gemuk

  1. Kanker

Berat badan turun tanpa sebab bisa dikarenakan kamu mengidap kanker. Penyakit kanker bisa membuat berat badan turun drastis. Apalagi jika pengidapnya tidak melakukan perubahan pola hidup seperti pola makan, olahraga, atau level stres tidak berubah. Hal ini bisa membuat pengidap mendadak menjadi kurus. Sebagian besar penyakit kanker menyebabkan sindrom susutnya bobot tubuh yang disebut cancer cachexia yang ditandai dengan peradangan sistemik, keseimbangan protein dan energi yang buruk, serta turunnya massa lemak tubuh. Biasanya, kondisi ini ditemukan pada stadium akhir kanker.

  1. Penyakit Pencernaan

Adanya gangguan pencernaan, seperti penyakit celiac, penyakit Crohn, laktosa intoleran, dan gangguan usus, bisa menimbulkan gangguan penyerapan makanan, sehingga sulit untuk menaikkan berat badan.

  1. Diabetes

Bisa jadi berat badan turun tanpa sebab dikarenakan kamu mengalami diabetes. Hal ini dikarenakan  kadar gula darah dalam tubuh cukup tinggi, sehingga mengganggu ginjal dan sistem tubuh. Lama kelamaan tubuh menjadi terlihat kurus. Selain berat badan yang turun, pengidap diabetes juga akan mengalami gejala sering haus, sering buang air kecil, rasa kebas di tangan dan kaki, atau pandangan kabur.

Baca juga: 3 Tips Tetap Sehat untuk Si Kurus

  1. Stres

Berat badan turun tanpa sebab juga bisa dikarenakan stres yang cukup berat, sehingga menyebabkan nafsu makan hilang. Otak akan melepaskan hormon-hormon yang menekan nafsu makan dan mengirim pesan pada kelenjar adrenal untuk membuat makan tidak jadi prioritas.

  1. Penyakit Tiroid

Perlu diketahui jika hormon tiroid mampu membantu mengontrol metabolisme tubuh. Apabila ada orang yang tiroidnya terlalu aktif, disebut dengan hipertiroid, biasanya akan mengalami penurunan berat badan dan bisa saja mengalami komplikasi lain, seperti detak jantung meningkat, merasa cemas, insomnia, atau tremor.

  1. Penyakit Kronis

Penyakit yang disebabkan karena infeksi kronis bisa merusak sistem metabolisme seseorang, sehingga bisa menyebabkan sulitnya seseorang mengalami kenaikan berat badan. Contohnya adalah infeksi TBC, atau infeksi saluran kencing pada anak. Infeksi HIV-AIDS juga bisa menyebabkan penurunan berat badan berlebih jika terjadi penurunan berat badan lebih dari 1 kilogram per minggu.

Baca juga: Badan Terlalu Kurus? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Itulah 6 alasan yang diduga menyebabkan berat badan turun tanpa sebab. Berhati-hatilah dengan masalah kesehatan di atas. Maka dari itu, sebaiknya kamu melakukan pendeteksian dini dengan melakukan pemeriksaan bersama dokter ahli. Kamu bisa mendiskusikan hal ini dengan menanyakan langsung pada dokter yang ada di Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Chat atau Voice/Video Call melalui layanan Contact Doctor. Tunggu apalagi, ayo download aplikasi  Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!

Berat badan turun drastis? Jangan senang dulu...

Baik laki-laki maupun perempuan, berat badan adalah hal yang terus dimonitor. Begitu naik dan bikin insecure, banyak yang langsung mencari cara untuk menurunkan berat badan secara efektif.

Akan tetapi, bagaimana kalau berat badan turun secara tiba-tiba? Mungkin awalnya kamu akan merasa senang. Namun, kalau berat badan terus turun atau turun secara drastis, kamu perlu waspada karena ini bisa menandakan adanya masalah atau komplikasi kesehatan.

Penting buat diketahui, inilah daftar penyakit dan kondisi yang bisa membuat berat badan turun secara drastis.

1. Malnutrisi

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi malnutrisi (thebluediamondgallery.com/Nick Youngson)

Jika seseorang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, bukan hanya kesehatan, berat badan pun bisa ikut turun. Parahnya, hal ini juga umum terjadi pada pasien di rumah sakit.

Menurut sebuah penelitian di Jerman yang dimuat dalam jurnal Medical Science Monitor tahun 2015, sekitar 50 persen pasien di seluruh dunia tidak mendapat nutrisi yang cukup.

Sementara risiko tersebut mengintai lansia, diet yang tidak benar dan konsumsi makanan rendah nutrisi juga dapat menyebabkan malnutrisi pada kelompok muda. Baik usia muda maupun usia lanjut, pola makan bergizi seimbang sangat penting untuk mencegah malnutrisi dan masalah kesehatan lain yang bisa diakibatkannya.

2. Penyusutan massa otot (sarkopenia)

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi penurunan massa otot atau sarkopenia (sci-fit.net)

Menurut International Osteoporosis Foundation, penyusutan massa otot atau sarkopenia dimulai sejak usia 40 tahun dan makin parah pada 75 tahun ke atas. Mengesampingkan faktor hormon, sarkopenia juga dapat disebabkan oleh gaya hidup sedenter dan malnutrisi.

Situs The Healthy mencatat protein dan vitamin D dapat mencegah atau mengobati sarkopenia, terutama pada lansia. Hindari daging dan lebih banyak makan sayur-mayur serta buah. Selain itu, menambah latihan angkat beban di program olahraga juga dapat memelihara massa dan kekuatan otot.

3. Kanker

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi kanker (cosmosmagazine.com)

Sering diabaikan, berat badan yang menyusut adalah salah satu dari gejala dari beberapa jenis kanker. Umumnya, jika berat badan menyusut secara tiba-tiba lebih dari 10 persen secara tanpa penyebab yang jelas, ini patut diwaspadai. Mengapa kanker bisa buat berat badan menyusut?

  • Perubahan pada metabolisme tubuh
  • Produksi protein sitokin yang menyebabkan inflamasi
  • Pertumbuhan tumor membuat badan membakar kalori meski tidak melakukan apa pun, atau resting energy expenditure (REE)

Lokasi kanker juga dapat memengaruhi berat badan. Dilansir Healthline, kanker rahim dapat membuat perut terasa penuh sehingga perut terasa kenyang dan frekuensi makan pun berkurang.

Selain itu, beberapa jenis kanker seperti kanker esofafus, orofaring, mulut, dan tenggorokan juga bisa membuat pengidapnya sulit makan atau menelan.

Selain kanker, pengobatannya pun bisa menyebabkan berat badan merosot. Ini karena beberapa efek samping terapi kanker, seperti berkurangnya nafsu makan, mual dan muntah, serta rasa sakit di mulut yang membuat makan jadi tidak nyaman.

4. Hipertiroidisme

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi hipertiroidisme (freepik.com/wayhomestudio)

Berat badan yang turun tiba-tiba juga bisa menjadi tanda penyakit kelenjar tiroid seperti penyakit Graves, adalah kondisi autoimun yang menyebabkan tiroid menjadi hiperaktif, atau tiroiditis. Kondisi-kondisi tersebut memengaruhi produksi hormon tiroksin (T4) secara berlebihan (hipertiroidisme).

Selain palpitasi jantung, dilansir Mayo Clinic, hipertiroidisme dapat mengacaukan metabolisme basal tubuh, sehingga tubuh membakar kalori berlebihan dan berat badan bisa turun drastis meski tidak melakukan apa-apa. Untungnya, hipertiroidisme bisa ditangani dengan pengobatan yang tepat.

5. HIV/AIDS

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi HIV (newsroom.uw.edu)

Saat tubuh terinfeksi human immunodeficiency syndrome (HIV) dan tidak mendapat pengobatan, penyakit bisa berkembang menjadi acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). Selain membuat tubuh tak berdaya menangkal penyakit, bukan rahasia kalau AIDS ditandai dengan penyusutan berat badan. Kenapa begitu?

Pertama, AIDS dapat mempersulit tubuh menyerap nutrisi. AIDS juga dapat menyebabkan infeksi oportunistik yang menyebabkan berbagai gejala seperti nafsu makan berkurang atau kesulitan makan. Mengutip WebMD, umumnya pasien AIDS mengeluhkan penyusutan berat badan hingga 10 persen secara tiba-tiba.

Sementara belum ditemukan obat atau vaksinnya, terapi antiretroviral (ARV) dapat menjaga viral load HIV rendah dan membantu pasien hidup sehat. Pencegahan juga dapat dimulai dengan praktik seks yang aman dan bersih, serta menghindari pemakaian jarum suntik secara bergilir.

Baca Juga: 9 Penyakit Menular yang Bisa Fatal di Masa Kini, Hati-hati!

6. Tukak peptik

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi sakit perut (pexels.com/cottonbro)

Seperti kanker dan HIV/AIDS, berat badan yang menyusut secara tiba-tiba adalah gejala ulkus atau ulcer yang sering kali dipandang sebelah mata. Hal ini paling sering terlihat pada pasien tukak peptik, kondisi adanya ulkus terbuka pada lapisan lambung dan bagian atas usus halus.

Dilansir Johns Hopkins Medicine, salah satu gejala tukak peptik adalah sakit perut serta mual dan muntah. Jika tukak peptik terjadi di lambung, maka aktivitas makan dapat menyebabkan sakit sehingga pasien enggan makan dan berdampak pada penurunan berat badan. Ini berbeda dengan tukak usus halus, di mana berat badan malah naik.

Pengobatan yang tepat dapat mengendalikan gejala dan berat badan. Selain itu, perubahan gaya hidup (tidak merokok atau mengonsumsi alkohol) dapat memperkecil risiko tukak peptik.

7. Depresi

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi gangguan depresi (pexels.com/pixabay)

Sudah diketahui secara luas kalau gangguan psikologis, seperti depresi, dapat mengacaubalaukan kondisi tubuh. Salah satunya adalah penurunan berat badan secara tiba-tiba. Sayangnya, gejala ini juga umumnya dianggap remeh. Dilansir Healthline, beberapa penyebab penurunan berat badan akibat depresi adalah:

  • Perubahan mood (tidak semangat makan)
  • Terus-terusan lelah dan tak bertenaga membuat makan terasa bukan lagi prioritas
  • Efek samping pengobatan antidepresan
  • Gagal diet

Jika dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan komplikasi fisik. Kombinasi terapi dan obat dapat membantu pasien dengan depresi untuk menangani masalah psikis sekaligus berat badannya juga. Konsultasikan dengan psikolog dan ahli gizi jika obat antidepresan membuat berat badan menyusut.

8. Gagal jantung kongestif

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi penyakit jantung (pexels.com/freestocks.org)

Bukan berhenti berdetak, gagal jantung kongestif adalah kondisi saat jantung tidak dapat memompa darah yang kaya akan oksigen secara efisien atau memenuhi kuota yang seharusnya. Bukan cuma sakit dada, gagal jantung kongestif juga bisa menyebabkan penyusutan berat badan secara signifikan.

Fenomena ini disebut cardiac cachexia. Menurut catatan dari Mount Sinai Medical Center di New York City, cardiac cachexia bisa menurunkan berat badan pasien hingga 7,5 persen dalam waktu 6 bulan. Pengobatan gagal jantung kongestif juga dapat mengobati cardiac cachexia.

9. Diabetes

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Diabetes, terutama diabetes tipe 2, umumnya dikaitkan dengan kenaikan berat badan hingga obesitas. Padahal, penurunan berat badan tiba-tiba yang signifikan dalam hitungan minggu ke bulan termasuk gejala diabetes.

Cleveland Clinic melansir, pada pasien diabetes 2, tubuh tidak memanfaatkan hormon insulin secara efektif dan menumpuk dalam darah. Karena glukosa tidak hadir dalam sel, tubuh jadi lapar dan membakar lemak serta otot sebagai energi. Akibatnya, berat badan turun.

10. Kecanduan alkohol

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi kecanduan alkohol (theconversation.com)

Alkohol mengandung kalori dan kecanduan alkohol dapat menyebabkan kembung serta perut buncit. Namun, kecanduan alkohol justru dapat membuat pecandunya kehilangan berat badan secara tiba-tiba. Mengutip The Healthy, kecanduan alkohol dapat membuat seseorang merasa kenyang sementara alkohol dikonsumsi secara berlebihan.

Selain malnutrisi, konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti tukak peptik hingga kanker yang juga berkontribusi pada penurunan berat badan secara tiba-tiba secara signifikan.

Baca Juga: Selain Hemofilia, Ini 7 Penyakit yang Membutuhkan Transfusi Darah

11. Penyakit celiac

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi orang dengan penyakit celiac (bgapc.com)

Penyakit celiac adalah gangguan autoimun pada usus halus yang dipicu oleh konsumsi gluten. Seperti yang kamu tahu, gluten adalah protein yang didapat dari gandum dan padi-padian lainnya. Selain mudah diare, sembelit, sakit perut, dan produksi gas berlebih, penyakit ini juga memicu penurunan berat badan secara tiba-tiba.

Penyakit Celiac menghancurkan villi, lapisan pada usus halus yang menyerap nutrisi, mineral, dan kalori. Oleh karena itu, selain malnutrisi, berat badan ikut turun mendadak. Selain itu, bisa juga timbul gejala lain seperti mudah lelah, kemandulan, kerusakan sistem saraf, hingga gangguan koordinasi tubuh.

12. Infeksi parasit

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi cacing pita di usus manusia (carygastro.com)

Pengolahan makanan atau air yang tidak benar dapat membuat seseorang terjangkit parasit, terutama cacing. Cacing yang masuk di perut kemudian mencuri semua nutrisi demi bertahan hidup dan berkembang biak. Tanpa sadar, berat badanmu yang terkena imbasnya.

Masalahnya, sering kali gejala infeksi cacing parasit disalahartikan sebagai gejala penyakit lainnya. Selain itu, mual dan muntah serta diare akibat parasit ini juga dapat menyebabkan penurunan berat badan. Jadi, jika curiga mengalami gejala infeksi parasit, segera berobat ke dokter sebelum parah.

13. Demensia

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi demensia (herhelpinghand.com)

Gangguan demensia (termasuk pada penyakit Alzheimer) tidak hanya memengaruhi memori. Ternyata, salah satu gejala yang sering terlewatkan adalah penyusutan berat badan. Mengapa bisa begitu?

Ini karena pasien demensia tidak dapat mengingat jelas kebutuhan makan mereka. Kemudian, kemampuan penglihatan, pengecapan, dan penciuman pun menurun sehingga menyebabkan kesulitan makan. Isolasi sosial dan kecenderungan untuk lupa makan bisa membuat berat badan turun.

Selain demensia itu sendiri, kondisi-kondisi kesehatan yang memengaruhi pasien demensia juga dapat menurunkan berat badan. Di sisi lain, menurut studi di Korea Selatan yang dimuat dalam jurnal BMJ Open tahun 2019 silam, penurunan berat badan yang signifikan juga dapat meningkatkan risiko demensia.

14. Penyakit Crohn

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi penyakit Crohn (creakyjoints.org)

Penyakit Crohn adalah kondisi inflamasi kronis pada saluran pencernaan. Oleh karena itu, malnutrisi dan penurunan berat badan amat umum. Menurut studi di Inggris dalam jurnal Gastroenterology Study and Practice tahun 2014, sebanyak 57 persen pasien penyakit Crohn mengeluhkan penurunan berat badan secara signifikan.

Tubuh pasien tidak menyerap nutrisi dan aktivitas makan menjadi sulit karena inflamasi pada perut dan mulut menyebabkan sensasi sakit dan tidak nyaman. Selain itu, faktor nafsu makan hingga efek samping pengobatan juga dapat menyebabkan penyusutan berat badan pada pasien dengan penyakit Crohn.

15. Artritis reumatoid

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi artritis reumatoid (techexplorist.com)

Seperti penyakit celiac, artritis reumatoid juga merupakan kondisi autoimun. Sementara gejala utamanya adalah nyeri sendi, tetapi penurunan berat badan sering kali diabaikan oleh pasien. Dilansir Medical News Today, artritis reumatoid dapat membuat nafsu makan menurun.

Gejala diare serta mual dan muntah bisa bikin angka timbangan menyusut. Lalu, karena pengidap artritis reumatoid kesulitan untuk olahraga, maka lama-lama massa otot bisa menyusut. Selain penyakit, efek samping pengobatan jenis radang sendi ini juga bisa menyebabkan penurunan berat badan.

Baca Juga: 7 Jenis Kanker Paling Langka di Dunia, Hanya Ada Sedikit Laporan

16. Lupus

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi wajah pasien lupus (azimute.med.br)

Lupus adalah penyakit autoimun yang menyebabkan inflamasi di berbagai daerah tubuh. Salah satu gejala yang sering dikeluhkan adalah penyusutan berat badan secara tiba-tiba. Menurut Lupus Foundation of America, penurunan berat badan dapat disebabkan oleh:

  • Tukak pada mulut dan inflamasi pada gusi
  • Penyakit asam lambung (GERD)
  • Tukak peptik
  • Lupus enteritis
  • Pankreatitis
  • Peritonitis
  • Asites 

Gejala-gejala penyakit yang tidak nyaman untuk makan, penurunan nafsu makan, mual dan muntah, hingga diare dapat menyebabkan penurunan berat badan. Selain itu, pengobatan lupus juga dapat menyebabkan efek serupa.

17. Penyakit Addison

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi hiperpigmentasi pada penyakit Addison (medicinenet.com)

Penyakit Addison adalah gangguan kelenjar adrenal yang terletak di dekat ginjal. Salah satu efek dari penyakit ini adalah kekurangan hormon kortisol dan aldosteron. Akibatnya, saat stres, tubuh malah meresponsnya dengan sensasi pusing dan mual.

Selain hiperpigmentasi, penurunan berat badan adalah salah satu gejala penyakit Addison. Gejala-gejala seperti depresi, sensasi tidak nyaman pada perut, mual dan muntah, diare, serta berkurangnya nafsu makan dapat menjelaskan mengapa pengidap penyakit ini mengalami penurunan berat badan.

18. Kekurangan zink

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi zink (nutraingredients.com)

Di antara mineral-mineral lainnya, zink adalah salah satu yang penting untuk fungsi imun dan metabolisme tubuh. Meski bisa dengan mudah didapat lewat makanan (terutama daging), kekurangan zink sering terjadi. Hal ini menyebabkan penurunan nafsu makan sekaligus berat badan.

National Health Institute (NIH) menjelaskan kalau kekurangan zink menurunkan kemampuan mengecap sehingga makanan jadi tak terasa enak. Selain itu, gejala lain seperti diare juga dapat menyebabkan penurunan berat badan.

Kekurangan zink bisa disebabkan oleh konsumsi antibiotik dan diuretik. Selain itu, NIH memperingatkan risiko kekurangan zink pada kelompok vegetarian.

19. Sindrom Sjögren

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi rongga mulut (freepik.com/asierromero)

Sindrom Sjögren adalah kondisi autoimun yang umumnya ditandai oleh dua gejala: mata kering dan mulut kering. Ini karena sindrom Sjögren memengaruhi kelenjar air mata dan air liur.

Selain kesulitan berbicara, kerusakan pada kelenjar air liur dapat memengaruhi indra pengecap serta menyebabkan kesulitan menelan dan makan. Absensi air liur dapat menyebabkan gigi berlubang dan/atau gigi tanggal, sehingga makin mempersulit aktivitas makan. Alhasil, berat badan pun berkurang.

20. Achalasia

Berat badan turun drastis karena apa?
ilustrasi heartburn (pixabay.com/naturalherbsclinic)

Achalasia adalah kerusakan saraf pada esofagus, saluran yang menghubungkan kerongkongan dan lower esophageal sphincter (LES). Otot pada esofagus tidak relaks dan otot LES gagal terbuka. Alhasil, makanan dan minuman tidak masuk ke lambung dan kembali ke atas.

Achalasia menyulitkan konsumsi makanan padat dan minuman. Selain itu, achalasia juga dapat menyebabkan gejala lain seperti kesulitan menelan dan nyeri ulu hati (heartburn). Oleh karena itu, kondisi ini bisa menyebabkan malnutrisi sekaligus penurunan berat badan.

Achalasia yang tak segera ditangani dapat meningkatkan risiko kanker esofagus, yang mana juga dapat menyebabkan penurunan berat badan mendadak.

Itulah daftar penyakit atau kondisi yang bisa menyebabkan penurunan berat badan secara tiba-tiba. Oleh karena itu, bila kamu mengalaminya dan disertai berbagai gejala lainnya yang tidak biasa, sebaiknya periksalah ke dokter agar bisa mendapat diagnosis akurat.

Baca Juga: 14 Program Diet Paling Berbahaya, Jangan Dipraktikkan!

Berat badan turun drastis gejala penyakit apa?

Berat badan turun drastis bisa menjadi salah satu gejala kanker, seperti limfoma, leukemia, kanker usus besar, kanker ovarium, kanker pankreas, kanker payudara, dan kanker paru-paru.

Penyakit apa yang menyebabkan badan semakin kurus?

Beberapa kondisi, seperti hipertiroidisme, gangguan pencernaan, HIV/AIDS, diabetes, hingga kanker, dapat mengakibatkan penurunan berat badan dan menyebabkan badan kurus. Diet ekstrim juga bisa menjadi penyebab badan kurus karena kurangnya asupan nutrisi untuk tubuh.

Apakah berat badan turun drastis berbahaya?

Efek Samping Berat Badan Turun Drastis Hilangnya massa otot. Dehidrasi. Gangguan elektrolit. Gangguan metabolisme tubuh.

Apa ciri ciri berat badan mulai turun?

Ciri-ciri Berat Badan Mulai Turun.
Jarang merasa lapar. ... .
Merasa lebih baik secara psikis. ... .
Pakaian jadi lebih longgar. ... .
3. Otot lebih kencang. ... .
4. Rasa nyeri berkurang. ... .
Tekanan darah menurun. ... .
6. Lebih sedikit mendengkur. ... .
7. Suasana hati membaik..