Berapa lama dajjal akan hidup di bumi allah

Berapa lama dajjal akan hidup di bumi allah

Kenali Siapa Dajjal dan Apa Perintah Nabi Agar Terhindar Fitnah Dajjal, Pahami Sebelum Terlambat /Ilustrasi/pinterest.com

LINGKAR KEDIRI – Menurut para ahli agama, kehidupan di muka bumi ini akan mengalami lima fase, dan fenomena turunnya Dajjal ke muka bumi yaitu di fase akhir zaman.

Dilansir dari Instagram @7islami_news, Dajjal merupakan seorang manusia yang telah ditangguhkan ajalnya. Dajjal diberi kelebihan oleh Allah SWT untuk menguji keimanan manusia.

Sebagian besar umat Islam mengimani akan kemunculan makhluk bermata satu ini, walau belum diketahui kapan Dajjal akan keluar dari persembunyiannya.

Baca Juga: Jadwal Acara TV SCTV Hari Ini, Selasa 21 September 2021: Cinta Amara hingga Naluri Hati, Ada FTV 4 Jam Tayang

Makanan orang-orang beriman saat Dajjal muncul ke bumi yaitu 4 hal diantaranya, dzikir Tasbih, Tahmid, Tahlil, dan Takbir.

Lantas apakah hanya dengan dzikir manusia dapat melepas dahaga dan kenyang? Tentu tidak, namun dengan berdzikir adalah cara manusia di akhir zaman untuk terus bersabar dari kelaparan.

>

Ketika Dajjal keluar, ia akan memonopoli semua makanan diatas muka bumi, maka dengan puasa sunnah dan berdzikir kita dapat menghindari fitnah Dajjal.

Baca Juga: Cek Fakta: Jaringan Internet Akan Mati 24-30 September 2021, Begini Faktanya

Adapun beberapa kelebihan yang Allah SWT berikan pada Dajjal, diantaranya sebagai berikut.

  1. Dapat menyuburkan tanaman.
  2. Dapat berpindah tempat dalam sekejap mata.
  3. Bisa menurunkan hujan.
  4. Bisa menghidupkan orang yang sudah mati, padahal itu hanya jelmaan dari jin atau setan.
  5. Membawa surga dan neraka palsu.
  6. Siapapun yang bertemu Dajjal, maka akan jadi pengikutnya.

Baca Juga: Bantah Hamil! Lesti Kejora Beberkan Fakta Terkait Perubahan Bentuk Tubuhnya, Ternyata karena…

Sumber: Instagram @7islami_news

Dajjal akan muncul dan menjadi ujian besar jelang hari kiamat.

Dajjal akan muncul dan menjadi ujian besar jelang hari kiamat. Hari Kiamat (Ilustrasi)

Rep: Meiliza Laveda     Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ujian paling besar yang akan dihadapi umat manusia kelak menjelang hari kiamat adalah munculnya Dajjal. 

Baca Juga

Ada banyak hadits menuturkan tentang siapa Dajjal dan bagaimana kelak dia muncul serta tragedi yang diakibatkan.   

Dalam buku Tafsir Al-‘Usyr Al-Akhir dari Alquran Al Karim dijelaskan tentang munculnya Dajjal. Rasulullah SAW bersabda: مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنَ الدَّجَّالِ

 “Tidak ada perkara yang lebih besar antara penciptaan Adam sampai hari kiamat melebihi (fitnah) Dajjal.” (HR Muslim). 

Dajjal adalah seorang laki-laki dari keturunan Adam yang keluar pada akhir zaman. Di antaranya kedua matanya tertulis ka-fa-ra yang bisa dibaca setiap orang yang beriman.

Mata kanannya buta dan biji matanya bagaikan buah anggur yang mengapung. Saat pertama kali keluar, dia mengaku sebagai orang saleh. Lalu mengaku sebagai nabi, kemudian mengaku sebagai tuhan.  

Dia mendatangi suatu kaum dan mengajak mereka pada ajarannya. Namun, mereka mendustakan dan menolak perkataannya. Lalu dia meninggalkan mereka. Lantas harta-harta mereka mengikuti Dajjal, sehingga mereka tidak memiliki apa-apa. 

Kemudian dia mendatangi kaum lain, lalu dia mengajak mereka kepada ajarannya dan mereka menerima sekaligus percaya kepadanya. Dia memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka turunlah hujan. 

Pun memerintah bumi untuk menumbuhkan, maka tumbuhlah tanaman. Dia mendatangi manusia dengan membawa air dan api. Api yang dibawanya adalah air yang dingin sedangkan air yang dibawanya adalah api.

Sudah sepantasnya setiap orang yang beriman untuk berlindung kepada Allah dari fitnah Dajjal ini pada setiap penghujung sholat, membaca beberapa ayat dari awal surat Al-Kahfi jika bertemu dengannya. Juga berusaha menjauhi pertemuan dengannya karena dikhawatirkan akan terpedaya olehnya.

عن عِمْرَانَ بْنَ حُصَيْنٍ - رضي الله تعالى عنه - أنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ، فَوَاللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ، مِمَّا يُبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Siapa saja mendengar tentang Dajjal, maka menjaulah darinya. Demi Allah, sesungguhnya seseorang mendatanginya dan mengira bahwa dia adalah orang yang beriman, lantas dia mengikutinya disebabkan  syubahat yang dibawanya.” (HR Abu Dawud dari Imran bin Hushain).

Dajjal berada di muka bumi selama 40 hari. Di antaranya ada sehari bagaikan setahun, ada sehari bagaikan sebulan, ada sehari bagaikan sepekan, dan sisa hari-harinya seperti hari-hari kita di sini. Dia tidak akan meninggalkan suatu negeri atau permukaan bumi kecuali dimasukinya, Makkah dan Madinah. Kemudian Nabi Isa AS turun lalu membunuhnya.

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Pertanyaan:

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya:

Berapa lama batas waktu tinggalnya Dajjal di muka bumi?

Jawaban:

Lamanya Dajjal tinggal di muka bumi hanya empat puluh hari. Akan tetapi sehari seperti setahun, sehari seperti sebulan dan sehari seperti seminggu. Seluruh hari-hari yang dilaluinya seperti hari-hari yang kita lalui sekarang. Demikianlah yang dituturkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Para sahabat pernah bertanya kepada Nabi, “Ya Rasulullah, hari yang seperti setahun ini, apakah cukup shalat sehari saja?” Beliau menjawab: “Tidak! Kira-kirakanlah saja!”

Perhatikanlah contoh seperti ini agar kita bisa mengambil pelajaran bagaimana para sahabat senantiasa membenarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka tidak mau mentahrif (merubah atau menyelewengkan makna) atau menta’wil atau mengatakan bahwa hari tidak mungkin molor, karena matahari itu senantiasa beredar pada porosnya dan tidak berubah, akan tetapi memanjang lantaran banyak kesulitan yang terjadi pada hari itu atau karena hari itu sungguh melelahkan.

Mereka tidak mengatakan demikian sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang sok pintar, akan tetapi membenarkan bahwa hari itu setahunnya juga dua belas bulan secara hakiki tanpa perlu ditahrif ataupun di ta’wil.

Demikianlah mestinya seorang mukmin yang hakiki senantiasa tunduk terhadap apa yang diberikan oleh Allah dan Rasul-Nya berupa masalah-masalah ghaib meskipun akalnya tidak sampai. Mereka tahu bahwa apa yang diberitakan oleh Allah dan Rasul-Nya tidak mungkin sesuatu yang mustahil secara akal akan tetapi akal yang tidak sampai karena tak mampu mengetahuinya. Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan bahwa hari pertama dari hari-hari yang dilalui oleh Dajjal adalah seperti setahun.

Sekiranya hadits ini dibaca oleh roang-orang “belakangan” (muta’akhirin) yang mengaku sebagai kaum intelektual, mereka akan mengatakan, bahwa panjangnya hari itu merupakan majaz dari keletihan dan kesulitan yang ada pada hari itu, karena hari-hari bahagia adalah pendek sedangkan hari-hari sial adalah panjang.

Berbeda dengan para sahabat radhiyallahu ‘anhum yang karena kejernihan hati dan ketundukan mereka menerima apa adanya dan mengatakan dengan polos bahwa Dzat yang telah menciptakan matahari menjadikannya berputar selama 24 jam sehari semalam kuasa untuk menjadikannya berputar 12 bulan, karena Pencipta itu hanya satu dan Dia Maha Kuasa.

Karena itulah mereka menerima dan pasrah, sedangkan yang ditanyakan adalah, “Bagaimana kami melakukan shalat !” Mereka menanyakan tentang masalah syar’i yang dibebankan kepada mereka, yaitu shalat.

Demi Allah, ini merupakan hakikat ketundukan dan kepasrahan. Mereka mengatakan, “Ya Rasulullah! Hari yang seperti setahun itu, cukupkah bagi kita shalat sehari saja?” Beliau menjawab, “Tidak, namun kira-kirakanlah saja!” Subhanallah …. Jika anda mau merenungkan, pasti jelas sekali bawah dien ini benar-benar sempurna dan menyeluruh, karena tidak mungkin ada satu masalahpun yang dibutuhkan oleh manusia sampai hari kiamat melainkan akan dia dapatkan pangkalnya dien ini.

Bagaimana Allah membuat para sahabat itu menanyakan yang demikian? Ini dimaksudkan agar dien ini menjadi sempurna dan tidak lagi butuh penyempurnaan. Manusia yang hidup di daerah-daerah kutub sekarang ini membutuhkan penjelasan semacam ini, karena di sana bisa terjadi malam hari selama 6 bulan dan siang hari selama 6 bulan pula. Oleh karena itu, mereka membutuhkan hadits ini.

Perhatikanlah bagaimana Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyampaikan fatwa seperti ini sebelum problema seperti ini terjadi, karena Allah telah berfirman:

Artinya: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian dien kalian dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku atas kalian.” [Al-Ma’idah : 3]

Demi Allah, kalau kita renungkan “Telah Aku sempurnakan dien kalian atas kalian”, pastilah kita tahu bahwa selamanya tidak akan terdapat satu kekuranganpun. Ia sempurna dari segala sisi. Sedangkan kekurangan ada pada diri kita, entah karena sempitnya akal dan pemahaman kita atau karena adanya kehendak-kehendak yang tidak terarah dan tidak terkendali dari manusia yang hanya ingin memenangkan pendapatnya sehingga ia buta dari kebenaran. Namun kalau saja kita mau perhatikan berdasarkan ilmu dan pengetahuan serta niat baik, pasti akan kita dapatkan bahwa dien ini tidak memerlukan penyempurna dan tidak mungkin muncul satu masalah yang kecil ataupun yang besar melainkan terdapat pemecahannya dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Akan tetapi ketika hawa nafsu telah mendominasi manusia, jadilah sebagian manusia buta dari kebenaran dan kebenaran itu tidak tampak olehnya. Anda akan dapati mereka itu jika muncul suatu peristiwa atau masalah yang belum pernah dikenal sebelumnya secara persis, meskipun jenisnya sama, mereka saling berselisih pendapat lebih dari jumlah jari-jari mereka. Jika hal itu mengandung dua pendapat, ada dapati mereka terdapat sepuluh pendapat. Ini semua karena hawa nafsu telah mendominasi manusia dewasa ini. Seandainya tidak dan niat yang ada adalah lurus, pemahamannya bersih, serta ilmunya luas, tentu kebenaran itu akan jelas.

Pokoknya, bahwa Rasul  shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitahukan bahwa Dajjal itu akan tinggal selama empat puluh hari, dan setelah empat puluh hari itu turunlah Al-Masih Isa putra Maryam yang dahulu telah dianggkat oleh Allah kepadaNya. Dalam sebuah hadits shahih disebutkan: “

“Dia (Nabi Isa) akan turun di Menara Putih timur kota Damaskus dengan meletakkan kedua telapaknya pada sayap dua malaikat. Jika kepalanya menunduk keluar aroma dan jika diangkat keluar permata seperti mutiara. Tiada seorang kafirpun yang mendapatkan baunya kecuali ia pasti mati.” Ini merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah. Selanjutnya Nabi Isa terus memburu Dajjal sehingga terpojok di Pintu Ludd di Palestina lalu dibunuh di sana. Saat itulah akhir riwayatnya.”

Nabi Isa selanjutnya tidak mau menerima agama lain selain Islam dan dia tidak mau menerima Jizyah. Dia juga akan menghancurkan salib dan membunuh babi sehingga tiada yang diibadahi dan disembah selain Allah. Bertolak dari sini, jizyah yang diwajibkan oleh umat Islam berakhir sampai di sini, ketika turunnya Isa. Namun tidak bisa dikatakan bahwa ini syari’at Nabi Isa ‘alaihis salam, karena Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitahukan hal itu serta menetapkannya. Tidak diberitahukan hal itu serta menetapkannya. Tidak diberlakukannya lagi jizyah setelah turunnya Nabi Isa merupakan Sunnah atau ketetapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena sunnah Rasul itu meliputi perkataan, perbuatan serta iqrar (pengakuan). Beliau berbicara tentang Nabi Isa putra Maryam serta memberikan pengakuan, maka ini termasuk sunnahnya. Isa tidaklah membawa syari’at baru dan tidak ada seorangpun yang akan membawa syari’at baru kecuali dengan syari’at Muhammad  shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga hari kiamat.

Inilah beberapa hal yang berkaitan dengan Dajjal yang bisa kami terangkan. Kita memohon kepada Allah agar melindungi kita semua dari fitnahnya.

[Disalin dari kitab Fatawa Anil Iman wa Arkaniha, yang di susun oleh Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, edisi Indonesia Soal-Jawab Masalah Iman dan Tauhid, Pustaka At-Tibyan]

Sumber: almanhaj.or.id

🔍 Makna Salam, Bolehkah Puasa Pada Hari Jumat, Doa Ketika Mendapat Fitnah, Akibat Sering Coli, Keutamaan Sholat Jumat Bagi Laki Laki, Tema Kultum Singkat