Berapa minimal partisi yang digunakan pada saat instalasi Debian 7 wezy a 5 b. 4 c. 1 D 3 e 2

I Worksheet Instalasi Debian 7 Berbasis Text 2014 JL. S R A G E N S A W A N G K E C. T A P I N S E L A T A N, K A B. T A P I N K A L I M A N T A N S E L A T A N, 71181

TUJUAN 1. Siswa mampu melaksanakan instalasi Debian 7 ALAT DAN BAHAN A. Alat 1. Seperangkat komputer. 2. Software VirtualBox. 3. DVD ISO Debian 7. B. Bahan 1. Worksheet. DASAR TEORI Minimum Hardware Requirement Pada situs remi Debian disebutkan bahwa minimum hardware requirement untuk Debian 7 adalah sebagai berikut: Install Type RAM (Minimal) RAM (Recommended) Harddisk No Desktop 64 MB 256 MB 1 GB With Desktop 128 MB 512 MB 5 GB Sumber: https://www.debian.org/releases/stable/i386/index.html.en Pada pertemuan kali ini kita akan menginstal Debian tanpa GUI. So, for several next weeks, kita cuma bakalan ngetik aja. Mouse tidak kita gunakan saat mengotak-atik Debian 7 nanti. Okay, kita akan menggunakan jumlah RAM yang direkomendasikan saja, yaitu 256 MB. Kemudian untuk kapasitas kita lebihkan dari 1 GB karena setelah instalasi Debian 7 ini, kita juga akan mencoba menginstal paket aplikasi pada Debian 7. Agar sama semua, kita sepakati saja kapasitas harddisk yang akan kita gunakan adalah 8 GB. Partisi Untuk menginstal Debian 7, kita hanya memerlukan sebuah partisi yaitu partisi / (dibaca root ). Partisi / dapat kita ibaratkan seperti drive C:\ pada Ms. Windows. Pada drive / ini Debian akan menyimpan operating system, aplikasi-aplikasi, dan file-file yang berhubungan dengan system. Bagaimana dengan data-data user, apakah Debian juga mengenal My Documents seperti pada Windows? Yap, ada! Namun namanya bukan My Documents, tetapi /home. /home adalah 2

sebuah folder yang berada di bawah /. Kita dapat memisahkan antara partisi / dengan partisi /home dengan cara membuat partisi tersendiri untuk /home. Penting bagi kita untuk memisahkan antara partisi / dengan partisi /home untuk tujuan keamanan data saat system mengalami crash atau saat instal ulang sistem. Ada satu partisi lagi yang sering menemani partisi /, yaitu partisi SWAP. So, what is SWAP? Swap adalah sebuah partisi yang digunakan oleh Linux (termasuk Debian) sebagai virtual memory saat sistem kehabisan RAM. SWAP juga digunakan oleh sistem untuk menyimpan core dump saat sistem mengalami crash. Apakah kita dapat melakukan instalasi Debian 7 tanpa menggunakan partisi SWAP? The answer is: of course we can. Pada zaman sekarang, kapasitas RAM komputer sudah sangat besar sehingga resiko kehabisan RAM itu merupakan hal langka. Jadi, membuat partisi SWAP itu tidak wajib, namun tetap direkomendasikan. Partisi SWAP sebenarnya sangat berguna bagi sistem enterprise yang menangani banyak pekerjaan dan mempunyai kecepatan baca-tulis harddisk yang tinggi. Namun, tidak terlalu terasa dampaknya bagi kita yang masih belajar mengenai Linux. Bahkan terkadang, server terasa sangat lambat saat ia menggunakan SWAP jika harddisk yang kita gunakan mempunyai kecepatan baca-tulis yang rendah. Bagaimana dengan teori yang berkata bahwa kapasitas partisi SWAP sebaiknya dua kali kapasitas RAM atau setidaknya hanya seperempat kapasitas RAM? Sebaiknya kita teliti lagi, darimana kita mengetahui hal tersebut? Penulis masih belum menemukan sumber (yang terpercaya) mengenai hal tersebut. Bahkan beberapa praktisi berkata: old rule of thumb does not make sense or nonsense. Besarnya kapasitas SWAP sebaiknya disesuaikan dengan kapasitas sistem, kecepatan harddisk, pekerjaan yang akan dilakukan oleh sistem, dan kebutuhan proses pengguna. PERENCANAAN PARTISI Pada praktikum kali ini, kita akan membuat tiga partisi dengan komposisi sebagai berikut: Partisi Kapasitas SWAP 1 GB atau 512 MB / 5 GB /home 2 GB atau sisanya 3

LANGKAH KERJA Sebelum anda melaksanakan praktikum, jangan lupa untuk mengambil screenshot pada setiap langkah yang anda lakukan. Screenshot ini dapat digunakan untuk membuat laporan praktikum Anda. A. Menyiapkan mesin virtual 1. Buatlah sebuah mesin virtual dengan spesifikasi seperti gambar di bawah ini: B. Menginstalasi Debian 7 1. Masukkan dulu DVD Debian ke dalam mesin virtual. 2. Hidupkan mesin. 4

3. Saat booting dari DVD Debian pertama kali tampilannya seperti di bawah ini. Jika kita ingin menginstal Debian menggunakan mode GUI, kita akan memilih Graphical install. Tetapi karena kita akan menggunakan mode Text, kita pilih opsi pertama yaitu Install saja. 4. Tahap kedua adalah pemilihan bahasa. Supaya tidak bingung, kita gunakan saja bahasa Inggris. 5

5. Kemudian kita akan memilih lokasi tempat tinggal kita. Kita pilih opsi other. 6. Kemudian kita pilih Asia. 6

7. Nah, baru kita cari Negara tercinta kita Indonesia 8. Kemudian untuk default locale settings, kita ngikut US aja. 7

9. Kemudian untuk keyboard, kita gunakan American English, sesuai dengan keyboard yang kita gunakan umumnya di Indonesia. 10. Tunggu beberapa saat. 8

11. Nah, kita diminta mengisi Hostname. Jika pada Windows, Hostname itu sama dengan Computer Name. Jika sudah diisi, pilih opsi Continue. Untuk berpindah-pindah opsi pada instalasi Debian 7 berbasis Text ini, Anda dapat menggunakan tombol Tab (dekat tombol Caps Lock). 12. Saat pertama kali menginstal, kartu jaringan akan dikonfigurasi secara default oleh Debian. Pilih saja No. 13. Kemudian untuk domain, kita kosongkan saja terlebih dahulu. 9

14. Berikutnya kita diminta untuk membuat password Root. Pada Windows Root adalah Administrator dengan kekuasaan tertinggi di dalam system. Pada instalasi Debian, pembuatan password tidak harus alay seperti pada Windows Server. Namun, password alay tetap direkomendasikan saat Anda membangun server di dunia kerja nantinya. 15. Masukkan kembali password yang sama. Catatlah password Anda pada buku catatan agar tidak lupa. 16. Okay, berikutnya kita akan membuat sebuah user. Isikan saja nama lengkap Anda, kemudian pilih opsi Continue. 10

17. Nah, pada tahap ini isikan username yang akan Anda gunakan. Catatlah username Anda ini pada buku catatan. 18. Next, kita diminta membuat password untuk username yang baru saja kita buat. Sangat direkomendasikan agar password user ini tidak sama dengan password Root. 19. Masukkan lagi password yang sama. Catatlah password untuk user baru Anda. Pada catatan, bedakanlah antara password untuk Root dan password untuk user. 20. Kemudian kita memilih time zone. Karena kita di Kal-Sel, kita pilih opsi kedua. 11

21. Jeng jeng jeng.! This is one of the most important parts in installing an operating system, even every operating system. It is partition. Kita akan belajar mempartisi harddisk secara manual pada Debian 7. Siapkan catatan Anda! 22. Perhatikan gambar di bawah ini! Terlihat bahwa Debian mendeteksi sebuah harddisk dengan kapasitas 8,6 GB dalam keadaan kosong (FREE SPACE). Pilih harddisk kosong tersebut, kemudian tekan tombol Enter. 23. Kita akan membuat partisi baru. Pilih opsi Create a new partition. 12

24. Pada gambar di bawah ini, dicontohkan bahwa kapasitas partisi untuk SWAP adalah 1 GB. Namun, Anda juga dapat membuat kapasitas partisi SWAP lebih kecil, seperti 400 MB, 500 MB, 543 MB, dll. Jika Anda ingin membuatnya dengan kapasitas lebih kecil dari 1 GB, jangan lupa untuk mengganti GB menjadi MB. 25. Pilih opsi Primary. 26. Agar partisi SWAP berada pada posisi paling awal atau atas pada susunan partisi, pilih opsi Beginning. 13

27. Secara default, partisi pertama yang dibuat akan menggunakan tipe EXT4 dan mendapat mount point sebagai root (/). Untuk menggantinya menjadi SWAP, pilih opsi Use as, kemudian tekan tombol Enter. 28. Pilih opsi swap area. 29. Okay, pilih opsi Done setting.. Selesai untuk pembuatan SWAP. 14

30. Berikutnya kita akan membuat partisi untuk /. Pilih partisi yang kosong (FREE SPACE yang berada di bawah partisi SWAP). Kita Create a new partition lagi. 31. Kita alokasikan 5 GB untuk partisi /. 32. Kita pilih Logical. 33. Pilih opsi Beginning agar posisi partisi / tepat berada setelah partisi SWAP. 15

34. Perhatikan gambar di bawah. Partisi yang sedang kita buat untuk / menggunakan file system EXT4 dan mount point-nya atau dijadikan sebagai /. pilih opsi Done setting. 35. Pilih sisa FREE SPACE yang ada. Kita akan membuat partisi /home menggunakan sisa harddisk yang ada. 36. Pilih Create a new partition lagi. 16

37. Biarkan nilai kapasitas partisi yang sudah terisi secara otomatis. Langsung Continue saja. 38. Pilih opsi Logical. 39. Perhatikan gambar di bawah ini! File system yang kita gunakan masih tetap EXT4. Nah, mount point-nya secara otomatis menjadi /home. Anda bisa menggantinya dengan cara memilih opsi Mount point, kemudian menekan tombol Enter. Karena mount point-nya sudah sesuai yang kita inginkan, pilih Done setting.. 17

40. Alright, proses mempartisi sudah selesai. Pilih Finish partitioning. 41. Nah, ini adalah summary atau rangkuman dari partisi yang sudah kita buat. Apakah Anda yakin dengan partisi yang sudah dibuat? Pilih Yes. 42. Alhamdulillah step-step mempartisi sudah selesai. Tunggu proses hingga selesai 18

43. Di sini kita ditanyai, apakah kita mempunyai Debian 7 DVD 2, DVD 3, dst. Tidak seperti di Windows, untuk menginstal aplikasi pada Debian kita harus menggunakan repository. Repository adalah kumpulan software-software yang dibuat untuk Linux seperti Debian. Terdapat beberapa macam Repository, diantaranya: berbentuk DVD, berbentuk alamat http, alamat ftp, atau berbentuk folder-folder. Karena kita hanya menggunakan DVD 1 saja dan tidak mempunyai bentuk repository yang lain, kita pilih No. 44. Nah, di bagian ini kita ditanya apakah kita ingin menggunakan repository yang berbentuk http (mirror). Berhubung kita tidak punya koneksi internet, kita pilih No saja. 45. Tunggu lagi beberapa saat. 19

46. Apakah Anda ingin berpartisipasi dalam survei penggunaan paket (software-software Debian)? Pilih saja Yes. Sebenarnya jika Debian tidak terkoneksi internet, opsi ini tetap tidak berlaku. 47. Di sini kita dapat memilih software-software yang ingin kita install. Hilangkan tanda bintang (*) pada semua pilihan kecuali pilihan Standard system utilities. Kita hanya memerlukan software-software dasar saja. 48. Apakah Anda ingin menginstal GRUB sebagai boot loader, pilih saja Yes. 20

49. Boot loader ini sangat berguna jika Anda ingin mempunyai dua sistem operasi yang berbeda di dalam satu komputer. Misal, pada komputer Anda sudah terinstal Windows 7. Kemudian Anda juga menginstal Debian pada komputer tersebut. Saat komputer pertama kali dihidupkan, maka akan ada pilihan untuk ke Windows dan ke Debian. Opsi dua pilihan inilah yang disebut boot loader. 50. Instalasi selesai Setelah Anda pilih Continue, maka komputer akan restart secara otomatis. 51. Di bawah ini adalah tampilan boot loader. Namun pada boot loader ini hanya terdapat pilihan untuk ke Debian saja. 21

52. Ini adalah tampilan login Debian. 53. Ketiklah username yang sudah Anda catat sebelumnya kemudian tekan Enter. Isilah password untuk username Anda (bukan password Root). Pada Debian, password yang Anda ketikkan tidak ditampilkan menggunakan tanda bintang (*) atau titik-titik. Setelah Anda login, Anda akan mendapati tanda dolar ($) seperti pada gambar di bawah. Tanda dolar berarti Anda sudah login sebagai user biasa. Untuk berpindah menjadi Root atau Super user, gunakan perintah su. Kepanjangan su adalah super user. Masukkan password Root yang sudah Anda catat tadi. Perhatikan pada gambar! Tanda pagar berarti bahwa Anda sudah login sebagai Root atau super user. 22

54. Perintah untuk men-shutdown Debian: - init 0 - poweroff - shutdown h now - halt Perintah halt sebenarnya tidak mematikan komputer secara sempurna. Saat Anda menggunakan virtualbox, tidak akan terlihat perbedaan antara perintah halt dengan perintah untuk shutdown lainnya. Namun pada server yang asli, akan ada perbedaan. 55. Perintah untuk me-restart Debian. - init 6 - reboot - shutdown r now 56. Cobalah untuk me-restart dan men-shutdown debian, kemudian loginlah kembali. Perintah untuk restart dan shutdown hanya bisa dijalankan pada posisi Root (tanda pagar). 23

C. Setting IP Address Pada windows, konfigurasi IP Address dilakukan menggunakan kotak dialog (GUI). Pada Debian, pengaturan IP Address dilakukan dengan meng-edit file konfigurasi. File konfigurasi pada Debian biasanya berbentuk teks. Artinya proses edit file memerlukan text editor (misal text editor pada windows adalah notepad). Text editor yang akan kita gunakan pada debian adalah nano. 1. File konfigurasi yang akan kita edit adalah /etc/network/interfaces. Nama file konfigurasi sebenarnya adalah interfaces. File interfaces ini berada di dalam folder /etc, kemudian masuk lagi ke dalam folder network. 2. Dengan demikian, sintak untuk melakukan pengeditan file interfaces menggunakan text editor nano adalah sebagai berikut: #nano /etc/network/interfaces Tekan tombol Enter 3. Nah, inilah tampilan isi file interfaces. Perhatikanlah beberapa tanda pagar yang ada di dalam file interfaces. Tanda pagar ini berarti sintak yang diketik setelah tanda pagar tersebut tidak akan dibaca oleh system, atau sering juga disebut sintak komentar. Baris-baris yang tidak terdapat tanda pagarnya inilah yang nantinya akan dibaca oleh system. 24

4. Ubahlah isi file interfaces menjadi seperti di bawah ini. Telitilah sintak yang Anda tuliskan baik-baik. Perhatikanlah gambar di atas. Di dalam kotak warna merah terdapat beberapa perintah yang dapat kita gunakan saat menggunakan text editor nano. Dua perintah paling penting untuk sekarang adalah perintah untuk menyimpan dan perintah untuk keluar dari text editor. Untuk menyimpan file konfigurasi yang sudah kita otak-atik, gunakan perintah Ctrl + O (writeout). Untuk keluar dari text editor, gunakan perintah Ctrl + X (Exit). Perhatikan lagi gambar! Di sana kita temui sintak eth0. Sintak eth0 berarti ethernet0. Istilah eth0 digunakan sebagai nama dari kartu jaringan yang dibaca oleh Linux. 5. Tekan Ctrl + O untuk menyimpan, kemudian tekan Enter. 25

6. Tekan tombol Ctrl + X untuk keluar dari text editor. Agar konfigurasi kita barusan terbaca oleh system, maka kita harus me-reload service jaringan kita. Perintah yang kita gunakan adalah: #service networking reload Jika tidak ada kesalahan penulisan pada file interfaces, maka tampilannya akan seperti gambar di atas. 26

7. Untuk mengecek hasil konfigurasi IP Address kita, gunakan perintah ifconfig. Perintah ini mirip dengan perintah ipconfig pada windows. 8. Selamat bagi Anda yang sudah berhasil mengkonfigurasi IP Address pada Debian! 9. Aturlah IP Address interfaces VirtualBox HostOnly pada windows menjadi 192.168.1.2/24. 10. Cobalah untuk mem-ping dari windows ke Debian! 11. Lakukan juga ping dari debian ke windows! Selamat mencoba! TUGAS Buatlah laporan (perorangan) untuk instalasi yang anda lakukan. Masukkan screenshot-screenshot yang anda ambil saat melaksanakan praktikum. 1. Cover 2. Tujuan 3. Spesifikasi machine pada software Virtual (Processor, RAM, HD) 4. Pembagian Harddisk yang digunakan (partisi) 5. Langkah kerja 6. Kendala dan Penyelesaian 7. Temuan 27

DAFTAR PUSTAKA AskUbuntu.com. How to decide on SWAP size. http://askubuntu.com/questions/62073/how-todecide-on-swap-size. Diakses pada tanggal 14 Maret 2014. Debian.org. Meeting Minimum Hardware Requirements. https://www.debian.org/releases/stable/i386/ch03s03.html.en. Diakses pada tanggal 24 Februari 2014. NIX Craft. Linux: Should You Use Twice the Amount of Ram as Swap Space?. http://www.cyberciti.biz/tips/linux-swap-space.html. Diakses pada tanggal 14 Maret 2014. 28