Berapa lama masa produktif ayam petelur dalam menghasilkan produksi telur

Untuk pembelian bibit ayam petelur, kondisinya hampir sama seperti saat membeli bibit ayam pedaging yaitu pada saat ayam-ayam tersebut baru saja ditetaskan, atau saat ayam masih berusia 0 tahun, bedanya dengan ayam pedaging yang sejak baru saja menetes tersebut, bisa langsung produksi.

Tetapi untuk ayam petelur kita tidak bisa langsung menikmati hasil produksi telurnya, karena untuk mencapai usia produksi, yaitu saat ayam siap untuk bertelur, maka ayam petelur memerlukan waktu sampai kira-kira berusia 4 bulan.

Lalu setelah berumur 4 bulan tesebut, atau pada usia ayam menginjak remaja, maka biasanya ayam petelur akan mulai siap untuk menghasilkan telur, dan biasanya produksi telur ini akan bertahan hingga  mencapai ayam mencapai umur 20 bulan, dan setelah mencapai umur 20 bulan, maka produksi telur dari ayam-ayam tersebut secara berangsur-angsur akan menurun, hingga ayam-ayam tersebut dirasa tidak produktif lagi.

Biasanya setelah ayam berusia 20 bulan atau lebih, meskipun telur yang dihasilkan sudah tidak sebanyak dulu, tetapi ternyata kebutuhan untuk pakan masih tetap tinggi, maka dari itu jika masih terus dilanjutkan untuk merawat ayam yang sudah tua ini, dapat dipastikan bahwa para peternak akan mengalami kerugian.

Karena itu jika sudah mendekati usia afkir tersebut, maka ayam petelur akan segera dilakukan peremajaan dengan ayam petelur yang lebih produktif atau dengan ayam yang usianya lebih muda.

Biasanya untuk ayam petelur yang sudah tua ini, tidak akan dibuang begitu saja, tetapi masih bisa dijual untuk dijadikan sebagai ayam potong untuk diambil dagingnya. Tetapi biasanya harga daging ayam petelur afkir ini akan lebih murah dari pada daging ayam pedaging.

Hal ini karena rasa dari ayam petelur afkir yang sudah tidak seenak daging ayam pedaging. Dan juga karena usianya yang sudah tua, maka hal ini membuat daging ayam petelur terasa lebih keras, dari pada ayam pedaging / broiler.

Kebanyakan di daerah tempat tinggal saya biasanya daging dari ayam petelur ini akan dijadikan sebagai bahan baku untuk membuat sosis dan juga nauget ayam dan beberapa produk olahan lainnya. Alasannya karena saat dibuat sosis ataupun nauget, maka tekstur daging ayamnya tidak akan terlihat lagi. Sehingga konsumen tidak akan melakukan protes.

Lagi pula dengan dibuat produk olahan jadi, maka sebenarnya cara ini cukup ampuh dalam menyerap daging ayam petelur yang banyak, karena biasanya setiap peternakan ayam petelur, mereka bisa langsung menghasilkan ribuan ayam dalam setiap kali melakukan peremajaan.

Dan biasanya konsumen rumah tangga jarang ada yang menggunakan daging ayam petelur ini untuk keperluan sehari-hari, jadi memang pasar dari daging ayam ini tidak terlalu besar.

Share on Facebook Share on LinkedIn Share on WhatsApp Share on Telegram

Manajemen ternak ayam petelur meliputi kualitas bibit, pengaturan pakan, kandang, penyakit, dan pencahayaan.

Kesuksesan dalam ternak ayam petelur bisanya tidak mengabaikan salah satu dari hal di atas. Oleh sebab itu, mari perlahan – lahan kita mempelajarinya.

Manajemen ternak ayam petelur

Untuk berhasil dalam menjalankan usaha ternak ayam petelur, diperlukan start atau awal yang bagus. Ini adalah modal awal supaya mesin produksi telur berjalan lancar dan sesuai harapan.

Pullet harus memenuhi target yang di haruskan supaya nantinya produksi telurnya maksimal.

Ada beberapa kriteria yang harus di penuhi, kalau tidak ingin pusing kedepannya. Kriteria tersebut adalah:

  • Ayam harus mulai bertelur pertama kali pada usia 18 – 19 minggu. Jika terlambat, maka puncak produksi telur yang dihasilkan akan mundur juga. Akibatnya, cashflow anda terganggu.

  • Produksi telur sudah maksimal pada usia 26 – 29 minggu. Target maksimal adalah produksi telur minimal 90%. Kalau jumlah ayamnya 100 ekor, maka jumlah telurnya minimal 90 butir.

  • Berat telur rata-rata 59,6 gram per butir. Jadi per kg nya berisi 16 – 17 butir telur.

Kriteria target tersebut adalah sebagaimana yang di publikasikan oleh info.medion.co.id

Bagaimana cara mencapai target tersebut?

Masa usia 18 – 26 minggu adalah masa yang sangat menentukan kualitas ayam petelur.

Oleh karena itu untuk mencapai target tersebut ada 4 hal yang perlu dipersiapkan secara maksimal.

1 .Pullet harus berkualitas

Pembelian pullet harus dipastikan sudah melalui tahap vaksinasi yang lengkap. Hal ini bisa ditanyakan kepada pihak penyedia atau suplier pulletnya. Selain itu grade pullet juga harus yang platinum.

Ayam petelur mulai mengalami dewasa alat reproduksinya pada minggu 18 ini. Oleh karena itu pada tahap ini berat ayam petelur harus sekitar 1500 gram atau 1,5 kg.

Tanda ayam petelur yang sudah dewasa haruslah mempunyai ciri – ciri fisik sebagai berikut:

  • Jengger besar, tebal dan berwarna merah.

  • Badan berisi, bulu lebat, bulu klimis atau mengkilat.

  • Paruh berwarna kuning

  • Kulit kaki bagian betis dan ceker berwarna kuning.

  • Panjang ceker, dari lutut sampai telapak ceker panjangnya 10,4 cm. Panjang ceker ini tidak bertambah sampai ayam tua.

  • Kloaka atau anus membesar dengan disertai cairan pelumas.

  • Ayam senang berkotek dan jinak.

2. Waktu Pemindahan Kandang

Membeli pullet usia 14 minggu langsung bisa ditempatkan di kandang baterai. Masih ada waktu sekitar 4 minggu bagi ayam untuk beradaptasi sebelum masa bertelur pertama kali.

Hal ini menjadi lebih baik karena anjuran standar pemindahan kandang minimal 2 minggu sebelum masa bertelur mulai.

Berikut ini adalah cara-cara yang baik untuk memindahkan ayam petelur ke kandang.

  1. Tempatkan ayam ke kandang saat cuaca tidak panas. Bisa pagi, sore atau malam.

  2. Lakukan pemindahan secara hati-hati untuk mencegah terjadinya kecacatan pada ayam.

  3. Setelah masuk kandang ayam sebaiknya jangan diberi pakan terlebih dahulu supaya tidak memicu stress.

  4. Air minum harus tersedia.

  5. Berikan vitamin dan elektrolit untuk meningkatkan stamina tubuh ayam. Ini dapat mengurangi stress.

3. Pakan dan air minum

Pakan yang diberikan harus memiliki kualitas nutrisi yang standart. Untuk masa produksi jumlah protein kasa dalam harus adalah 17% sedangkan serat kasarnya tidak boleh lebih dari 7 %.

Air minum yang diberikan harus air minum yang segar, bersih dan sehat.

Air harus selalu tersedia. Karena semakin banyak makan semakin banyak minum.

Pemberian pakan diberikan 2 – 3 kali dalam sehari. Waktu yang pas untuk memberi makan ayam petelur adalah pagi dan sore atau malam.

Pada pagi hari pakan diberikan pada jam 05.00 – 07.30 WIB. Sedangkan pada sore hari pakan dapat diberikan pada jam 14.00 – 16.00 WIB. Apabila pemberian pakan dilakukan malam hari sebaiknya diberikan pada jam 18.00 – 21.00 WIB.

Jumlah pakan pada pagi hari diberikan sebanyak 30 – 40 % sedangkan untuk sore sampai malam hari diberikan sisa jumlahnya yaitu 60 – 70 %.

Jam pemberian pakan harus tetap. Sebaiknya jangan berubah-rubah untuk menghindari stress pada ayam.

Manajemen ternak ayam petelur dalam hal pakan harus bisa fleksibel. Karena harga pakan sepertinya tidak akan turun. Oleh sebab itu, alternatif – alternatif pakan ayam petelur sebaiknya mulai dikumpulkan referensinya.

Selain sebagai alternatif untuk harga yang murah, penggunaannya tidak boleh menurunkan performanya. Tujuannya agar ayam petelur bertelur sesuai targetnya.

4. Pencahayaan

Pencahayaan penting sekali untuk membantu proses produksi telur ayam petelur.

Fungsi dari pencahayaan ini adalah:

  1. Merangsang nafsu makan

  2. Merangsang hormon fsh untuk pembentukan kuning telur

  3. Merangsang hormon lh untuk pelepasan sel kuning telur.

Lama pencahayaan sebaiknya jangan dikurangi.

Untuk masa produksi telur pencahayaan maksimal 16 jam (12 jam sinar matahari + 4 jam sinar lampu di malam hari) atau penambahan cahaya lampu maksimal 4 jam/hari.

Umur ayam (minggu)

Komposisi terang gelap (Jam)

Intensitas (lux)

Terang

Gelap

10-16

12

12

5 – 10

17

13

11

5 – 10

18

13,5

10,5

5 – 10

19

14

10

10 – 20

20

14,5

9,5

10 – 20

21

15

9

10 – 20

22

15,5

8,5

10 – 20

23

16

8

10 – 20

24

16

8

10 – 20

25

16

8

10 – 20

Sumber. Info.medion.co.id

Lampu ini cukup memberikan pengaruh terhadap produksi ayam petelur. Oleh karena itu saya sudah menulis beberapa artikel yang membahas khusus tentang lampu ini.

Silahkan di baca. Ini link artikelnya.

14.400 ayam petelur yang diberi LED warna merah.

Lampu pijar, neon vs LED untuk ayam petelur.

Menentukan jumlah lampu yang pas untuk kandang ayam petelur.

Itulah hal – hal yang perlu diketahui dalam manajemen ternak ayam petelur, supaya usahanya berjalan dengan lancar. Jangan lupa berdoa dan berserah.

Share on Facebook Share on LinkedIn Share on WhatsApp Share on Telegram