Berapa lama ganja bertahan di dalam tubuh

Awas Menghirup Ganja Bisa Mempengaruhi Hasil Tes Urine simak penjelasan lengkapnya pada postingan berikut ini!

Berapa lama ganja bertahan di dalam tubuh

Ganja atau Mariyuana adalah zat terlarang yang berasal dari tanaman Cannabis yang telah dikeringkan. Dalam tanaman Cannabis mengandung zat aktif yang disebut Tetrahidrokanabinol (THC).

Berapa lama ganja bertahan di dalam tubuh
Awas Menghirup Ganja Bisa Mempengaruhi Hasil Tes Urine

Ganja berasal dari tanaman Cannabis Sativa yaitu pada daun, batang dan tunas. Ganja biasanya di pakai dengan cara merokok, bahan makanan dan diseduh menjadi teh. Mengonsumsi ganja secara berlebihan dan berkepanjangan akan berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. 

Dilansir dari alodokter, ada berbagai efek ganja untuk kesehatan tubuh. Walaupun bisa merasakan sensasi menenangkan, tetapi ganja justru membuat hidup semakin tidak tenang. Salah satunya masalah kesehatan dan berkaitan dengan hukum.

Bagaimana dengan orang yang hanya menghirup ganja namun tidak mengonsumsinya? Apakah ganja sangat berpengaruh pada kesehatan dan hasil tes urine? Simak yuk penjelasannya berikut ini.

Dilansir dari Alodokter, ganja adalah zat terlarang yang berasal dari tanaman Cannabis Sativa di keringkan. Tanaman tersebut mengandung zat aktif yaitu tetrahydrocannabinol (THC). Zat ini bisa mempengaruhi kerja otak dan menimbulkan efek euforia dan rileks pada penggunanya. Apabila dikonsumsi secara berlebihan akan menimbulkan gejala cemas berlebihan, panik, ketakutan dan gejala psikosis (delusi, halusinasi, tidak mampu mengenali realitas).

Berapa lama zat THC berada dalam tubuh kita? 

Pemeriksaan urin untuk mendeteksi adanya zat sisa metabolisme THC yakni THC-COOH (Carboxy-Tetrahydrocannabinol).  Zat tersebut bisa terdeteksi pada urin tergantung pada seberapa banyak THC yang dihirup dan berapa lama digunakan. Ketahui juga, berapa lama narkoba hilang di urine.

THC adalah zat yang bisa larut dalam lemak. THC juga bisa menumpuk dan terakumulasi dalam jaringan lemak, jadi busa bertahan lama dalam tubuh.

Seseorang yang menghisap ganja sebanyak satu kali, hasil pemeriksaan urin bisa positif hingga 8 hari lamanya. Sedangkan jika menghisap ganja 2-4 kali perminggu, urinnya masih positif hingga 18 hari. Sementara itu, jika menghisap ganja secara reguler atau setiap hari, pemeriksaan urin bisa positif hingga sebulan atau lebih.

Bagaimana jika menghirup pembakaran Ganja?

Asap dari pembakaran ganja tetap mengandung zat THC dalam jumlah tinggi. Pemeriksaan urin yang dilakukan pada orang menghisap asap dari pembakaran ganja atau Secondhand Smoker bisa menunjukkan hasil positif pada THC.

Apabila kamu sudah mengetahui Ganja itu ilegal penggunanya, sebaiknya menghindari hal tersebut. Apabila kamu sedang berada orang yang sedang menghisap ganja, jangan berada di dekatnya.

Asap dari pembakaran ganja sudah terbukti mempunyai efek negatif bagi Secondhand Smoker. Untuk membantu mempercepat menghilangkan zat tersebut pada tubuh, sebaiknya perbanyak minum air putih dan berolahraga. Melakukan kegiatan olahraga bisa meningkatkan  metabolisme dan mempercepat pembakaran lemak. Sehingga zat THC lebih cepat di keluarkan dari tubuh. 

Apa yang terjadi pada tubuh jika menghisap ganja?

Berapa lama ganja bertahan di dalam tubuh
Awas Menghirup Ganja Bisa Mempengaruhi Hasil Tes Urine

Dilansir dari Tribunnews, menurut data NHS, Frank, Yale University and American’s National Institute for Health, jika seseorang setelah menghisap ganja akan mengalami hal-hal berikut ini pada tubuh.

Baca juga Ini Ciri-ciri Orang yang Mengganja, Secara Fisik dan Psikisnya

Pada saat menghisap ganja akan merasakan reaksi Euforia (Fly atau High) secara instan. Barang ilegal ini akan menstimulasi otak untuk melepaskan zat Chemical Dopamine. Hal tersebut sana seperti yang dialami seseorang yang mengonsumsi obat-obatan seperti kokain, heroin, dan alkohol.

  • Meningkatkan detak jantung

Ketika seseorang menghisap ganja akan merasakan meningkatnya rasi detak jantung sebesar 29 persen hingga 100 persen. Efeknya pun akan bertahan selama tiga jam setelah menghisap ganja. Saat menghiasi ganja ada yang merasakan tenang dan nyaman, tetapi ada juga yang merasakan panik, paranoid atau ketakutan.

Kandungan pada ganja yaitu THC bisa menimbulkan rasa “Fly”. Zata tersebut akan terus mempengaruhi sistem kerja pada bagian otak, termasuk pada area yang mengatur koordinasi gerakan dan memori ingatan. Sehingga saat menghisap ganja tidak mampu mengendalikan saat mengendarai, menggunakan alat elektronik dan mengingat apa yang telah dilakukan.

Zat yang terkandung dalam ganja yaitu C1BR sangat mempengaruhi kinerja area reseptor pada otak,yang bertanggungjawab dalam mengatur rasa lapar. Jadi efeknya yang akan ditimbulkan, memutarkan sinya yang terkirim ke otak. Biasa yang mengirim sinyal jika kamu sudah kenyang dan berhenti untuk makan. Ini malah akan merasakan selalu lapar.

Apa saja efek samping menghisap ganja untuk kesehatan?

Dikutip dari Healthshots, ada beberapa efek samping untuk kesehatan tubuh saat seseorang menghisap ganja. Berikut ini efek sampingnya:

Menghisap ganja setiap hari bisa mengubah fungsi visual, misalnya pada sensitivitas kontras, ketajaman visual, dan penglihatan tiga dimensi. Sehingga kemampuan dalam fokus dan berkonsentrasi menjadi bermasalah akibat dari terlalu sering menghisap ganja. 

  • Meningkatnya untuk melukai diri sendiri

Seseorang dalam keadaan depresi dan gangguan bipolar.  Beresiko untuk melukai diri sendiri dan bunuh diri karena pengaruh ganja. Sebab ganja itu bersifat mengubah pola pikir seseorang.

Seseorang yang sudah mengalami ketergantungan ganja saat gelisah, mudah tersinggung dan nafsu makan berkurang dan tidur. Jalan satu-satunya untuk membantu menghilangkan rasa tersebut dengan menghisap ganja. Sehingga, membuat seseorang semakin ketergantungan pada ganja. Jika terlalu sering dan lama maka akan kehilangan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Ganja sangat membahayakan jantung, paru-paru dan pembuluh darah, bahkan bisa memicu kondisi kardiovaskular, misalnya serangan jantung dan stroke. Terjadi kelainan seperti takikardia dan fibrilasi atrium yang meningkatkan denyut jantung. Sehingga memicu meningkatkan kebutuhan jantung akan oksigen, menganggu saluran arteri, dan tekanan darah yang tinggi.

Zat yang terkandung dalam ganja akan mempersulit seseorang untuk fokus dan mengingat peristiwa. Hal tersebut, salah satu efek jangka pendek berlangsung selama 24 jam atau lebih setelah berhenti menghisap ganja. Selain itu bisa menganggu kewaspadaan, dan memori untuk berkontribusi ke sel-sel otak.

Solusi Kecanduan

Kecanduan obat atau narkoba merupakan fase yang sangat berbahaya bagi korban penyalahguna. Jenis narkoba beraneka ragam, salah satunya ganja. Jika memiliki teman atau keluarga dengan masalah kecanduan ganja, segera hubungi Ashefa Griya Pusaka untuk berkonsultasi secara gratis.

Demikianlah penjelasan mengenai menghirup ganja akan mempengaruhi hasil tes urin. Jika kamu sudah tau ganja itu berbahaya untuk kesehatan, sebaiknya menghindari hal tersebut. Karena jika sudah kecanduan ganja, maka akan sulit untuk berhenti. Cara yang paling tepat jika kecanduan adalah dengan melakukan rehabilitasi. Rehabilitasi yang di sarankan sudah terpercaya, aman dan lengkap seperti di pusat rehabilitasi narkoba Ashefa Griya Pusaka. Kamu bisa berkonsultasi langsung dengan dokter yang ahli di bidangnya. 

Berapa lama ganja bertahan di dalam tubuh

  • 1

    Ketahui faktor-faktor yang menentukan periode ganja terdeteksi dalam tubuh Anda. Setelah mengonsumsi ganja, THC, bahan psikoaktif utamanya, tetap tinggal di dalam tubuh. Lamanya waktu THC (atau metabolitnya - zat kimia hasil pemecahan senyawa tersebut) berada dan dapat terdeteksi di dalam tubuh berbeda-beda bagi setiap orang dan tergantung pada sejumlah faktor kesehatan dan gaya hidup (baca di bawah ini).

    • Metabolisme. Metabolisme Anda memegang peranan dalam seberapa cepat atau lambat metabolit THC dipecah dan dikeluarkan dari dalam tubuh Anda. Setiap orang punya laju metabolisme yang berbeda, tergantung pada tinggi dan berat badan, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan faktor genetik yang menentukan seberapa cepat THC dikeluarkan dari dalam tubuh.
    • Lemak tubuh. THC disimpan di sel-sel lemak. Ini berarti bahwa setelah menggunakan ganja, THC paling banyak tertimbun di organ-organ berlemak seperti di otak, ovarium/indung telur, dan testis/buah pelir. Meski demikian, metabolit THC juga dapat terdeteksi di lemak tubuh sampai selama satu bulan setelah menggunakan ganja.[1]
    • Frekuensi konsumsi. Frekuensi Anda menggunakan ganja turut menentukan lamanya periode ganja dapat terdeteksi di dalam tubuh Anda. Karena THC dan metabolitnya masih ada di dalam tubuh bahkan setelah efek “terbang” yang tampak sudah hilang, penggunaan ganja yang sering akan menyebabkan jumlah zat kimia ini menimbun, sampai akhirnya mencapai jumlah yang sangat tinggi. Karena itu, para pengguna berat biasanya teruji positif untuk waktu yang lama daripada para pengguna ringan jika mereka berhenti menggunakan ganja pada waktu yang sama.
    • Potensi. Potensi ganja juga berpengaruh pada lamanya waktu zat kimia ganja berada di dalam tubuh Anda. Ganja kuat - yaitu, ganja dengan jumlah THC tinggi - akan berada di dalam tubuh Anda lebih lama daripada ganja berkualitas rendah.
    • Olahraga/gaya hidup. Tingkat olahraga seseorang juga diketahui memengaruhi jumlah THC dalam tubuhnya - yang kurang diketahui yaitu “bagaimana” tepatnya olahraga memengaruhi jumlah tersebut. Berlawanan dengan mitos populer yang mengklaim bahwa olahraga dapat “mengeluarkan” THC dari dalam tubuh dengan membakar sel-sel lemak, beberapa penelitian ilmiah malah menemukan yang sebaliknya untuk jangka waktu pendek - dengan kata lain, berolahraga sehari setelah menggunakan ganja dapat sedikit “meningkatkan” jumlah THC di dalam darah.[2]

  • 2

    Ketahui apakah Anda calon yang mungkin diajukan untuk tes narkoba. Jika calon pemberi kerja Anda punya sekitar 100 karyawan atau punya dukungan pemerintah atau keuangan pribadi, Anda kemungkinan akan dites narkoba, baik sebagai syarat penerimaan kerja atau pada suatu waktu selama masa jabatan Anda di perusahaan tersebut. Departemen Pertahanan AS misalnya, mensyaratkan tes narkoba dan pengawasan rutin bagi semua anggota militernya, selain itu, petugas pengawas pembebasan bersyarat/masa percobaan juga diwajibkan menjalani tes narkoba yang sama. Di bidang kerja lainnya, seperti di bidang restoran dan perhotelan, tes narkoba jarang dilakukan, namun bukannya sama sekali tidak ada.

    • Perlu dicatat bahwa, meski tes urine dapat digunakan untuk tes kehamilan dan kondisi-kondisi medis tertentu lainnya, pemberi kerja Anda tidak punya dasar hukum untuk melakukannya, sedangkan AS, berdasarkan U.S. Equal Employment Opportunity Commission (EEOC), sebenarnya malah dilarang tidak memekerjakan seseorang atas dasar salah satu dari kondisi-kondisi tersebut.[3]

  • 3

    Ketahui berbagai macam tes narkoba yang berbeda yang mungkin akan Anda jalani. Ada sejumlah cara berbeda yang dapat digunakan oleh pemberi kerja untuk mendeteksi THC di dalam sistem tubuh Anda. Cara-cara tersebut bervariasi dalam hal harga, kemudahan, dan keakuratan. Ini artinya, sebagian besar pemberi kerja (tapi tentu saja tidak semuanya) akan memilih menggunakan metode-metode yang lebih murah, meski pemberi kerja yang menawarkan posisi dengan tanggung jawab besar mungkin akan mensyaratkan tes narkoba yang lebih mahal. Di bawah ini adalah jenis-jenis tes narkoba yang paling sering disyaratkan:

    • Uji saliva. Uji saliva menggunakan sampel usapan dari dalam mulut, biasanya murah dan hanya dapat mendeteksi penggunaan narkoba dalam jangka waktu sangat pendek. Secara teori, uji ini dapat mendeteksi THC jika hanya terpaut beberapa hari dari hari penggunaan narkoba. Beberapa pemberi kerja lebih suka menggunakan uji saliva karena mudah dilakukan, sehingga dapat melakukan uji ini secara dadakan, dan sangat sulit dihindari. Namun, uji saliva dinilai kurang akurat dan tidak banyak digunakan di AS, meskipun banyak digunakan di negara-negara lain, seperti Australia.[4]
    • Uji urine. Uji urine tidak mendeteksi THC di dalam tubuh, melainkan mendeteksi metabolitnya, THC-COOH, yang dihasilkan setelah menggunakan ganja dan dapat tetap tertinggal di dalam tubuh lama setelah THC-nya sendiri sudah hilang. Ada dua jenis uji urine yang dapat diminta oleh pemberi kerja:
      • Metode pertama, pilihan yang paling lazim digunakan, Anda akan diminta untuk pergi ke laboratorium klinik. Di sana, urine Anda akan dikumpulkan di gelas khusus yang disegel dengan selotip anti rusak, dan dikirim ke lab pengujian untuk diuji.
      • Metode kedua, pilihan yang lebih hemat biaya, yang dengan cepat menjadi populer, yaitu tes urine di tempat yang sering digunakan untuk uji narkoba dadakan pada karyawan dan pasien, juga pada program-program rehabilitasi narkoba.
    • Tes darah. Tes darah menguji keberadaan THC dalam darah. THC hanya ada sebentar saja di dalam darah (biasanya sekitar 12-24 jam)[5] , jadi cara ini tidak lazim digunakan untuk syarat penerimaan karyawan. Tes darah biasanya digunakan untuk menentukan apakah seseorang baru-baru ini “di bawah pengaruh narkoba” pada situasi di mana informasi ini penting (seperti, contohnya, setelah kecelakaan di tempat kerja).
    • Uji folikel rambut. Uji ini biasanya mahal dan paling banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sangat sensitif atau yang memerlukan izin khusus. Tergantung pada panjangnya rambut, uji rambut dapat menunjukkan hasil penggunaan narkoba sampai tiga bulan yang lalu.[6] Uji rambut banyak digunakan di industri kasino.

    Iklan