Berapa lama jarak vaksin astrazeneca pertama dan kedua

Berapa lama jarak vaksin astrazeneca pertama dan kedua
Berapa lama jarak vaksin astrazeneca pertama dan kedua

indonesiabaik.id - Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan panduan terbaru tentang rentang waktu pemberian vaksin COVID-19 dosis pertama dan kedua.

Rentang Penyuntikan Vaksin Terbaru

Dalam siaran pers virtual di Youtube Setpres, Senin (12/4), dr Reisa Broto Asmoro kembali mengingatkan aturan terkait rentang penyuntikan dosis pertama dan kedua vaksin corona. Hal ini sesuai dengan panduan yang baru dikeluarkan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI.

Dalam panduan terbaru itu, terdapat penyesuaian yakni interval penyuntikan dosis pertama dan kedua vaksin AstraZeneca kini dipatok 12 minggu. Dari rentang penyuntikan yang awalnya 8-12 minggu.

Begitupun dengan vaksin COVID-19 jenis Sinovac, jarak antara pemberian dosis pertama dan kedua adalah 28 hari, baik untuk vaksin coronaVac Sinovac dan buatan Bio Farma.

Penyesuaian Pemberian Dosis Vaksin

dr Reisa menjelaskan, untuk AstraZeneca hasil kerja sama dengan COVAX Facility, disesuaikannya jarak penyuntikan dosis pertama dan kedua menjadi 12 minggu itu dilakukan agar jadwal lansia dan pelayan publik untuk dosis kedua dapat disamakan.

Berdasarkan para ahli, penyesuaian masa interval ini masih dapat memberikan imunitas optimal kepada penerima vaksin. Justru ini dapat membangun kekebalan tubuh selama dan semaksimal mungkin.

Berapa lama jarak vaksin astrazeneca pertama dan kedua

Indonesiabaik.id - Program vaksinasi COVID-19 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memutus mata rantai penularan virus Corona dimana pemberian vaksin COVID-19 terbagi menjadi dua dosis dengan rentang waktu atau jarak yang sudah ditetapkan.

Bagaimana jika ada penerima vaksin yang melakukan vaksinasi dosis kedua tidak sesuai jadwal?

Penyuntikan vaksin COVID-19 akan dilakukan sebanyak dua kali. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan antibodi yang dibentuk oleh tubuh. Dengan demikian, tubuh akan memiliki respons kekebalan yang lebih kuat dalam melawan virus Corona.

Apabila penerima vaksin melakukan vaksinasi dosis kedua tidak sesuai jadwal, biasanya akan diberikan waktu toleransi kepada penerima vaksin yakni 7-10 hari. Oleh karena itu, dianjurkan kepada masyarakat untuk melakukan vaksinasi sesuai jadwal yang telah diberikan petugas vaksin.

Respons yang terjadi jika seseorang terlambat atau mendahului dari jadwal vaksinasi bisa menyebabkan vaksin menjadi tidak optimal. Pasalnya, menurut hasil uji klinis misalnya pada vaksin Sinovac sudah ditentukan bahwa pada hari ke-28 adalah angka titer antibodi tertinggi yang nantinya akan menurun setelah 7-10 hari kemudian.

Namun, beberapa kendala terkadang muncul setelah penyuntikan vaksin dosis pertama, sehingga pemberian dosis kedua menjadi tertunda. Salah satu contohnya adalah peserta terinfeksi virus Corona setelah penyuntikan dosis pertama.

Ini berarti peserta yang terinfeksi virus Corona setelah menerima vaksin COVID-19 dosis pertama juga akan menerima vaksin COVID-19 dosis kedua 3 bulan setelah dinyatakan sembuh.

Vaksin dosis primer dan booster memiliki rentang masing-masing. Jarak vaksin pertama dan kedua, tergantung dari jenis vaksin yang kita pilih. Sedangkan vaksin booster biasanya paling cepat adalah 3 bulan. 

Pada perjalanannya, durasi jarak vaksin ini mengalami penyesuaian sehingga beberapa jenis vaksin dan dosis bisa berlangsung lebih cepat. Hal ini tentunya dengan pengawasan dan persetujuan institusi kesehatan di masing-masing negara dan WHO sebagai organisasi kesehatan dunia. 

Lalu bagaimana sebenarnya aturan detail untuk bisa melakukan vaksin? Dan bagaimana bila ternyata jarak vaksin kita ada yang terlambat? Begini penjelasannya. 

Jarak vaksin pertama dan kedua

Berapa lama jarak vaksin astrazeneca pertama dan kedua
[Sumber gambar]Dosis vaksin pertama dan kedua merupakan vaksin primer. Sebelum mendapatkan vaksin booster, kita perlu lebih dulu mendapatkan vaksin primer ini. 

Seperti yang sudah kita bahas, jarak antara vaksin pertama dan kedua tergantung pada jenis vaksin yang kita pilih. Vaksin Sinovac misalnya, jarak antara dosis 1 dan 2 adalah 14 hari. Sementara Sinopharm dan Novavax adalah 21 hari. Vaksin AstraZeneca, Moderna dan Pfizer adalah 28 hari. Vaksin 1 dan vaksin kedua adalah satu jenis vaksin yang sama. 

Jarak vaksin kedua dan ketiga, bagaimana jika telat?

Vaksin booster adalah vaksin dosis ke-3 yang saat ini peruntukannya untuk warga masyarakat yang sudah menerima dosis primer dan berusia 18-59 tahun. Bila kita sudah bisa mendapatkan vaksin booster, biasanya mendapat e-ticket di aplikasi Peduli Lindungi. Sementara itu jarak minimal dari vaksin kedua adalah 3 bulan.

Lalu, bagaimana bila jarak vaksin pertama dan kedua atau vaksin primer dan booster lebih dari 6 bulan? Hal tersebut kemungkinan besar kita terlambat mendapat vaksin berikutnya, sehingga pemerintah menyarankan untuk vaksin ulang. 

Untuk lebih lanjutnya, kita bisa meminta keterangan dan bantuan dari koordinator penyelenggara vaksin di tempat masing masing bila kesulitan mendapatkan vaksin tersebut. 

Bila memiliki kesempatan untuk menyegerakan vaksin booster sesuai jadwal, sebaiknya kita segerakan supaya tidak terlambat. 

Melengkapi jarak vaksin pertama dan kedua dengan booster

Vaksin dosis satu dan dua kita sebut sebagai vaksin primer. Merupakan dua vaksin inti yang sebaiknya kita penuhi demi mendapatkan proteksi dasar. Sementara ada juga vaksin dosis tiga yang merupakan booster atau penguat. 

Dasar dari perlunya mendapat vaksin booster ini adalah karena varian virus yang terus bermutasi sepanjang pandemi yang lalu. Sehingga vaksin dosis ketiga ini bisa memberikan perlindungan ekstra dari varian baru seperti Omicron yang sempat muncul sebagai gelombang ketiga. 

Sebaiknya, ketiga dosis ini kita lengkapi, karena pada dasarnya virus ini probabilitas keberadaannya masih ada. Yang membuat Covid-19 saat ini nampak jauh berkurang adalah karena masyarakat sebagian besar sudah mendapatkan vaksinasi. Meski demikian, para ahli dan Kementerian Kesehatan di masing-masing negara tetap menganjurkan kita untuk waspada. 

Vaksin ketiga di Indonesia menjadi syarat bermobilitas bagi warga yang ingin keluar kota, keluar pulau, bahkan keluar negeri. Hal tersebut sebagai antisipasi warga menjadi carrier virus ke lokasi lainnya. Apalagi dengan sibuknya jalur transportasi dan mobilisasi masyarakat di negara kita. 

Perbedaan vaksin dan obat Covid-19

Awalnya, banyak yang masih protes. Buat apa vaksin kalau masih bisa terpapar? Hal tersebut karena vaksin dan obat Covid-19 adalah dua hal yang berbeda. Keduanya juga tak membuat kita ‘kebal’ virus Corona secara absolut. 

Vaksin adalah bentuk usaha untuk melindungi kita dari virus tertentu. Jenis vaksin sendiri ada banyak, tergantung penyakitnya. Cara kerja vaksin adalah ‘melatih’ imunitas kita seakan pernah mendapatkan memori terhadap virus tersebut. 

Yang masuk ke dalam tubuh pun merupakan sel virus yang telah dilemahkan atau modifikasi RNA. Jadi, bukan microchip seperti kebanyakan isu. Vaksin tidak menjamin tidak tertular, tapi bisa mengurangi level keparahan atau menjadikan kita OTG (orang tanpa gejala). 

Sedangkan obat Covid-19 kita gunakan setelah memang terpapar dan sakit. Tujuannya adalah penyembuhan. Jadi antara vaksin dan obat, tidak ada yang membuat kebal. Hanya bersifat antisipasi dan pengobatan. 

Proteksi sebenarnya adalah protokol kesehatan

Berapa lama jarak vaksin astrazeneca pertama dan kedua
[Sumber gambar]Agak sulit menerima kebiasaan new normal, karena memang agak membatasi ruang gerak dan menghirup udara segar. Apalagi sejumlah pembatasan yang ketat di masa puncak gelombang pandemi, cukup berdampak pada aspek lain, seperti geliat ekonomi. 

Namun, protokol kesehatan 3M dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan, sebenarnya yang relatif paling bisa melindungi kita dari berbagai penyakit, tak hanya Covid-19. Bila menerapkannya dengan cara yang benar, dalam kondisi gelombang turun seperti sekarang, relatif lebih aman di tempat yang ramai. Misalnya MRT, pasar atau kerumunan lainnya yang berisiko saling membawa penyakit. 

BACA JUGA: Vaksin ke 3 Bikin Demam, Ini Cara Mengatasinya agar Tidak Parno

Itulah penjelasan mengenai vaksin primer dan booster yang sama-sama esensial. Mari melengkapi dosis vaksin kita agar sama-sama tenang, aman dan nyaman menjalani kehidupan normal baru ini.