Berapa lama waktu tunggu haji reguler

VIVA – Melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci Mekah adalah impian semua umat Islam di seluruh dunia, tak terkecuali dengan Indonesia. Tapi sayang, waktu tunggu untuk pergi haji diperlukan penantian yang panjang. Seperti yang kita ketahui bahwa seseorang yang mendaftarkan diri untuk ibadah haji, tidak langsung diberangkatkan. 

Mereka harus masuk ke dalam daftar tunggu atau waiting list terlebih dulu. Calon jemaah haji yang sudah mendaftarkan diri, akan memperoleh nomor porsi dan menunggu keberangkatan untuk pergi ke Tanah Suci. Biasanya masa tunggu haji reguler di Tanah Air berkisar antara 7 sampai 8 tahun. Sementara untuk paket haji plus adalah 3 tahun. 

Akan tetapi, tak menutup kemungkinan masa tunggu itu menjadi lebih lama. Di Indonesia sendiri, sebagaimana yang dikatakan Kementerian Agama (Kemenag) bahwa masa tunggu jemaah haji terlama 76 tahun dan rata-rata nasional selama 26 tahun. Nah, berikut adalah beberapa hal yang membuat waktu tunggu haji menjadi semakin lama. 

1. Bermasalah dengan BPIH (Biaya Penyelenggara Ibadah Haji)

 Adanya jemaah haji yang tak melunasi BPIH, secara otomatis tidak dapat menjadi calon jemaah haji pada daftar tunggu tahun berikutnya. Kondisi lain bisa terjadi bila jemaah telah melakukan pelunasan BPIH, tapi tidak bisa berangkat pada tahun yang telah dijadwalkan. Sehingga otomatis dia akan masuk waiting list di musim berikutnya. 

2. Meningkatnya Animo Masyarakat

Jakarta -

Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima. Oleh karena itu merupakan kewajiban bagi yang mampu. Pelaksanaan haji untuk masyarakat Indonesia sendiri memiliki dua hal kendala yaitu waktu tunggu yang lama serta biaya yang relatif tinggi.

Untuk itu, Ketua Program Studi Doktor Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga, Raditya Sukmana memberikan solusi untuk permasalahan haji di Indonesia. Solusi tersebut ia sampaikan dalam diskusi dan bedah buku bersama Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), hari Rabu (19/01/2022).

Radit menjelaskan jika waktu tunggu ibadah haji tiap negara di dunia berbeda. Misalnya saja di Indonesia dan Amerika.

"Kalau di Indonesia, orang yang berhaji harus menunggu sekitar 30 tahun. Tapi kalau di Amerika, bisa 0 tahun yang artinya tidak perlu menunggu lama," ujar Radit yang dikutip dari laman Unair.

Selain itu ada beberapa faktor yang menjadi penyebab lamanya waktu tunggu keberangkatan haji. Faktor itu yaitu terbatasnya fasilitas dan jumlah calon jamaah yang banyak.

"Karena fasilitasnya di Mekah itu juga terbatas. Tapi antrean daftar tunggunya mencapai 5,5 juta orang sehingga kemudian waktu tunggu keberangkatan haji menjadi meningkat. Lain halnya dengan di Amerika yang mungkin jumlah penduduk muslimnya tidak sebanyak Indonesia," kata Radit.

Menurut Radit ada solusi untuk masalah ini. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi waktu tunggu keberangkatan haji di Indonesia.

"Kita bisa merevisi rumus kuota per negara. Misalnya yang kiranya seimbang dengan jumlah pendaftar haji. Untuk mencapai solusi tersebut ya tentu pemerintah Indonesia harus melobi Arab Saudi sebagai tempat dilaksanakannya haji itu," ujar Radit.

Adapun solusi selanjutnya yaitu memperbaiki fasilitas haji yang ada di Mekah. Hal ini dikarenakan Mekah merupakan lokasi penyelenggaraan ibadah haji.

"Pembangunan Masjidil Haram bisa dibuat setinggi Menara Zam-Zam, pengadaan transportasi publik seperti kereta api untuk internal Mekkah dan antar kota, serta pemanfaatan lahan kosong di Jeddah atau Mekkah guna akomodasi jamaah. Mengenai dana ya bisa bersumber dari negara lain," kata Radit.

Untuk biaya haji di Indonesia sendiri terbagi menjadi dua yaitu reguler dan haji plus. Biaya haji reguler mendapatkan subsidi dari pemerintah sebesar 30 juta yang awalnya 70 juta. Jadi calon jamaah haji hanya membayar 40 juta.

Adapun untuk haji plus dikenakan biaya 70 juta. Hal itu dengan waktu tunggu keberangkatan yang lebih singkat dibandingkan reguler.

"Biaya ibadah haji yang tinggi itu solusinya ada dua. Yakni dinaikkan secara berkala dan kuota haji reguler hanya untuk masyarakat tidak mampu," kata Radit.

Simak Video "Momen Jutaan Jemaah Haji Lakukan Ritual Lempar Jumrah"



(atj/lus)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu belakangan, media sosial ramai membahas sebuah unggahan yang berisi tentang estimasi daftar tunggu haji reguler Indonesia hingga 97 tahun. Dalam unggahan tersebut, tersaji beberapa daerah dengan daftar tunggu haji paling lama.  Daerah tersebut antara lain Kalimantan Selatan hingga 77 tahun, Kota Makassar selama 84 tahun, dan Kabupaten Bantaeng yang mencapai 97 tahun. Adapun estimasi tersebut, bersumber langsung dari laman Haji Kementerian Agama (Kemenag).  Menanggapi hal tersebut, Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kemenag Saiful Mujab mengatakan, estimasi tersebut bisa jadi lantaran kuota nasional tahun ini hanya 45,6%.  "Mungkin karena asumsi kuota tahun ini hanya 45,6%," kata Saiful saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/6/2022) pagi.  Pasalnya, pada haji 2022, pemerintah Arab Saudi hanya menyediakan kuota untuk Indonesia sebanyak 100.051 jemaah.   Jumlah tersebut menurun drastis, berkenaan dengan masih adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia.  Baca Juga: Mengintip Fasilitas Kamar Hotel Jemaah Haji Indonesia di Makkah Meski demikian, Saiful memastikan, apabila kuota nasional telah kembali 100%, secara otomatis estimasi akan kembali normal dan tidak selama yang terpapar saat ini.  "Bila kuota nasional kembali 100%, secara otomatis akan kembali lagi, karena itu sistem aplikasi," tutur dia. 

Daftar tunggu Kabupaten Bantaeng nyaris satu abad 

Menilik estimasi daftar tunggu haji reguler, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi daerah dengan masa tunggu terlama, yakni nyaris satu abad.  Kepala Bidang PHU Kantor Wilayah Kemenag Sulsel, Ikbal Ismail mengatakan, daftar tunggu hingga 97 tahun itu sesuai dengan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag 2022.  "Itu adalah data Siskohat dan dipengaruhi oleh pengurangan kuota haji oleh Kerajaan Arab Saudi karena pandemi Covid-19," ujar Ikbal di Makassar, Jumat (10/6/2022), dilansir dari Antara.  Lantaran dijalankan oleh sistem, Ikbal menuturkan bahwa daftar tunggu jemaah calon haji masih akan berubah dan menyesuaikan dengan kuota haji setiap tahun.  Baca Juga: Sembilan Hari di Madinah, Jemaah Haji Indonesia Dapat Makan 3 Kali Sehari "Website Siskohat Kemenag ini memang mengalami perubahan karena by system, utamanya terkait daftar tunggu atau waiting list," kata dia.  Adapun menurut Ikbal, kuota normal yang diberikan kepada jemaah haji Indonesia pada 2019 sebanyak 231.000 orang. Angka tersebut berkurang menjadi sebanyak 100.051 orang yang terdiri dari 92.825 kuota haji reguler dan 7.226 kuota haji khusus.  "Artinya mengalami penurunan drastis hampir dua kali lipat dari kuota normal sebelumnya, termasuk Sulsel yang tahun ini hanya mendapatkan kuota 3.320 jemaah," ungkap Ikbal. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Daftar Tunggu Haji hingga 97 Tahun, Ini Penjelasan Kemenag" Penulis : Diva Lufiana Putri Editor : Sari Hardiyanto Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Berapa lama waktu tunggu haji reguler

Banyak biaya yang harus Anda persiapkan sebelum menunaikan ibadah haji. Untuk memenuhi salah satu kewajiban bagi umat Muslim ini memang diketahui memakan budget yang tak sedikit. Oleh karena itu, Anda harus mengetahui dan mempersiapkan berbagai biaya yang dibutuhkan untuk naik haji. Apa saja? Berikut informasi lengkapnya.

Biaya paket perjalanan

Besarnya biaya paket perjalanan haji yang harus Anda keluarkan tergantung pada paket ibadah haji pilihan. Indonesia sendiri memiliki dua jenis paket haji, yaitu Haji Reguler dengan biaya mulai dari Rp34 juta – Rp39 juta (tergantung embarkasi keberangkatan) dan Haji Plus dengan biaya mulai dari Rp75 juta – Rp95 juta (tergantung lama calon jamaah berada di Tanah Suci). Perbedaan harga kedua jenis paket haji tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Pertama, waktu tunggu keberangkatan. Antrean keberangkatan jamaah haji reguler bisa selama 4-10 tahun, sedangkan jamaah Haji Plus hanya perlu menunggu maksimal 3 tahun. Kedua, jumlah hari. Waktu Anda berada di Tanah Suci berkisar 40 hari untuk jamaah Haji Reguler dan 19 – 26 hari untuk jamaah Haji Plus. Ketiga, konsumsi. Jamaah Haji Reguler harus mengurus konsumsi sendiri selama 30 hari berada di Mekkah, sedangkan konsumsi jamaah Haji Plus telah sepenuhnya diurus pihak penyelenggara haji.

Biaya perlengkapan haji

Berapa lama waktu tunggu haji reguler

Banyak hal yang harus Anda catat sebagai persiapan haji kali ini, termasuk biaya perlengkapan haji. Perlengkapan haji perlu dipikirkan, karena dapat menunjang kelancaran ibadah haji Anda. Beberapa perlengkapan haji yang perlu Anda siapkan di antaranya adalah perlengkapan busana, seperti pakaian ihram atau gamis, jilbab, sabuk, alat ibadah, hingga jaket. Jangan lupa pula untuk membawa obat-obatan, perlengkapan makan dan minum, hingga perlengkapan mandi, sunscreen, dan kacamata hitam bila perlu. Sisihkanlah waktu untuk merinci perlengkapan haji yang Anda butuhkan untuk menetapkan anggaran yang harus dikeluarkan. 

Biaya vaksin meningitis

Berapa lama waktu tunggu haji reguler

Sebelum melangsungkan ibadah haji, sebaiknya Anda menyiapkan biaya untuk melakukan vaksin meningitis. Berdasarkan informasi dari WHO (World Health Organization), Arab Saudi merupakan salah satu tempat endemik bagi penyebaran virus penyebab penyakit Meningitis, virus yang sangat berbahaya,karena bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu, sebagai calon jamaah haji, sebaiknya Anda melakukan vaksin Meningitis paling lama 2-4 minggu sebelum keberangkatan, karena kekebalan vaksin baru beraksi dua minggu setelah penyuntikan dan bertahan selama dua tahun. Biaya yang harus Anda keluarkan juga tidak terlalu besar, berkisar antara Rp300 ribu – Rp450 ribuan.

Biaya syukuran

Syukuran merupakan salah satu kebiasaan yang sering dilakukan sebelum berangkat maupun setelah pulang dari Tanah Suci. Bila Anda berencana mengadakan syukuran, maka sebaiknya hitung jumlah tamu yang hendak diundang. Dengan mengetahui banyaknya jumlah tamu, Anda bisa menghitung biaya yang harus disiapkan untuk membeli makanan dan minuman yang akan disajikan. Bila Anda berencana mengundang lebih dari 100 orang, akan lebih ekonomis hidangan yang disajikan berupa prasmanan.

Biaya oleh-oleh

Berapa lama waktu tunggu haji reguler

Membawa pulang oleh-oleh sudah menjadi sebuah kebiasaan bahkan kewajiban saat bepergian, tak terkecuali ketika Anda melangsungkan ibadah haji. Siapkan bujet untuk membeli oleh-oleh untuk orang-orang terdekat. Bila jumlah orang yang ingin Anda beri oleh-oleh cukup banyak, Anda bisa memilih barang-barang dengan harga relatif murah, seperti tasbih, peci, aksesoris, parfum, dan berbagai item murah lainnya. Biasanya harga oleh-oleh di Mekkah berkisar antara Rp3.000 – Rp15.000 per item, tergantung item yang dipilih. Anda bisa membeli banyak barang dari satu toko agar dapat menawar dan mendapatkan diskon yang cukup besar. 

Biaya untuk keluarga yang ditinggal selama naik haji

Tidak hanya biaya perjalanan selama menunaikan ibadah haji yang harus Anda pikirkan, biaya untuk keluarga yang ditinggal selama Anda naik haji juga harus disiapkan. Persiapan haji satu ini semakin penting jika Anda berperan sebagai pencari nafkah bagi keluarga. Siapkanlah anggaran sebagai biaya hidup rumah tangga bagi keluarga yang ditinggal selama Anda berada di Tanah Suci. Paling tidak Anda perlu menyiapkan biaya hidup keluarga selama dua bulan. Jangan lupa untuk menyiapkan dana darurat yang mungkin saja dibutuhkan oleh keluarga di Indonesia selama Anda menunaikan ibadah haji.

Dengan mengetahui biaya persiapan haji 2019 di atas, Anda dapat melangsungkan perjalanan haji dengan tenang, nyaman, dan menyenangkan. Tak perlu berkecil hati bila hingga saat ini Anda belum memiliki kesempatan untuk menunaikan ibadah haji. Mulailah merencanakan dana ibadah haji dari sekarang.